Apa itu Clickbait?
Istilah clickbait secara resmi tercantum di laman oxford dictionaries. Di dalam kamus tersebut dijelaskan bawah istilah itu sudah ada sejak tahun 1990-an. Berasal dari dua kata. Yakni, click dan bait. Kemudian lambat laun terjadi penyerapan bahasa. Dari dua kata dipadukan menjadi satu kata. Memiliki arti sendiri. Kemudian menjadi istilah resmi sehingga masuk kamus bahasa.
Tulisan terkait:
Clickbait secara harfiah artinya "umpan klik". Awas artinya bukan "umpan balik". Keduanya hal yang beda. Ada umpan tentu ada mangsa yang jadi sasaran. Juga pasti ada alat pancingannya. Bisa dikatakan clickbait adalah pancingan supaya seorang termakan umpan klik yang dimodifikasi sedemikian rupa. Dengan kata lain umpan tersebut bukan umpan biasa tanpa tambahan ramuan.
"Umpan klik" adalah fenomena anti kemanusiaan. Bagaimana tidak. Pengunjung diajak terbang tinggi ke langit teratas. Terlanjur menaruh harapan banyak. Membayangkan akan terpuaskan. Kenyataannya setelah diklik malah mengajak lagi jatuh ke bumi dengan kecepatan tinggi hingga terpendam di tanah terdalam. Dibegitukan sudah barang tentu menyakitkan.
Cara Kerja Clickbait
Istilah clickbait dalam konteks media sosial bisa digunakan dalam bentuk apapun. Baik berupa artikel seperti blog atau media online lainnya. Termasuk juga konten video seperti YouTube. Semuanya demi satu tujuan. Supaya blog atau YouTube yang dimiliki pelaku ada yang mengunjunginya.
Para pembuat "jebakan klik" ini biasanya bermain licik pada umpannya. Mereka harus sekreatif mungkin mengolah kata-kata judul tautan. Tentu supaya calon pengunjung terprovokasi untuk segera mengkliknya. Mereka harus pintar memilih atau mengedit judul maupun gambar awal (pembungkus) sebagai pancingan.
Pelaku clickbait memodifikasi umpan yang tersaji secara beragam. Misalnya menggunakan tampilan cuplikan gambar tautan yang tak sesuai isinya. Bisa juga dengan menyusun kata-kata pada judul yang hiperbola (berlebihan). Intinya supaya tangan calon mangsa gatal. Akhirnya ia mau memakan umpan yang ditebar.
Dengan penuh masa bodoh dan tak berpikir jangka panjang. Para pelaku tak peduli apakah pengunjung akan mau kembali lagi atau tidak. Mau mampir lagi di blog maupun YouTube miliknya atau tidak. Mereka cuma bernafsu ingin dapat pengunjung banyak. Tindakan seperti itu sungguh keterlaluan.
Asumsi yang dibangun adalah dengan banyak pengunjung maka peluang bertambahnya klik iklan makin besar. Semakin banyak yang mengklik maka perolehan pendapatan uang makin membludak. Hal ini memang menggiurkan. Namun secara jangka panjang amat merugikan.
Contoh yang paling fenomenal adalah link berjudul "Upin Ipin Dewasa". Coba ditelusuri di google dengan kata kunci itu. Hasilnya beberapa link video YouTube yang judulnya tidak jauh beda. Namun setelah diklik. Ternyata hanya video berisi cerita Upin Ipin yang biasa. Tetap kecil, imut, gundul, dan penuh kecomelan. Sangat jauh berbeda antara judul maupun cuplikan gambar mini dengan isinya.
Adapun judul lengkapnya clickbait semisal "HEBOH! Remaja ini ikut terjebak bisnis prostitusi online". Padahal isinya tidak ada satupun yang menjelaskan tentang remaja yang terjebak. Justru yang ada remaja itu menikmatinya. Sebab uang yang didapat banyak. Seharusnya judul diganti "Satu lagi, remaja Manado terlibat prostitusi online".
