Merana
Beranda » Arsip untuk November 2013
Minggu, 24 November 2013
Sabtu, 02 November 2013
Pengeritan dan macam-macam Akhlak
Pengeritan dan macam-macam Akhlak
Oleh:
AHMAD IMAM FADLUDDIN
sumber foto: Facebook
1.
Pengertian Akhlak
Dilihat dari sudut bahsa perkataan akhlak (bahasa arab)
adalah bentuk jama’ dari kata khulk yang
artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.[1]
Sedangkan pengertian akhlak menurut para ahli adalah :
a.
Ibnu Maskawaih
Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran(lebih dulu).[2]
b.
Imam Ghozali
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat itu
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tidak memerlukan pertimbangan fikiran
(lebih dulu).[3]
c.
H. Mahmud Suyuti
Akhlak adalah suatu keadaan jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
seseorang dengan mudah.[4]
d.
Barnawy Umary
Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas baik, buruk, terpuji dan tercela
tentang perbuatan, perkataan manusia lahir batin.[5]
Dari beberapa pendapat di atas diambil kesimpulan bahwa,
akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam
jiwanya dan selalu ada padanya. Yang mana dari sifat tersebut timbul perbuatan,
baik itu perbuatan baik yang disebut dengan akhlak mulia, atau perbuatan buruk
tanpa melakukan pertimbangan yang disebut akhlak yang tercela sesuai dengan
pembinaannya.[6]
2.
Macam-Macam Akhlak
Akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak mahmudah dan
akhlak madzmumah, akhlak mahmudah adalah akhlak yang terpuji sedangkan akhlak
madzmumah adalah akhlak yang tercela yang tidak patut kita contoh.
a.
Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah adalah akhlak yang baik atau terpuji,
yang berupa semua akhlak yang harus dan dimiliki oleh setiap orang. Adapun yang
termasuk akhlak mahmudah menurut Humaidi Tatapangarsa seperti mengendalikan
nafsu, ikhlas, qona’ah dan malu.[7]
Sedangkan Barnawy Umary membagi akhlak yang mulia ke dalam banyak jumlah
seperti dapat dipercaya, pema’af, menghormati tamu, berbuat baik
tolong-menolong, manis muka, sabar. Malu karena tercela, jujur, disenangi,
tekun dan menundukkan diri.[8]
Dalam kehidupan sehari-hari akhlak mahmudah merupakan faktor utama untuk tercapainya
kemakmuran dan kesejahteraan di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
b.
Akhlak Madzmumah
Akhlak madzmumah adalah akhlak yang jelek atau tercela,
yang harus di bersihkan dan disucikan dari diri seseorang.[9]
Adapun perbuatan-perbuatan yang termasuk akhlak
madzmumah manurut Barnawy Umary adalah berdusta, kikir, iri hati atau dengki,
riya’ atau pamer, khianat, takabur, peminum khomr, egois, pemarah dan pengecut.
[1] Asmaran
AS. Pengantar Studi Akhlak (Jakarta :
Rajawali Press, 1992), 1.
[2] Humaidi
Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak,
(Surabaya: Bina Ilmu, Cet. IV. 1984), 14.
[3] Ibid,14.
[4] Djazuli,
Akhlak dalam Islam,(Malang: Tunggal Murni, 1992), 2.
[5] Barnawy
Umary, Materi Akhlak, (Semarang: CV. Ramadhani,
1967), 5.
[6] Asmaran
AS, 1.
[7] Humaidi
Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak,
(Surabaya: Bina Ilmu, Cet. IV. 1984), 147.
[8] Barnawy
Umary, 48-51.
[9] Djazuli,
1.
Baca tulisan menarik lainnya:
Contoh Bab I Skripsi Pendidikan Agama Islam
Implementasi Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-Hari Di Madrasah Aliyah Ma’arif
Pare
Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
Baca tulisan menarik lainnya:
Contoh Abstrak Skripsi
ABSTRAK SKRIPSI
AHMAD IMAM FADLUDDIN. Dosen
pembimbing Dr. Ali Anwar, M.Ag. dan Iskandar Tsani, M.Ag.: Implementasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Dalam Kehidupan Sehari-Hari Di Madrasah Aliyah Ma’arif Pare.Pendidikan Agama
Islam, Tarbiyah, STAIN Kediri,
2009.
Kata kunci: Implementasi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak,
Dalam Kehidupan Sehari-hari
Banyak kalangan
yang menilai bahwa kegagalan pendidikan agama Islam disebabkan oleh praktek
pendidikan yang hanya memperhatikan aspek kognitif belaka dan mengabaikan
aspek konitif-volatif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan
nilai-nilai ajaran agama. Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan
praktek, sehingga tidak mampu membentuk pribadi-pribadi islami.fokus penelitian
ini adalah: 1) Bagaimana Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Ma’arif Pare Kediri?
2) Bagaimana Implementasi Mata Pelajaran Tersebut Dalam Kehidupan
Sehari-hari? Sedangkan untuk tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui
pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah
Ma’arif Pare Kediri.2) Untuk mengetahui Implementasi Mata Pelajaran
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualiatatif dengan rancangan
peneltitian studi kasus, sesuai dengan pendekatan ini kehadiran peneliti angat
penting, karena peneliti adalah instrument kunci untuk makna yang ada, sumber
data utama dalam penelitian dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh
melaui waancara observasi, dan dokumentasi. Analisis yang data dilakukan dengan
cara menelaah seluruh data yang sudah ada, mereduksi data, menyusun data dalam
satuan-satuan, dan mengkategorikan data. Tahap terakhir yang dilakukan adalah
pengecekan keabsahan data dengan menggunakan perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan pengamatan, dan trianggulasi.
Dalam penelitian
ini dihasilkan dua temuan:1) Pembelajaran
Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Ma’arif Pare.Peran dari seorang guru
sangat penting untuk membimbing siswa dalam mengimplementasikan mata pelajaran
aqidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari baik berupa teguran, nasehat untuk
siswa-siswi yang melanggar peraturan atau norma-norma agama yang tidak sesuai
dengan mata pelajaran aqidah akhlak. Saling menghargai, menghormati,
menyayangi, mempercayai antara keduannya sehingga dapat terjalin hubungan yang
erat. Kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran aqidah akhlak kebanyakan
menggunakan metode ceramah yang secara penyajian materi juga menarik, antara
materi yang yang disajikan guru mata pelajaran dengan dikaitkan dengan keadaan
lingkungan sekitar.2 ) Implementasi
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dalam Kehidupan Sehari-hari di Madrasah Aliyah
Ma’arif Pare. Siswa-siswi di saling mengucapkan salam, bekerja sama,
komunikatif, dan tekad yang tinggi untuk
mewujudkan implemnetasi aqidah akhlak yang baik. Factor pendukung dapat
berupa bentuk kegiatan keagamaan dan
peraturan sekolah yang berlaku, Factor penghambat adanya perbedaan
lingkungan keberagamaan dan perhatian dari orang tua siswa.