Topik lain:
Beranda » Arsip untuk Juni 2018
Sabtu, 30 Juni 2018
Jumat, 29 Juni 2018
Ketika Suasana Hati (Mood) Menjadi Penyebab Sulit Menulis
Ketika Suasana Hati (Mood) Menjadi Penyebab Sulit Menulis
Baca tulisan menarik lainnya:
Kamis, 28 Juni 2018
C. Perbedaan Pembelajaran pada Pendidikan Jenjang Menengah dengan Perguruan Tinggi
Topik lain:
A. Gambaran Ideal Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum
C. Perbedaan Pembelajaran pada Pendidikan Jenjang Menengah dengan Perguruan Tinggi
Baca tulisan menarik lainnya:
Rabu, 27 Juni 2018
B. Kendala yang Ditemui dalam Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum
Topik lain:
A. Gambaran Ideal Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum
B. Kendala yang Ditemui dalam Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum
Baca tulisan menarik lainnya:
Selasa, 26 Juni 2018
A. Gambaran Ideal Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum
Topik lain:
A. Gambaran Ideal Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum
Baca tulisan menarik lainnya:
Senin, 25 Juni 2018
Contoh BAB Penutup pada Buku
Topik lain:
Contoh BAB Penutup pada Buku
Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Baca tulisan menarik lainnya:
Minggu, 24 Juni 2018
E. Sistematika Isi Buku
Baca tulisan menarik lainnya:
Sabtu, 23 Juni 2018
E. Hal-hal yang Terkait dengan Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Topik lain:
Hal-hal yang Terkait dengan Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Baca tulisan menarik lainnya:
Jumat, 22 Juni 2018
Kamis, 21 Juni 2018
Pengantar Singkat Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Topik lain:
Pengantar Singkat Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Baca tulisan menarik lainnya:
Rabu, 20 Juni 2018
C. Kerangka Acuan Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Topik lain:
Kerangka Acuan Pengembangan
Pendidikan Agama Islam
Baca tulisan menarik lainnya:
Senin, 18 Juni 2018
Trik Persiapan Bagi Siswa dan Orang Tua untuk Memulai Tahun Pelajaran Baru
Trik Persiapan Bagi Siswa dan Orang Tua untuk Memulai Tahun Pelajaran Baru
Baca tulisan menarik lainnya:
Minggu, 17 Juni 2018
Sabtu, 16 Juni 2018
Jumat, 15 Juni 2018
Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri dari A. Rifqi Amin
Banjir Embun - Ucapan selamat hari raya Idul Fitri telah saya terima dari berbagai kalangan. Mulai dari mitra/klien bisnis online, rekan pengajar, mahasiswa, murid ketika saya masih mengajar di sekolah dulu, teman saat di sekolah hingga perguruan tinggi, saudara, dan lain-lain. Baik melalui aplikasi pesan singkat seperti whatsapp, facebook, sms, telepon, kartu ucapan, maupun ucapan secara langsung dari lisan. Semoga ucapan tersebut yang di dalamnya juga mengandung do'a merupakan ketulusan dari hati terdalam mereka. Tidak hanya sekedar basa-basi atau untuk sekedar balas membalas ucapan selamat hari raya.
Baca tulisan menarik lainnya:
Kamis, 14 Juni 2018
Faktor-faktor Serta Alasan Wali Siswa atau Mahasiswa dalam Memilih Lembaga Pendidikan: Pesantren, Madrasah, Sekolah, dan Perguruan Tinggi
Faktor-faktor Serta Alasan Wali Siswa atau Mahasiswa dalam Memilih Lembaga Pendidikan: Pesantren, Madrasah, Sekolah, dan Perguruan Tinggi
Baca tulisan menarik lainnya:
Rabu, 13 Juni 2018
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menulis
Oleh: A. Rifqi Amin
Baca tulisan menarik lainnya:
Selasa, 12 Juni 2018
Tulisanmu adalah Nisan yang Tak Pernah Lapuk
Tulisan adalah rangkaian huruf, kata, kalimat, atau paragraf yang memiliki kesatuan makna dan tujuan. Maksud bermakna di sini tidak harus menggunakan istilah yang jarang digunakan maupun yang sulit dipahami. Artinya justru terkait dengan hal yang sederhana dan mudah dipahami.