Tindakan clickbait dalam bentuk memanipulasi cuplikan gambar bisa juga mengeksploitasi SARA. Misalnya gambar mini tautan menampilkan gambar beberapa cewek berjilbab. Padahal para perempuan yang sedang diberitakan bukan beragama Islam. Ceritanya tentang para istri yang rebutan warisan harta suaminya yang jadi korban pesawat kecelakaan.
Contoh clickbait lain pada kasus periklanan judulnya seperti "AMPUH! Ramuan ini menghilangkan panu semalam". Kenyataannya hanya berisi produk promosi obat. Di mana resiko penggunaannya tidak ikut dijelaskan. Misalnya menimbulkan perih dan luka kehitaman. Seharusnya link atau tautan itu berjudul "Rekomendasi obat penghilang panu".
Contoh judul yang mengandung unsur clickbait lainnya adalah "Orang Jepang bisa Kejang menonton film beranak dalam kuburan". Padahal judul seharusnya "Review film horor: Beranak dalam kuburan".
Bila ditelusuri dengan seksama masih banyak kasus clickbait yang lainnya. Judul-judul itu seperti berikut:
2. "Gunakan tips ini, supaya disayangi pasangan"
3. "Situs Banjirembun.com makin meroket? Ini penjelasan Founder-nya"
Sejujurnya kami akui di website banjirembun ini juga ada unsur clickbait-nya. Tujuannya bukan untuk mencari keuntungan. Hanya untuk kreasi satir belaka. Di mana judulnya berkesan seolah ada dukungan *Bajir Embun* pada PKI dan ISIS. Tujuannya saat itu guna lucu-lucuan terutama untuk para pendukung PKI dan ISIS yang sebenarnya. Sekarang kami kapok tidak mau lagi seperti itu.
Contoh clickbait pada laman banjirembun.com:
Dengan itu jelas pendukung Jonathan merupakan pemilik Alexia. Nah, isi tulisan itu tentu juga menjelaskan jatidiri Alexia beserta pemiliknya. Nama pemiliknya siapa. Alexia itu jenis usaha apa. Serta bagaimana peran pemilik Alexia dalam membantu Jonathan. Bila perlu menjelaskan sejarah hubungan pemilik Alexia dan Jonathan di masa lalunya. Kenapa sampai bisa begitu klop berpasangan.
Itu sekelumit tulisan dari saya. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Semoga bermanfaat. Jangan sungkan menyampaikan masukkan kepada kami. Kirimkan tulisan dan masukkan kalian ke saluran menu "Kontak Kami". Sungguh merasa berharga bila kami mendapat perhatian dari kalian.
Istilah clickbait secara resmi tercantum di laman oxford dictionaries. Di dalam kamus tersebut dijelaskan bawah istilah itu sudah ada sejak tahun 1990-an. Berasal dari dua kata. Yakni, click dan bait. Kemudian lambat laun terjadi penyerapan bahasa. Dari dua kata dipadukan menjadi satu kata. Memiliki arti sendiri. Kemudian menjadi istilah resmi sehingga masuk kamus bahasa.
Tulisan terkait:
Clickbait secara harfiah artinya "umpan klik". Awas artinya bukan "umpan balik". Keduanya hal yang beda. Ada umpan tentu ada mangsa yang jadi sasaran. Juga pasti ada alat pancingannya. Bisa dikatakan clickbait adalah pancingan supaya seorang termakan umpan klik yang dimodifikasi sedemikian rupa. Dengan kata lain umpan tersebut bukan umpan biasa tanpa tambahan ramuan.
Dengan pengertian
tersebut maka istilah clickbait juga bisa diartikan sebagai
perangkap atau "jebakan klik". Di mana, umpannya berupa ringkasan
gambar mini (thumbnail image) dan juga judul link atau
tautan yang menggoda. Sedang mangsanya tentu pengguna medsos. Adapun alat
pancingnya berupa medsos itu sendiri.
"Umpan klik" adalah fenomena anti kemanusiaan. Bagaimana tidak. Pengunjung diajak terbang tinggi ke langit teratas. Terlanjur menaruh harapan banyak. Membayangkan akan terpuaskan. Kenyataannya setelah diklik malah mengajak lagi jatuh ke bumi dengan kecepatan tinggi hingga terpendam di tanah terdalam. Dibegitukan sudah barang tentu menyakitkan.
