Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Mudahnya Mengurus HKI (Hak Kekayaan Intelektual) Lebih Mudah dari Mencari Uang

 Mudahnya Mengurus HKI (Hak Kekayaan Intelektual) Lebih Mudah dari Mencari Uang
Oleh: A. Rifqi Amin

Banjir Embun - Non Fiksi - Hari Ahad 08 Juli 2018 kemarin merupakan salah satu hari berkesan dalam hidup. Alur peristiwa perjalanan hidup dari pagi hingga malam dipenuhi berbagai kejutan. Meski semua agenda sudah saya kalkulasikan dengan matang tapi kenyataannya banyak yang meleset. Beberapa antaranya diawali pada pagi hari sebelum berangkat dari kota Malang menuju ke Kediri. Pada pagi itu saya ingin  transfer uang milik klien yang membatalkan pengajuan HKI. Saya lakukan di pagi hari buta karena klien terlihat galau dan meminta saya melakukan sesegera mungkin. Jujur saja dari puluhan klien, baru kali ini saya menghadapi klien yang begitu spesial. Dikatakan spesial karena saya harus banyak bersabar dan telaten menghadapi berbagai tuntutannya. Bagaimana tidak selain banyak tuntutan ini itu, dengan fasih dia mengatai saya orang sok sibuk. Tidak mengutamakan dia terlebih dahulu dan kata-kata lain yang tak kalah menguras emosi.





Wajar bila diri ini berpikir, mungkin dia menganggap saya sebagai kuli, buruh, orang yang amatir, atau apapun itu sehingga mudah direndahkan dan disepelekan. Padahal saya sudah mengurus karya puluhan klien dari berbagai latar belakang yang karyanya ingin di-HKI-an. Mulai dari profesor, doktor, hingga mahasiswa aktif pascasarjana di kampus negeri yang karyanya menurut saya jauh lebih berbobot. Ditambah lagi sertifikat HKI yang terbit melalui saya sudah tak terhitung. Mereka semua menghormati, merespon, dan serius untuk merevisi syarat-syarat yang telah saya koreksi. Sedangkan klien saya yang spesial tadi memberikan respon yang berbeda. Jangankan merevisi atau melengkapi syarat sesuai apa yang saya arahkan, yang ada malah saya mendapat bantahan (bahasa jawanya "ngengkel" atau "ngeyel" sehingga terkesan keminter) maupun kata-kata yang tidak pantas.



Topik lain: 

Persyaratan Mengajukan HKI

Jasa Murah Pembuatan Sertifikat HKI/HAKI Hanya 650 Ribu





Contoh Sertifikat HKI milik Akang Rifqi








Dia mengeluh WA saya jarang aktif, tapi sekali aktif tidak langsung merespon (menjawab) segela pertanyaan dari dia. Padahal kenyataannya WA saya sangat lambat alias lemot sehingga butuh waktu hingga beberapa puluh menit untuk siap digunakan secara normal. Sekali normal waktu saya habis untuk membaca dan membalas beberapa pesan. Selain itu, kadangkala yang membuka WA adalah istri saya. Belum lagi ketika hp saya harus saya gunakan untuk berbagi link website tulisan di blog banjir embun ke beberapa grup WA. Sebagai pembelaan dari saya yang tak kalah pentingnya adalah laptop yang saya gunakan mengalami kerusakan. Akibatnya data base milik klien yang saya letakkan di laptop tidak bisa dibuka. Dengan kata lain saya memulai lagi semua dari nol. Untuk mengetahui lebih detail tetang kronologi kerusakan laptop tersebut silakan anda baca menikmati musibah menjelang lebaran. Semoga musibah tersebut membawa berkah.


Contoh Buku yang diHKIkan

Keluhan yang lain ialah saat dia menelepon jarang saya angkat. Sebenarnya hal itu bukan karena sengaja tidak saya angkat tapi memang hp-nya tidak saya bawa saat cari nafkah di luar rumah. Alasan tidak membawa karena saya tidak ingin terganggu konsentrasi saat sedang mencari sesuap nasi. Namun, yang perlu digarisbawahi di sini adalah meski klien saya yang lain meminta saya untuk mengutamakan dirinya tapi mereka tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang merendahkan. Terlebih sekali lagi yang perlu dipahami bahwa mereka mematuhi segala arahan saya. Sayapun akan rela dan semangat membantu bila perlakuan klien seperti itu. Itulah yang dinamakan dengan hubungan atau kerja sama yang bisa saling mengarhagai, memahami, dan saling pengertian.


