Topik lain:
Urgensi atau Peran Penting
Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Pengembangan PAI menyangkut ketercapaian Indonesia
bisa menjadi negara maju merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam sistem
pendidikan Nasional. Dengan penduduk mayoritas Muslim, Indonesia tidak akan
bisa lepas dari kebudayaan umat Islam, utamanya masalah pendidikan Islam. Asumsinya,
pendidikan termasuk pendidikan Islam punya andil besar dalam mewujudkan
peradaban unggul bangsa. Bila ditilik dari tinjauan sejarahnya pun ternyata dinamika
Pendidikan Islam berjalan secara menakjubkan. Dimulai dari masa kelahirannya
hingga tumbuh kembang, lalu terjadilah masa kemajuan Pendidikan Islam. Di mana
pada masa kejayaan itu pendidikan Islam telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar
yang berpengaruh bagi negaranya. Bahkan juga berpengaruh langsung maupun tidak
langsung terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern Barat. Meski, setelah
itu karena minimnya daya intelektualitas dan ide “pengembangan” menyebabkan pendidikan
Islam memasuki masa kemundurun. Baru pada sekitar awal abad 20-an akhirnya
terdapat tanda-tanda spirit kebangkitan pendidikan Islam melalui beberapa pengembangan
yang dilakukan hingga sekarang ini.
Pada dasarnya, pengembangan PAI diperlukan
bagi umat Islam dan bangsa Indonesia untuk mencetak generasi unggul. Yakni,
unggul sesuai dengan bidang kecerdasan masing-masing, salah satu contohnya
dalam bidang sosial atau kealaman. Dengan pengembangan tersebut, PAI bisa
membangkitkan kejayaan (kemajuan) pendidikan Islam. Tentu yang dibangkitkan ialah
semangat keilmuan, keintelektualitasan, dan hasilnya bisa mencerahkan
bagi masyarakat lain. Dari itu, PAI akan terus-menerus mencetak ilmuwan yang
mampu melahirkan IPTEK berlandaskan Islam. Salah satu fungsinya sebagai
penyeimbang IPTEK sekuler yang pergerakannya semakin liar. Dalam artian,
pengembangan IPTEK sekuler telah meningkatkan potensi dehumanisasi. Selain
juga, ke depannya PAI dapat menciptakan situasi sosial-politik –khususnya di
Indoneisa— menjadi lebih kondusif untuk mewujudkan keamanan, kedamaian,
keadilan, meminimalisir kemiskinan, dan tercapainya kesejahteraan.
Lebih terperinci,
pengembangan PAI pada setiap jenjang dan bentuk pendidikan Islam semakin
mendesak untuk dilakukan. Mengingat, terdapat beberapa permasalahan yang tak
terbendung lagi dan perlu ditanggulangi pada akhir-akhir ini. Misalnya, pertama masalah politik seperti korupsi,
politik uang, nepotisme, kecurangan pemilu maupun pilkada, dan pejabat partisan
yang hanya peduli pada sebagian kelompok masyarakat. Kedua masalah ekonomi meliputi terjadi jurang kesenjangan antara
rakyat miskin dengan kaum borjuis, lapangan kerja yang minim, dan kurangnya
semangat pemuda dalam berwirausaha. Ketiga
masalah sosial-kemasyarakatan mencakup perilaku seks bebas maupun seks
menyimpang, maraknya ayam kampus,
kasus mutilasi, kasus kekerasan hingga terorisme, dan ketidakpedulian manusia
terhadap lingkungan alam.
Keempat masalah keilmuan terdiri
dari minimnya ilmuwan pengetahuan umum yang menghayati agamanya dalam
menciptakan teknologi, minimnya penciptaan-penciptaan yang bisa bermanfaat bagi
kemajuan bangsa, dan masih ada kecenderungan dikotomi antara ilmu agama dengan
ilmu umum. Kelima, masalah
“pergesekkan” antar ormas Islam yang menjurus pada hal-hal negatif, seperti
perpecahan. Padahal semestinya gesekan tersebut bisa mengarah positif, yaitu
dalam bingkai berlomba-lomba dalam bidang kebaikan dan takwa. Di mana tidak
bisa tidak energi umat Islam bukan dihabiskan untuk “melawan” umat Islam
sendiri. Namun, untuk berlomba-lomba mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga
bisa bermanfaat bagi umat Islam pada khususnya dan tentunya untuk rakyat
Indonesia lainnya.
Dari pernyataan di atas, pengembangan PAI merupakan
salah satu bentuk nyata penyokong pengembangan kebudayaan di masyarakat.
Artinya, untuk sekian kali ditekankan PAI sudah semestinya berkonstribusi dalam
membangun kebudayaan unggul. Yakni, salah satunya kebudayaan yang bercirikan
aktif mengembangkan ilmu pengetahuan, cinta damai, berkarya serta mengabdi bagi
masyarakat, dan inspiratif. Dengan asumsi, suatu pengembangan budaya (dalam
bidang apapun itu) tidak akan bisa lepas dari perkembangan budaya dalam bentuk
atau bidang lainnya di masyarakat. Baik budaya yang berwujud “ide atau gagasan”
seperti penggunaan bahasa dalam komunikasi, maupun berwujud “benda” seperti teknologi
berwujud telepon seluler. Dengan kata lain, pengembangan PAI terjadi karena
dipengaruhi oleh perkembangan budaya lainnya, begitu pula sebaliknya. Misalnya,
merebaknya budaya “melek” teknologi informasi menyebabkan generasi muda mampu
menerima informasi dengan cepat dan mudah. Hal tersebut menuntut adanya
pengembangan PAI berbasis teknologi informasi. Sebaliknya, dengan adanya
pengembangan PAI berbasis teknologi informasi, maka bisa menggugah para ahli
teknologi informasi maupun ilmuwan terkait untuk semangat dalam menciptakan
media dan sumber pembelajaran PAI yang canggih.
Dari
semua pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan PAI merupakan
gagasan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Bahkan bila dilakukan
dengan konsisten (tetap berlandaskan pada al
Quran dan Hadith) bisa mencapai
derajat “keutuhan” dalam beragama. Pengembangan PAI juga menjadi faktor penting
bagi kesuksesan mewujudkan kemajuan negara Indonesia. Mengingat, kondisi
masyarakat Indonesia yang multikultural dan senantiasa rentan dengan
gesekan-gesekan. Dapat dikatakan, pengembangan PAI menjadi langkah penting
untuk tercapainya tujuan pendidikan Nasional. Terlebih, PAI merupakan bagian
dari sistem pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari lainnya. Selain itu, dengan adanya pengembangan akan bisa
memudahkan pendidik, peserta didik, serta seluruh manusia yang peduli dan
terlibat pendidikan Islam dalam mewujudkan tujuan PAI. Oleh karena itu, pengembangan PAI dimaksudkan tidak hanya untuk
mengatasi permasalahan, akan tetapi juga bisa memberikan pencegahan terhadap
masalah yang berpotensi terjadi.