Lihat juga profil lengkap buku ke-2 A. Rifqi Amin berjudul "Pengembangan Pendidikan Agama Islam: Reinterpretasi Berbasis Interdisipliner"
Link
Terkait buku A. Rifqi Amin:
Buku pertama A. Rifqi Amin (pendiri Banjir Embun)
berjudul:
Rincian buku Sistem Pembelajaran PAI pada PTU:
Contoh Kata Pengantar Buku
Contoh Daftar Isi Buku
Contoh Daftar Gambar dan Daftar Tabel
Contoh Kata Pengantar Buku
Contoh Daftar Isi Buku
Contoh Daftar Gambar dan Daftar Tabel
BUKU-BUKU
KARYA A. RIFQI AMIN TERBEBAS DARI KEJAHATAN ILMIAH (UTAMANYA PLAGIASI)!!!
Topik lain:
Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Belajar
Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
Oleh:
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa
(Penulis adalah Alumni Mahasiswa Pascasarjana (S2) STAIN Kediri Tahun 2013)
Sumber foto: Koleksi Pribadi Agus Pugoh Santoso
Belajar merupakan suatu proses. Di dalam proses
tersebut, banyak faktor yang mempengaruhi akan keberhasilan atau kegagalannya.
Dengan demikian, ada beberapa faktor yang menunjang dan menghambat proses
belajarnya.
Penggolongan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
belajar, antara lain dikemukakan oleh EP Hutabaret, meliputi faktor kecerdasan,
faktor belajar, faktor sikap, faktor fisik, faktor emosi dan sosial, faktor
dosen dan faktor lingkungan.[1]
Sedangkan Muhibbin menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar meliputi faktor internal, faktor eksternal dan pendekatan belajar siswa. Faktor internal meliputi; keadaan jasmani, kecerdasan, sikap minat bakat dan motivasi. Sedang faktor eksternal meliputi lingkungan sosial, yang berupa; keluarga, guru dan staf, masyarakat, teman dan juga lingkungan non sosial yang bisa berupa rumah, sekolah, peralatan dan alam.[2]
Berpijak dari pendapat di atas, maka faktor-faktor
yang mempengaruhi aktivitas belajar, baik yang menunjang maupun yang menghambat,
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor
internal, misalnya kondisi fisik, kecerdasan, ingatan, sikap, minat, bakat, motivasi, konsentrasi dan sebagainya
2. Faktor
eksternal, mencakup lingkungan fisik dan sosial serta pendekatan belajar.
Kedua faktor inilah yang kemudian dijabarkan dalam
penjelasan berikut ini:
a. Motivasi
Menurut
Sardiman, motivasi berarti perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan adanya feeling dan didahului dengan adanya tanggapan terhadap adanya
tujuan.[3]
Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah dorongan psikis yang ada pada
diri individu untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
jika dikaitkan dengan aktifitas belajar, maka motivasi berarti dorongan psikis
yang ada pada diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara optimal dalam
rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dengan demikian motivasi
mempunyai arti yang sangat penting di dalam kegiatan belajar dan dalam rangka
mencapai tujuan belajar.
b. Konsentrasi
Sardiman
mengartikan konsentrasi dalam kaitannya dengan belajar adalah memusatkan
segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar.[4]
Sedangkan Slameto mengartikannya dengan memusatkan seluruh perhatian terhadap
belajar serta mengesampingkan hak-hal yang lain yang tidak ada hubungannya
dengan belajar.[5]
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mahfud Shalahuddin bahwa:
Untuk dapat
belajar dengan baik, seseorang anak harus ada perhatian terhadap materi
pelajaran yang dipelajarinya. Apabila materi pelajaran yang disajikan kepada
mereka tidak menarik baginya, maka timbul rasa bosan, malas untuk belajar,
sehingga prestasinya dalam studi menurun. Maka dari itu pendidik harus berusaha
semaksimal mungkin, supaya materi pelajaran yang disajikan itu, menarik
perhatian anak didik. Oleh karena itu faktor perhatian dalam kegiatan belajar
tidak boleh diabaikan begitu saja.[6]
c. Kecerdasan
Kecerdasan
dalam pengertian ini disamakan dengan intelegensi, yaitu: kecakapan yang
terdiri dari 3 jenis, meliputi kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri
ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat.[7]
Secara
sederhana kecerdasan diartikan dengan kemampuan untuk memahami dan menghadapi
situasi dan kondisi sekitar dengan cepat. Dalam pembahasan ini, pengertian
kecerdasan yang dimaksud adalah kemampuan untuk dapat memahami dan menghadapi
persoalan dalam belajar dengan cepat.
d. Ingatan
Ingatan
adalah kekuatan jiwa untuk menyimpan hal-hal yang sudah dilihat, dialami, atau
dipahami.[8]
Sedangkan fungsinya adalah menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksi
kesan-kesan.[9]
Dalam
kaitannya dengan aktivitas belajar, ingatan berarti kemampuan untuk menerima,
menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan belajar, baik yang berbentuk materi
pelajaran, pengalaman maupun bentuk-bentuk yang lain.
e. Bakat
Bakat
adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir.[10]
Kecakapan ini akan semakin nyata setelah adanya latihan.[11]
Jadi jika bahan pelajaran yang diajarkan sesuai dengan bakat anak didik, maka
hasil belajarnya akan lebih baik, karena anak didik akan lebih giat dalam
menjalani aktivitas belajarnya sebab ia senang dalam mempelajarinya.
f. Minat
Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyuruh.[12]
Yang berguna untuk mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam
bidang studi tertentu.[13]
Hal ini dikarenakan siswa yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, akan
berusaha memusatkan perhatiannya secara maksimal. Sehingga akan lebih giat
dalam belajar dan pada akhirnya akan mencapai prestasi seperti yang
diinginkannya.
