Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif PAI
Oleh:
Edi Priyanto
Foto Edi Priyanto, sumber foto f
6. Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif PAI
Pengembangan
instrument penilaian afektif, mencakup sebelas langkah yaitu menentukan
spesifikasi instrumen, menulis instrumen, menentukan skala instrumen,
menentukan pedoman penskoran, menelaah instrumen, merakit instrumen, melakukan
ujicoba, menganalisis hasil ujicoba, memperbaiki instrumen, melaksanakan
pengukuran, dan menafsirkan hasil pengukuran. Ada
sebelas langkah dalam mengembangkan instrumen penilaian afektif, yaitu:
a. Menentukan
spesifikasi instrumen. Pendidik dapat memilih lima macam instrumen pengukuran
ranah afektif yang akan digunakan, yaitu: 1). sikap, 2). minat, 3). konsep
diri, 4). nilai, dan 5) moral.
1)
Instrumen sikap
Definisi konseptual sikap adalah kecenderungan
merespon secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Sedangkan
definisi operasional sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu
obyek, di mana obyek bisa mata pelajaran atau kegiatan sekolah.Instrumen sikap
bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap suatu obyek. Objek bisa berupa
kegiatan atau mata pelajaran. Cara yang mudah untuk mengetahui sikap peserta
didik adalah melalui kuesioner.
Pengembangan skala sikap dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Menentukan objek sikap yang akan
dikembangkan skalanya, misalnya sikap terhadap tata cara bersuci.
b)
Memilih dan membuat daftar dari konsep
dan kata sifat yang relevan dengan objek penilaian sikap. Misalnya: menarik,
menyenangkan, mudah dipelajari dan sebagainya.
c)
Memilih kata sifat yang tepat dan akan
digunakan dalam skala.
d)
Menentukan skala dan penskoran.
Berikut
contoh Format Penilaian Sikap:
Tabel 2.3: Contoh Format Penilaian Sikap dalam Praktek Merawat
Jenazah
Perilaku
|
Nilai
|
Keterangan
|
No
|
Nama
|
Bekerja
sama
|
Berini
siatif
|
Penuh
perhatian
|
Bekerja
sistematis
|
1
|
Yulia
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Elok
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Ahmad
|
|
|
|
|
|
|
Catatan:
Kolom perilaku diisi dengan huruf yang sesuai:
A = sangat kurang B
= kurang C = sedang D = baik E
= amat baik
2)
Instrumen minat
Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya
digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran
tersebut. Definisi konseptual: Minat adalah keinginan yang tersusun melalui
pengalaman yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, konsep dan
keterampilan untuk tujuan mendapatkan perhatian atau penguasaan. Definisi operasional:
Minat adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.
Penilaian minat dapat digunakan untuk:
a)
mengetahui minat peserta didik sehingga
mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,
b)
mengetahui bakat dan minat peserta didik
yang sebenarnya,
c)
pertimbangan penjurusan dan pelayanan
individual peserta didik,
d)
menggambarkan keadaan langsung di
lapangan/kelas,
e)
Mengelompokkan peserta didik yang
memiliki minat sama,
f)
acuan menilai kemampuan peserta didik
secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,
g)
mengetahui tingkat minat peserta didik
terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,
h)
bahan pertimbangan menentukan program
sekolah,
i)
meningkatkan motivasi belajar peserta
didik.
3)
Instrumen konsep diri
Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan diri sendiri.Informasi kekuatan dan kelemahan peserta
didik digunakan untuk menentukan program yang sebaiknya ditempuh oleh peserta
didik. Definisi konsep: konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap
dirinya sendiri yang menyangkut keunggulan dan kelemahannya. Definisi
operasional konsep diri adalah pernyataan tentang kemampuan diri sendiri yang
menyangkut mata pelajaran.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan
penilaian diri. Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut:
a)
Pendidik mampu mengenal kelebihan dan
kekurangan peserta didik.
b)
Peserta didik merefleksikan kompetensi
yang sudah dicapai.
c)
Pernyataan yang dibuat sesuai dengan
keinginan penanya.