Cara Kerja Clickbait
Pada awalnya clickbait merupakan salah
satu strategi marketing para pelaku bisnis jurnalistik dan
periklanan. Namun lama kelamaan seiring berjalan waktu berubah jadi trik jahat.
Tak lagi mementingkan etika. Hal utama dibenak pelaku ialah mendapat keuntungan.
Tak peduli kekecewaan para pengunjung situs pada akun miliknya.
Istilah clickbait dalam konteks media sosial bisa digunakan dalam bentuk apapun. Baik berupa artikel seperti blog atau media online lainnya. Termasuk juga konten video seperti YouTube. Semuanya demi satu tujuan. Supaya blog atau YouTube yang dimiliki pelaku ada yang mengunjunginya.
Para pembuat "jebakan klik" ini biasanya bermain licik pada umpannya. Mereka harus sekreatif mungkin mengolah kata-kata judul tautan. Tentu supaya calon pengunjung terprovokasi untuk segera mengkliknya. Mereka harus pintar memilih atau mengedit judul maupun gambar awal (pembungkus) sebagai pancingan.
Pelaku clickbait memodifikasi umpan yang tersaji secara beragam. Misalnya menggunakan tampilan cuplikan gambar tautan yang tak sesuai isinya. Bisa juga dengan menyusun kata-kata pada judul yang hiperbola (berlebihan). Intinya supaya tangan calon mangsa gatal. Akhirnya ia mau memakan umpan yang ditebar.
Dengan penuh masa bodoh dan tak berpikir jangka panjang. Para pelaku tak peduli apakah pengunjung akan mau kembali lagi atau tidak. Mau mampir lagi di blog maupun YouTube miliknya atau tidak. Mereka cuma bernafsu ingin dapat pengunjung banyak. Tindakan seperti itu sungguh keterlaluan.
Asumsi yang dibangun adalah dengan banyak pengunjung maka peluang bertambahnya klik iklan makin besar. Semakin banyak yang mengklik maka perolehan pendapatan uang makin membludak. Hal ini memang menggiurkan. Namun secara jangka panjang amat merugikan.
Contoh Clickbait
Sebagaimana penjelasan
di sebelumnya. Bahwa bentuk jebakan klik mayoritas bermain pada judul tautan
dan gambar mininya (cuplikan gambar). Dengan membuat judul sensasional disertai
gambar mini yang menggoda. Ada pula ditambahi prolog yang bermakna ganda.
Namun ternyata isi tak begitu sesuai dengan pancingannya. Bahkan pada
kategori parah malah bertolak belakang.
Contoh yang paling fenomenal adalah link berjudul "Upin Ipin Dewasa". Coba ditelusuri di google dengan kata kunci itu. Hasilnya beberapa link video YouTube yang judulnya tidak jauh beda. Namun setelah diklik. Ternyata hanya video berisi cerita Upin Ipin yang biasa. Tetap kecil, imut, gundul, dan penuh kecomelan. Sangat jauh berbeda antara judul maupun cuplikan gambar mini dengan isinya.
Contoh thumbnail image atau
cuplikan gambar pada blog maupun Youtube berjudul "Upin Ipin
Dewasa" (sumber gambar)
|
Ciri-ciri judul tautan
yang masuk kategori clickbait adalah mengandung frase
sensitif, provokatif, berbau seksual, hiper presuasif, bermakna bias (ambigu),
dan yang semacamnya. Contonya diawali kata "ASTAGA!",
"HEBOH!", "DAHSYAT", "DUARRR!", dan yang semacamnya.
Padahal seharusnya penggunaan tanda seru (!) pada judul harus dihilangkan.
Adapun judul lengkapnya clickbait semisal "HEBOH! Remaja ini ikut terjebak bisnis prostitusi online". Padahal isinya tidak ada satupun yang menjelaskan tentang remaja yang terjebak. Justru yang ada remaja itu menikmatinya. Sebab uang yang didapat banyak. Seharusnya judul diganti "Satu lagi, remaja Manado terlibat prostitusi online".