g. Sikap
Sikap
adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap suatu objek baik secara
positif maupun negatif.[14]
Sedangkan dalam hal ini sikap yang dimaksud adalah respon positif siswa
terhadap guru saat proses pembelajaran. Karena menurut Muhibbin sikap positif
siswa terutama pada guru dan mata pelajaran yang diampunya merupakan pertanda
awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Begitupun sebaliknya, sikap
siswa yang negatif, terlebih jika disertai rasa benci terhadap guru dan mata
pelajarannya akan menyebabkan munculnya kesulitan belajar bagi siswa tersebut[15]
Oleh karena itu dalam proses kegiatan belajar mengajar, sikap siswa juga sangat
berpengaruh terhadap proses pembelajarannya.
h. Keadaan
fisik
Kondisi
seseorang dapat berpengaruh terhadap aktivitasnya. Demikian pula dengan
pelajar, agar seseorang dapat belajar dengan baik maka kesehatan harus dijaga
dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto bahwa agar
seseorang dapat belajar dengan baik harus mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,
tidur, istirahat, makan, olah raga, rekreasi dan ibadah.[16]
Di samping faktor-faktor tersebut, masih banyak
faktor yang mempengaruhi belajar siswa, diantaranya adalah faktor yang berasal
dari lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.[17]
Di lingkungan keluarga, faktor yang mempengaruhi
diantaranya adalah kondisi ekonomi keluarga, suasana keluarga, cara mendidik
orang tua dan lain sebagainya. Sedangkan dalam lingkungan masyarakat, faktor
yang berpengaruh adalah faktor manusia maupun non manusia. Dan di lingkungan
sekolah, diantaranya adalah guru, kurikulum, fasilitas dan lain sebagainya.
Pada
bagian ini, tidak akan diuraikan secara keseluruhan, tetapi hanya akan menguraikan
faktor-faktor yang berhubungan langsung dengan aktifitas belajar siswa, yang
meliputi:
a. Pendidik
Pendidik
merupakan orang yang langsung berhubungan dengan aktivitas belajar siswa. Oleh
karena itu pendidik harus selalu berperan aktif dalam membawa dan menempatkan
diri guna menciptakan interaksi belajar mengajar yang kondusif. Menurut Nana
Sudjana, peranan dari pendidik adalah:
1. Pemimpin
belajar, yaitu merencanakan, mengorganisasikan dan mengontrol kegiatan
2. Fasilitator
belajar, artinya sebagai pemberi fasilitas-fasilitas dalam proses pembelajaran
3. Moderator
belajar, artinya sebagai pengatur arus belajar
4. Motivator
belajar, artinya sebagai pendorong agar siswa giat belajar
5. Evaluator,
artinya menilai dengan objektif kegiatan belajar tersebut.[18]
Pada sisi lain,
pendidik juga mempunyai tugas untuk membimbing anak didik menuju jalan yang
lurus dengan cara dan metode yang bijaksana sebagaimna yang telah ditegaskan
oleh Allah dalam firman-Nya yang tertera dalam surat An-Nahl ayat 125.
ادْعُ
إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Artinya: “Serulah (manusia) kepada
jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka
dengan cara yang lebih baik.[19]
Dengan
demikian jelas bahwa guru mempunyai peranan yang sangat penting dan berpengaruh
dalam kegiatan belajar siswa terutama ketika di sekolah.
b. Materi
pelajaran
Aktivitas
belajar siswa tidak dapat dipisahkan dengan materi pelajaran, walaupun materi
pelajaran bukanlah tujuan. Hal ini karena pendidikan merupakan proses yang
berorientasi pada tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
adanya materi pelajaran.
Dalam
proses kegiatan belajar mengajar, yang harus diperhatikan oleh guru adalah
bagaimana materi-materi pelajaran tersebut dapat dipelajari dan dikuasai oleh
siswa.[20]
c. Lingkungan
keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pertama dan utama bagi aktivitas belajar anak. Di dalam
lingkungan keluarga inilah anak mendapatkan sesuatu yang sangat berarti bagi
perkembangannya, baik pengetahuan, ketrampilan maupun sikapnya. Suasana lingkungan
keluarga yang bagaimanapun keadaannya akan mempengaruhi perkembangan anak. Oleh
karena itu agar anak dapat belajar dengan baik, perlulah diciptakan suasana
rumah yang tenang dan tentram.[21]
Dalam keluarga, dengan adanya interaksi yang baik antar anggota keluarga akan dapat menumbuhkan kesadaran bagi diri anak akan fungsinya sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial.
Dari uraian
tersebut, dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap keberhasilan aktivitas belajar anak. Hal ini mengingat
sebagain besar waktu anak berada dalam lingkungan keluarga.
[1] E.P. Hutabaret, Cara Belajar (Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia, 1988), 18-21
[2] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, 139
[3] Sardiman, Interaksi, 71
[4] Ibid., 38-39
[5] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), 86
[6] Mahfud Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan (Surabaya:
Bina Ilmu, 1990), 61
[7] Ibid., 46
[8] Agus M Hardjana, Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi
(Yogyakarta: Kanisius, 1994), 109
[9] Sardiman, Interaksi, 44
[10] Abu Ahmadi, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 78
[11]Slameto, Belajar, 57
[12] Slameto, Belajar, 180
[13] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, 136
[14] Ibid., 135
[15] Ibid.
[16] Slameto, Belajar dan Faktor, 55
[17] Ibid., 60-69
[18] Nana Sudjana, Cara Belajar, 32-35
[19] DEPAG RI, Alqur’an dan terjemahny (Surabaya: CV Jaya Sakti, 1989), 421
[20] Slameto, Cara Belajar, 69
[21] Ibid., 63
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*