BAB
V
PEMBAHASAN
Oleh:
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa
(Penulis adalah Alumni Mahasiswa Pascasarjana (S2) STAIN Kediri Tahun 2013)
Sumber foto: Koleksi Pribadi Agus Pugoh Santoso
Link terkait halaman ini:
Contoh Bab V Tesis Kuantitatif
Dalam bab ini akan
diuraikan tentang pembahasan dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil pengujian
yang telah diuraikan pada bab IV, maka terbukti bahwa sikap siswa kepada guru
berhubungan dengan aktivitas belajarnya. Hubungan tersebut memiliki korelasi positif dengan katagori
rendah.
Berdasarkan dari data
yang diperoleh, nilai sikap siswa kepada gurunya memiliki katagori 19 %
tergolong sangat rendah; 35,97 % tergolong rendah; 34,89 % tergolong sedang;
20,14 % tergolong tinggi dan 2,16 % tergolong sangat tinggi. Jadi nilai sikap
siswa SMPN 1 Plosoklaten kepada gurunya tergolong rendah karena disebabkan
penyebaran data tentang sikap tergolong rendah.
Rendahnya sikap siswa
dimungkinkan karena interaksi siswa dengan guru kurang begitu baik. Guru kurang
bisa mengambil hati siswa dengan menimbulkan kesan yang positif kepada siswa
sehingga siswa jadi protektif dan menjadi selektif dalam berinteraksi. Karena
seperti yang telah diungkapkan Alex Sobur bahwa pada dasarnya
pembentukan sikap tidak terjadi dengan sembarangan. Pembentukannya senantiasa
berlangsung dalam interaksinya dengan manusia atau objek tertentu. Interaksi
sosial di dalam maupun di luar kelompok bisa mengubah sikap atau membentuk
sikap yang baru, selain itu faktor intern di dalam diri manusia itu, yaitu
selektivitasnya sendiri, daya pilihannya sendiri atau minat perhatiannya untuk
menerima atau menolak berbagai pengaruh yang datang dari luar.[1]
Jika melihat
sikap dari aspek kognitip yang berupa kesan dan penafsiran siswa terhadap
seorang guru, kesan dan penafsiran siswa ini menjadi faktor penentu di dalam
proses berinteraksi. Karena kesan yang muncul dibenak siswa terhadap seorang
guru akan memunculkan penafsiran siswa mengenai guru tersebut baik secara
positif atau negatif. Ketika muncul kesan dan penafsiran yang positif maka
siswa akan merasa senang terhadap guru yang mengajarnya, sehingga ia akan
memperhatikan dengan seksama segala pelajaran yang diberikannya. Dan begitupun
sebaliknya, jika muncul kesan dan penafsiran yang negatif maka siswa akan
merasa tidak senang terhadap guru yang mengajarnya, dan itu menyebabkan materi
pelajaran yang diajarkannya tidak lagi mengasikkan dan menarik. Sehingga
siswapun cenderung untuk tidak memperhatikan.
Hal ini telah
diungkapkan oleh Rosenberg dalam teori konsistensi kognitif afektif tentang
perubahan sikap yang mengatakan bahwa hubungan antara komponen kognitif dan
afektif dalam pembentukan sikap akan selalu berjalan konsisten. Sikap tidak
hanya mencakup pengetahuan tentang objek saja, tetapi juga kepercayaan antara
objek dengan nilai yang ada dalam diri subjek. Penilaian yang muncul dalam diri
seseorang akan menimbulkan sikap positip atau negatif terhadap objek sikap
sehingga akan berpengaruh terhadap prilakunya dalam menghadapi objek [2]
Ini berarti, rendahnya
sikap siswa SMPN 1 Plosoklaten kepada guru, ini dimungkinkan karena kurang
baiknya interaksi antara siswa dengan guru atau karena siswa sendiri memiliki
selektivitas dalam memilih guru sehingga mempengaruhi minat perhatianya terhadap
guru tersebut.
Kemudian dari data juga
diperoleh bahwa nilai aktivitas belajar siswa memiliki katagori 8,99 %
tergolong sangat rendah; 23,38 % tergolong rendah; 41,73 % tergolong sedang;
24,46 % tergolong tinggi dan 1,44 % tergolong sangat tinggi. ini berarti karena
penyebaran nilai aktivitas belajar adalah sedang, maka aktivitas belajar siswa
SMPN 1 Plosoklaten tergolong rendah.
Rendahnya aktivitas siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sikap saja,
tetapi masih banyak faktor-faktor lain yang ikut berperan
didalamnya. Seperti yang
dikemukan oleh EP Hutabaret, bahwa faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar
meliputi faktor kecerdasan, faktor belajar, faktor sikap, faktor fisik, faktor
emosi dan sosial, faktor dosen dan faktor lingkungan[3]. Jadi sikap hanyalah salah satu faktor
yang mempengaruhi dan bukan sebagai faktor penentu. Sedangkan menurut Muhibbin
aktivitas belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar. Faktor dari
dalam meliputi keadaan jasmani, kecerdasan, sikap, minat, bakat dan motivasi. Dan
faktor dari luar bisa dari guru dan staff, keluarga, masyarakat, teman dan
lingkungan non sosial[4].
Ini berarti, melihat reandahnya nilai aktivitas belajar tersebut, dimungkinkan
karena kurangnya motivasi dan minat siswa dalam belajar, atau karena adanya
faktor lain baik dari dalam atau dari luar yang lebih perpengaruh terhadap
dirinya.
Kemudian untuk
mengetahui hubungan antara sikap siswa kepada guru dengan aktivitas belajarnya
digunakanlah rumus Korelasi Product Moment. dengan menggunakan rumus ini didapat
hasil bahwa hubungan antara sikap siswa kepada guru dengan aktivitas belajarnya
memiliki nilai koefisien sebesar 0,345 dalam taraf signifikansi 5%. Ini berarti
bahwa antara sikap siswa kepada guru dan aktivitas belajar siswa memiliki korelasi
tapi tergolong dalam kategori rendah. Rendahnya korelasi ini disebabkan karena
nilai variabel bebas yaitu variabel sikap itu adalah rendah. Karena variabel
sikap itu bernilai rendah, maka menyebabkan korelasi antara sikap siswa kepada
guru dengan aktivitas belajarnya itu juga rendah.
Kemudian dengan melihat
angka probabilitas dari hasil penghitungan sebesar 0,000 yang berarti lebih
kecil dari 0,005, berarti bahwa ada korelasi yang signifikan antara sikap siswa
kepada guru dengan aktivitas belajar siswa di SMPN 1 Plosoklaten.
Sejalan dengan
penelitian ini, Mufidatul Munawaroh, mahasiswa fakultas psikologi Universitas
Islam Negeri (UIN) Malang 2007, melakukan penelitian dalam skripsinya yang
berjudul hubungan antara sikap siswa terhadap
fullday school dengan motivasi
belajar siswa MTs Surya Buana Malang, dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antara sikap siswa terhadap fullday school dengan motivasi belajar
siswa MTs Surya Buana Malang. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan adanya
hubungan positif yang signifikan ( hitung r
= 0,410> table r =
0,213) antara sikap siswa terhadap
fullday school dengan motivasi belajar siswa MTs Surya Buana dengan
proporsi ralat sebesar 0,000 dengan korelasi sebesar 0,410 pada taraf
signifikan 5%.
Dengan demikian penelitian
yang telah dilakukan Mufidatul Munawaroh memperkuat penelitian ini, yang berarti
bahwa antara sikap siswa kepada guru dengan aktivitas belajar siswa terdapat hubungan
yang signifikan, searah dan dalam katagori yang rendah. Ini menunjukkan bahwa
sikap siswa kepada guru sedikit mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Tetapi
jika sikap siswa ini ditingkatkan maka aktivitas belajar siswapun juga bisa
meningkat.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Contoh tesis Kuantitatif bab v"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*