Baca tulisan menarik lainnya:
Senin, 11 Juni 2018
Minggu, 10 Juni 2018
Kritik Terhadap Doktrin Rajin Pangkal Pandai
Rajin Pangkal Pandai (Sumber gambar Akbar) |
Kritik Terhadap Doktrin Rajin Pangkal Pandai
Saat di sekolah dasar dulu kita pernah didoktrin "rajin pangkal pandai malas pangkal bodoh". Meski belum tahu maksudnya secara pasti, anak SD kala itu sangat fasih mengucapkan. Termasuk saya salah satu korban doktrin itu. Ketika itu di benak saya belum bisa menghubungkan variabel antara rajin dengan kepandaian maupun bodoh dengan kemalasan. Meski belum bisa mendiskripsikan secara pas. Saya yang masih kecil sudah bertanya-tanya. Rajin dalam bidang apa? Pandai dalam bidang apa? Malas dalam bidang apa? Bodoh dalam bidang apa?
Pertanyaan di atas sangat penting untuk dijawab. Mengingat bila doktrin tersebut dimaknai dangkal maka timbul kesan adanya penyeragaman terhadap peserta didik. Terutama dalam bidang pola pikir, kemampuan, dan prestasi. Bahkan akan ada penyeregaman tentang apa itu yang dimaksud dengan kepandaian dan apa itu bodoh. Begitu pula dengan kemalasan dan kerajinan. Seakan kalau orang rajin dijamin sukses dan orang malas dijamin tidak sukses. Kesalahan ini berakibat fatal bagi perkembangan psikologis anak-anak.
Bisa jadi anak sebagai peserta didik memaknai rajin harus bekerja atau belajar terus-menerus tanpa mengetahui bagaimana cara bekerja atau belajar yang efektif dan efesien. Kalau sampai begitu apa bedanya manusia dengan robot. Terlebih lagi robot bisa jauh lebih rajin dari pada manusia. Cara pandang seperti ini akan mematikan kreativitas manusia. Bahkan cenderung pada dehumanisasi. Manusia tidak akan menjadi manusia kalau dia tidak rajin. Kerajinan yang berasal dari perintah bukan berasal dari kesadaran diri.
Bisa jadi anak sebagai peserta didik memaknai rajin harus bekerja atau belajar terus-menerus tanpa mengetahui bagaimana cara bekerja atau belajar yang efektif dan efesien. Kalau sampai begitu apa bedanya manusia dengan robot. Terlebih lagi robot bisa jauh lebih rajin dari pada manusia. Cara pandang seperti ini akan mematikan kreativitas manusia. Bahkan cenderung pada dehumanisasi. Manusia tidak akan menjadi manusia kalau dia tidak rajin. Kerajinan yang berasal dari perintah bukan berasal dari kesadaran diri.
Bagi saya orang pandai tidaklah ditentukan dari tingkat kerajinan. Begitu pula orang yang malas menurut saya belum tentu bodoh. Kasus seperti itu banyak kita temui di kenyataan masyarakat. Misalnya si Tono dikuliahkan orang tuanya di jurusan pertanian. Dalam perkukiahan ia rajin belajar. Setelah lulus ia rajin ke sawah dan rajin belajar menggarap sawah. Namun karena si Tono tidak serius di bidang persawahan serta karena pilihan jurusan atau prodi perkuliahan adalah hasil paksaan orang tua akhirnya ia tidak pandai menggarap sawah. Awalnya ia secara kognitif menguasai namun karena ia tidak menikmati pekerjaan itu akhirnya ilmu yang ia dapat mudah lenyap.
Ada lagi si Tini dia kelihatan malas belajar tentang persawahan. Namun, ada bakat pertanian dalam dirinya, sehingga saat diajari sedikit saja oleh tetangga atau sesama petani ia mudah paham. Menikmati aktivitasnya bahkan dari ketekunan tersebut ia bisa mengembangkan teori-teori baru tentang persawahan. Ia tak pernah ikut perkuliahan pertanian seperti halnya Tono. Meski demikian Tini bisa larut atau menyatukan diri dengan dunia pertanian. Bisa dikatakan, Tini tak perlu rajin belajar untuk menguasai ilmu pertanian. Bertani adalah bakat bawaannya. Dia melakukan tanpa paksaan. Ia sadar bahwa itu adalah bidang kemampuannya.
Baca juga:
Temukan Bakatmu Agar Nikmat Hidupmu
Dari pemaparan di atas sudah jelas bukti bahwa kesuksesan seseorang bukan ditentukan oleh kerajinan semata. Tekat, ketekunan, menikmati pekerjaan, kreativitas, dan do'a yang bisa mencapai kesuksesan. Yakni, sukses lahir batin. Bukan semata sukses lahirnya. Sungguh kasihan bila ada orang yang secara fisik tampak sukses tapi hatinya tersiksa. Disebabkan karena ia terjun pada dunia yang tidak seduai bakatnya. Hidupnya akan seperti zombi. Bisa bergerak tapi tak ada jiwanya. Mengerikan.
Semoga generasi selanjutnya kita tak menjadi zombi-zombi selanjutnya....
Semoga generasi selanjutnya kita tak menjadi zombi-zombi selanjutnya....
Topik lain:
Trik Persiapan Bagi Siswa dan Orang Tua untuk Memulai Tahun Pelajaran Baru
Baca tulisan menarik lainnya:
Sabtu, 09 Juni 2018
Jumat, 08 Juni 2018
Kampus Multikultural Rasa Monokultural
Contoh Tulisan Kritik Cerdas Tanpa Menggurui: Aku adalah Manusia yang Paling Pancasilais di Indonesia
Cara terbaik untuk mengritik orang lain ialah dengan mengkritik diri sendiri. Secara tidak langsung orang lain yang juga merasa seperti itu akan ikut terhanyut untuk menyesali kesalahan. Itulah mengkritik tanpa harus menggurui.
Baca tulisan menarik lainnya:
Kamis, 07 Juni 2018
Kumpulan Makalah di Blog Banjir Embun
Untuk membaca (membuka halaman website) atau mendownload tulisan di bawah ini silakan anda klik judul tulisannya.
Baca tulisan menarik lainnya:
Rabu, 06 Juni 2018
Ethico-legal Texts and a Hierarchy of Values
BAB XI Ethico-legal Texts and a Hierarchy of Values
Buku Abdullah Saeed, Intrepreting
the Quran: Towards a Contemporary aproach (New York: Routledge, 2006) Terletak di BAB 11
Baca tulisan menarik lainnya:
Situasai Perdebatan Terkait Masalah Penafsiran
BAB II
Situasai
Perdebatan Terkait Masalah Penafsiran
Terjemahan buku milik Abdullah Saeed, Intrepreting
the Quran: Towards a Contemporary aproach (New York: Routledge, 2006), hlm. 8-16.
Baca tulisan menarik lainnya:
Ringkasan Tentang al Quran menurut Pandangan Abdullah Saeed
Ringkasan Tentang al Quran menurut Pandangan Abdullah
Saeed
Dalam buku: Abdullah Saeed, Intrepreting the Quran: Towards a Contemporary aproach (New York:
Routledge, 2006), hlm. 34-41.
