Menulislah
Oleh A. Rifqi Amin
Menulis itu berbagi. Berbagi senyum, canda, wawasan, ilmu, dan sebagainya. Menulis itu ibadah yang bisa mendekatkan kita pada Maha Pencipta. Tak peduli mau menulis apa, berbentuk apa, dan sepanjang apa.
Senyampang tulisan itu bisa merubah penulis sekaligus pembacanya menjadi lebih baik, maka itulah tulisan luar biasa. Tak perlu muluk-muluk ingin merubah dunia. Rubahlah diri dan sekitar. Semua itu sudah penuh makna.
Tulisan ini bukan untuk menggurui. Namun, untuk memberi motivasi. Semoga dengan coretan ini akan memunculkan inspirasi. Harapannya bisa mengharumkan ibu pertiwi. Jangan lupa, setelah berhasil tak boleh tinggi hati.
Kita diberi potensi (kecerdasan, uang, waktu, kesehatan, dll) bukan hanya untuk menyenangkan diri. Apalagi hanya untuk memperkaya diri. Sisihkan potensi untuk menulis. Sebab dengan menulis hidup akan terasa berarti.
Siapa bilang menulis tak penting bagi manusia. Tanpa tulisan manusia tak kenal membaca. Tanpa membaca kehidupan nampak beda. Tanpa tulisan kehidupan berbalik ke era prasejarah.
Lantas apakah kita maunya hanya menengadah? Menanti tulisan orang lain yang melimpah ruah? Pilihannya ialah menjadi perubah melalui tulisan atau objek yang dirubah. Silakan tentukan sebelum jadi terlambat.
Tak ada agama besar yang tidak punya kitab sebagai hujjah (landasan). Tak ada sekolah yang tak punya buku sebagai media belajar. Tak ada ilmu yang berkembang pesat tanpa melalui tulisan.
Tulisan telah merubah peradaban. Dari kegelapan menjadi lebih berpengetahuan. Jangan remehkan perkataan yang dicatat. Sebab itu adalah cara terbaik untuk mengabadikan ide atau gagasan.
Menulis bukan masalah untuk apa atau siapa. Namun, menulis adalah untuk bagaimana dan mengapa. Bagaimana kita bisa menyumbang keharuman lewat tulisan. Serta, mengapa kita harus menulis di tengah situasi bangsa yang masih didera kecemburuan dan keterbelakangan.
Tulisan yang disebarluaskan akan menjadi nisan yang tak mudah termakan zaman. Tulisan yang diendapkan akan membusuk lebih cepat dari bangkai setan. Tulisan hasil pencurian akan menjadi bahan tertawaan. Tulisan menyesatkan akan dimintai pertanggungjawaban.
A. Rifqi Amin (penulis puisi di laman www.banjirembun.com)
Malang, 16 Desember 2017
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya: