Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Contoh BAB IV Tesis Penelitian Kualitatif




BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A.      Paparan Data
Dari penggalian data yang telah dilakukan dapat dipaparkan sebuah data (informasi) di antaranya pertama gambaran umum seputar pembelajaran PAI di UNP Kediri, pemaparan tentang ini perlu disajikan sebagai data utama untuk pemerkuat agrumentasi pembahasan pada bab V dan pemberian simpulan, implikasi, serta rekomendasi pada bab VI. Keduasistem pembelajaran PAI di UNP Kediri yang dijabarkan dalam pemaparan tentang materi PAI yang digunakan di UNP Kediri, kompetesi mahasiswa yang diharapkan setelah ikut mata kuliah PAI di UNP Kediri, strategi pembelajaran PAI di UNP Kediri, dan evaluasi pembelajaran PAI di UNP Kediri. Data-data tersebut diperoleh dengan cara wawancara mendalam yang kemudian diferifikasikan dengan metode dokumentasi dan observasi partisipan. Secara detail beberapa data yang didapat tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1.    Gambaran Umum Seputar Pembelajaran PAI di UNP Kediri
a.    Tentang Dosen PAI di UNP Kediri
Berdasarkan wawancara bahwa dosen-dosen PAI di UNP Kediri sebagian besar adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai suasta sebagai pengajar di berbagai Sekolah Menengah Umum Negeri dan lembaga-lembaga pendidikan suasta. Semua dosen PAI adalah lulusan Pascasarjana (S2) bahkan terdapat lulusan Doktoral (S3), walaupun ada beberapa jurusan yang diambil tidak linier dengan jurusan pendidikan Islam. Dipandang dari sudut jangkuan geografis tempat tinggal sebagian besar para dosen tidak jauh dari UNP Kediri. Karena terkendala kesulitan penggalian data dengan dokumentasi untuk diketahui data yang terperinci tentang Dosen PAI di UNP Kediri maka dilakukan wawancara untuk penggalian data lebih dalam. Secara rinci berikut ini adalah nama-nama dosen PAI yang ada di UNP Kediri:





Tabel 4.1 Nama-nama Dosen PAI di UNP Kediri

No.
Nama Dosen
Alamat[245]
Program Studi[246]
1.
Drs. Nur Sokhib, M.Pd.I[247]

Pendidikan Biologi, Penjaskesrek, dan PKn
2.
Drs. H. Masroni Natsir, M.Pd.I
Jalan Sunan Ampel Ngronggo Kota Kediri (utara MTsN Kediri 2)

3.
Suud
Bandar Kidul Gang 7 Kota Kediri
Fakultas Kesehatan
4.
Dr. Umi Hanik, M.Ag
Jl. Bandar Ngalim I/12  Kota Kediri

5.
Drs. Suyadi, M.Pd.I
Jl. Mauni 21 B Kota Kediri
Penjaskesrek, fakultas teknik, dan Fakultas Peternakan
6.
Drs. H. Khozin SM, M.Pd.I, M.M
Desa Pagu, Kec. Wates, Kab. Kediri
Sistem Informasi dan Teknik Informatika
7.
Ridwan, S.Ag, M.Pd[248]
Perum Wilis 2 Blok I 4 No. 4 Kec. Mojoroto Kota Kediri
Pendidikan Ekonomi, Fakutlas Ekonomi, PGSD, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Sejarah
8.
Lilik Maryuningsih, S.Ag, M.M[249]
Banjaran Gang Carik 87 Kota Kediri
Matematika, Ekonomi
9.
M. Taufiqurrohman

Fakultas Manajemen
10.
Abulloh Muttaqin, S.Sos, M.Pd.I[250]
Lingkungan Betik RT 25, Kelurahan Ngampel Kec. Mojoroto Kota Kediri
Fakultas Manajemen dan Prodi Pendidikan Matematika
11.
Hadi Muthohir, M.Pd.I
Kota Kediri

12.
Drs. M. Aziz, M.Pd.I
Kota Kediri


b.   Tentang Latar Belakang Mahasiswa Islam di UNP Kediri
Menurut Khozin,[251] Sokhib,[252] Ridwan,[253] Samari,[254] Suyadi,[255] dan Abdulloh[256]sebagian besar mahasiswa di UNP Kediri adalah berlatar belakang dari Sekolah Umum. Pernyataan ini didukung oleh Sri Suwarni “kebanyakan dari SMK,... Kebanyakan mahasiswanya dari Nganjuk.”[257] Sedang menurut staff Fakultas Ekonomi sebagian besar mahasiswa berasal dari luar Kota Kediri.[258] Konsekuensinya  berdasarkan pengamatan yang dilakukan banyak sekali kost-kostan yang berada di sekitar kampus UNP.[259] Serta banyak sekali ditemui aktivitas mahasiswa di berbagai kantor Unit Kegiatan Mahasiswa beserta sarana dan prasarananya salah satu contohnya adalah mading, panggung hiburan yang sangat besar (permanen), dan tempat duduk (Gazebo) di halaman kampus yang mampu menampung minat, bakat, dan waktu luang mahasiswa selain mengikuti pembelajaran formal mata kuliah di kampus.[260]
Sedang dari segi latar belakang minat serta aktivitas mahasiswadalam bidang seni ditemui dalam beberapa acara tv lokal acara Karawitan dan Campursari serta pertunjukan seni tradisional lain yang dilakukan oleh mahasiswa UNP Kediri.[261] Kegiatan lain yang pernah dilakukan oleh organisasi mahasiswa intra kampus adalah sering diadakan kegiatan konser musik Pop dari artis-artis band Ibu Kota.[262]Dengan demikian maka dapat disimpulkan mahasiwa UNP Kediri terdiri dari berbagai latar belakang profesi, asal sekolah, minat, bakat, dan lain sebagainya.

c.    Pengelolaan Dosen PAI dan Aturan Pelaksanaan Pembelajaran PAI di UNP

Dalam perekrutan Dosen PAI di UNP Kediri sistem akademiknya diserahkan pada prodi masing-masing, hal ini berlaku pula pada pengaturan pelaksanaan pembelajaran PAI sehingga penerapannya pada setiap prodi ada yang menetapkan 3 sks dan ada yang 2 sks. Seperti yang dikatakan Ichsanudin, “[untuk mengetahui dosen dan jadwalnya] silakan anda temui dekan dan kaprodi dengan menggunakan surat ini [surat disposisi], soalnya untuk mata kuliah agama kebijakannya diserahkan pada prodi masing-masing.”[263] Pernyataan tersebut didukung oleh Ridwan “[mengenai pengaturan kelas Dosen PAI] diatur oleh prodi masing-masing.”[264] Sedang dari segi pembagian alokasi waktunya lebih sepesifik Khozin menyampaikan “... Saya secara administratif mengajar 3 sks namun pada kenyataannya hanya 2 sks saja yaitu selama 100 menit [1 sks= 50 menit], namun untuk beberapa dosen lain ada yang secara tertulis 2 sks dan kenyataannya juga 2 sks. Hal ini menurut saya berkaitan dengan honorariumnya”[265]Selain itu menurut Endang menyatakan “yang saya ketahui kuliah agama itu setiap prodi berbeda penempatannya, ada yang di semester genap dan ada yang di semester gasal”.[266] Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Ichsanudin,[267] Nur Sokhib,[268] Abdulloh,[269] Taufiqurrahman,[270] dan Maesyaroh.[271]Sedang menurut Ari Permata Deny telah disampiakan “perekrutan dosen agama itu yang ngambil prodi masing-masing mas, jadi untuk masalah dosennya jenengan bisa mendatangi kantor prodi masing-masing.”[272]
Sedangkan hasil dari wawancara kepada Khozin,[273] Mafudoh,[274] Suyadi,[275] Sokhib,[276] Abdulloh,[277] dan beberapa mahasiswa[278] untuk pengelolaan kelasnya rata-rata setiap kelas di UNP Kediri yang merupakan kelas ‘gemuk’ jumlah mahasiswanya antara 40-50 orang. Sedang kelas biasa jumlahnya 30-40 orang dan Kelas kecil jumlah kelasnya hanya belasan orang saja. Sedang komposisi jenis kelaminnya setiap prodi berbeda, prodi tertentu kelasnya bermayoritas laki-laki (jumlah perempuan antara 4-10 orang) seperti prodi Penjaskerek dan Peternakan. Tapi pada prodi tertentu malah sebaliknya seperti di fakultas Ekonomi, dan pada prodi-prodi lain komposisi jenis kelaminnya hampir berimbang.
Dari segi manajemen organisasi kelas agar dihasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien maka dibentuklah PJM (Penanggung Jawab Mata Kuliah) oleh pengelola kampus. Menurut Khozin PJM adalah seorang mahasiswa yang diberi wewenang dan tanggung jawab “... Untuk ngoyak-ngoyak dosen yang terlambat.”[279] Hal yang sama juga disampaikan oleh Amin Istriananik tugas PJM adalah “mengingatkan dosen untuk masuk ngajar kuliah.”[280]Sedang pembagian kelasnya secara umum di UNP Kediri berlaku satu paket yang telah ditentukan dari pihak kampus, artinya mahasiswa tidak memiliki kesempatan untuk memilih kelas atau berpindah-pindah kelas yang sesuai dengan keinginannya sampai akhir semester (lulus).[281]

d.   Kepedulian Pengelola terhadap Kegiatan Agama Islam di UNP
Berkenaan tentang sistem pembelajaran PAI secara umum di UNP, setelah dilakukan penelaahan pada pembahasan sebelumnya di kajian pustaka bahwa sebuah sistem pembelajaran PAI bisa berjalan baik apabila didukung oleh beberapa komponen di luar sistem tersebut. Serta sebuah pembelajaran bisa dilaksanakan di mana saja termasuk di Masjid, tidak hanya di dalam kelas dengan catatan kegiatan pembelajaran tersebut masih dalam naungan tanggung jawab lembaga. Begitu pula pada sistem pembelajaran PAI di UNP Kediri bisa berjalan lancar dan tercapai tujuannya secara cepat (efektif) dan tepat guna (efisien) apabila ada dukungan dari komponen luar misalnya dari pengelola kampus dan adanya kegiatan-kegiatan kampus yang bermuatan nilai-nilai agama Islam.
Kepedulian Rektor UNP nampak dalam bentuk perilaku dan perkataan saat setelah pelaksanaan sholat Jum’at dia melakukan pengamatan terhadap atap Masjid yang rusak. Kemudian pengurus Masjid datang padanya untuk berjabat tangan, lantas Rektor tersebut bertanya “bocornya parah tidak ini?” merekapun berbincang-bincang lama. Beberapa saat kemudian rektor diarahkan oleh pengurus Masjid yang bernama Nur Kholis tersebut ke kamar mandi untuk melihat-lihat kondisi kamar mandi. Apa yang dibincangkan tidak begitu jelas, namun terlihat mimik muka rektor sangat serius saat berbicara dengan Nur Kholis.[282]Setelah ditanya Nur Kholis menuturkan “iya mas, pak Samari itu sering Jum’atan di sini.”[283]Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ahmad Hasan tentang Rektor UNP Kediri sebagai pengelola kampus sangat apresiatif terhadap kegiatan UKKI (Unit Kegiatan Kerohanian Islam), “beliau memfasilitasi kebutuhan kita [UKKI], seperti membelikan alat rebana, selain itu anggaran untuk kita juga lebih longgar dan besar sehingga kita bisa leluasa untuk mengatur dan merencanakan kegiatan-kegiatan.”[284] Pernyataan tersebut setelah dikonfirmasikan kepada Rektor UNP Kediri maka dihasilkan data sebagai berikut:

