Tulisan ini Khusus untuk umat Islam yang BODOH!!! PERHATIAN yang merasa tersinggung terhadap tulisan ini dilarang membaca!!!
Belajar dari Tragedi Karubaga, Tolikara, PAPUA: Anda umat Islam yang BODOH!
FKUIB - Siapakah umat Islam
yang BODOH?? Yaitu umat Islam yang berhasil diprovokasi untuk melakukan
tindakan kekerasan saat saudara-saudaranya seiman dianiayai, ditindas,
dibantai, dan didiskriminasikan oleh non muslim yang sedang putus asa. Putus
asa karena tak tahu lagi jalan apa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan
umat Islam, kecuali dengan cara kekerasan. Putus asa karena melihat kondisi umat
Islam yang mengalami perkembangan pesat baik secara kualitas maupun kuantitas.
Siapakah umat Islam
yang BODOH?? Yaitu umat Islam yang hanya mengira bahwa jalan satu-satunya untuk
melindungi umat Islam lainnya ialah melalui kekerasan. Padahal jalan kekerasan
itu merupakan pilihan terakhir setelah jalan lain seperti diplomasi, kerjasama,
dan jalan damai lainnya telah dilakukan tapi kekerasan (pembantaian) terhadap
umat Islam masih tetap diteruskan. Selain itu, kekerasan dalam keadaan negara
damai (merdeka atau tidak dalam kondisi terjajah) merupakan tindakan yang hanya
berhak dan sah dilakukan oleh pihak yang berwenang (satpol PP, polisi, dan pihak
berwenang lainnya).
Kenapa Umat Islam
BODOH?
Saya tegaskan saya
membodohkan umat Islam yang seperti itu bukan karena saya membenci Anda wahai
saudaraku se-Islam, tapi saya sayang sekali pada kalian.... Serta saya membodohkan Anda bukan berarti saya ini pintar tapi karena saya tidak menginginkan Anda berbuat kekerasan yang bisa menimbulkan masalah lebih besar lagi. Saya sadar di bidang lain sangat mungkin bahwa saya lebih bodoh dari Anda. Namun, sebaliknya di bidang kehidupan damai (human security) sangat mungkin anda tidak lebih pintar dari orang-orang non muslim. Oleh sebab itu, segera hentikan
tindakan anda yang terlalu reaktif tanpa berfikir jernih atas berbagai
provokasi yang ada sehingga anda terpancing melakukan tindakan kekerasan...
Betapa lugunya Anda,
betapa polosnya Anda, dan betapa spontannya Anda sehingga bisa diperalat
provokator untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap non Muslim.... sungguh
mereka (para provokator) akan bertepuk tangan ketika Anda mau angkat tangan
untuk melakukan kekerasan yang sesuai dengan keinginan mereka.
Sekali lagi saya
tegaskan saya membodohkan Anda (wahai saduaraku yang hendak melakukan
kekerasan) bukan karena saya tak menghargai semangat persaudaraan Anda terhadap
sesama umat Islam yang teraniaya.....
Saya tahu dan
benar-benar merasakan bahwa hati Anda terkoyak tatkala ada umat Islam dianiaya
oleh non Muslim yang bertindak ceroboh di belahan bumi manapun itu, saya juga
merasakan itu....
Saya tahu dan sungguh
mengerti bahwa Anda ingin diniali baik di mata Allah SWT, saya juga ingin
seperti itu..... Tapi apakah KEKERASAN terhadap non Muslim akan dinilai baik
oleh Allah SWT??? terlebih negara ini dalam keadaan damai.... bukankah itu akan
memperkeruh suasana???
Saya tahu dan betapa
Iman ini teruji tatkala ada umat Islam lain mengalami tragedi memilukan... saya
juga merasa iman ini lemah saat saya ini tak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya
berdoa serta membuat tulisan untuk memotivasi umat Islam agar kuantitas dan
kualitasnya menjadi lebih baik seperti tulisan yang sedang anda baca ini.... Kembali
ditegaskan, apakah kekerasan merupakan jalan yang terbaik di saat negara ini
dalam keadaan damai???