Sejujurnya, saya kewalahan menghadapi banyak kegiatan yang harus saya selesaikan. Mulai dari penerbitan sertifikat HKI dari puluhan klien yang belum selesai (Alhamdulillah untuk puluhan yang lainnya sudah selesai), jual beli tanaman hias (Aglaonema), kegiatan cari nafkah di Malang,  kegiatakan riwa-riwi ke luar kota yang kadangkala dalam sepekan terjadi dengan frekuensi tinggi, dll. Bukan maksud sok sibuk, tapi memang kegiatan itu membutuhkan waktu, kesabaran, ketelatanan, dan keuletan. Bilapun saya bisa memilih saya ingin punya waktu sehingga punya alokasi untuk sering menulis di blog ini. Konsekuensinya saya harus pintar memilah mana di antara kewajiban saya tersebut yang harus diutamakan serta mana yang menurut saya harus diakhirkan. Salah satu klien yang tidak saya utamakan ialah mereka yang mengabaikan arahan dari saya. Maupun mereka yang dianggap meremehkan bahkan merendahkan saya.


Perlu diketahui untuk membantu satu karya agar bisa di-HKI-kan (mendapat sertifikat HKI) butuh waktu puluhan menit. Kadang satu klien sekali transaksi bisa saja mengajukan dua hingga lima karya. Bila data yang diajukan oleh klien ke saya masih mentah dan penciptanya lebih dari satu orang maka waktu yang diperlukan kurang lebih satu jam bahkan kadang lebih. Alasannya, setiap pencipta mempunyai data yang harus saya sesuaikan dengan syarat-syarat lainnya. Saya harus mengedit syarat yang mereka ajukan dengan menggunakan beberapa aplikasi komputer sehingga layak untuk saya ajukan ke Kemenkumhan. Ada klien yang sadar merevisi sendiri. Namun, untuk klien yang spesial tersebut dengan kasarnya menyuruh saya untuk merevisinya. Maunya ialah dia hanya tinggal tanda tangan di atas materai.


Topik lain:

CONTOH Sertifikat HAKI/HKI ONLINE (E-Hak Cipta) dari KEMENKUMHAN RI


Bagi saya klien spesial seperti kasus di atas tidak begitu mengagetkan. Saya sudah beberapa kali mendapat permintaan HKI palsu alias hanya tanya-tanya saja tapi ujung-ujungnya tidak jadi mengajukan lewat saya. Kalau tanya satu atau dua kali masih bisa dimaklumi tapi bila lebih dari itu saya anggap tidak wajar. Bukan sekedar itu, saya juga pernah mendapat tuntutan dari klien untuk segera menuntaskan syarat supaya bisa diajukan ke kemenkumhan. Kemudian dia saya beri arahan. Dari arahan tersebut dia kerjakan dengan benar, segera, dan mematuhi apa yang saya tentukan. Di sinilah adanya timbal balik (kesetaraan) saling mengisi dan melengkapi. Sedangkan dengan klien spesial di atas tadi tidak ada timbal balik, yang ada saya posisinya terus di bawah.






Demikian cerita lucu di atas. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Bagi bapak, ibu, atau adik mahasiswa yang ingin mendapatkan sertifikat HKI saya siap membantu. Saya adalah Agen Administrator HKI di mana secara administrasi bertugas membantu para pencipta yang karyanya ingin mendapat sertifikat HKI. Sertifikat HKI pada setiap karya yang diciptakan sangat penting dimiliki oleh lembaga perguruan tinggi, dosen, hingga mahasiswa pascasarjana. Manfaat dan kegunaan sertifikat HKI bersifat multidimensional. Tidak hanya untuk mencatatkan karya atau ciptaan secara legal-formal tapi juga bisa untuk meraih profit finansial. Selain itu, dengan mendaftarkan HKI ke kemenkumham bisa menandakan bahwa karya tersebut memang benar hasil ciptaan sendiri. Bukan hasil menjiplak (plagiat). Baik itu plagiat sebagian maupun seluruhnya. Saya siap membantu anda mencatatkan karya atau ciptaan anda ke Kemenkumhan yang dibuktikan dengan terbitnya sertifikat HKI. Silakan hubungi nomor WA saya di 08563350350.

Sekian tulisan dari saya. Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat.




Hak Kekayaan Intelektual (sumber gambar)




Baca tulisan menarik lainnya: