Terima
kasih, blog Banjir Embun telah dipercaya untuk digunakan sebagai referensi
karya tulis oleh beberapa akademisi dan calon ilmuwan muda. Berikut puluhan BUKTI blog Banjir Embun mendapat kepercayaan masyarakat ilmiah (ilmuwan):
Macam
– macam Aktivitas Belajar
Oleh:
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa
(Penulis adalah Alumni Mahasiswa Pascasarjana (S2) STAIN Kediri Tahun 2013)
Sumber foto: Koleksi Pribadi Agus Pugoh Santoso
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan ciri dari tercapainya
keberhasilan belajar. Dengan demikian yang menjadi tugas pendidik adalah
bagaimana menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa menjadi aktif dalam
belajarnya. Keaktifan siswa dituntut tidak hanya terjadi pada proses belajar
saat di kelas saja, akan tetapi juga harus tercipta di dalam lingkungan belajar
di luar kelas. Ini karena waktu siswa di luar kelas lebih banyak ketimbang
waktunya saat berada di dalam kelas.
Dalam kaitannya dengan macam-macam aktifitas belajar,
Sardiman membaginya menjadi:
1) Visual
activities
2) Oral
activities
3) Listening
activities
4) Writing
activities
5) Drawing
activities
6) Motor
activities
7) Emotional
activities[1]
Sedangkan Abu Ahmadi membagi aktivitas belajar menjadi:
1) Mendengarkan
2) Memandang
3) Meraba,
membau, mencicipi
4) Menulis
dan mencatat
5) Membaca
6) Membuat
ringkasan dan menggarisbawahi
7) Mengamati
tabel, diagram dan bagan
8) Menyusun
paper atau kertas kerja
9) Mengingat
10) Berfikir
11) Latihan
atau praktik [2]
Sedangkan Nana Sudjana meninjau aktivitas dari dua
segi, yaitu segi bentuk kegiatan belajar dan sesuatu yang dipelajarinya. Dari
suduh kegiatan belajar dapat digolongkan menjadi belajar secara klasikal,
kelompok dan mandiri. Sedangkan dari segi materi pelajarannya dapat digolongkan
menjadi belajar informasi, belajar konsep, belajar prinsip dan belajar ketrampilan.[3]
Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar siswa dapat ditinjau dari tiga sudut pandang; bentuk
aktivitasnya, tempat serta materi yang dipelajarinya. Berikut ini akan
diuraikan belajar yang menyangkut tempat sekaligus bentuk dan sesuatu yang
dipelajarinya.
a. Aktivitas
belajar di sekolah
1. Aktivitas
mengikuti pelajaran
Kewajiban
yang pertama dari para siswa yang adalah mengikuti pelajaran. Belajar yang
diikuti secara tertib dan penuh perhatian serta dicatat dengan baik akan
memberikan pengetahuan yang banyak kepada setiap siswa.[4]
Dengan demikian, kehadiran siswa merupakan prasyarat di dalam meningkatkan
prestasi belajar, karena dengan mengikuti pelajaran siswa akan lebih banyak
mendapatkan pengetahuan.
2. Aktivitas
mendengarkan pelajaran
Aktivitas
mendengarkan tergolong dalam kelompok “listening activities”, seperti halnya
dalam suatu diskusi dan ketika guru mempergunakan metode ceramah. Mendengarkan
merupakan salah satu jenis kegiatan yang banyak dipergunakan dalam proses
belajar mengajar.
Aktivitas
mendengarkan, termasuk aktivitas belajar yang berkaitan erat dengan masalah
perhatian, sebagaimana yang dikemukakan oleh E.P. Hutabarat bahwa mendengarkan
itu bukanlah suatu kegiatan yang pasif, dimana hanya telinga saja yang bekerja,
melainkan suatu kegiatan dimana perhatian dan pikiran juga terlibat dengan
aktif.[5]
Sedangkan untuk dapat mendengarkan dengan baik maka perlu adanya persiapan
fisik (kebugaran tubuh), emosi (kemauan yang kuat) dan intelektual (kesiapan
bahan pelajaran).[6]
3. Aktivitas
mencatat pelajaran
Kegiatan
belajar mengajar tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan mencatat. Karena
mencatat merupakan kegiatan yang sangat penting dalam belajar. Untuk membuat
catatan yang baik, catatan tersebut harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu
sebagaimana yang dikemukakan Slameto bahwa “dalam membuat catatan sebaiknya
tidak semua yang dikatakan guru itu ditulis, tetapi diambil inti sarinya saja.
Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibaca atau dipelajari. Perlu
ditulis juga tanggal dan hari mencatatnya, pelajaran apa, gurunya siapa, bab
atau pokok yang dibicarakan dan buku pegangan wajib atau pelengkap.”[7]
Sedangkan
The Liang Gie mengatakan bahwa:
Tehnik membuat catatan yang baik ialah
menuliskan kalimat topik yang utuh dengan tulisan tangan yang sejelas mungkin. Definisi
suatu pengertian harus dicatat selengkapnya. Demikian pula istilah tehnis,
rumus teoritis dan gambar bagan yang ditulis dosen pada papan tulis harus disalin
seutuhnya. Contoh-contoh dapat dipersingkat dan dicatat seperlunya saja.[8]
Berpijak
pada pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa aktivitas mencatat merupakan
kegiatan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Karena dengan
mencatat kita memperoleh keuntungan:
1.
Mampu
mempertahankan daya mental kita tetap jaga dan siap siaga waktu mengikuti
kuliah
2.
Mampu
tetap berfikir pada waktu mengikuti kuliah dan mudah mempelajari sesudahnya.
3.
Memiliki
rekaman tertulis guna membantu kita untuk melihat kembali dan mempelajari,
menambah serta memperdalam bahan kuliah yang sudah diberikan.
4.
Dibantu
untuk mengatasi keterbatasan daya ingat kita.
5.
Memiliki
bahan lengkap tercatat teratur yang kita perlukan untuk belajar dalam persiapan
ujian.[9]
4. Aktivitas
bertanya dan menjawab pertanyaan
Antara
bertanya dan menjawab pertanyaan merupakan dua istilah yang memiliki pengertian
berbeda, akan tetapi berkaitan langsung. Karena tidak akan ada jawaban kalau
tidak ada pertanyaan dan pertanyaan tidak akan ada artinya kalau tidak dijawab.
Aktivitas bertanya dan menjawab akan sangat nampak dalam proses belajar mengajar. Secara terperinci fungsi tersebut adalah:
a.
Meningkatkan
partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
b.
Membangkitkan
minat dan rasa ingin tahu terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau
dibicarakan
c.
Mengembangkan
pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya
adalah bertanya
d.
Menuntun
proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat
menentukan jawaban yang baik
e.
Memusatkan
perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.[10]
Dengan
demikian kegaitan bertanya dan menjawab pertanyaan merupakan media untuk menjadikan
siswa aktif dalam aktivitas belajar mengajar, serta dapat membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
5. Aktivitas
berfikir
Berfikir
merupakan suatu kegiatan mental yang tidak hanya melibatkan kerja otak, tetapi
juga melibatkan seluruh pribadi manusia, kehendak dan perasaannya. Karena
memikirkan sesuatu itu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu, menyadari
kehadirannya seraya secara aktif menghadirkan dalam pikiran kemudian mempunyai
gagasan atau wawasan tentang objek tersebut.[11]
Berfikir sangat diperlukan selama
belajar disekolah atau diperguruan tinggi. Masalah dalam belajar terkadang ada
yang harus dipecahkan seorang diri, tanpa bantuan orang lain. Pemecahan masalah
itulah yang memerlukan pemikiran. Berfikir itu sendiri adalah kemampuan jiwa
untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Ketika berfikir
dilakukan maka disana terjadi suatu proses.[12]
Oleh karena itu
dalam kegaitan belajar mengajar, berfikir merupakan aktivitas yang penting,
karena dengan berfikir siswa akan bisa menggunakan nalarnya guna menyelesaikan
suatu masalah yang dihadapinya. Selain itu berfikir juga akan menunjukkan
tingkat perkembangan siswa dalam proses belajar terkait perubahan mentalnya.
b. Aktivitas
belajar di luar sekolah
Sebagaimana
yang telah dikemukakan dalam pembahasan terdahulu bahwa aktivitas belajat tidak
hanya dilakukan di sekolah, akan tetapi juga berlangsung di luar sekolah.
Demikian juga yang dimaksud di luar sekolah bukan hanya di rumah, akan tetapi
juga di luar rumah. Aktivitas belajar di luar sekolah merupakan lanjutan dari
aktivitas di sekolah karena pada hakekatnya semua itu merupakan rangkaian
kegiatan yang dilakukan sekolah.
Adapun
aktivitas belajar di luar sekolah meliputi:
1. Aktivitas
mengatur waktu belajar
Belajar
merupakan suatu proses yang memerlukan perencanaan dan pengaturan waktu yang
baik. Karena belajar yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa
istirahat ternyata bukan cara yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, untuk
belajar yang produktif diperlukan adanya pembagian waktu belajar.[13]
Untuk
mengatur waktu belajar diperlukan jadwal belajar. Untuk membuat jadwal yang
baik, maka Slameto memberikan pedoman sebagai berikut:
a.
Memperhitungkan
waktu setiap hari untuk keperluan tidur, belajar, makan, mandi dan lain
sebagainya
b.
Menentukan
dan menyelidiki waktu yang ada setiap hari
c.
Merencanakan
penggunaan waktu belajar dengan menentukan jenis mata pelajaran dan
urutan-urutan yang akan dipelajari
d.
Menyelidiki
waktu mana yang dapat digunakan untuk belajar dengan baik
e.
Berhematlah
dengan waktu, setiap siswa jangan ragu-ragu untuk memulai pekerjaan termasuk
belajar.[14]
Sedangkan
manfaat membuat jadwal pelajaran sebagaimana yang dikemukakan Agus M Hardjana
adalah:
a. Membiasakan
diri belajar dengan teratur
b. Membantu
kita belajar dengan tenang
c. Membantu
kita menghemat waktu dan tenaga
d. Membantu
kita menciptakan kebiasaan belajar.[15]
2. Aktivitas
membaca pelajaran
Membaca
merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dengan belajar. Membaca
bukanlah kegiatan yang pasif, akan tetapi merupakan kegaitan yang aktif. untuk
dapat menjadi pembaca yang efisien, The Liang Gie memberikan arahan sebagai
berikut:
a. Memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membaca
b. Dapat
membaca secara cepat
c. Dapat
menangkap dan memahami isi bahan bacaannya
d. Seusai
membaca dapat mengingat kembali butir-butir gagasan utama dari bahan bacaannya.[16]
Dengan
memahami cara-cara belajar yang efisien, diharapkan siswa dalam proses belaajr dapat
mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya.
3. Aktivitas
menghafal pelajaran
Menghafal
merupakan kelompok jenis belajar yang berfokus pada kemampuan mental siswa.
Dalam aktivitas menghafal, terkait erat dengan aktivitas membaca. Menghafal
juga merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Dalam
aktivitas menghafal, agar dapat menghafal dengan baik maka Slameto memberikan
pedoman sebagai berikut:
a. Menyadari
sepenuhnya tujuan belajar
b. Mengetahui
betul-betul tentang makna bahan yang akan dihafal
c. Mencurahkan
perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal
d. Menghafal
dengan teratur sesuai dengan kondisi bahan yang sebaik-baiknya serta daya serap
otak terhadap bahan yang dihafal.[17]
Sedangkan
The Liang Gie mengatakan bahwa:
Cara yang terbaik untuk menghafal suatu
bahan pelajaran tergantung pada bahan itu. Kalau tiap-tiap cara itu
dipergunakan pada tempatnya, pastilah seorang mahasiswa dapat menghafal dengan
hasil yang sebaik-baiknya. Untuk bahan pelajaran yang memerlukan pengertian
yang mendalam, hendaklah dihafal dengan melalui penglihatan. Untuk bahan
pelajaran yang berupa definisi, sebaiknya dihafal dengan suara keras-keras dan
untuk bahan pelajaran yang berupa bagan, grafik, peta, gambar dan yang sejenisnya,
lebih cepat dihafal dengan gerak tangan.[18]
Dari
uraian tersebut dapatlah dikatakan bahwa untuk dapat menghafal dengan baik
diperlukan cara yang sesuai baik dalam hal kemampuan sisiwa, materi yang
dihafal serta faktor-faktor lain terutama kondisi badannya.
4. Aktivitas
mengerjakan tugas
Pemberian
tugas merupakan metode pengajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam
belajarnya. Dalam pemberian tugas, tercakup aktivitas belajar yang lain,
seperti membaca, menghafal, berfikir dan lain sebagainya.
Mengerjakan tugas yang merupakan sebagai implementasi dari pemberian tugas, mempunyai pengaruh yang besar dalam diri siswa terhadap keberhasilan belajarnya. Sebagai mana yang dikemukakan Slameto bahwa agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal-soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, ulangan harian, ulangan umum dan ujian.[19]
Sedangkan
manfaatnya adalah sebagai sarana latihan untuk memperdalam bahan kuliah,
mempraktikkan penerapan hukum, rumus, dalil tertentu atau memecahkan soal
berdasarkan hukum, rumus, dalil yang sudah dijelaskan diruang kuliah.[20]
[1] Sardiman, Interaksi, 99-100
[2] Abu Ahmadi, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 132-137
[3] Nana Sudjana, Cara Belajar,54
[4] The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien II
(Yogyakarta: Liberti, 1995), 8
[5] E.P. Hutabaret, Cara Belajar (Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia, 1988), 104
[6] The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien II , 11-12
[7] Slameto, Belajar dan Faktor, 85
[8] The Liang Gie, Cara Belajar,18
[9] Agus M Hardjana, Kiat Sukses, 47
[10] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1998), 74
[11] Alex Sobur, Psikologi Umum, 201
[12] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), 34
[13] M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), 114
[14] Slameto, Belajar dan Faktor, 83
[15] Agus M Hardjana, Kiat Sukses, 100-102
[16] The Liang Gie, Cara Belajar yang efisien I (Yogyakarta:
PUBIB, 1998), 59
[17] Slameto, Belajar dan Faktor, 86
[18] The Liang Gie, Cara Belajar Jilid II, 164
[19] Slameto, Belajar dan Faktor, 88
[20] Agus M Hardjana, Kiat Sukses, 116
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Macam – macam Aktivitas Belajar"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*