Pendekatan Penelitian
Oleh:
Berdasarkan konteks penelitian dari Bab I pada pembahasan
sebelumnya dan agar didapat data yang objektif serta komperhensif maka
pendekatan penelitian yang paling cocok digunakan adalah kualitatif. Pendekatan
ini digunakan karena objek atau permasalahan yang diteliti dan keadaan informan
sangatlah beragam (komplek). Keberagaman ini ditinjau dari segi perbedaan latar
belakang dosen dan mahasiswa yang berbeda organisasi keagamaannya, tingkat
senioritas, dan latar belakang pendidikannya. Dengan kata lain karena keadaan
permasalahan yang diteliti lebih bersifat fleksibel, maka untuk pengungkapan
keadaan sosial tersebut dengan lebih mendalam yang paling cocok adalah
pendekatan kualitatif. Sebagaimana menurut Hamidi tentang tujuan dari
penggunaan penelitian kualitatif adalah untuk menanyakan atau mengetahui
tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita secara detail para informan dan dari keadaan nyata
latar-sosial di lokasi penelitian.
Dengan demikian pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dipilih untuk penemuan
data secara holistik, detail, terperinci, dan lebih mendalam untuk penyelidikan
dibalik perilaku dan kata-kata informan.
Penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian
yang digunakan oleh kaum fenomenologis, di mana kaum fenomenologis berusaha
memandang suatu kasus (permasalahan, keunikan, dan kelebihan) dari sudut
pandang orang yang ‘bertingkah laku’ itu sendiri. Hat tersebut dilakukan untuk diperoleh
pemahaman terhadap perilaku manusia dari kerangka berpikir orang yang
melakukannya itu sendiri. Dengan kata lain kaum fenomenologis dalam pencarian
pemahaman tersebut lebih cenderung digunakan pendekatan kualitatif dengan
kegiatan pengamatan peran serta, wawancara terbuka yang mendalam, dan penggunaan
dokumen pribadi. Metode ini digunakan agar dihasilkan data-data yang dimungkinkan
peneliti bisa memahami kasus seperti apa yang dilihat (dipahami) oleh subjek
penelitian. Artinya
pendekatan ini digunakan supaya penelitian dapat dilakukan dengan cara penyentuhan aspek
fenomena (fakta) sosialnya yang sangat luas (juga menyentuh aspek psikologis
informan), sangat luwes, lebih manusiawi, dan penelitian ini tidak dapat
diprediksi hasilnya secara statistik atau matematis yang kaku. Lebih spesifik
penelitian ini adalah tentang pengungkapan kejadian yang terbentuk secara alami
(natural) tanpa diintervensi, tanpa dibuat-buat, dan tanpa formalitas yang
kaku.
Sebagaimana menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh
Lexy J. Moleong dinyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah “suatu proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.”
Pemahaman yang sama juga disampaikan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim tentang
penelitian dengan penggunaaan pendekatan tersebut memandang sebuah kenyataan
sebagai sesuatu yang berdimensi banyak, merupakan kesatuan, bisa berubah, dan
tidak mungkin disusun rancangan penelitian yang terperinci serta sudah
ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu rancangan penelitian berkembang selama
proses penelitian berlangsung di lapangan. Ini berarti pendekatan penelitian
kualitatif disebut juga dengan pendekatan naturalistik.
Dengan demikian dapat diartikan ‘strategi’ pelaksanaan secara teknis penggalian
data dalam penelitian ini tergantung dari fenomena atau kenyataan yang terjadi
di lapangan (lokasi penelitian). Oleh karena itu penelitian ini lebih cenderung
pada penggambaran
realitas sebuah peristiwa secara terperinci, mendalam, dan menyeluruh di lokasi penelitian.
Lebih spesifik alasan
penggunaan metode kualitatif adalah untuk penemuan dalam pemahaman apa yang
tersembunyi di balik fenomena yang kadang merupakan suatu yang sulit untuk
diketahui atau dipahami.
Hal sepaham juga disampaikan oleh Anies Baswedan dalam ‘kata pengantar’ buku
karya Haris Herdiansyah disampaikan tentang penelitian kualitatif adalah
penelitian berkenaan dengan perasaan, psikologi (kejiwaan), dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan manusia. Berhubung manusia adalah mahkluk kompleks dan
dinamis maka cara pandangnya pun seharusnya juga demikian. Tatanan sosial
manusia bukan diasumsikan seperti sekumpulan robot yang bekerja dan
beraktivitas secara kaku sesuai dengan program yang ditentukan dan tidak
melampaui angka-angkanya. Oleh karena itu penelitian sosial dapat dilakukan
dalam bentuk penelitian kualitatif, namun sekiranya tetap diperhatikan
kaidah-kaidah ketika pelekasanaan penelitian sehingga bisa dihasilkan produk
yang pantas untuk disebut ilmiah.
Dari semua pemaparan di atas maka disimpulkan pendekatan
kualitatif digunakan untuk penyentuhan aspek sosial yang sangat luas ‘kasus’nya
(termasuk dalam bidang pendidikan). Dengan
kata lian penelitian kualitatif tidak hanya pada penyajian dari sesuatu yang
nampak, sesuatu yang bisa diangkakan, dan sesuatu yang bisa diadakan secara
konkrit. Namun lebih dari itu, kualitatif adalah penggalian sesuatu dibalik semua
itu dengan pertanyaan “mengapa sikapnya seperti itu?” atau “bagaimana itu bisa
terjadi?” hingga pertanyaan-pertanyaan lain tentang penyelidikan sesuatu secara
detail dan mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan cara
pengembangan teori pendidikan (sosial) tentang sistem Pembelajaran PAI di
Perguruan Tinggi Umum yang didasarkan pada keadaan nyata (empiris) yang berada
di UNP Kediri. Yang kemudian ditindak lanjuti dengan pencocokan antara fenomena nyata di lokasi
penelitian dengan teori-teori
serta undang-undang atau norma yang berlaku secara deskriptif.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Contoh Pendekatan Penelitian pada Tesis"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*