Sedang cuplikan gambar
yang masuk kategori clickbait ialah mengandung unsur porno
(gambar sensual perempuan). Gambar memanjakan mata, gambar aneh, menggiurkan,
gambar editan, dan yang semacamnya. Umumnya gambar itu tidak akan ditemukan
pada berita televisi maupun koran. Juga tidak ditemukan pada media online resmi
yang tentu terdaftar di pemerintahan.
Ilustrasi thumbnail
image atau gambar mini yang berkategori clickbait. Cari di
google dengan kata kunci "gambar raksasa" (sumber gambar)
|
Tindakan clickbait dalam bentuk memanipulasi cuplikan gambar bisa juga mengeksploitasi SARA. Misalnya gambar mini tautan menampilkan gambar beberapa cewek berjilbab. Padahal para perempuan yang sedang diberitakan bukan beragama Islam. Ceritanya tentang para istri yang rebutan warisan harta suaminya yang jadi korban pesawat kecelakaan.
Contoh clickbait lain pada kasus periklanan judulnya seperti "AMPUH! Ramuan ini menghilangkan panu semalam". Kenyataannya hanya berisi produk promosi obat. Di mana resiko penggunaannya tidak ikut dijelaskan. Misalnya menimbulkan perih dan luka kehitaman. Seharusnya link atau tautan itu berjudul "Rekomendasi obat penghilang panu".
Contoh judul yang mengandung unsur clickbait lainnya adalah "Orang Jepang bisa Kejang menonton film beranak dalam kuburan". Padahal judul seharusnya "Review film horor: Beranak dalam kuburan".
Bila ditelusuri dengan seksama masih banyak kasus clickbait yang lainnya. Judul-judul itu seperti berikut:
1. "7 cara menaklukkan
perempuan, yang nomor tiga bikin meleleh!!"
2. "Gunakan tips ini, supaya disayangi pasangan"
3. "Situs Banjirembun.com makin meroket? Ini penjelasan Founder-nya"
Sejujurnya kami akui di website banjirembun ini juga ada unsur clickbait-nya. Tujuannya bukan untuk mencari keuntungan. Hanya untuk kreasi satir belaka. Di mana judulnya berkesan seolah ada dukungan *Bajir Embun* pada PKI dan ISIS. Tujuannya saat itu guna lucu-lucuan terutama untuk para pendukung PKI dan ISIS yang sebenarnya. Sekarang kami kapok tidak mau lagi seperti itu.
Contoh clickbait pada laman banjirembun.com:
1. Saatnya PKI di Indonesia Bangkit Lagi.
2. DEKLARASI *Banjir Embun* Mendukung ISIS
Contoh lain clickbait adalah
"Backing Jonathan tersangka utama bom rumah ibadah, ternyata
bukan orang biasa." Judul itu tidak jelas. Kriteria bukan orang biasa itu
seperti apa. Seharusnya berjudul "Jonathan tersangka bom rumah ibadah,
didukung pemilik Alexia". Ingat ya bukan Alexis tapi Alexia. Ini hanya
contoh belaka. Hanya untuk lucu-lucuan. Jangan baper alias terbawa perasaan.
Dengan itu jelas pendukung Jonathan merupakan pemilik Alexia. Nah, isi tulisan itu tentu juga menjelaskan jatidiri Alexia beserta pemiliknya. Nama pemiliknya siapa. Alexia itu jenis usaha apa. Serta bagaimana peran pemilik Alexia dalam membantu Jonathan. Bila perlu menjelaskan sejarah hubungan pemilik Alexia dan Jonathan di masa lalunya. Kenapa sampai bisa begitu klop berpasangan.
Itu sekelumit tulisan dari saya. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Semoga bermanfaat. Jangan sungkan menyampaikan masukkan kepada kami. Kirimkan tulisan dan masukkan kalian ke saluran menu "Kontak Kami". Sungguh merasa berharga bila kami mendapat perhatian dari kalian.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Clickbait: Arti, Cara Kerja, dan Contohnya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*