Sekarang ini manusia berada di zaman digital. Era di mana koneksi jarak jauh mudah dilakukan. Apalagi jenis media sosial (medsos) begitu banyak pilihan. Masing-masing berlomba memberi fasilitas yang tak kalah memanjakan. Pengguna dibuat betah berlama-lama.
Komunikasi jarak jauh tidak lagi mahal. Tidak sulit malah memudahkan. Semua bisa mengaksesnya. Mulai yang kecil hingga dewasa. Asal punya perangkat elektronik yang mumpuni untuk berselancar. Tentunya juga punya paket datanya. Pasti bisa mengembara dengan media sosial.
Medsos adalah dunia liar. Dunia yang membebaskan pengguna dalam menjelajah kesenangan seluasnya. Berkomunikasi sebebasnya dengan siapa saja. Baik pada orang dikenal maupun tidak. Dengan iming-iming itu, siapa yang tak tertarik berkelana. Mengarungi lapangnya media sosial.
Memang, pihak pengelola medsos memberi fasilitas menu laporan. Yakni, melaporkan siapa saja yang berbuat pelanggaran. Namun, sayangnya itu masih bisa diakali bagi yang benar-benar niat. Dengan membuat akun baru dan nama baru tentunya. Biar bisa kembali berkelana.
Bisa dikata, tidak semua pengguna sadar untuk berbuat hal positif saat berselancar. Mereka menggunakan medsos untuk kedunguan. Menebar ketidaknyamanan. Berulah demi mendapat perhatian. Akhirnya, medsos hanya jadi tempat pelampiasan. Dengan memancarkan energi negatif dalam dirinya untuk ditularkan.
Sesekali mencari hiburan menggunakan medsos tak masalah. Asal tidak berlebihan. Apalagi secara terus-terusan. Sebab manusia bukan mesin yang harus monoton dan tanpa senyuman. Tak perlu jadi anti bermedsos ria. Sebab medsos juga ada segi positifnya. Tinggal pengguna mau mengurung segi negatifnya atau tidak.
Oleh sebab itu, pengguna harus memperhatikan hal-hal sensitif saat asyik bermedia sosial. Dari kenyataan itu dirasa kami perlu menjabarkan larangan saat bermedia soasial. Tindakan yang tak boleh dilakukan saat bermedsos adalah:
1. Terlalu reaktif atau tanggap berlebihan. Cepat mengomentari postingan seseorang yang dirasa ambigu, bias, dan janggal. Lebih utama tatkala masih ragu, risih, dan bingung terhadap postingan seseorang ditanyakan dulu apa maksudnya. Barangkali si pengepos punya alasan mendasar. Bila postingan ternyata benar-benar salah, hoax, bukan pada tempatnya, dan semacamnya maka harus diingatkan dengan cara bijak. Tidak menyudutkan. Tidak pula membullinya bersama-sama.
2. Keminter atau sok pintar. Saat bermedsos tidak boleh menulis hal-hal yang menyebabkan orang lain merasa disudutkan. Kesan menyepelekan dan merendahkan begitu terasa. Meremehkan pihak lain yang dianggap berbeda. Baik beda kepentingan maupun beda pendapatan. Merasa unggul dari pada yang lainnya. Padahal di medsos sesungguhnya banyak langit di atas langit bahkan bisa jadi lebih tinggi lagi darinya. Oleh sebab itu carilah lingkungan (group) di medsos yang sesuai dengan levelnya. Bila beda level lebih baik diam agar mulut terselamatkan.
3. Menyebar hoax. Ini sudah pasti sebuah kesalahan mutlak. Tak bisa ditawar-tawar pelakunya harus diingatkan. Tentu dengan bahasa yang sopan dan pantas. Bukankah memang seharusnya mengingatkan untuk kebaikan harus menggunakan cara baik pula? Bisa jadi si pengirim hoax tidak sengaja. Tidak sadar salahnya. Maksudnya baik tapi tidak tahu bahwa yang dilakukan bukan kebaikan. Sebab mata rantai hoax harus diputus segera. Supaya tidak banyak korban yang termakan.
4. Menyebarkan provokasi atau hasutan. Memancing pihak lain supaya bereaksi dengan cepatnya. Membangkitkan amarah pihak lain supaya panas suasananya. Bagi provokator merasa lega bila pancingannya dimakan mangsa. Lega karena tujuan akhirnya akan tergapai dengan mudah. Bisa jadi hanya lega karena dengan keisengannya bisa tercipta pertengkaran kecil atau sebaliknya membuahkan tawa bersama. Entah itu tawa beneran atau kepalsuan. Di sini harus hati-hati dengan ekstra. Sebab orang kadang berbeda dalam memahami tulisan. Maksudnya bercanda tapi dimaknai keseriusan.
Barangkali itu tulisan sedikit yang bisa kami berikan. Tentu masih ada larangan lain selain yang di atas. Tapi empat hal itu tak kalah penting untuk diperhatikan. Menjadi kunci aman saat mengembara di dunia maya.
Memang lebih baik banyak diamnya saat bermedia sosial. Bila pun ingin menulis buatlah tulisan yang bermakna. Tidak dibuat saat itu juga. Namun dirancang dulu di media offline yang mendukung membuat karya tulisan.
Terima kasih telah membaca. Mohon maaf atas segala kekurangan tulisan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
|
Hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial (gambar dimodifikasi dari sini) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Bijak Bermedsos, Jangan Lakukan Ini Ketika Bermedsos"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*