4)
Instrumen nilai
Definisi konseptual: Nilai adalah keyakinan terhadap
suatu pendapat, kegiatan, atau objek. Definisi operasional nilai adalah
keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek atau kegiatan. Misalnya
keyakinan akan kemampuan peserta didik dan kinerja guru. Kemungkinan ada yang
berkeyakinan bahwa prestasi peserta didik sulit ditingkatkan atau ada yang
berkeyakinan bahwa guru sulit melakukan perubahan. Instrumen nilai bertujuan
untuk mengungkap nilai dan keyakinan individu. Informasi yang diperoleh berupa
nilai dan keyakinan yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang positif
ditingkatkan sedang yang negatif dikurangi dan akhirnya dihilangkan.
5)
Instrumen moral
Definisi konseptual moral adalah ajaran tentang baik
buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya. Sedangkan
definisi operasional moral adalah tindakan atau kemampuan seseorang untuk
membedakan antara perbuatan yang baik dan tidak baik. Instrumen ini bertujuan
untuk mengetahui moral peserta didik. Moral juga sering dikaitkan dengan
keyakinan agama, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala.
Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
Contoh
indikator moral: adanya kepedulian terhadap tugas-tugas yang diberikan guru,
menepati janji, peduli terhadap orang lain, jujur. Kisi-kisi instrumen moral
disesuaikan dengan indikator moral. Adapun contoh pernyataan moral peserta
didik adalah: jika berjanji sama orang yang lebih tua, saya selalu berusaha
menepatinya, jika berjanji sama orang yang lebih muda, saya tidak mesti
menepatinya.
b.
Langkah
selanjutnya dalam pengembangan instrumen adalah guru dalam menulis
instrument harus
memperhatikan empat hal yaitu: 1). tujuan pengukuran harus konkrit (bisa dipraktikan),
2). kisi-kisi instrument
harus jelas dan sesuai dengan tujuan penilaian, 3). bentuk dan
format instrument mudah digunakan,
dan 4). panjang instrument
disesuaikan dengan kebutuhan.
c.
Menentukan skala instrument. Pendidik
dapat memilih skala yang digunakan dalam instrumen penilaian afektif, yaitu:
1) Skala Likert
Langkah
langkah pengembangan skala Likert (Likert 1 Scale) secara ringkas dapat
dirinci sebagai berikut: (a) Menentukan obyek sikap yang akan dikembangkan
skalanya, (b) Menyusun kisi-kisi instrumen (skala sikap), (c) Menulis
butir-butir pertanyaan yang singkat, sederhana, mengandung satu pikiran yang
lengkap, dan menghindari kalimat yang mengandung banyak interpretasi, (d)
Antara pernyataan positif dan pernyataan negatif hendaknya relatif seimbang,
(e) Setiap pernyataan diikuti dengan skala sikap (bisa genap atau ganjil).
Skala
ini memuat item yang diperkirakan sama dalam sikap atau beban lainnya, subyek
merespons dengan berbagai tingkat intensitas berdasarkan rentang skala antara
dua sudut yang berlawanan/ekstrim, misalnya: Setuju-tidak setuju, senang-tidak
senang, menerima-menolak.
Tabel 2.4 : Contoh
instrument Skala Likert:
No
|
Pernyataan
|
Skala
|
STS
|
TS
|
N
|
S
|
SS
|
1.
|
Belajar PAI
sangat bermanfaat
|
|
|
|
|
|
2.
|
Belajar PAI
sangat sulit
|
|
|
|
|
|
3.
|
Semua orang
harus belajar PAI
|
|
|
|
|
|
4.
|
Belajar PAI
sangat menyenangkan
|
|
|
|
|
|
5.
|
Belajar PAI
harus dibuat mudah
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
SS S
|
: Sangat setuju
: Setuju
|
TS: Tidak setuju
|
N
|
: Netral
|
STS: Sangat
tidak setuju
|
2)
SkalaThurstone
Skala ini terdiri atas tujuh kategori dengan
ketentuan untuk yang paling besar diberi nilai 7 dan paling kecil diberi nilai
1.