APAKAH kekerasan
jalan satu-satunya?
Saduaraku se-Islam,
alangkah lebih elegan, lebih cerdas, dan lebih bijaksana bila kita menggunakan
jalan damai. Yakni, jalan yang bisa membuat suasana sejuk, suasana bersahabat,
suasana tenang, dan suasana aman. Alangkah lebih tepat bila sumber daya
(pikiran, tenaga, dana, dan sebagainya) umat Islam dikerahkan dan difokuskan
untuk mengirimkan “MISIONARIS” Islam ke tanah PAPUA dengan mengusung misi
tertentu yang jelas dan terencana. Dengan catatan khusus “MISIONARIS” Islam
harus dikelola dan dimanajemen dengan cara cerdas dan profesional. Dengan itu,
diharapkan para “MISIONARIS” Islam itu bisa membimbing Muslim di PAPAU agar umat Islam di
sana bisa menjadi Muslim yang kuat dari segi ekonomi, keilmuan, kebudayaan, dan
kuat keimanannya terhadap Islam.
Untuk mewujudkan misi
itu beberapa cara yang bisa dilakukan ialah mendirikan pondok pesantren,
madrasah, dan mendirikan sekolah berbasis Islam. Memang harus diakui, cara itu
membutuhkan biaya besar, waktu yang lama, dan tenaga yang ekstra supaya tujuan
kemulian umat Islam di Papua bisa tercapai. Sedangkan, melalui kekerasan
merupakan cara yang tidak banyak membutuhkan biaya dan hasilnya bisa dirasakan
dengan cepat. Namun, jalan kekerasan akan berakibat negatif terhadap umat Islam
sendiri. Dengan kata lain, jika Anda melakukan kekerasan terhadap non muslim
(dengan situasi negara dalam keadaan damai) secara tidak langsung Anda telah
melempari TAI BABI ke muka umat Islam yang lainnya. Umat Islam yang tidak ikut
terlibat dalam kekerasan akan merasakan dampak negatifnya.
Oleh sebab itu, wahai
umat Islam yang bersemangat!! Sungguh indah jika “energi” semangatmu itu
digunakan untuk membangun bangsa ini, untuk mencerdaskan bangsa ini, dan untuk
menyatukan bangsa ini. Tentunya juga untuk mempersatukan umat Islam sehingga
satu sama lain bisa menjadi satu tubuh yang tak bisa dipisahkan meski satu sama
lain ada perbedaan. Pada akhirnya, diharapkan kita dapat menjadi Muslim yang kuat sebagai pelindung non
muslim yang lemah. Bisa juga dengan
menjadi Muslim yang mayoritas untuk menjadi pengayom yang minoritas dan menjadi
Muslim yang kokoh sebagai penjaga non muslim yang rapuh. Serta dalam jangka
panjang bisa menjadi Muslim yang cerdas dalam bidang ilmu pengetahuan untuk
digunakan oleh non muslim yang tertinggal. Memang harapan tersebut pada saat
ini masih terlalu tinggi untuk digapai. Meskipun, sesungguhnya semangat seperti
inilah yang telah dicontohkan nabi Muhammad.
Nasiha terakhir!
Umat Islam di Indonesia
dari manapun mazhab (golongan), organisasi, daerah, ras, suku, dan berbagai
macam perbedaan lainnya harus tetap menjaga persatuan. Satu sama lain harus
saling melindungi, menjaga, membimbing, menasihati dengan cara baik, dan saling
mendukung dalam kebaikan. Semoga umat Islam di Indonesia ini bisa menjadi Umat
yang bisa menjadi contoh bahkan menjadi pusat kemajuan peradaban umat Islam di
seluruh dunia pada kemudian hari. Harapannya agar kejayaan dan kemajuan umat
Islam yang pernah terjadi di masa lalu bisa dimunculkan kembali sehingga umat
Islam di dunia ini akan bisa mengayomi umat agama lainnya....
Saya sangat mencintai dan menyayangi anda. Tulisan inilah sebagi bukti bahwa saya sangat menyayangi Andai sebagai sesama umat Islam. Mari kita jalin persatuan umat Islam.
NB: tulisan ini untuk
kalangan umat Islam sendiri. Tolong Tulisan ini disebarkan hanya kepada umat
Islam sendiri sebagai provokasi agar mereka TIDAK melakukan tindakan kekerasan
(saat negara dalam keadaan damai).
Kediri, 20 Juli 2015
Forum Komunikasi Umat
Islam Bersatu
Pengumuman:
Segala penjelasan tentang
tragedi umat Islam di Tolikara di atas sebenarnya telah dijelaskan secara ilmiah dalam sebuah buku. Tulisan di atas merupakan sekelumit dari bagian tulisan yang telah diuarikan secara lengkap, mendalam, dan logis dalam
sebuah buku yang diterbitkan oleh LKiS dari Yogyakarta. Buku tersebut
berjudul “Pengembangan Pendidikan Agama Islam: Reinterpretasi Berbasis Interdisipliner.” Di mana, salah satu Bab-nya
membahas tentang “Masalah
Terorisme dan Pengembangan Human Security
Melalui Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan.”
Berdasarkan penjelasan di dalamnya (bila isu yang berkembang saat ini merupakan
kebenaran) maka tragedi yang terjadi di Karubaga, Tolikara, PAPUA dapat
dikatagorikan sebagai tindakan terorisme. Selain itu, ternyata peristiwa memilukan
tersebut juga bisa menjadi alat pemersatu umat Islam atau dapat menjadi momen
bagi umat Islam untuk mengevaluasi diri terkait kelemahan dan kekurangannya
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagaimanapun, meski umat Islam berstatus
sebagai pihak mayoritas di Indonesia ternyata dari segi keilmuan masih lemah,
sehingga tak pelak umat Islam tidak bisa mendapatkan tempat yang “layak” dan
“terhormat” di negeri sendiri. Implikasinya, dengan kenyataan yang mengenaskan
seperti itu serta karena ketidaksabaran dan merasa sebagai pihak yang tertindas
menyebabkan SEBAGIAN KECIL dari umat Islam mengambil jalan “salah” dan
jalan “pintas” untuk melindungi, mendukung, dan mencintai sesama umat Islam
dengan cara melakukan tindakan kekerasan bahkan terorisme. Apa alasannya?
Untuk mengetahui jawaban, argumentasi, dan penjelasannya silakan baca buku dari
terbitan LKiS tersebut.
Buku tersebut membahas secara
detail terkait dengan:
1.
Pengertian Terorisme
2.
Pengertian Human Security
3.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
4.
Tujuan Pendidikan Agama Islam
5.
Melacak Akar Terorisme
6.
Teror Atas Nama Agama
7.
Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan
8.
Pengertian Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan
9.
Agama dan Kekerasan
10.
Urgensi Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Budaya Nirkekerasan
11.
Upaya Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbudaya Nirkekerasan
12.
Pencegahan Terorisme dan Pengembangan Human Security Melalui Pendidikan Agama Islam
13.
Mekanisme Psikologi Teroris dalam Mengkonstruk Pembenaran Diri
14.
Upaya Pemutusan Mata Rantai Ideologi Teroris Melalui Pendidikan
SETELAH DIBACA, KEMUDIAN
DIPAHAMI, DIKAJI, LALU DILAKUKAN.....!!! Pernyataan itu merupakan tujuan utama
mengapa buku ini harus dibuat....
|
Masjid Baitul Muttaqin Kab. Tolikara (Sumber gambar Dunia Muallaf) |