Baca tulisan menarik lainnya:
Konsep Etika dalam Perspektif al Quran: Perbandingan Antara Etika Islam dengan Etika Sekuler
KONSEP ETIKA DALAM
PERSPEKTIF Al-QURAN: PERBANDINGAN ANTARA ETIKA ISLAM DENGAN ETIKA SEKULER
Baca tulisan menarik lainnya:
Rekonstruksi Pendidikan Agama Islam dalam Wawasan Psikologi
Oleh: A. Rifqi Amin
BAB I
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Masalah
Kajian Psikologi merupakan kebutuhan yang sangat
penting pada zaman sekarang ini. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan
bertambahnya jumlah manusia di bumi ini menyebabkan manusia dalam keadaan tertekan. Pasalnya, kehidupan ini pada
akhirnya dihadapkan pada sebuah “persaingan” antar manusia. Alhasil, jiwa serta
tingkah laku manusia rentan mengalami perubahan drastis. Bahkan bila tidak bisa
dikontrol[1]
bisa menjurus pada hal-hal yang diluar batas “etika” umum kemanusiaan, bahkan
etika agama. Misalnya, adanya pelaku kekerasan dan terorisme atas nama agama,
adanya kepala sekolah melakukan korupsi anggaran pendidikan, kepala sekolah
melakukan selingkuh, guru berpacaran dengan muridnya, maraknya guru melemahkan
(menyingkirkan) rekannya dalam satu lembaga demi uang sertifikasi, siswa tidak
menghargai guru, maraknya guru mengajari “kecurangan” pada muridnya, guru yang
pilih kasih terhadap muridnya sehingga ada yang terasingkan, pelaksanaan
pembelajaran hanya ditujukan sebatas simbolisasi atau untuk memenuhi standar
kelayakan, dan berbagai masalah perilaku menyimpang lainnya yang disebabkan
oleh kegagalan pendidikan, termasuk PAI.
Baca tulisan menarik lainnya:
Konsep Tentang Ilmu, Agama, dan Islam: Upaya Pengembangannya bagi Masa Depan Indonesia
KONSEP TENTANG ILMU, AGAMA, DAN ISLAM: UPAYA
PENGEMBANGANNYA BAGI MASA DEPAN INDONESIA
Oleh: A. Rifqi Amin
Baca tulisan menarik lainnya:
Masalah Terorisme dan Pengembangan Human Security Melalui Pendidikan Agama Islam
MASALAH TERORISME DAN PENGEMBANGAN HUMAN SECURTY MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Oleh: A. Rifqi Amin
Baca tulisan menarik lainnya:
Pengembangan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam (Studi Kasus di Universitas Islam Negeri Maulan Malik Ibrahim Malang)
PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM
(STUDI KASUS DI UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG)
Oleh: A. Rifqi Amin
Baca tulisan menarik lainnya:
Tanya Jawab Tentang Pengembangan Pendidikan Agama Islam pada Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah/Madrasah, Pendidikan Tinggi, dan Pondok Pesantren
Tanya Jawab Tentang Pengembangan Pendidikan Agama Islam pada Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah/Madrasah, Pendidikan Tinggi, dan Pondok Pesantren
Baca tulisan menarik lainnya:
Tanya Jawab Tentang Pengembangan Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran PAI
Baca tulisan menarik lainnya:
Paradigma Universal dan Sistem Dunia Berbasis Islam: Kajian Ekonomi, Sosial, Etika, dan Ilmu Pengetahuan
The Universal Paradigm (sumber gambar bookdepositry) |
THE UNIVERSAL PARADIGM AND THE ISLAMIC WORLD SYSTEM: ECONOMY, SOCIETY, ETHICS, AND SCIENCE
Baca tulisan menarik lainnya:
Senin, 04 Juni 2018
Peran Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Ekonomi Berbasis Syari’ah di Indonesia
Peran Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Ekonomi Berbasis Syari’ah di Indonesia
oleh A. Rifqi Amin
Baca tulisan menarik lainnya:
Jumat, 01 Juni 2018
Jasa Murah Pembuatan Sertifikat HKI/HAKI Hanya 500 RIBU
Jasa Murah Pembuatan Sertifikat HKI/HAKI Hanya 500 RIBU (Bisa Ditawar Sesuai Keadaan pencipta)