Assalamaualaikum
Wr. Wb.
Sebuah bentuk
kepedulian dari saya untuk menulis surat ini bagi hubungan pertemanan “kecil”
kita selama ini. Saya kemarin (Tanggal 2 Oktober) diberitahu seseorang bahwa dik
Riris sudah menempuh S3. Saya sangat kaget dan langsung lemas.
Sebuah
kenyataan yang tidak kuduga akan terjadi secepat itu. Saya kira dik Riris akan
menempuh S3 tahun depan. Namun apa boleh buat itu adalah sebuah kenyataan. Saya turut bahagia mendengar kabar itu.
Tidak ada dalam kamus saya untuk mundur ataupun mengendurkan seseorang (apalagi
seseorang yang spesial). Biarlah bunga yang terlanjur memekar tumbuh seperti yang diinginkan. Bila perlu
saya akan mendukung dan memotivasi penuh agar keinginan tersebut bisa terwujud.
Begitu juga hari ini. Hari di mana keinginan di lembaga pendidikan MTs tempat saya mengajar
selama ini sudah tercapai. Bahkan saya peroleh melebihi target. Ilmu sosial,
ilmu mengajar, ilmu politik, ilmu majemen, ilmu komunikasi, dan ilmu-ilmu
lainnya yang walupun belum semuanya saya peroleh dengan utuh.
Saya berharap dik
Riris senantiasa mendoakan saya. Agar saya berusaha tanpa menyerah bisa
menempuh kuliah S3. Tentu juga bisa lulus tepat waktu. Bisa memberi nafkah dengan cukup serta
layak bagi siapapun yang menjadi istri saya. Bisa menguatkan karier bagi
siapapun yang mau menjadi istri saya. Serta bisa membahagiakan lahir serta batin
bagi siapapun yang tulus menjadi istri saya kelak.
Oleh karena itu, untuk
mewujudkan cita-cita tersebut saya ingin mengundurkan diri dari MTs guna
mencari uang dengan penghasilan minimal 1,5 juta perbulan sampai bulan Juni
atau Agustus tahun depan (sebelum dibukanya pendaftaran S3 di IAIN Surabaya).
Alhamdulillah saya sudah menemukan tempat dan orang yang tepat untuk
mendapatkan uang tersebut. Setelah itu
jika Allah SWT mengizinkan saya akan mendaftar S3 di IAIN Surabaya.
Saya ingin fokus
untuk kuliah S3 tanpa ada gangguan tanggung jawab lainnya (paling tidak untuk
selama satu tahun kuliah). )leh karena itu uang tabungan tersebut saya gunakan
untuk biaya operasional dll selama kurang lebih satu tahun pertama masa kuliah.
Namun pada intinya semua yang sudah direncanakan tersebut sudah saya siapkan
solusi serta alternatifnya jika mengalami kegagalan. Sebagaimana yang saya
ingat dari perkataan teman “Opo salahe
melu tes CPNS?... meski peluang luluse sak itik, tapi iku iso dadi dungo seng
rupo tindakan, ora iso lulus dadi PNS ora popo, tapi mugo-mugo iso lulus nek
bidang liyone... iyo iso ugo dadi salah sijine usaha kangge cita-cita urep, tapi
PNS duduk cita-citane urip seng terakhir!... iki dadi bagian seng cuilik seng
dadi pengorbanan segalane termasuk biaya bagi kesuksesane awake dewe ke depan.
ALTERNATIF LAIN TETEP KUDU ENEK!”
Dari perkataan tersebut saya akan
berusaha terus menjemput rizki yang halal, jodoh yang tepat, dan kematian yang
khusnul khotimah walaupun saya tidak akan tahu kapan itu terjadi dan diberikan
oleh-Nya pada hidup saya.
Oh ya saya mau
sedikit cerita, dan ini saya kira cukup urgen bagi dik Riris untuk tahu. Ketika
saya telepon dik Riris sekitar jam setengah tiga siang pada tanggal 26 September
saat saya verivikasi adminsitrasi pendaftaran CPNS, jujur saya pernah singgung dik
Riris soal lamaran.
Sungguh saat itu saya tidak tahu posisi dik Riris yang
sudah S3, seandainya saya sudah tahu posisi dik Riris yang seperti itu maka
sikap dan omongan saya tentu akan berbeda dengan yang saya omongkan pada saat
itu. Serta seandainya saya tahu dik Riris sudah daftar dan sudah kuliah S3 maka
saya tidak akan mengajak dik Riris untuk daftar CPNS karena kesibukan dik Riris
mengajar dan kuliah S3.
Jika kenyataan itu terjadi pada saya, jangankan untuk
tanya2 tentang CPNS-an bahkan sayapun tidak ingin tahu tentang CPNS-an dan akan
menolak jika diajak daftar. Ingin tahu kenapa saya dulu pernah bilang kalau
saya lulus jadi PNS maka saya akan menikah atau mengadakan lamaran tahun depan,
perkataan itu hanya sebagi afirmasi dari optimisme mimpi saya.
Tanpa optimisme
saya tidak akan semangat untuk mengerjaskan sesuatu. Saya orangnya selalu
optimis, saya yakin (optimis) bisa lulus tes CPNS walaupun kemungkinannya
sangat kecil (atau bahkan tidak ada peluang sama sekali). Faktor optimis dan
mencari ridho Allah lah yang membuat saya semangat melangkah untuk daftar CPNS.
Oleh karena itu dari semua tulisan di atas dengan melihat kenyataan yang
demikian maka saya akan memantapkan kembali pada rencana hidup saya yang lalu
yaitu menikah pada umur sekitar 28-30 tahun. Bila memungkinkan rencana
pernikahan saya akan saya undur dan saya mantapkan sampai lulus S3. Tapi itu
tidak mutlak, semua alternatif dan jalan keluar lain tetap ada dan bisa
digunakan senyampang itu untuk mencapai “keinginan” akhir kehidupan.
Dan pada akhirnya
saya merasa lega telah bisa menulis surat ini, yang belum tentu akan lancar dan
memberikan makna tepat jika disampaiakan melalui lisan. Do’akan dan dukung
saya, itu yang saya perlukan dari dik Riris sebagai teman saya yang pernah
membantu saya (termasuk memotivasi) dalam mengerjakan tesis.
Demikian surat
dari saya seoarang teman yang senantiasa merasa bahagia punya teman seperti dik
Riris. Oleh karena itu, sebagai gambaran kebahagiaan tersebut saya sisipkan
puisi yang saya buat dengan tulisan tangan pada tanggal 16 Agustus 2013 yang
berjudul “SEDURI.”
Sungguh
keberuntungan seorang lelaki yang bisa memperistri perempuan seperti kamu...
Dan saya tidak
ingin tergesa-gesa lagi untuk menyatakan uneg2 atau isi hati. Agar dik Riris
bisa tenang, nyaman, dan bisa fokus untuk menempuh S3...
Ya Allah berkahi
hubungan pertemanan kami, kuatkan kami, dan lindungi kami dari maksiat dosa
besar. Aamiin.
Dari
seoarang teman yang bahagia memiliki teman seperti dik Riris. Puisi ini kupersambahkan untukmu.
Yakusa...!!! Go a
head!
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
A. Rifqi Amin
Seduri
Oleh A. Rifqi Amin
NB: Seduri adalah nama dusun kelahiran Riris. Saya pernah ke sana.
Naungan kesejukan hatimu
Hatikupun terkesima
Seduri adalah saksi
Pertemuan yang terindah
Ingatan takkan pernah terhapus
Seduri oh seduri
Tempat yang indah karenamu
Dan tempat yang menyandra hatiku
Seduri, sadarlah aku merindukanmu
Rindu karena di sana ada dia
Semoga Allah memberi jalan
Seindah jalan menuju seduri
Semoga Allah membantu kita
Seperti seduri memberi tempat bagi kita
Seduri adalah tempat tak terhilangkan
Sebelum
Subuh, Kediri, 16 Agustus 2013
|
Ilustrasi Surat Pribadi (sumber gambar behangat) |