Oleh:
A. Rifqi Amin
Ketika aku hina, hanya Kamu yang sanggup mengangkatku
Ketika aku menangis, hanya Engkau yang mampu menghapus air mataku
Ketika aku sendiri, hanya kasih-Mu yang ikhlas mendekapku
Ketika aku merengek, hanya sayang-Mu yang telah menenangkanku
Namun, ketika aku bermartabat, aku melupakan semua kebaikan-Mu itu
Namun, ketika aku bahagia, aku menyingkirkan zikirku pada-Mu
Namun, ketika aku bersorak sorai dengan segerombol manusia, aku melupakan dekapan-Mu
Namun, ketika aku mendapat semua, aku telah mentelantarkan perintah-Mu
Tuhan, aku ini manusia apa?
Maafkan aku yang tak tahu diri
Aku terlalu egois untuk memanfaatkan kasih-Mu
Aku ini benar-benar hina dihadapan-Mu
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Puisi: Aku Benar-benar Hina"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*