Teknik Observasi
Oleh:
Edi Priyanto
Foto Edi Priyanto, sumber foto facebook
7.
Teknik Observasi
Penilaian
ranah afektif peserta didik selain menggunakan kuesioner juga bisa dilakukan
melalui observasi atau pengamatan. Prosedurnya sama, yaitu dimulai dengan
penentuan definisi konseptual dan definisi operasional. Definisi konseptual
kemudian diturunkan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini menjadi isi
pedoman observasi. Misalnya indikator peserta didik berminat pada mata
pelajaran matematika adalah kehadiran di kelas, kerajinan dalam mengerjakan
tugas-tugas, banyaknya bertanya, kerapihan dan kelengkapan catatan. Hasil
observasi akan melengkapi informasi dari hasil kuesioner. Dengan demikian
informasi yang diperoleh akan lebih akurat, sehingga kebijakan yang ditempuh
akan lebih tepat.[1]
Tabel 2.6 : Contoh Isi Buku Catatan Harian
No
Hari/tanggal
|
Nama
murid
|
Kejadian
(positif
dan negatif)
|
Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam
dan menilai perilaku murid sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap murid
serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan murid secara
keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan
daftar cek (cheklist) yang memuat perilaku yang diharapkan muncul dari
murid atau dalam keadaan tertentu.
Seperti yang sekilas dijelaskan di atas, bahwa
teknik yang digunakan untuk menilai dapat dibedakan menjad idua, yaitu tes dan non
tes. Tes dapat diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ada tes
tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut
jawaban dalam bentuk perbuatan).Sedangkan non tes sebagai alat penilaian
mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, studi kasus.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Teknik Observasi"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*