Saya ingin menghapus stigma perguruan tinggi umum yang tidak peduli dengan pendidikan agama, memang di kulikuler pendidikan agama sedikit [hanya dialokasikan 2 sks] tetapi di ekstrakurikuler lebih ditekankan dilakukan syiar Islam, dengan adanya rebana, lomba-lomba qiroat [oleh UKKI]... Kita juga mengundang Gus Mus [KH. Mustofa Bisri] yang disiarkan oleh Dhoho TV... Jika ada usul kegiatan keagamaan yang berdampak positif bagi kampus pasti saya dukung. Selama ini yang menjadi perhatian saya adalah agama itu tidak hanya menghafal al Quran dan hadits saja tapi juga mengimplementasikannya.[285]

e.    Kegiatan Keagamaan Islam di UNP
Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan di UNP terutama oleh UKKI terdapat pelibatan salah satudari dosen PAI. Kegiatan UKKI terdiri dari kegiatan eksidental (kondisional) dan kegiatan rutin yang meliputi kegiatan harian, bulanan, dan tahunan. “...Setiap malam Jum’at pada akhir tanggal setiap bulan diadakan Yasinan dan Tahlilan bekerja sama dengan pak Gito [Kaprodi Penjaskesrek].” Dan setiap hari Rabu pagi jam 9 ada kegiatan kajian ilmiah keislaman, yaitupengkajian tentang ilmu pengetahuan umum yang dikaitkan dengan Islam dan dikaji juga permasalahan-permasalahan yang sedang hangat terjadi di masyarakat. “Sebenarnya peserta kajian ini terbuka untuk semua kalangan mahasiswa namun kenyataannya yang ikut [masih] hanya anggota kita [UKKI].”[286]
Suasana kegiatan keagamaan pada salah satu kegiatan tersebut adalah ketika pengisi atau pemateri kajian tersebut adalah Ustad Jazuli berasal dari salah satu pondok di Ploso Kecamatan Mojo. Di mana pada saat pemateri masuk ke dalam ruang Masjid suasana menjadi tenang. Kemudian dipersilakan untuk duduk lesehan di meja bertaplak yang di atasnya terdapat piring berisi makanan ringan dan air mineral botol yang bersegel. Berikut catatan yang digambarkan dari susasana tersebut:

Kajian dimulai ketika seoarang perempuan [anggota UKKI] yang menjadi pembawa acara langsung mengucapkan salam dengan menggunakan alat pengeras suara (mike).  Kemudian dia memberikan sambutan-sambutan, penegasan tema kajian, prolog tema kajian, kemudian pembacaan ayat suci al-quran, dan langsung menyerahkan acara kepada Ustad Jazuli. Tema pada hari itu adalah “Islam Pribumi” yang diikuti oleh 9 orang peserta perempuan dan 12 orang  peserta laki-laki. Nampak pak Abdulloh sebagai dosen PAI ikut mendampingi pemateri yang duduk di sampingnya. Setelah mukadimah (pembukaan) dan beberapa prolog disampaikan oleh pemateri kemudian dilanjutkan dengan kalimat tanya “Islam kita ini memang benar-benar Islam atau hanya karena dipengaruhi ibu bapak kita?... Kita berislam karena keturunan atau memang Islam sungguh-sungguh kita jadikan pilihan?” Dia juga menjelaskan bahwa perkembangan Islam yang sangat pesat di Indonesia tidak lepas dari sejarah perjuangan para Wali, terutama Wali Songo. Menurutnya perjuangan para wali untuk mensyiarkan Islam tidak hanya dari sudut pandang budaya saja, namun juga politik, ekonomi, dan pernikahan. Dia membedakan perkembangan Islam di Indonesia dengan di Arab, “di Arab lebih dulu Masjidnya dari pada Islamnya, tapi di Indonesia lebih dulu Islamnya dari pada masjidnya... berarti benar pernyataan tadi bahwa kebanyakan orang Islam di Indonseia itu adalah elok-elok wong tuane? Bagaimana menurut kalian?” Disela-sela penyampaian materi pokok juga diselingi dengan gurauan sehingga bisa mencairkan suasana dan diselingi dengan kisah-kisah perjuangan para ulama teradahulu yang materi ceritanya secara tersurat lepas atau keluar dari materi pokok kajian. Pemateri juga memberi penegasan “Sudah saatnya kita menghargai perbedaan karena Islam adalah ramhatalilalamin... Oleh karena itu Islam pribumi adalah Islam di Indonesia yang berkarakter.” Beberapa saat kemudian materi diakhiri dengan salam dan kemudian dilanjutkan oleh pak Abdulloh yang memberikan penegasan-penegasan serta pengembangan dari penyampaian materi yang telah diutarakan sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab, di mana terdapat tiga penanya yang materi pertanyaannya adalah sebagai berikut: 1. Kenapa Wahabi yang bapak ceritakan tadi  yang berada di Arab Saudi tapi tidak bisa diterima di Indonesia?, 2. Kenapa di Indonesia dibentuk Organisasi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah? Padahal tujuan para wali adalah untuk menyebarkan agama Islam bukan organisasi. Kenapa pecah kok tidak jadi satu?, 3. Orang tua dan leluhur masyarakat Jawa sangat erat dengan tradisi weton dan bersih desa. Apakah hal tersebut ada hubungannya dengan Islam?[287]

Sedang dari hasil observasi kajian sebelumnya, kajiannya bertema “filsafat dalam Islam” yang dipaparkan oleh Ustad Sahlan Aidi. Susunan acara dan pengorganisasian kegiatannya sama seperti penjelasan di atas. perbedaannya adalah pemateri, jumlah peserta, dan temanya saja. Pemateri memberikan wawasan ilmu pengetahuan umum yang dikaitkan dengan ajaran-ajaran Islam. Secara terperinci isinya adalah pemberian penjelasan manfaat filsafat dalam Islam, membedah beberapa peristiwa Isra Miraj, kisah-kisah nabi terdahulu, dan penemuan-penemuan ilmuan muslim pada jaman klasik dikaitkan dengan ilmu pengetahuan umum modern. Kesimpulan dari kajian itu adalah “kita tidak dapat menolak filsafat karena itu untuk menjelaskan wahyu. Namun filsafat saja tanpa wahyu akan kering bahkan bisa tersesat.” Jumlah peserta laki-laki adalah 10 orang dan jumlah peserta perempuan adalah 17 orang. Walaupun ada yang datang terlambat.[288]Berikut ini adalah 2 buah foto tentang aktivitas kegiatan Kajian UKKI setiap hari Rabu pagi:[289]








Gambar 4.1 Dosen PAI UNP Kediri (kiri) dan Sahlan Aidi (kanan)










Gambar: 4.2Kegiatan Mahasiswa Putri Saat Ikut Serta Kajian UKKI
Berikut ini adalah gambar Poster kegiatan Keagamaan yang diadakan oleh UKKI:









      Gambar 4.3 Poster Kegiatan Kajian Rutin oleh UKKI UNP Kediri

Untuk penyelenggaraan sholat Jumat di Masjid UNP dilaksanakan secara rutin dan teratur (terjadwal). Khotibnya adalah Dosen PAI dan sebagian Dosen umum UNP Kediri, serta Muazinnya adalah pengurus masjid (karyawan), mahasiswa, dan alumni UNP Kediri. Berikut ini adalah jadwal petugas Khotib serta Muazin pada setiap Sholat Jumat didasarkan pada kalender Jawa:[290]

         Tabel 4.2 Jadual Khatib/Imam dan Muazin Masjid an-Nur UNP Kediri
Jum’at
Khatib/Imam
Muazin/Bilal
Legi
Miftahul Huda, S.Pd
Musyafirul Fiddin
Pahing
Nur Shokib, M.Ag
Khoirun Nasichin
Pon
Drs. H. Khozin SM, M.Pd.I
Khoirun Nasichin
Wage
KH. Jamzuri
M. Taufik Isma’il
Kliwon
Sugito, M.Pd
M. Nur Kholis, S.Pd


Sholat Jumat yang dilaksanakan di UNP Kediri berjalan dengan lancar dan tenang. Hal tersebut nampak saat setelah lantai dibersihkan dan karpet dihamparkan satu-persatu sebagian dari mahasiswa, dosen, dan karyawan kampus masuk ke dalam Masjid. Setelah beberapa saat pak Khozin (dosen PAI) datang lalu sholat Sunah maka Nur Kholis yang bertindak sebagai muazin langsung mengumandangkan azan. Beberapa menit kemudian Masjidpun penuh dan kantin yang berada di sebelah timurnya menjadi sepi.[291] Berikut ini adalah gambar dari aktivitas sholat Jumat di masjid UNP Kediri:[292]










                     Gambar 4.4 Aktivitas Sholat Jum’at di Masjid an-Nur UNP Kediri
Sedang paparan data tentang foto kegiatan Peringatan Hari Besar Islam dilaksanakan oleh UNP Kediri bekerja sama dengan UKKI UNP Kediri yang telah ditemukan adalah sebagai berikut:[293]












Gambar 4.5 Kegiatan Pengajian Akbar & Istighosah oleh UNP Kediri

f.     UpayaPembentukan Forum Dosen PAI di UNP Kediri
Umi Hanik menuturkan “dulu Pernah ada satu dua kali pertemuan antar dosen PAI, namun setelah itu tidak ada tindak lanjutnya sampai sekarang... [ketidak kompakan] dimungkinkan karena ada sekat-sekat [beda organisasi] antara dosen,... lebih detailnya [tentang perbedaan organisasi tersebut] saya tidak bisa menjelaskan lebih lanjut, karena itu hanya analisa saya saja, perlu pembuktian-pembuktiana lebih lanjut.”[294]
Berdasarkan wawancara kepada Umi Hanik,[295] Abdulloh,[296] Khozin,[297] Suyadi,[298] dan Nur Sokhib[299] perlu dibentuknya sebuah forum bagi dosen agama karena untuk menyamakan presepsi dan target yang ingin dicapai. Lebih detail Nur Sokhib menuturkan“namun masih ada kendala masalah pengaturan waktu karena kesibukan masing-masing dosen [PAI].”[300]Sedang penambahan dari Abdulloh adalah forum atau organisasi dosen PAI sangat bermanfaat untuk membuat soal ujian, persiapan materi yang akan diajarkan, untuk menyamakan visi dan misi, untuk menyamakan silabus dan target yang akan disampaikan pada mahasiswa.[301]
Ridwan dan Sokhib menjelaskan pada kenyataannya sudah ada forum-fourm kecil antar dosen PAI di UNP, namun forum itu hanya terjalin pada dosen yang memiliki kesamaan fakultas saja dan berdasarkan pada faktor saling kenalnya dosen yang terjalin sejak lama. Dan Ridwan lebih menekankan “forum atau semacam wadah koordinasi [dosen PAI] sangat penting, untuk menjalin silaturahim,... Menyangga keterlibatan dosen PAI dalam kegiatan keagamaan Mahasiswa di dalam kampus. Dan sebagai wadah yang formal untuk memberikan masukan pada [pengelola] kampus sehingga hubungan kampus dengan dosen PAI tidak terjalin secara individual namun terjalin berdasarkan wadah tadi.”[302]

2.    Sistem Pembelajaran PAI di UNP Kediri
Berdasarkan pada metodologi penelitian yang telah ditetapkan dalam Bab III maka penyajian paparan data ini didasarkan pada data-data diperoleh dari hasil pengamatan partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi dari lokasi penelitian. Selain itu paparan data disajikan sesuai dengan fokus penelitian.[303] Secara detail paparan data tentang sistem pembelajaran PAI di UNP Kediri yang dibatasi sesuai dengan fokus peneletian adalah sebagai berikut:


a.      Materi Kurikulum PAI di UNP Kediri
Materi PAI yang digunakan olehSuyadi adalah“karena saya mengajar di 3 fakultas yang berbeda maka secara otomatis Materi yang saya sampaikan sedikit banyak terdapat perbedaan, menyesuaikan dengan jurusan masing-masing... Contohnya pemberian dalil-dalil yang berbeda, misal yang paling mencolok adalah [prodi] penjaskesrek materinya berkaitan dengan khamr [minuman keras] yang sangat cocok dengan kesehatan jasmani, terus [fakultas] peternakan dikaitkan dengan penyembelihan hewan termasuk menyembelih dengan mesin... Cara menyembelih hewan yang halal dan menyehatkan, lalu untuk [prodi] sistem informasi menyangkut tentang jual beli elektronik, dan semuanya itu masih banyak lagi contoh-contohnya”[304]Lebih lanjut dia menerangkan sebagai berikut:

Karena beberapa di antara kelas yang saya ajar itu sangat beragam latar belakang organisasi agamanya [NU, LDII, Muhammadiyah], maka saya menggunakan buku khusus untuk menanganinya,... Saya ambilkan dulu bukunya, kebetulan tadi saya bawa,... Bukunya berjudul Fiqh Lima Mazhab... Saya anjurkan mereka baca untuk mendalaminya agar bisa membuka pemahaman tentang perbedaan untuk disikapi dengan bijaksana.[305]


Tentang buku yang ia pergunakan Nur Sokhib menuturkan “materiyang saya gunakan mengacu pada materi-materi [buku PAI] perguruan tinggi umum di Malang dan Surabaya dan sebagai tambahan mencari di kampus berbasis Islam seperti STAIN Kediri.”[306]Pernyataan yang maksudnya sama juga disampaikan oleh Suyadi “untuk materi PAI yang pokok saya minta tolong pada Doktor Agus Maimun, dia dulu murid saya di MTs Sunan Gunung Jati. Saya minta tolong untuk mencarikan materi PAI di Malang... Akhirnya yang ada adalah [materi/buku PAI] dari Universitas Udayana [perguruan tinggi umum].”[307]
Sedangkan Khozin menerangkan “saya menggunakan buku buatan sendiri dengan pak Suyadi, sebenarnya bukan murni karya sendiri, namun hasil dari kutipan-kutipan dari berbagai buku yang saya ketik ulang, termasuk buku-buku [PAI] dari perguruan tinggi lain”[308] Secara rinci, buku yang diajarkan adalah bermuatan materi kurikulum sebagai berikut:
1)      Tatap Muka I                : Perkenalan/Manusia dan Agama
2)         Tatap Muka II             : Manusia dan Agama
3)         Tatap Muka III           : Sumber-sumber Agama Islam
4)         Tatap Muka IV           : Sumber-sumber Agama Islam
5)         Tatap Muka V             : Kerangka Dasar Agama Islam
6)         Tatap Muka VI           : Aqidah
7)         Tatap Muka VII          : Aqidah
8)         Tatap Muka VIII        : Presentasi
9)         Tatap Muka IX           : UTS
10)     Tatap Muka X             : Ibadah
11)     Tatap Muka XI           : Ibadah
12)     Tatap Muka XII          : Akhlak
13)     Tatap Muka XIII        : Ilmu Pengetahuan dan Islam
14)     Tatap Muka XIV        : Muamalah
15)     Tatap Muka XV          : Kondisional; Praktek Baca al-Quran
16)     Tatap Muka XVI        : UAS[309]

Sedang M. Taufiqurrohman secara nyata dalam pembelajaran PAI materi yang disampaikannya adalah berisi sebagai berikut:
1)   Tatap Muka I     : Perkenalan dan Kontrak Belajar
2)   Tatap Muka II    : Sejarah, Makna, Fungsi &Peran Agama Islam
3)   Tatap Muka III  : Konsep Tuhan dalam Islam
4)   Tatap Muka IV  : Keimanan dan Ketaqwaan
5)   Tatap Muka V    : Konsep Manusia dalam Islam
6)   Tatap Muka VI  : Sumber Hukum Islam
7)   Tatap Muka VII : Hukum, HAM dan Demokrasi dalam Islam
8)   Tatap Muka VIII: Hakikat dan Filosofi Ibadah
9)   Tatap Muka IX  : UTS
10)     Tatap Muka X : Al-Quran dan Sains Modern[310]
Tidak jauh berbeda dari pemaparan di atas, Lilik Maryuningsih selama pengajaran materinya bermuatan sebagai berikut:
1)   Tatap Muka I                 : Orientasi Materi
2)   Tatap Muka II                : Konsep Manusia dalam Islam
3)   Tatap Muka III              : Konsep Alam Semesta dalam Islam
4)   Tatap Muka IV              : Al-Quran (Sumbe Ajaran Islam)
5)   Tatap Muka V                : Al-Hadith (Sumber Ajaran Islam)
6)   Tatap Muka VI              : Jual Beli dalam Islam
7)   Tatap Muka VII             : Syirkah/Kerjasama dalam Islam
8)   Tatap Muka VIII           : Mudharabah (Kerjasama perniagaan)
9)   Tatap Muka IX              : UTS
10)     Tatap Muka X             : Musaqoh (Kerjasama dalam Pertanian)
11)     Tatap Muka XI           : Bank Syari’ah
12)     Tatap Muka XII          : - Hutang Piutang dalam Islam
                                    -Pasar Uang Syariah
13)     Tatap Muka XIII        : - Obligasi Syariah
-  Produk - produk Syariah[311]
Untuk materi pokok yang diajarkan Ridwan lebih menekankan setidak-tidaknya bermuatan Aqidah, Akhlak dari segi etika muamalah, dan syariah yang lebih cenderung pada ibadah dari aspek hikmah dan urgensinya bukan dari tinjauan fiqh. Karena menurut dia “...materi fiqh sudah dijelaskan di tingkat menengah [SMA sederajat].”[312] Pernyataan tesebut didukung oleh Amin Istriananik mengatakan “...misalnya penjelasan fiqh tentang sholat, tidak dijelaskan tentang hukum fiqhnya tapi tentang pengertiannya, hikmahnya, dan tujuannya.”[313]
Menurut Suyadi materi yang paling disukai adalah yang berkaitan dengan jurusan masing-masing dan tentunya materi yang praktis, artinya kasus-kasus yang terjadi pada masa kini. “khusus untuk materi pernikahan atau poligami itu semua kelas yang saya ajar sangat menyukainya.”[314] Secara umum untuk materi pernikahan sangat disukai oleh mahasiswa pernyataan ini menurut Nur Sokhib “bahasan yang diminati adalah materi fiqh terutama pernikahan.”[315] Sebagaimana menurut Abdulloh “bab tentang Muammalah terutama pernikahan sangat disukai mahasiswa.”[316] Dan menurut Khozin, “kelas bisa heboh mas kalau membahas pernikahan, apalagi [pembahasan] poligami [malah lebih] bisa semarak.”[317] Sedang Elvira berkata “yang saya suka adalah karena [Materi PAI] dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari,...Misalnya bagaimana cara kita menata hati, menghadapi hidup ketika semua permasalahan di hidup memuncak akhirnya kitapun harus berusaha mensyukuri nikmat Allah”[318]
Sedang materi yang dipandang paling sulit menurut Gatot Priambodo adalah tentang syariat dan aqidah Islam, materi tersebut dinilai perlu tambahan jam dan penjelasan yang lebih sistematis.[319] Berbeda dengan Elvira ia mengatakan “muatan al Quran terlalu banyak, sehingga saya lebih fokus untuk memahami al Quran terlebih dahulu dari pada materi yang diajarkan.[320] Sedang Sri Suwarni lebih menekankan pada “materinya itu buanyak, tapi karena kendala waktunya sangat minim,... Materinya belum tersampaikan semua.”[321]

b.      Kompetensi Mahasiswa yang Diharapkan dalam Kurikulum PAI di UNP Kediri

Nur Sokhib menuturkan tentang kompetensi yang diharapkan setelah mengikuti kuliah PAI adalah sebagai berikut:

Membentuk mahasiswa yang berintelektual tapi berakhlak mulia dan bermoral...Iman dan taqwanya bisa meningkat, berakhlak mulia, dan mampu mengkorelasikan antara disiplin ilmu [ilmu pengetahuan umum] sesuai prodinya dengan ajaran yang ada pada Islam. Yang kemudian diharapkan mahasiswa mampu memenfaatkan ilmu atau intelektualnya untuk syiar Islam.[322]


Hal yang hampir sama juga diutarakan oleh Ridwan “[harapan kepada mahasiswa setelah mengikuti kuliah adalah] ada perubahan, bukan sekedar mendapatkan nilai secara formal di kampus tapi juga ada peningkatan nilai kualitas iman, taqwa, dan kehidupan.”[323]Sedang Abdulloh memaparkan lebih detail dan aplikatif menyampaikan “[harapan setelah mengikuti mata kuliah PAI adalah] menjadi mahasiswa yang senantiasa menjaga etika keislaman dalam berbisnis dan menutup aurot meskipun di mata kuliah lain dibolehkan tidak berjilbab. Tujuan jangka pendek memang sulit untuk berhasil namun untuk jangka panjang Insyaallah berhasil,... Pasti kecipratan barokah.[324]
Berbeda dengan Suyadi, ia harapannya lebih ditekankan pada tingkat pemahaman agama secara menyeluruh yang kontektual (membumi) dan tekstual, yaitu agar para mahasiswa bisa berubah mineside dalam memahami agama agar tidak sepotong-sepotong dan tidak boleh tertutup [ekslusif].[325] Sedang pemaparan khozin adalah “setiap pertemuan saya sering ngelekne pentingnya sholat dan akhlak [mulia],... Semoga [setelah mengikuti mata kuliah PAI] ada bekas agama di hati mahasiswa, mereka mau melaksankan sholat dan melaksanakan nilai-nilai akhlak.”
Kendala-kendala yang dihadapi dalam mewujudukan harapan tersebut terjadi pada “perilaku mahasiswa yang sulit dirubah terutama ini di penjaskesrek adalah kurang disiplinnya mahasiswa, hampir separo mahasiswa datangnya terlambat,... Saya belum bisa menerapkan teguran yang keras dengan cara mengusir atau tidak boleh masuk kelas jika mereka terlambat.[326] Hal yang hampir sama maksudnya juga disampikan oleh Nur Sokhib sebagai berikut:

Khusus untuk penjaskesrek penangannya berbeda dengan prodi lain,... Gak tau ya mas mungkin karena di sana lebih banyak laki-lakinya dan penjaskesrek itu lebih banyak praktek di lapangan dari pada di kelas sehingga mungkin bisa berpengaruh pada kepribadian dan kebiasaannya saat mengikuti pelajaran di kelas.[327]

Menyikapi permasalah tersebut Khozin menerangkan sebagai berikut:

Dosen [PAI] tidak bisa menegur begitu saja pada mahasiwa yang pergaulannya seperti orang pacaran di halaman atau depan kelas,... Itu tidak bisa disamakan dengan STAIN atau perguruan tinggi Islam lain... Karena ditakutkan mereka bukan mahasiswa yang saya ajar. Namun sebisanya saat dikelas tetap disinggung tentang kejadian yang pernah saya lihat itu.[328]


Sedang penuturuan Abdulloh adalah  sebagai berikut:

Muatannya membentuk pribadi yang bertaqwa pada Allah diharapkan ke depannya mampu mengusai dalam bidang manajemen dengan handal namun tetap memegang teguh ajaran Islam dalam melaksanannya, misalnya tidak terjadi penyelewengan. Untuk Matematika diharapkan nanti mahasiswa mampu menjadi guru yang mengajar dengan menyelipkan nilai-nilai Islam terutama jika dia nanti mengajar di Madrasah... Misalnya, memberikan contoh soal tentang pengukuran luas maka hendaknya adalah mengukur [yang diukur] luas masjid bukan mengukur lapangan sepak bola.[329]

Menurut penuturan dari Khozin tentang perilaku ibadah sholat wajib yang dilakukan mahasiswa menurutnya masih tergolong rendah. Hasil temuan itu didasarkan pada jumlah jam’ah sholat dhuhur, ashar, magrib, dan Isya’ di masjid UNP masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan keberadaan mahasiswa di lokasi kampus. “...yang ikut jama’ah tidak lebih dari 50 orang, padahal jumlah mahasiswa ratusan orang pada waktu [magrib] itu, ...pada waktu antara jam 5 sampai jam 8 malam ada 20 Kelas yang masuk, coba sampean kalikan 50 mahasiswa, bukankah itu tidak sebanding? ...walaupun di selatan kampus juga ada masjid tapi itu juga tak terlalu besar.”[330]
Secara tertulis tujuan yang hendak dicapi dalam mata kuliah PAI adalah sebagai berikut:
1)      Terbinanya mahasiswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur, berfikir filosofis, bersikap rasional yang dinamis, berpandangan luas, ikut kerjasama antar umat beragama dalam rangka pengembangan serta pemanfaatan ilmu, teknologi, dan seni untuk kepentingan manusia dan Nasional.[331] Tujuan ini sesuai dengan konsorsium ilmu agama pada tahun 1988 di Jakarta.[332]
2)      Mahasiswa mampu memahami agama Islam secara total, memahami konsep kepercayaan yang sesuai dengan syariat Islam, memahami filsfat Islam, memahami peraturan (hukum) Islam sesuai dengan kaidah, dan memahami kebebasan berfikir dalam Islam.[333]
3)      Mahasiswa mampu menjelaskan unsur-unsur dalam agama Islam, mampu menjelaskan sistem kepercayaan dalam Islam, mampu menjelaskan maksud serta tujuan filsafat Islam, dan mampu menjelaskan konsep kebebasan berfikir dalam Islam.[334]

c.       Strategi Pembelajaran PAI  di UNP Kediri
Hasil observasi di dalam kelas saat proses pembelajaran Suyadi datang terlambat. Kemudian ia menjelaskan alasan kedatangan yang terlambat tersebut pada mahasiswa yaitu ada tanggung jawab lain yang mendadak dan tidak bisa ditunda yaitu ada acara di Pemerintahan Kota Kediri tentang peraturan wali kota atau Perda penanganan dan perlindungan para korban teridentifikasi HIV. Secara lebih detail dari kegiatan mata kuliah tersebut adalah sebagai berikut:

Kuliah dimulai pada pukul 08.55 WIB [seharusnya dimulai pukul 08.40 WIB] nampak layar LCD sudah menyala di papan tulis dengan tampilan putih [kosong] tanpa tampilan gambar apapun. Setelah dosen memaparkan alasan keterlambatan datang ke kampus kemudian dilanjutkan dengan sedikit flash back pada materi sebelumnya lalu dosen lanjutkan dengan prolog atau pengatar tentang bahasan yang akan dikaji bersama. Dia memberikan sedikit bahasan-bahasan pokok yang akan dikaji. Beberapa menit kemudian sambil menunggu suasanan kelas terkondisikan dosen memerintahkan para mahasiswa yang bertanggung jawab dalam presentasi untuk mempersiapkan diri. Dilanjutkan dengan salah satuh mahasiwa yang bertugas sebagai operator laptop menampilkan judul tema presentasi dan nama-nama anggota kelompok yang ditugaskan pada layar LCD. Tak lama setelah itu salah satu mahasiswa [presenter I] langsung ke depan kelas dengan posisi berdiri arah hadap wajahnya hampir membelakangi layar LCD. Ia pun mengucapkan salam,kelaspun serentak menjawab salam tersebut. Selang beberapa saat dia pun menjelaskan tema pada kajian hari ini adalah tentang Zakat secara umum, setelah prolog disampaikan lalu kepada topik inti yang menjelaskan tentang pengertian zakat, asal katanya, dan hakikat zakat sambil jarinya menunjuk arah layar LCD berselingan dengan ucapan dialogis dengan mahasiswa lain yang duduk di bangku. Beberapa menit kemudian setelan penjelasan selesai diapun duduk kembali lantas dilanjutkan oleh mahasiswa [presenter II] lain yang maju ke depan lalu berdiri tanpa mengucapkan salam langsung menyambung materi berikutnya tentang macam-macam zakat beserta syarat wajibanya zakat setelah beberapa menit dilanjutkan oleh mahasiwa [presenter III] yang memberikan penjelasan tentang orang-orang yang dibebani zakat fitrah, julah zakat fitrah yang harus dikeluarkan, dan waktu wajib mengeluarkan zakat fitrah. Setelah presenter III duduk kelaspun Kelaspun sontak ramai karena menyambut maju ke depannya salah satu mahasiswa [presenter IV] diapun menjelaskan  tentang harta benda yang wajib dizakati . karena prentasinya tidak lama jika dibandingkan dengan yang sebelumnya kelaspun ramai kembali. Kemudia mahasiswa [presenter V] yang terkhir maju ke depan dia menjelaskan tentang orang-orang yang berhak menerima zakat (mustahiq), presenter terakhir ini adalah satu-satunya yang membaca ayat al Quran surat at Taubah: 60 diantara yang lain sebelumnya. Nampak ia menjelaskan dengan tenang, pelan, dan tertata susunan katanya walau tanpa melihat tampilan LCD. Setelah ia mengakhiri maka dibukalah beberapa pertanyaan terbuka bagi seluruh mahasiswa. Di antara pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: 1.Orang yang dibebankan berzakat menurut anda tadi salah satunya adalah orang gila. Apakah orang gila juga wajib berzakat?, 2. Bedanya antara orang fakir dengan orang miskin apa? Lalu apa bedanya zakat, infaq, dan shodaqoh?, 3. Bagaimana hukumya orang yang sudah berkeluarga tapi masih ikut orang tuanya dan zakatnya juga ikut orang tuanya?, 4.apakah ada denda dalam Islam bagi umat islam yang tidak atau terlambat dalam melaksanakan zakat fitrah? Setelah terjadi diskusi antara mahasiswa yang bertanggun jawab dalam penyajian makalah dengan mahasiswa lain kemudian dosen memberikan penegasan, pemantapan, pelurusan, umpan balik, dan pemberian kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang hal-hal yang dipandang belum jelas dalam diskusi yang telah dilaksanakan.[335]

Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tempat duduk antara laki-laki dan perempuan tidak terpisah, artinya tempat duduk mereka berdekatan satu sama lain serta beberapa perempuan tidak memakai jilbab. Dan foto aktivitas mahasiswa yang sedang presentasi di depan kelas. Berikut tampilan foto dari aktivitas kegiatan pembelajaran dari hasil observasi yang telah dilakukan seperti yang dijelaskan di atas:[336]












Gambar 4.6 Aktivitas presentasi Mahasiswa di Depan Kelas
Dari gambar tersebut tampak posisi pemakalah (presenter) sedang mempresentasikan makalahnya sambil berdiri sambil melihat tampilan LCD. Sedang untuk posisi tempat duduk saat pembelajaran adalah sebagai berikut:











Gambar 4.7 Posisi Tempat Duduk saat Pembelajaran PAI

Hasil observasi tersebut selaras dengan hasil wawancara kepada Suyadi tentang pelaksanaan strategi pembelajaran PAI disampaikan “menggunakan dialog interaktif antara mahasiswa dengan dosen,... Saya melatih mahasiswa untuk menyampaikan pendapat.”[337]Sedang menurut Kholifatul Mafudoh “bu Lilik memberikan tema yang akan dibahas, kemudian disuruh buat makalah gitu pak, setelah itu baru dipresentasikan.”[338] Sedang Abdulloh dalam setiap pertemuan, pada perkuliahan selalu diawali dengan pembacaan surat al Fatihah bersama-sama agar mahasiswa mampu menerimah materi pelajaran dengan tenang dan hati jernih. Strategi yang digunakan adalah seperti di pondok pesantren yaitu memperbanyak membaca al-Quran dan mencari ayat-ayat al-Quran yang berhubungan dengan manajemen dan diwujudkan dengan bentuk tulisan yang berupa makalah. “saya akan mengembalikan makalah yang tidak sesui dengan target.”[339]
Hasan memaparkan “dosen dalam mengajar menekankan pada kerjasama kelompok pada mahasiswa, dengan cara persentasi kemudian didiskusikan. Setalah itu dosen memberikan pendalaman materi [pelurusan dan penegasan] setelah diskusi makalah dari mahasiswa.”[340] Elvarida menuturkan “yang paling saya senange adalah tidak membuat tegang, kelasnya santai.”[341]Data lain adalah saat mengajar “pak Khozin gaweSound mas, dadi jelas sak kelas krungu kabeh... Kan mahasiswane empat puluh lebih, pak Khozin gowodeweko omah... Kampus gak nyediakne [sound]”[342] Hal sama disampaikan oleh Disa Haikal “LCD dan mic itu ciri khasnya mas.”[343]Hal yang sama juga disampaikan oleh Amanu.[344]
Sedang strategi pengelolaan kelas saat pembelajaran berlangsungmenurut Ridwan, Sokhib, dan Umi Hanik tempat duduk para mahasiswa bercampur baur antaraperempuan dengan laki-laki (tidak dipisah).Kebijakan ini diambil “karena hampir semuanya adalah lulusan SMA [sekolah umum],... Jumlah perempuan paling sedikit, rata-rata perkelas hanya 4-7 orang saja dari 40 sampai 50 orang per kelas karena rata-rata anak teknik itu diminati oleh laki-laki.”[345]Sedang menurut Kholifatul Mafudoh disampaikan bahwa dalam kelas Lilik Maryuningsih tempat duduknya campur (berbaur) antara laki-laki dengan perempuan.[346]Begitu pula sebagaiman menurut Hasannudin “campur mas [tidak terpisah antara perempuan dan laki-laki], ...cara berpaikannya tetap seperti pada mata kuliah lain, ...kadang menggunakan LCD,...sebagian LCD sudah disediakan secara permanen di setiap kelas.”[347] Hal yang hampir sama subtansinya juga dikatakan oleh Maesyaroh,[348]Robiatul Maldiah,[349] dan Disa Haikal.[350]
Berbeda dengan  Abdulloh, dikatakan olehnya bahwa antara mahasiswa putra dengan putri tempat duduknya dipisah, pakaian perempuannya menyesesuaikan dengan memakai jilbab, “namun yang lucu adalah setelah mata kuliah saya selesai mereka menyopot jilbabnya.”[351]Sedang penekanan Sokhib adalah“pakaian yang terpenting adalah sopan, tidak harus berjilbab, misalnya harus bersepatu.”[352]Lebih spesifik dituturkan oleh Suyadi “perilaku dan cara berpakaian mahasiswa khususnya di [fakultas] peternakan saat saya ajar itu bisa beradaptasi, ...mereka memakai baju sopan, tidak memakai kaos, tidak memakai jeans, dan perilakunya pun bisa menghargai dosen. Namun pada mata kuliah lain saya lihat mereka tampil lagi seperti biasa,... Mereka memakai kaos lagi, seperti apa adanya. Namun mereka tidak terpaksa [berpakaian tidak berkaos dan tidak berjeans] pada mata kuliah saya, karena saya selain memperingatkan mereka, saya juga memberikan teladan cara berpakaian yang bisa diterima olah masyarakat, khususnya masyarakat santri.”[353]
Penjelasan Sokhib tentang praktek pembelajaran PAI yang telah ia lakukan adalah “silabus secara umum sama [antara prodi biologi, penjaskesrek, dan PKn], tapi terdapat spesifikasi dan penekanan yang disesuaikan dengan jurusan [prodi] masing-masing.” Antara prodi cara mengajar sudah beda, cara pemberlakuannya sudah beda karena antusiasmenya juga berbeda. Misalnya di prodi penjaskerek lebih menekankan pendidikan moralitasnya, “Gak tau ya mas mungkin karena di Penjas hampir seluruhnya adalah laki-laki.”[354]Problematika lain saat pelaksanaan strategi pembelajaran adalah dosen dalam pengajaran agama terutama dalam pengantar sejarahnya tidak terlalu terperinci.[355] Sedang Khozin menuturkan saat mengajar hampir di setiap kelas yang ia ajar adalah “saat [saya] mengajar mahasiswa sering main laptop sendiri.”[356]
Menghadapi ikhtilaf atau keberagaman mazhab Fiqih di kelas dosen tetap punya otoritas dalam pengarahan dan pemberian penjelasan pada  mahasiswa, namun pada akhirnya dosen permasalahan perbedaan tersebut dikembalikan pada mahasiswa dalam menyikapinya.[357]Hal tersebut diperkuat oleh Abdulloh “jelas ada perbedaan yaitu NU, LDII, dan MU [Muhammadiyah], yang mayoritas tetap NU” Cara mengahadapinya adalah “memberikan penegasan pada mahasiswa tentang agama Islam adalah rahamtalillaamin, mengedepankan orang-orang yang berakal sehingga tidak ada yang namanya permusuhan.[358]
Sedang strategi dalam penyampaian materi PAI menurut penjelasan Suyadi adalah “titik tekan yang diajarkan pada mahasiswa adalah masalah aqidah yang pada pertemuan pertama dulu sudah ditekankan dengan cara dikembangkan dari sejarah agama Islam secara umum yang tidak mendetail seperti di IAIN, sehingga pembelajaran tidak cenderung dogmatis. [pemahaman secara umum terlebih dahul terhadap agama Islam sebelum membahas Islam secara detail sesui dengan bidang-bidang atau bab-bab yang akan dikaji]”[359]
Masih menurut Suyadi dikatakan “khusus di fakultas peternakan diskusi mahasiswa sangat hidup, karena saya memberikan pandangan positif pada mahasiswa” Lebih spesifik pengarahan tersebut dilakukan dengan cara “...memberikan statemen bahwa saya tidak akan mengarahkan kalian pada golongan Islam tertentu, saya  silahkan kalian menyampaikan pendapat, tapi jangan memaksakan pendapat. saya akan menyampikan perbedaan-perbedaan pendapat pada [golongan] Islam dengan argumen-argumen secara umum, agar mahasiswa bisa mengetahui dan menghargai perbedaan dan pilihan dalam beragama.” Dengan penggunaan strategi itu menurut Suyadi diharapkan “...mahasiswa cenderung berani untuk bertanya pada dosen, berani menyampaikan pendapat, dan suasan kelas jadi hidup. Perlu jenengan ketahui bahwa di dalam kelas saya itu terdapat tiga komunita [golongan] yaitu LDII, Muhammadiyah, dan NU”[360]

d.      Evaluasi Pembelajaran PAI di UNP Kediri
Berdasarkan pada hasil observasi yang telah dilakukan suasanapada saat pelaksanaan UTS yang dimulai pada pukul 13.55 WIB tampak tenang (hening). Ridwan selaku dosen PAI menunggu sebentar beberapa mahasiswa yang masih terlambat sehingga jadwal diundur beberapa menit yang seharusnya dimulai pada pukul 13.40 WIB.  Lebih rinci data yang diperoleh tentang kegiatan evaluasi tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:

Dosen memberikan prolog dan penjelasan tentang maksud atau tujuan dari kegiatan UTS dan pemberian alasan metode atau cara pelaksanaan UTS yang lebih menekankan aspek kemampuan analisis. Lalu dijelaskan tata tertib atau aturan pelaksanaan UTS diantaranya open book, mahasiswa harus membaca koran [Jawa Pos 26 Mei 2013] bertopik “Ketika Duni Kian ‘Ramah’ terhadap Pernikahan Gay” yang telah difotokopi sejumlah mahasiswa, dan mahasiswa harus menjawab pertanyaan di dosen yang ditulis di papan tulis. Pertanyaan atau soal pokok tersebut adalah perintah untuk memberikan pendapat, tanggapan, penilaian tentang koran yang telah dibaca, dilihat dari sudut pandang Ajaran Islam: aqidah, syariah, dan Akhlak. Kemudian bagaimana usaha yang seharusnya dilakukan untuk mencegahnya dari hasil analisismahasiswa secara pribadi dan dari tinjauan pemerintah (negara). Setelah memaparkan dan menjelaskan tentang pertanyaan tersebut semua mahasiswa yang ada di dalam kelas langsung membaca koran. Kelas dalam keadaan tenang, hening, dan siswa tampa fokus pada bacaan. Tak lama setelah itu beberapa mahasiswa satu bersatu dan ada yang dua serta tiga orang bersamaan dalam jarak waktu tertentu masuk kelas dengan terlambat, tampak ketika di awal masuk pintu kelas mereka satu persatu dan ada yang berkelompok langsung mengucapkan salam dan dibalas oleh seluruh siswa di dalam kelas beserta dosen. Setelah kondisi benar-benar tenang dan fokus dosen menghampiri peneliti yang sedang membaca koran [sebagai bahan soal UTS] di tempat duduk ruang kelas paling belakang kemudian berjabat tangan lalu dosen memerintahkan peneliti ikut duduk di depan kelas di samping tempat duduk dosen. Beberapa menit kemudian tampak dari depan kelas para mahasiswa benar-benar fokus dan serius dalam mengerjakan soal UTS. Terlihat lembar jawaban ujian berupa kertas folio hampir terisi satu halaman penuh dan rapi oleh beberapa mahasiwa. Sedang yang lain masih asik membuka buku referensi tentang ayat-ayat al Quran. Tempat duduk antara mahasiwa laki-laki dan perempuan campur tanpa pemisahan, artinya mahasiswa laki-laki dengan perempuan duduk berdekatan satu sama lain secara acak. Setelah itu secara reflek dosen memberikan pemaparan kepada peneliti tentang pelaksanaan UTS dan sehingga ditindaklanjuti dengan wawancara lebih mendalam tentang pelaksaan evaluasi.[361]


Tujuan penilain yang dilakukan di UNP Kediri adalah untuk penetapan hasil belajar mahasiswa dalam mencapai tingkat penguasaan sesuai dengan tujuan pembelajaran pada setiap mata kuliah. penilaian bisa berbetuk ujian dan non ujian. Penilaian di UNP Kediri dilakukan dengan cara pemberian skor, yaitu proses penetapan taraf penguasaan atau kemampuan mahasiswa oleh dosen. Nilai akhir semester setiap mata kuliah adalah gabungan dari Partisipasi Kelas atau P (bobot= 2), Tugas atau T (bobot=3), Ujian Tengah Semester atau UTS (Bobot= 2), dan Ujian Ajian Akhir Semester atau UAS (bobot= 3). Khusus untuk mata kuliah yang ada kegiatan praktikumnya nilai praktikum digabung dengan nilai tugas (T). Nilai Akhir (NA) atau nilai total setiap mata kuliah dihitung dengan rumus sebagai berikut:


Melanjutkan pemaparan di atas pada Nilai Akhirsetiap mata kuliah dinyatakan dengan Huruf A, B+, B, C+, C, D, dan E yang berturut-turu ekuivalen dengan nilai angka sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini:[362]
Tabel 4.3 Taraf Penguasaan/Kemampuan Mahasiswa
Taraf Penguasaan/Kemampuan
Nilai Huruf
Nilai Angka
91-100
A
4,00
81-90
B+
3,50
71-90
B
3,00
61-70
C+
2,50
56-60
C
2,00
40-55
D+
1,00
0-39
E
0,00

Lebih spesifik pelaksanaan penilaian (evaluasi) Khozin memaparkan “saya lebih killer dalam melaksanakan [memberikan] tugas, ...karena para mahasiswa kebanyakan lebih mengutamakan tugas-tugas dari mata kuliah umum dari pada Agama sehingga perlu adanya intervensi nilai.”Kriteria kelulusan mahasiswa harus mengikuti UTS dan UAS, namun ada syaratnya bagi mahasiswa untuk bisa UTS, yaitu kehadiran mahasiswa sebelum UTS minimal harus hadir 5-6 kali pertemuan dan syarat lainnya adalah harus mengikuti presentasi di depan kelas.Untuk Psikomotoriknya biasanya di pertemuan sebelum UAS diadakan ujian praktek pembacaan al Quran. Sedang untuk afektifnya “dari segi sikap atau akhlak, terutama saat mengahadapi dosen itu juga sangat mempengaruhi nilai.”[363]
Ridwan memaparkan tentang evaluasi yang ia laksankan adalah menggunakan sistem penilaian dari UNP Kediri dan unsur-unsur yang dinilai adalah kogintif yaitu UTS, UAS, serta pembahasan diskusi. Sedang afektifnya adalah dari segi presensi kehadiran termasuk telat atau tidak, keseriusan atau minat terhadap mata kuliah, perilaku sekaligus ucapan, dan sikap waktu perkuliahan apakah ia memiliki peran atau empati dalam membantu teman-temannya dalam melaksanakan kuliah PAI. Ia menekankan “walaupun ada rumus atau sistem penilaian dari UNP namun saya tetap punya standar penilaian sendiri, yaitu lebih menekankan aspek afektifnya.” Untuk Psikomotoriknya tidak terlalu banyak karena menurutnya “sudah bukan waktunya lagi praktek, itu seharusnya sudah tuntas di waktu tingkat sebelumnya [jenjang sekolah menengah], ...seharusnya mahasiswa diajak berfikir rasional, berdasarkan filsafat, dan diajakan berifikir.”[364]
Evaluasi lebih ditekankan pada aspek afektif dengan cara tetap mengacu pada aturan dan pedoman UNP “namun saya tetap menekankan afektifnya, ...saya mengambil afektif tersebut dari pendalaman dan pemahaman terhadap tugas-tugas yang telah mereka lakukan, salah satunya dalam mengerjakan tugas, perilaku, bergaul, dan pada ujian [UTS dan UAS] bisa terlihat.”[365] Sedang Sokhib memaparkan “saya tetap menggunakan 3 aspek tersebut secara berimbang [Afektif, Psikomotorik, dan Kognitif], karena ketiga-tiganya sama-sama penting.”[366]

B.       Temuan Penelitian
Setelah di adakan penelahaan dari paparan data di atasmaka ditemukan beberapa pola, tipologi, pengkatagorian, dan kecenderungan yang dapat diarahkan ke dalam beberapa klasifikasi berikut ini:
1.    Gambaran Umum Seputar Pembelajaran PAI di UNP Kediri
a.    Dosen PAI di UNP Kediri
Terdapat perbedaan latar belakang pendidikan, pengalaman, organisasi keagamaan, usia, dan pekerjaan (profesi) masing-masing dosen selain menjadi dosen PAI sangat beragam. Dosen PAI lebih sering datang ke kampus jika ada waktu mengajar saja karena disibukkan dengan aktivitas lain.  Namun secara umum Dosen PAI di UNP Kediri punya kemampuan (kapabilitas) di bidang ilmu agama Islam, ilmu pendidikan, dan ilmu sosial kemasyarakatan secara teoritis maupun praktis. Hal ini nampak dari pengalaman-pengalaman mereka (track record) sebagai praktisi yang cukup lama.
b.   Latar Belakang Mahasiswa Islam di UNP Kediri
Mahasiswa UNP berlatar belakang beragam yang mana keberagaman tersebut ditinjau dari segi profesinya, tempat tinggalnya, dan minat serta bakat  keterampilan maupuan akademis yang dimilikinya. Sedang latar belakang mahasiswa dari segi asal usul sekolah menengahnya secara umum (hampir merata) adalah lulusan dari sekolah umum. Oleh karena itu dapat dikatakan mahasiswa Islam UNP Kediri dari segi sosio-kultur dan keilmuan agama serta umum yang dimiliki sangat beragam.
c.    Pengelolaan Dosen PAI dan Aturan Pelaksanaan Pembelajaran PAI di UNP Kediri

Pengelolaan dosen PAI dilaksanakan berdasarkan otoritas prodi masing-masing. Sedang untuk tata cara atau aturan pelaksanaan pembelajaran PAI di UNP Kediri Belum ada manajemen dari pengelola terhadap kinerja dosen PAI yang dilakukan secara integral dan sistematis dalam konteks seluruh dosen pada satu lembaga atau kampus. Hal ini berakibat dokumen-dokumen hasil dari pelaksanaan pembelajaran PAI secara umum belum tertata, terstruktur, dan terpusat walaupun ada beberapa prodi untuk dokumen mata kuliah PAI sudah termanajemen dengan baik. Perekrutan dosen lebih cenderung dilakukan oleh masing-masing prodi, sehingga tiap semesester sering kali terjadi pergeseran atau penggantian posisi atau tempat mengajar oleh dosen dari prodi satu ke prodi yang lain.
d.   Kepedulian Pengelola Kampus Terhadap Pembelajaran PAI di UNP Kediri

Secara umum pengelola kampus terutama Rektor UNP Kediri sangat peduli terhadap pendidikan untuk mencetak mahasiswa yang berbudi luhur salah satunya melalui mata kuliah PAI dan diadakan kegiatan-kegiatan keagamaan di UNP Kediri. Selain itu Rektor juga punya konsep atau gagasan dan rencana tentang bagaimana cara penanaman nilai-nilai religius di dalam kampus. Di mana konsep itu sebagain sudah dilaksankaan melakui pelaksanaan pembelajaran Islam yang lebih membumi sehingga bisa diterima di kalangan akademis perguruan tinggi umum. Konsep lain yang ditawarkan oleh rektor untuk perkembangan PAI di UNP Kediri adalah bahwa salah satu fungsi Agama Islam sebagai penyemangat dalam pengembangan ilmu pengetahuan umum bukan hanya penghakim  bagi mahasiswa saja. Oleh karena itu pembelajaran PAI tidak hanya berhenti di dalam ruangan kelas saja namun juga harus diaktualisasikan dalam bentuk kesenian seperti rebana, diskusi ilmiah, dan penelitian yang bisa bermanfaat bagi kampus UNP Kediri.
e.    Kegiatan Keagamaan Islam di UNP Kediri

Kegiatan-kegiatan keislaman secara formal berada di bawah naungan UKKI dan untuk kegiatan khusus atau agenda besar langsung ditangani oleh pengelola Kampus. Kegiatan keislaman secara umum cenderung terlepas dari kegiatan pembelajaran PAI sebagai mata kuliah yang dilakukan oleh dosen. Sedang untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelompok kecil mahasiswa secara non formal belum nampak di kampus UNP Kediri.


f.     Upaya Pembentukan Forum Dosen PAI UNP Kediri

Melihat kondisi dari berbagai sudut pandang maka forum Dosen PAI merupakan kebutuhan yang mendesak, manfaatnya adalah untuk ditemukan kesatuan kuat antara beberapa dosen PAI yang memiliki  latar belakang berbeda.Lebih jauh lagi supaya bisa terjalin kekeluargaan yang utuh dalam upaya pengembangan pembelajaran PAI di UNP. Selain itu forum tersebut diharapkan terdapat saling peberian masukan (sharing) dan bisa dihasilkan beberapa produk intelektual. Misalnya buku Pedoman Pelaksanaan PAI di UNP, buku Materi PAI di UNP, dan hasil penelitian ilmiah tentang Pembelajaran PAI.

Dari paparan data di atas tersebut maka dapat disimpulkan sistem pembelajaran PAI di UNP Kediri berjalan cukup kokoh, artinya terdapat beberapa komponen penyokong untuk tercapainya tujuan pembelajaran PAI di UNP secara umum. Komponen tersebut meliputi komponen fisik meliputi manusia, sarana prasarana, media pembelajaran, serta komponen non fisik meliputi kepedulian pengelola, semangat kegiatan keagamaan, dan keaktifan sebagian mahasiswa islam dalampemakaian simbol-simbol agama Islam misalnya dengan digunakannya jilbab. Walaupun masih ada beberapa komponen yang belum berjalan secara optimal atau bahkan belum terpenuhi dalam upaya pelaksanaan pembentukan masyarakat kampus yang religius. Sebagaimana pada penjelasan sebelumnya pada bab II bahwa dalam sebuah tatanan sistem terdapat komponen yang saling berhubungan (iteraksi) bahkan saling mempengaruhi satu sama lain secara terikat. Dengan kata lain sebuah sistemjuga tidak bisa berdiri sendiri atau berjalan dengan baik jika tidak ada komponen lain atau bahkan sistem lain yang mendukung sitem Pembelajaran PAI. Oleh karena itu dapat digambarkan pola interaksi sistem pembelajaran PAI di UNP Kediri sebagai berikut:


Sistem Pembelajaran PAI
Pengelola Kampus: Kaprodi, Dekan, Rektorat.
Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
Forum Dosen PAI
Buku Pedoman PAI, Buku Materi PAI, dan Hasil Penelitian PAI
Dosen PAI dan Mahasiswa Islam
Sarana Prasarana dan Media Pembelajaran PAI
 









                  Materi Kurikulum PAI di UNP Kediri
                  Kompetensi Mahasiswa yang diharapkan setelah mengikuti       mata kuliah PAI di UNP Kediri

                  Strategi Pembelajaran PAI di UNP Kediri
                  Evaluasi Pembelajaran PAI di UNP Kediri

      Keterangan Garis:
(satu arah anak panah)   :  Terjadinya interaksi komando (penggunaan)
   (dua arah anak panah)            :  Terjadinya interaksi kerjasama (penguatan)
                                    :  Sudah Terlaksana
                                    :  Belum Terlaksana
                                    :  Terlaksana belum Optimal

Gambar 4.8. Pola Interaksi Sistem Pembelajaran PAI dengan komponen  lain di UNP Kediri
2.    Sistem Pembelajaran PAI di UNP Kediri
a.    Materi Kurikulum PAI di UNP Kediri
Secara umum materi pokok Pembelajaran PAI oleh Dosen PAI UNP Kediri masih digunakan materi-materi yang diambil dari perguruan tinggi umum lain dan ada penggunaan materi berasal dari pondok yang cenderung bermuatan materi Fiqih. Sedangpengembangan materinya (materi tambahan) yang diberikan oleh dosen pada setiap prodi berbeda satu sama lain. Materi pokok dikembangkan berdasarkan pada penglihatan karakter seluruh mahasiswa pada setiap masing-masing kelas, organisasi keagamaan yang dipilih oleh mahasiswa, dan didasarkan pada bidang ilmu yang didalami oleh mahasiswa (pada setiap prodi). Walaupun ada juga dosen yang konsisten dalam pemberian materi sama persis dari prodi satu ke prodi lain walaupun bidang keilmuaan umum yang ditekuni mahasiswa berbeda. Namun secara umum materi yang ditekankan oleh seluruh dosen PAI adalah berkenanan dengantauhid, akhlak, dan cara-cara pengimplementasian ibadah.
Berdasarkan data dokumentasi ditemukan ada beberapa dosen yang secara terperinci atau detail ada pembahasan materi PAI di dasarkan pada prodi yang bersangkutan. Contohnya adalah prodi ekonomi yang secara detail berkutat pada pembahasan berbagai bentuk kerja sama bidang ekonomi dalam Islam, jual beli dalam Islam, perbankan syariah, hutang piutang dalam Islam, pasar uang dan obligasi syariah, dan produk-produk syariah. Selain itu juga didapati dosen yang melakukan pengintegrasian ilmu antara ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum. Pengintegrasian difokuskan pada adanya keterkaitan dan kesinambungan antara agama Islam dengan ilmu pengetahuan umum dan teknologi.
Pada setiap pertemuan awal atau yang pertama pada awal semester hampir semua dosen melakukan perkenalan, kontrak kuliah, dan kemudian mendalami latar belakang mahasiswa. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan-pemaparan dasar tentang ajaran Islam dan pentingnya mata kuliah PAI. Sedangkan muatan materinya dikandung nilai-nilai sejarah,filsafat, sumber-sumber Agama Islam, Aqidah, akhlak, ilmu pengetahuan umum dan Islam, Muamalah, dan sebagianya. Dapat disimpulkan materi yang digunakan oleh Dosen PAI di UNP Kediri pada dasarnya secara umum sudah terncana sebelumnya, dan secara pribadi ada upaya dilakukan perkembangan materi dari tahun ketahun disesuaikan dengan perubahan Undang-undang, perubahan peraturan pemerintah, tujuan institusional (tujuan kurikulum UNP Kediri), kondisi mahasiswa, dan kondisi perkembangan zaman. Secara umum materi PAI di UNP dapat dipetakan seperti di bawah ini:













                                  Gambar 4.9 Klasifikasi Materi PAI di UNP Kediri

b.   Kompetensi Mahasiswa yang Diharapkan dalam Kurikulum PAI di UNP Kediri

Temuan tentang kompetensi yang diinginkan oleh Dosen setelah mahasiswa mengikuti mata kuliah PAI secara garis besarnya adalah menjadi mahasiswa yang memiliki kecapakan ilmu pengetahuan umum (berintelektual) yang berakhlak mulia dilandasi pada iman dan taqwa (ajaran-ajaran Islam). Kompetensi tersebut tercapai apabila terdapat perubahan perilaku (rajin beribadah serta punya kecakapan emosional-sosial), perubahan cara pandang terhadap Islam sehingga tetap memegang ajaran Islam dimanapun berada, dan kemampuan dalam pemahaman terhadap ajaran agama secara utuh (menyeluruh)agar diminimalisirnya terjadinya konflik pengatasnamaan agama (intoleransi).
Problematika yang dihadapi untuk pewujudan harapan tersebut adalah ada sebagian dari perilaku mahasiswa terutama pada kelas atau prodi tertentu yang apatis terhadap mata kuliah agama Islam. Misalnyaada anggapan bahwa mata kuliah PAI yang tidak lebih dari mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa, tanpa ada tindak lanjut. Padahal seharusnya mata kuliah agama Islam dijadikan sebagai instrumen untuk pengembangan ilmu pengetahuan agar tercapainya kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Permasalahan lain adalah perilaku  sebagian mahasiswa yang cenderung kurang disiplin hal ini lebih sering dilakukan pada mahasiswa prodi penjaskesrek.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk penanggulangan dan penyelesaian kendala-kendala tersebut telah diupayakan oleh dosen, namun dosen tidak berani bertindak lebih lanjut. Karena minimnya wewenang (kekuatan interfensi) dosen PAI dalam pemberian sebuah teguran lebih keras. Selain itu ada anggapan bahwa mahasiswa merupakan manusia dewasa, sehingga tidak perlu lagi sebuah interfensi atau teguran secara lisan melainkan dilakukan tindakan yang berdasarkan aturan. Dengan kata lain sebagai manusia yang rasional, mahasiswa akan lebih menerima teguran secara hukum formal (tertulis) dari pada teguran lisan yang tidak memiliki kekuatan.

