Hinanya Penghina
Oleh: A. Rifqi Amin
Jika kamu menghardikku
Menistai dan mensampahkanku
Itu tidak salah
Aku yang tetbuang dan tersingkirkan
Tapi sungguh itu manusia-manusia tak bernilai
Penghina teletak tak lebih dari sampah busuk
Penghardik tak lebih dari pecundang gelandangan
Bahkan walau berpendidikanpun tapi tak bermoral
Itulah sakit moralnya lebih sekedar sakit jiwa
Jika kamu mengacungkan kelingkingkmu
Maka jempolmu lebih kecil dari itu
Dan kamupun tak punya kegirangan hatiku
Kebahagiaan yang tak terbeli oleh semua punyamu
Bahkan oleh seluruh tubuhmu
Sungguh kamulah yang terhina
Tangisan hatimu meraung-raung
Dan akupun tersenyum dalam hati
Menikmati hidup tiada tepi
Dan kamu jangan tetap gila kawan
Oleh: A. Rifqi Amin
Jika kamu menghardikku
Menistai dan mensampahkanku
Itu tidak salah
Aku yang tetbuang dan tersingkirkan
Tapi sungguh itu manusia-manusia tak bernilai
Penghina teletak tak lebih dari sampah busuk
Penghardik tak lebih dari pecundang gelandangan
Bahkan walau berpendidikanpun tapi tak bermoral
Itulah sakit moralnya lebih sekedar sakit jiwa
Jika kamu mengacungkan kelingkingkmu
Maka jempolmu lebih kecil dari itu
Dan kamupun tak punya kegirangan hatiku
Kebahagiaan yang tak terbeli oleh semua punyamu
Bahkan oleh seluruh tubuhmu
Sungguh kamulah yang terhina
Tangisan hatimu meraung-raung
Dan akupun tersenyum dalam hati
Menikmati hidup tiada tepi
Dan kamu jangan tetap gila kawan
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Puisi Hinanya Penghina"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*