Oleh:
A. Rifqi Amin
Bertesis,
itu adalah kata yang tepat bagi anda yang masih eksis pada tahap penyelesaian
tesis. Sebuah tanggung jawab akademik sekaligus tanggung jawab moral pada
masyarakat. Tesis adalah karya seni yang dihasilkan dari proses penelitian,
pengembangan gagasan, dan seni penulisan. Jika seorang mahasiswa Pascasarjana
(S2) yang sudah di ujung semester akhir maka seakan-akan kata ‘tesis’ dijadikan
sebagai pusat ketakukan, kecemasan, dan kejenuhan yang dicampur satukan. Hal
ini terjadi salah satunya karena dari semester awal tidak dilakukan persiapan,
minimal persiapan judul tesis. Padahal penentuan judul tesis dibuat tidak
secara sembarangan atau asal-asalan, namun didasarkan pada alasan-alasan yang
logis, praktis, dan akademis.
Topik lain:
Tulisan adalah Batu Nisan yang Tak Pernah Lapuk
Ada dua jenis tesis yang selama ini masih umum
digunakan yaitu tesis yang berdomain (wilayah) di lapangan atau lokasi
penelitian yang meliputi penelitian kualitatif (derajat kualitas/sifat) serta
kuantitatif (derajat kuantitas/jumlah) dan yang terfokus pada studi
kepustakaan. Dari jenis tesis tersebut semuanya
memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu, diusahakan
sebelum memilih judul dan membuat tesis alangkah lebih baik jika jauh hari (saat
semester awal) sudah ada penetapan jenis penelitian apa yang akan digunakan.
Hal ini sangat penting sebagai modalitas dalam memutuskan pemilihan judul atau
topik penelitian apa yang akan diterapkan.
Jika
dijabarkan seperti jurusan yang masih ada pada masa SMA sekarang ini maka studi
kepustakaan lebih cenderung pada jurusan Bahasa, penelitian kualitatif lebih
cenderung pada IPS, dan kuantitatif lebih cenderung pada IPA. Pembedaan itu
dilandaskan pada sebuah alasan yaitu karena studi kepustakaan memerlukan
kemampuan mahasiswa dalam menguasai seni menganalisa bahasa (menulis, membaca,
dan menerangkan kembali). Sedang penelitian kualitatif membutuhkan kemampuan
dalam memahami fenomana sosial dengan cara-cara yang bisa diterima oleh ilmu
sosial. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan
bagian dari penelitian sosial. Dan penelitian kuantitatif memerlukan kecakapan
dalam menghitung, meperkirakan kemungkinan-kemungkinan secara matematis (probabilitas),
dan berkaitan dengan ilmu sains yang lebih cenderung bersifat kaku (tetap) atau
sudah terumuskan sebelumnya.
Lebih
lanjut, jika diketahui memiliki minat, bakat, dan keseriusan membaca buku
(termasuk punya banyak buku, punya keahliaan dalam memahami buku, dan punya
bakat dalam mengkritisi buku secara logis) sekaligus ahli menulis serta
memiliki ruang khusus untuk menyelesaikan tesis maka disarankan agar memilih
jenis tesis studi kepustakaan. Namun jika tidak, maka disarankan untuk memilih
jenis penelitian lapangan yaitu memilih antara pendekatan kualitatif atau
kuantitatif. Pemilihan antar ke dua hal tersebut juga memerlukan pertimbangan
praktis dan akademis. Pertimbangan praktis adalah punya waktu luang, punya alat
untuk mengumpulkan data, dan anggaran dana. Sedangkan pertimbangan akademis
adalah pemilihan bakat atau kecenderungan pada ilmu sosial atau ilmu eksak
(sains), pemahaman terhadap sebuah teori, dan pemahaman terhadap sebuah
permasalahan.
Jika tidak
mempunyai waktu yang banyak dan tidak mengenal lokasi penelitian (lapangan)
secara sosial fenomenologis maka disarankan untuk melakukan penelitian dengan
pendekatan kuantiatif. Namun jika sebaliknya, bahkan juga memiliki kesanggupan
untuk menggali data dengan cara-cara mendekati sumber data (informan) secara
telaten dan rutin maka disarakan untuk memilih kualitatif. Sekali lagi
ditekankan bahwa pemilihan antara studi kepustakaan, kuantitatif, dan
kualitatif didasarkan pada dua faktor yaitu praktis (pragmatis-formalis) dan
faktor akademis (idealis-fungsionalis). Jika penekanan pilihannya hanya
didasarkan pada faktor akademis maka ditakutkan akan terjadi pembebanan
‘masalah’ besar pada peneliti pada sektor pembiayaan, waktu, dan pembanan
fikirian (di luar kemampuan). Namun jika sebaliknya (hanya didasarkan pada
faktor praktis) maka dikawatirkan hasil dari penelitian tersebut tidak memiliki
kepantasan untuk dibaca secara akademis. Oleh karena itu, bagi peneliti pemula
memilih jalan tengah yaitu dipengaruhi faktor praktis dan akadamis adalah
keputusan yang bijak sebagai cara pembelajaran awal.
Alternatif
lain selain peneleitian melalui pendekatan kuantitatif (murni) dan kualitatif
(murni) juga bisa dilakukan peneletian campuran (mix method) yaitu pendekatan yang menggunakan kedua pendekatan
tersebut. Sudah barang tentu, cara ini sangat sulit terutama bagi peneliti
pemula yang belum tahu hakikat dari salah satu penelitian tersebut, atau bahkan
belum tahu keduanya. Oleh karena itu, disarankan penggunaan metode ini
digunakan oleh para peneliti yang sudah pernah melakukan peneletian kualaitatif
sekaligus kuantitatif secara terpisah. Hal ini diharapkan agar metode campuran
ini memang benar-benar dilakukan secarang seimbang dan proporsional atau tidak
berat sebelah.
Setelah
calon peneliti sudah mantap untuk menentukan pendekatan penelitian yang
digunakan maka langkah selanjutnya adalah menentukan judul. Dalam penentuan
judul hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan petimbangan adalah meliputi:
1.
Topik atau tema
yang menjadi objek penelitian; topik yang diangkat benar-benar masalah yang
baru diangkat (walaupun pernah ada yang membahas tapi hendaknya secara fokus
atau sudut pandang harus berbeda dengan penelitian sebelumnya), menguasi
teori-teori mapan dari topik (punya banyak referensi dan menguasai secara
praktek), tema yang diangkat benar-benar terjadi di lokasi penelitian secara
nyata dan sangat mudah untuk dibuktikan dengan cara penggalian data (untuk
kualitatif) dan kondisi responden beserta pejabat lembaga berwenang bersedia
untuk mengisi angket (instrumen) dengan leluasa.
2.
Lokasi
penelitian; lokasi penelitian harus berada pada jangkauan peneliti baik
terjangkau oleh kemampuan kuantitas maupun kualitas peneliti. Selain itu
hendaknya peneliti harus mempertimbangkan kelemahan dan kelebihan dalam
melakukan penelitian di tempat tersebut.
3.
Jenis penelitian;
apakah jenis penelitian anda studi kasus, PTK, atau jenis penelitian yang
lainnya?
Hal lain
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan judul tesis khususnya untuk penelitian lapangan adalah terdapat tiga
unsur yang perlu dicermati yaitu tema (topik), ranah bidang keilmuan yang
dikaji (misal dalam tesis bidang pendidikan adalah mengkaji manajemen, materi,
kurikulum, atau pengambil kebijakannya), dan menemukan permasalah atau keunikan
positif di lokasi penelitian. Sedang untuk penelitian kepustakan yang perlu
diperhaitkan adalah apakah tema atau topik yang akan dikaji merupakan sesuatu
yang belum pernah dilakukan pendalaman oleh siapapaun dan harus melihat ranah
atau bidang keilmuan apa yang akan dikaji (misal dalam tesis pendidikan adalah
tentang tokoh pendidikan, fenomena sejarah pendidikan, dan mengkritisi tentang
teori atau gagasan dengan bentuk pembandingan).
Dengan
demikian maka memilih judul Tesis bukanlah sebuah pekerjaan yang sulit. Apakah tema atau topik penelitian yang akan
dikaji adalah sesuatu yang benar-benar disukai, cocok dengan lokasi penelitian
(jika penelitian lapangan), dan diyakini memiliki referensi banyak tentang hal
itu. Semoga sedikit tips dari saya ini bisa membawa manfaat bagi para pembaca
semua. Salam BANJIR EMBUN..
Tips (Sumber gambar indiatoday) |