Tabel 2.5: Contoh instrumen
Skala Thurstone:
No.
|
Pernyataan
|
Skala
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1.
|
Saya senang
belajar PAI
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Belajar PAI
sangat bermanfaat
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Belajar PAI
sangat sulit
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Saya harus
mengerjakan tugas PAI
|
|
|
|
|
|
|
|
3) Skala Beda
Semantik (semantic differential)
Instrumen yang disusun Osdood dan kawan-kawan ini
digunakan untuk mengukur konsep-konsep untuk tiga dimensi. Dimensi-dimensi yang
akan diukur dalam kategori: baik-tidak baik, kuat-lemah, dan cepat-lambat atau
aktif-pasif, atau dapat juga berguna-tidak berguna.
Langkah-langkah pengembangan skala dengan teknik ini sebagai berikut:
(a) Menentukan obyek sikap yang akan dikembangkan skalanya
(b) Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang
relevan dengan obyek penilaian sikap. Misalnya penting, menarik, bermanfaat,
menyenangkan dan sebagainya
(c) Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam
skala
d) Menentukan rentang skala pasangan bipolar dan
penskorannya.
Cara
ini juga dapat digunakan untuk mengetahui minat atau pendapat siswa mengenai
suatu kegiatan atau topik dari suatu mata pelajaran.
d.
Menentukan pedoman penskoran. Kegiatan
yang harus dilakukan pendidik meliputi:
1)
Pendidik mempertimbangkan skala
pengukuran yang digunakan;
2)
Apabila yang digunakan skala Thurstone,
maka skor tertinggi untuk tiap butir 7 dan skor terendah 1;
3)
Apabila yang digunakan skala Likert,
maka skor tertinggi untuk tiap butir 4 dan skor terendah 1;
4)
Apabila yang digunakan skala Beda
Semantik, menggunakan huruf a, b, c, d, e, f dan g.
e.
Menelaah instrument. Kegiatan penelaahan
instrumen sebaiknya dilakukan oleh pakar dalam bidang yang diukur atau oleh Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP). Kegiatan pendidik dalam telaah instrumen yaitu:
1)
butir pertanyaan/pernyataan sesuai
dengan indikator
2)
bahasa yang digunakan komunikatif dan
menggunakan tata bahasa yang benar
3)
butir pertanyaan/pernyataan tidak bias
4)
format instrumen menarik untuk dibaca
5)
pedoman menjawab atau mengisi instrumen
jelas
6)
jumlah butir dan/atau panjang kalimat
pertanyaan/pernyataan sudah tepat sehingga tidak menjemukan untuk
dibaca/dijawab (sebaiknya tidak lebih dari 30 menit).
f.
Merakit instrument. Kegiatan yang
dilakukan pendidik meliputi:
1)
Perbaikan instrumen hasil telaah
2)
Merakit instrumen, yaitu:
a)
Menentukan format instrumen dan urutan
pertanyaan/pernyataan (dibuat menarik tidak terlalu panjang)
b)
Memisahkan setiap sepuluh pertanyaan
dengan cara memberi spasi, atau diberi batasan garis empat persegi panjang
c)
Mengurutkan pertanyaan/pernyataan sesuai
dengan tingkat kemudahan dalammenjawab atau mengisinya.
g.
Melakukan ujicoba. Kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik yaitu:
1)
Menentukan sampel yang diperlukan
minimal 30 peserta didik;
2)
Catat saran-saran responden atas
kejelasan pedoman pengisian instrumen dan waktu.
h.
Menganalisis hasil ujicoba. Kegiatan
yang dilakukan pendidik yaitu:
1)
Menentukan daya beda (Daya beda lebih
dari 0,30 butir instrumen tergolong baik)
2)
Menentukan indeks keandalan instrumen
minimal 0,70
i.
Menyempurnakan instrumen
j.
Melaksanakan pengukuran
k.
Menafsirkan hasil pengukuran. Kegiatan
yang dilakukan oleh pendidik yaitu:
1)
Menentukan kriteria (tergantung pada skala
dan jumlah butir pertanyaan/pernyataan). Misalnya menggunakan skala Likert
yang berisi 10 pertanyaan/pernyataan
dengan 4 (empat) pilihan;
2)
Menentukan skor tertinggi yaitu 10 butir
x 4 = 40 dan skor terendah yaitu 10 x 1 =10;
3)
Menyusun kualifikasi, misalnya menjadi
empat kategori yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang),
dan sangat rendah (sangat kurang);
4)
Menentukan nilai afektif.