Perubahan perilaku (Akhlak mulia dan cara pandang terhadap Islam)
Secara yuridis formal tujuan yang hendak ingin dicapai setelah mahasiswa mengikuti mata kuliah PAI hampir sama dengan pernyataan di atas. Walaupun ada penguatan dan penambahan di bidang lain yaitu terciptanya mahasiswa yang peduli dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan seni untuk kepentingan manusia dan nasional. Secara umum runtutan mekanisme dosen PAI agar kompetensi mahasiswa yang hendak ingin dicapai setelah ikut serta mata kuliah PAI adalah sebagai berikut:
Perubahan perilaku (Akhlak mulia dan cara pandang terhadap Islam)


                     Gambar 4.10 Alur Proses Pencapaian Kompetensi Mahasiswa

3.    Strategi Pembelajaran PAI  di UNP Kediri
Cara atau siasat yang digunakan dosen PAI untuk penyuksesan tujuan pembelajaran PAI di UNP Kediri adalah berdasarkan pada prinsip keluwesan, artinya dosen melihat kondisi dan situasi mahasiswanya yang didasarkan pada perbedaan prodi, perbedaan cara beragama (perbedaan organisasi keagamaan), dan perbedaan karakteristik kelas. Ada kalanya pada kelas tertentu strategi yang cenderung lunak digunakan seperti di prodi penjaskesrek namun pada kelas tertentu strategi yang digunakan sangat ketat dan mengikat. Sedangkan metode yang digunakandalam upaya penyuksesan strategi tersebut adalah penggunaan dialog interaktif antar dosen dengan mahasiswa sehinggi tidak ada celah atau adanya titik ketidak nyamanan antara dosen dengan mahasiswa. Dengan kata lain ada pemberian kesempatan pada mahasiswa dalam penemuan kasus atau teori (pembahasan) untuk dipresentasikan di dalam kelas.
Presentasi kelompok lebih ditekankan pada penambahan jaringan kerjasama positif antar mahasiswa. Pembagian kelompok dilakukan secara merata yang didasarkan pada kemampuan mahasiswa dalam pemahaman ajaran Islamyang ia peroleh ketika di masa sebelum perkuliahan dan mahasiswa yang sedang belajar di Pondok pesantren. Bentuk strategi lain adalah dengan cara khas pondok pesantren juga diterapkan oleh sebagian dosen yaitu pembiasaan dalam pembacaan do’a sebelum perkuliahan dimulai yaitu pembacaan surat al-Fatihah. Hal ini digunakan untuk melatih mahasiswa agar terbiasa berdoa sebelum melakukan sesuatu dan terbiasa bahwa segala sesuatu perbuatan diniatkan untuk Allah SWT.
Metode lain yang digunakan untuk penyuksesan strategi adalah dengan digunakansound pada saat pembelajaran, alasan penggunakan alat tersebut adalah agar seluruh kelas terdengar karena jumlah mahasiswanya cukup besar yaitu antara 40-50 orang. Selain itu penggunaan LCD dan media pembelajaran lain digunakan agar mahasiswa tidak merasa bosan dan untuk menghapus kesan bahwa mata kuliah PAI monoton. Karena LCD sudah disediakan di hampir setiap kelas dan kantor prodi.
Strategi yang luwes juga diterapkan oleh sebagian besar dosen yaitu pembiaran tempat duduk yang bercampur tanpa dipisah antara laki-laki dan perempuan. Namun ditekankan mahasiswa tetap sopan dalam berinteraksi terhadap lawan jenis di dalam kelas. Dan dalam berpakaianpun diupayakan ada penyesuaian diri yang lebih diutamakan adalah penggunaan simbol-simbol Islam. Dapat disimpulkan bahwa secara praktik keagamaan (syariat) dosen PAI lebih luwes tergantung pada pandangan mahasiswa terhadap agama Islam, namun secara konsep terutama pada ranah tauhid dan keimanan dosen cenderung mendominasi.
Sedang problematika yang dihadapi dalam kesuksesan strategi pembelajaran adalah adanya perbedaan organisasi keagamaan yang diikuti mahasiswa hampir disetiap kelas. Dengan demikian perlu digunakan strategi baru untuk menghadapi kenyataan itu yaitu pemberian penegasan dan penyadaran dari dosen kepada mahasiswa bahwa perbedaan itu adalah anugerah, oleh karena itu cara pandang mahasiswa tidak boleh eksklusif tapi inklusif.Strategi lain adalah saat di awal perkuliahaan diberikan penegasan oleh dosen tentang pemikiran dan materi yang diajarakan nanti tidak akan diarahkan pada golongan atau organisasi keagamaan tertentu. Namun tetap ada pemaparan dan penjelasan tentang sebab-sebat terjadinya perbedaan dari para ulama. Secara umum strategi yang digunakan oleh dosen PAI di UNP Kediri dapat digambarkan sebagai berikut:









Gambar 4.11Struktur Strategi Pembelajaran PAI di UNP Kediri
4.    Evaluasi Pembelajaran PAIdi UNP Kediri
Penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh Dosen PAI di UNP Kediri adalah didasarkan pada aturan dan pedoman perkuliahan (akademik) dari UNP Kediri. Namun dosen tetap punya inisiatif dalam pengembangan berkenaan tentang titik tekan utama yang dinilai atau aspek yang dijadikan sebagai tolak ukur utama dalam penilaian yaitu aspek afektif. Dengan kata lain aspek penilaian tersebut ikut andil dalam penentuan apakah mahasiswa tersebut dinyatakan lulus atau tidak lulus.  Hal ini sesuai dengan tata aturan atau pedoman penyelenggaraan pendidikan di UNP kediri tentang bentuk penilain bisa berbentu ujian dan non ujian. Pedoman tersebut menjadi peluang bagi dosen PAI dalam pemberian nilai pada mahasiswa tidak hanya dari pengacuan hasil ujian namun dari perilaku mahasiswa sehari-hari. Standar penilaian di UNP adalah meliputi gabungan dari skor partisipasi mahasiswa di kelas, skor tugas, skor ujian tengah semester, dan skor ujian akhir semester. Yang mana apabila ada kegiatan praktik (psimotorik) maka penilaiannya digabungkan dengan nilai tugas.
Berkenaan dengan penilaian dari aspek afektif lebih ditekankan pada perubahan sikap serta cara pandang mahasiswa terhadap mata kuliah PAI, dari segi presensi kehadiran termasuk telat atau tidak, keseriusan atau minat terhadap mata kuliah, perilaku sekaligus ucapan, dan sikap waktu perkuliahan apakah mahasiswa punya peran atau empati dalam pembantuan teman-temannya dalam pelaksanaan kuliah PAI, pendalaman dan pemahaman terhadap tugas-tugas yang telah dilakukan, perilaku sehari-hari dalam pergaulan, dan saat ujian tulis. Dapat disimpulkan bahwa penilaian yang dilakukan tidak hanya pada tataran ujian saja namun juga pada non ujian atau tanpa pengetasan.
Sedang untuk aspek psikomotoriknya lebih sedikit dan jarang dilakukan, salah satu aspek psikomotorik yaitu praktek pembacaan al-quran dan kegiatan sholat jama’ah di masjid kampus atau masjid sekitar kampus. Alasan tidak terlalu seringnya diterapkan penilaian aspek psikomotorik karena mahasiswa berlatar belakang dari sekolah umum, serta minimnya sarana prasarana dan media pembelajaran untuk menunjang penggunaan aspek penilaian tersebut.Sedang aspek kognitifnya adalah dinilai dari kualitas makalah, kualitas penjelasan saat presentasi, kualitas dalam penjawaban dan pengajuan pertanyaan saat diskusi, UTS, dan UAS. Secara spesifik berikut ini aspek penilaian yang diterapkan oleh Dosen PAI di UNP Kediri:







Gambar 4.12 Aspek penilaian mata kuliah PAI di UNP
Dari data yang diperoleh di lapangan tersebut maka secara umum pelaksanaan kegiatan keagamaan Islamdi UNP Kediri berjalan dengan frekuensi yang cukup tinggi (rutin). Dalam artian kegiatan keagamaan di sini bisa menjadi pendukung suksesnya tujuan pembelajaran PAI di UNP secara umum karena kegiatan keagamaan tersebut diikuti dan dikelola oleh sivitas kampus UNP Kediri. secara umum gambaran umum tentang kegiatan keagamaan yang telah dilaksanakan di UNP Kediri  adalah sebagai berikut:
Kegiatan Keagamaan Islam di UNP Kediri
Intrakurikuler: Kegiatan perkuliahan  oleh Dosen (Sistem Pembelajaran PAI)

Sarana Prasarana: Masjid, Kitab al Quran, LCD, dan buku-buku Agama di perpustakaan.
Ekstrakurikuler:Kegiatan kajian iptek berbasis agama, rebana, dan Yasinta oleh UKKI  berkerjasama dengan sebagian dosen
Metode dan Strategi: Ceramah (cerita), presentasi, penugasan, keteladanan, nasihat, pembiasaan, diskusi, kesesuain materi dengan prodi, dan rasionalisasi materi.
Agenda Besar di Bawah Kendali Pengelola: Pengajian Akbar dan PHBI
 











Gambar 4.13 Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Islam di UNP Kediri





[245]Wawancara dan Buku Wisuda Tahun 2012 UNP Kediri, 131-136.
[246]Hasil wawancara dari Dosen yang bersangkutan dan dari Kaprodi masing-masing.
[247]Maesyaroh, Mahasiswa UNP Kediri Prodi Pendidikan Biologi Semester VI, di tempat Duduk Barat Parkir Rektorat, 10 Desember 2012.
[248]Nur Sokhib, Dosen PAI UNP Kediri Prodi Biologi, Penjaskerek, dan PKN, di Depan Kantor Prodi Penjaskesrek, 14 Maret 2013.
[249]Kholifatul Mafudoh, Mahasiswa UNP Prodi Matematika Semester II, Ruang Rapat MTs Darul Hikmah Kec. Ngancar, 11 Mei 2013 pukul 09.03 WIB.
[250]Staff Fakultas Ekonomi, Ruang Kantor Fakultas Ekonomi UNP Kediri, 11 Maret 2013.
[251]Khozin, Dosen PAI Fakultas Teknik, rumah Khozin, 3 Mei 2013,  pukul 19.58-21.55 WIB.
[252]Nur Sokhib, Dosen PAI UNP, 14 Maret, 16 Mei 2013.
[253]Ridwan, Dosen PAI Fakultas Ekonomi, Prodi PGSD, Prodi Pend. Sejarah, Prodi Pend. Bahasa Indonesia, dan Prodi Bimbingan Konseling, rumah Ridwan, 22 Mei 2012, pukul 15.30-16.25 WIB.
[254]Samari, Rektror UNP Kediri, Ruang Rektor UNP Kediri, 15 Mei 2013 pukul 13.09-13.22 WIB.
[255]Suyadi, Dosen PAI Fakultas peternakan-Prodi Penjaskesrek&Prodi Sistem Informasi, Ruang PSG di SMK I PGRI Kota Kediri, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[256]Abdulloh, Dosen PAI Fakultas Manajemen dan Prodi Matematika, Masji Al-Mutaqqin (Kyai Kholil) Kelurahan Ngampel Kec. Mojoroto, 26 April 2013 Pukul 11.19 WIB
[257]Sri Suwarni, Mahasiswa UNP Kediri Prodi TI Semester IV, Gedung J UNP Kediri, 24 Mei 2013 Pukul 11.15 WIB.
[258]Staff Fakultas Ekonomi, Ruang Kantor Fakultas Ekonomi UNP Kediri, 11 Maret 2013.
[259]Observasi, sekitar kampus UNP Kediri, 09, 11, 25 , 26, Februari 2013.
[260]Observasi, Kampus UNP Kediri, 11 Desember 2012, 09, 11, 25, 27, Februari, 14 Maret, 09, 23 April, 03, 8, 15  Mei,  2013.
[261]Acara “Liputan Khusus” dan acara “Menuju Nusantara Lebih Baik” di Stasiun Dhoho TV.
[262]Observasi, Baliho (reklame) Konser Band Lyla&Armada di Halaman Kampus,  3 Februari 2013.
[263]Ichsanudin, Wakil Rektor I, Ruang  Wakil Rektor UNP Kediri, 26 Februari 2013 Pukul 15.10 WIB.
[264]Ridwan, 22 Mei 2012 pukul 15.30-16.25 WIB.
[265]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[266]Endang Sri Mujiwati, Kaprodi PGSD UNP Kediri, Kantor Kaprodi PGSD UNP Kediri, 14 Maret 2013.
[267]Ichsanudin, 11 Februari 2013 Pukul 18.33 WIB.
[268]Nur Sokhib, Dosen PAI Prodi Biologi, Prodi Penjaskesrek dan Prodi PKn, Tempat Piket Guru SMA 7 Kota Kediri, 09 Februari dan 16 Mei 2013.
[269]Abdulloh, 26 April 2013 Pukul 11.19 WIB
[270]Taufiqurahman, Dosen PAI Fakultas Teknik, Melalui Telephone, 30 April 2013.
[271]Maesyaroh,Mahasiswa UNP Kediri Prodi Pendidikan Biologi Semester VI, Halaman kampus UNP Kediri, 26 April 2013 Pukul 09.39 WIB.
[272]Ari Permata Deny, Sekretaris Fakultas Teknik, Ruang Kantor Fakutlas Tekni UNP Kediri, 10 April 2013.
[273]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[274]Kholifatul Mafudoh, 11 Mei 2013 pukul 09.03 WIB.
[275]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[276]Nur Sokhib, 09 Februari dan 16 Mei 2013.
[277]Abdulloh, 26 April 2013 Pukul 11.19 WIB
[278]Hasil Konvrontasi beberapa Mahasiswa, Halaman Free Hotspot Area UNP Kediri, 24 Mei 2013 Pukul 10.00-10.45. WIB
[279]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[280]Amin Istriananik, Mahasiswa UNP Kediri Prodi Pend. Bahasa Indonesia semester II, Ketua PJM khusus mata kuliah agama, di Ruang Kantor MTs Darul Hikmah Kec. Ngancar Kab. Kediri, 27 Mei 2013 Pukul 09.35 WIB.
[281]Rizky Ulfa, Mahasiswa UNP Kediri Prodi Pend. Bahasa Inggris semester VIII, Lewat SMS.
[282]Observasi, Serambi Masjid an-Nur UNP Kediri, 24 Mei 2013 Pukul 12.25-12.37 WIB.
[283]Nur Kholis, Muazin dan Pengurus Masjid An-Nur UNP Kediri, 24 Mei 2013 Pukul 12.38 WIB.
[284]Ahmad Hasan Alwi, Mahasiswa UNP Prodi Penjaskesrek semesteri VIII, Ketua UKKI, Masjid an-Nur UNP Kediri, 08 Mei 2013 pukul 09.08-10.02 WIB.
[285]Samari, Rektror UNP Kediri, Ruang Rektor UNP Kediri, 15 Mei 2013 pukul 13.09-13.22 WIB.
[286]Ahmad Hasan Alwi, 08 Mei 2013 pukul 09.08-10.02 WIB.
[287]Observasi, di Masjid an-Nur UNP Kediri, 15 Mei 2013 Pukul 09.30-11.10 WIB.
[288]Observasi, Masjid an-Nur UNP Kediri, 8 Mei 2013 Pukul 09.40-10.52 Wib.
[289]Dokumentasi, Masjid an-Nur UNP Kediri, 29 Mei 2013 Pukul 10.40 WIB.
[290]Dokumentasi, Masjid an-Nur UNP Kediri, 24 Mei 2013 Pukul 11.38 WIB
[291]Observasi, Masjid an-Nur UNP Kediri, 24 Mei 2013 Pukul 11.38-12.25 WIB.
[292]Dokumentasi, Masjid an-Nur UNP Kediri, 24 Mei 2013 Pukul 11.58 WIB.
[293]Dokumentasi, Halaman Kampus UNP Kediri Selatan Gedung G, 29 Mei 2013.
[294]Umi Hanik, Dosen PAI UNP Kediri, Rumah Umi Hanik Jl. Bandar Ngalim I/12 Kota Kediri, 20 Mei 2013 Pukul 15.58-16.49 WIB.
[295]Ibid.
[296]Abdulloh, 26 April 2013 Pukul 11.19 WIB
[297]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[298]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[299]Nur Sokhib, Dosen PAI UNP Kediri Prodi Biologi, Penjaskeserek, dan PKn, Lantai ke-2 Masjid SMA 7 Kediri, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 WIB.
[300]Ibid.
[301]Abdulloh, Dosen UNP Kediri prodi Fakultas Manajemen dan Prodi Matematika, Masjid an-Nur UNP Kediri, 15 Mei 11.10-11.45 WIB.
[302]Ridwan, 22 Mei 2012 pukul 15.30-16.25 WIB.
[303]Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis & Karya Ilmiah Program Pascasarjana (Kediri: Pascasarjana STAIN Kediri, 2012), 54.
[304]Suyadi, Dosen PAI Fakultas peternakan-Prodi Penjaskesrek&Prodi Sistem Informasi, Ruang PSG di SMK I PGRI Kota Kediri, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[305]Ibid.
[306]Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 Wib.
[307]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[308]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[309]Dokumentasi, Satuan Acara Perkuliahan (Kontrak Perkuliahan) Mata Kuliah Agama Islam, Khozin, Dosen PAI fakultas Sistem Informasi, rumah pak Khozin di Desa Pagu Kec. Wates Kab. Kediri, 3 Mei 2013
[310]Dokumentasi, Jurnal Perkuliahan Semester Ganjil 2012-2013 Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam pada Program Studi Manajemen UNP Kediri, Staff Fakultas Ekonomi, Ruang Kantor Fakultas Ekonomi UNP Kediri, 11 Maret 2013.
[311]Dokumentasi, Program Studi Akuntansi UNP Kediri, Staff Fakultas Ekonomi, 11 Maret 2013.
[312]Ridwan, 22 Mei 2012 pukul 15.30-16.25 WIB.
[313]Amin Istriananik, 27 Mei 2013 Pukul 09.35 WIB.
[314]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[315]Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 Wib.
[316]Abdulloh, 15 Mei 11.10-11.45 WIB.
[317]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[318]Elvarida, Mahasiswa UNP Kediri Prodi Biologi semester IV, Halaman Free Hotspot Area UNP Kediri, 24 Mei 2013 Pukul 10.20-10.45. WIB.
[319]Gatot Priambodo, Mahasiswa UNP Kediri Prodi Biologi semester IV, HalamanFree Hotspot Area UNP Kediri, pukul 10.48-11.06 Wib.
[320]Elvarida, 24 Mei 2013 Pukul 10.20-10.45. WIB.
[321]Sri Suwarni, Mahasiswa UNP Kediri Prodi TI Semester IV, Gedung J UNP Kediri, 24 Mei 2013 Pukul 11.15 WIB.
[322]Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 WIB.
[323]Ridwan, 22 Mei 2012 pukul 15.30-16.25 WIB.
[324]Abdulloh, 15 Mei 11.10-11.45 WIB.
[325]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[326]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[327]Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 Wib.
[328]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[329]Abdulloh, 15 Mei 11.10-11.45 WIB.
[330]Khozin, , 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[331]Dokumentasi, Pedoman Akademik UNP Kediri tahun 2008, hlm 47,  Andri Staf BAAK UNP Kediri, 03 Mei 2013 Pukul 15.01 Wib.
[332]Mastuhu, “Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum,” dalam Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, ed. Fuaduddin&Cik Hasan Bisri (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 30.
[333]Dokumentasi, Rencana Program Perkuliahan/Pelaksanaan Pembelajaran Mata Kuliah Agama Islam, Dosen Pengampun Khozin&Suyadi, hlm 1.
[334]Dokumentasi, Satuan Acara Perkuliahan (Kontrak Perkuliahan) Mata Kuliah Agama Islam, Dosen Khozin Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika, hlm 1.
[335]Observasi, Gedung J kelas J-7 Ruang Pembelajaran Mata Kuliah PAI, 29 Mei 2013.
[336]Dokumentasi, Pembelajaran PAI oleh Suyadi, 29 Mei 2013, pukul 09.32 WIB.
[337]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[338]Kholifatul Mafudoh, 11 Mei 2013 pukul 09.03 WIB.
[339]Abdulloh, 15 Mei 11.10-11.45 WIB.
[340]Ahmad Hasan Alwi, 08 Mei 2013 pukul 09.08-10.02 WIB.
[341]Elvarida, 24 Mei 2013 Pukul 10.20-10.45. WIB.
[342]Eko Mahwonto, Mahasiswa Semester 8 Prodi Teknologi Informasi, Bilik Operator Warnet Alfian.Net Ruko Lapangan Ngronggo Kota Kediri,10 Mei 2013 pukul 07.53 WIB.
[343]Disa Haikal, Mahasiswa Teknik Informatika UNP Kediri semester VI, Gedung G lantai 2 Ruang Magang, 21 Mei 2013 Pukul 15.23 WIB.
[344]Amanu, Mahasiswa UNP Kediri semester 4 Prodi Teknik Informatika, Masjid an-Nur UNP kediri 15 Mei 2013 pada pukul 12.31 WIB.
[345]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[346]Kholifatul Mafudoh, 11 Mei 2013 pukul 09.03 WIB.
[347]Hasanuddin, Mahasiswa UNP Kediri  Semester 4 Prodi Bimbingan&Konseling, Masjid an-Nur UNP Kediri 15 Mei 2013 pada pukul 12.34-12.55 WIB.
[348]Maesyaroh, 26 April 2013 Pukul 09.39 WIB.
[349]Robiatul Malidah, Mahasiswa UNP Kediri Prodi TI semester 4, Lantai ke-2 Gedung J, 24 Mei 2013 Pukul 11.15 WIB.
[350]Disa Haikal, 21 Mei 2013 Pukul 15.23 WIB.
[351]Abdulloh, 15 Mei 11.10-11.45 WIB.
[352]Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 Wib.
[353]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[354]Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 Wib.
[355]Ahmad Hasan Alwi, 08 Mei 2013 pukul 09.08-10.02 WIB.
[356]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[357]Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 Wib.
[358]Abdulloh, 15 Mei 11.10-11.45 WIB.
[359]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[360]Ibid,.
[361]Observasi, Kampus II UNP Kediri Ruang M-25, 28 Mei 2013, Pukul 13.40 WIB.
[362]Dokumentasi, Pedoman Akademik UNP Kediri tahun 2008, hlm 25-26,  Andri Staf BAAK UNP Kediri, 03 Mei 2013 Pukul 15.01 Wib.
[363]Khozin, 3 Mei 2013 pukul 19.58-21.55 WIB.
[364]Ridwan, 22 Mei 2012 pukul 15.30-16.25 WIB.
[365]Suyadi, 10 Mei 2013 pukul 07.50-09.05 WIB.
[366]Nur Sokhib, 16 Mei 2013, pukul 10.30-10.50 WIB.



Bab IV (sumber gambar scribblez)




Baca tulisan menarik lainnya: