METODE PENELITIAN
Oleh:
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa
Sumber foto: Koleksi Pribadi Agus Pugoh Santoso
Link terkait halaman ini:
Contoh BAB III Tesis Kuantitatif
Dalam bab ini akan
diuraikan tentang; rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrument
penelitian, pengumpulan data dan analisa data
A.
Rancangan
Penelitian
Rancangan
penelitian adalah prosedur untuk mengumpulkan data, menganalisis dan melaporkan
hasil penelitian. Jadi rancangan penelitian dipakai untuk menunjuk pada rencana
peneliti tentang bagaimana ia akan melaksanakan penelitian.[1]
Penelitian
ini bermaksud untuk menguji hubungan antara sikap siswa kepada guru dengan aktivitas
belajarnya, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif karena didasarkan atas
perhitungan angka, yang datanya berujud bilangan (skor atau nilai, peringkat,
frekuensi), yang dianalisa dengan menggunakan statistik untuk menjawab
pertanyaan atau hipotesis penelititan yang spesifik dan untuk melakukan
prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain.[2] Pendekatan
kuantitatif juga bertujuan untuk menemukan seberapa banyak karakterisitik yang
ada dalam populasi induk, mempunyai karakteristik seperti yang terdapat dalam
sampel.[3]
Penelitian
ini juga untuk menentukan tingkat hubungan antar variabel-variabel yang berada
dalam suatu populasi sehingga penelitian ini bisa disebut dengan jenis
korelaisonal.[4]
Hal ini didasarkan pada karakterisitik dari penelitian korelasional yaitu,
menghubungakan dua variabel atau lebih, besarnya hubungan didasarkan pada
koefisien korelasi, dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi variabel
dan datanya bersifat kuantitatif.[5]
Tujuan
dari adanya tehnik korelasional adalah untuk mencari bukti berdasarkan hasil
pengumpulan data apakah terdapat hubungan antar variabel yang diteliti,
kemudian untuk menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel tersebut kuat
atau lemah, dan untuk memperoleh kepastian berdasarkan hitungan matematis
apakah hubungan antar variabel merupakan hubungan yang signifikan atau tidak
signifikan.[6]
Penelitian ini tidak hanya menjelaskan saja akan tetapi juga memastikan
besarnya hubungan antar variabel. Hubungan antar variabel ini adalah hubungan asimetris
yang merupakan suatu hubungan dimana variabel-variabel dalam penelitian berubah
secara bersamaan.[7]
Dengan kata lain perubahan variabel bebas juga diikuti perubahan pada variabel
terikat.
Penelitian
ini berusaha untuk mengkaji hubungan antara variabel bebas (X) yaitu sikap
siswa kepada guru dengan variabel terikat (Y) yaitu aktivitas belajarnya. Kemudian
lebih jauh lagi penelitian ini juga ingin mengkaji hubungan antar sub variabel
sikap dengan sub variabel aktivitas.
Adapun
bentuk kerangka kerja model hubungan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
X : Sikap siswa kepada guru
Y : Aktivitas belajar siswa
B.
Populasi
dan Sampel
a.
Populasi
Menurut Riduwan populasi adalah objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian.[8]
Sedangkan Burhan Bungin mengatakan populasi merupakan keseluruhan dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian.[9]
Sugiono mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.[10]
Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang
berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai
kaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi sasaran dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa SMPN I Plosoklaten yang berjumlah 966 siswa.
b.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
akan diteliti.[11]
Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini karena memperhatikan adanya
kelompok-kelompok yang bertingkat (adanya kelas 1, 2 dan 3), maka penulis menggunakan
tehnik proporsional stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dari
anggota populasi yang pengambilannya dilakukan secara acak dan berstrata secara
proporsional.[12]
Sedangkan besarnya sampel yang diambil secara acak
menurut Ulber Silalahi bisa diambil dengan menggunakan daftar tabel sebagai
berikut:[13]
TABEL
3.1
UKURAN SAMPEL DARI SUATU POPULASI
(Untuk
N adalah ukuran populasi dan S adalah ukuran sampel)
Berdasarkan table di atas, karena populasi
penelitian sebesar 966 maka sampel penelitian yang diambil adalah sebesar 278
siswa. Dengan ketentuan kelas 1 sebanyak 93 siswa, kelas 2 sebanyak 92 siswa
dan kelas 3 sebanyak 93 siswa.
C.
Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data.
Pembuatan instrumen penelitian diawali dari penyusunan konstruks, perumusan
definisi konseptual dan definisi operasional, penyusunan kisi-kisi dan akhirnya
dibuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Setelah itu dilakukan uji coba
untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. tapi sebelum digunakan,
instrumen tersebut dikonsultasikan dahulu kepada pembimbing untuk mengetahui
tingkat kesesuaian dengan teori dan ketepatan sasaran dari tujuan penelitian
dalam pengambilan data.
Instrumen
dalam penelitian ini berupa angket yang diberikan langsung kepada responden
untuk dijawab sesuai dengan karakteristik dirinya. Sedangkan pengambilan data
dilakukan dengan menentukan pengukuran item yang terdiri dari lima alternatif
jawaban, yang memiliki gradasi positif atau negatif. Sebagaimana yang tertuang
dalam table di bawah ini.[14]
TABEL 3.2
KATAGORI RESPON
RESPONDEN
Indikator
Promosi
|
Nilai /
Katagori Respon
|
||||
Sangat setuju
|
Setuju
|
Netral
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak
setuju
|
|
Positif/
menguntungkan
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Negatif/ tidak
menguntungkan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Instrumen
sebagai alat mengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian
rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Untuk itu instrumen
penelitian harus memenuhi syarat uji validitas dan reliabelitasnya.[15]
Oleh
karena itu, sebelum instrumen tersebut digunakan untuk mengambil data
penelitian, maka harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan
untuk menentukan validitas dan reliabelitas serta untuk mengetahui tingkat
pemahaman responden.
1. Variabel
penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu sikap
siswa kepada guru sebagai variabel bebas (X) dan aktivitas belajar siswa
sebagai variabel terikat (Y). secara rinci mengenai variabel dan indikator yang
digunakan dalam kuesioner ini dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Variabel
sikap siswa kepada guru (X)
Sikap
didefinisikan sebagai suatu kecenderungan tingkah laku terhadap suatu objek,
yang memiliki dimensi kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan) dan konasi
(prilaku). Sikap siswa kepada guru dalam penelitian ini adalah skor total dari
jawaban responden tentang sikap siswa kepada guru yang diukur melalui
indikator-indikator yang digunakan dalam instrumen penelitian, yang disusun dan
dikembangkan dalam bentuk angket dengan menggunakan pengukuran skala sikap.
Skala sikap ini bertujuan untuk menentukan kepercayaan, persepsi, atau perasaan
seseorang.[16]
Jenis skala sikap yang peneliti pakai adalah skala Likert, yaitu dengan meminta
responden untuk memberikan respon terhadap beberapa statemen dengan menunjukkan
apakah ia sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju atau sangat tidak setuju.[17]
Dengan
mengacu pada sub variabel sikap, sebagaimana yang terdapat dalam definisi
operasional yang telah disebutkan diatas, maka disusunlah kisi-kisi skala sikap
siswa kepada guru seperti dalam table di bawah ini:
TABEL 3.3
INSTRUMEN SIKAP
SISWA KEPADA GURU
Sub
variabel
|
Indikator
|
Pernyataan
|
No
Item
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Kognitif
|
Tanggapan/
keyakinan tentang objek
|
Guru adalah
sosok manusia yang harus dimuliakan
|
1
|
Guru adalah
manusia yang patut dijadikan teladan
|
2
|
||
Kesan
yang muncul terkait objek
|
Diajar oleh
guru sambil bercanda membuat pelajaran lebih mudah untuk diingat
|
3
|
|
Pelajaran akan
sulit diterima jika diajar oleh guru yang tidak pernah tersenyum
|
4
|
||
Atribut/
Penafsiran tentang objek
|
Guru yang
selalu berpakaian rapi menandakan ia seorang guru yang baik
|
5
|
|
Ibu guru lebih
memiliki sifat penyayang dari pada bapak guru
|
6
|
||
Penilaian
tentang objek
|
Guru yang baik
itu adalah guru yang pengertian terhadap muridnya
|
7
|
|
Afektif
|
Senang
atau cinta terhadap objek
|
Senang jika
diajar guru yang mudah tersenyum
|
8
|
Gembira
dekat dengan objek
|
Menikmati
setiap kali mengikuti pelajarannya
|
9
|
|
Punya
keinginan dekat dengan objek
|
Nyaman dan
kerasan ketika diajar guru yang menyenangkan
|
10
|
|
Kagum
terhadap objek
|
Memuji nama
bapak/ ibu guru di depan orang lain
|
11
|
|
Sedih
jika jauh dari objek
|
Sedih jika
guru tidak hadir untuk mengajar
|
12
|
|
Takut
terhadap objek
|
Takut jika
diajar oleh guru yang tidak pernah tersenyum
|
13
|
|
Benci
terhadap objek
|
Benci jika
guru memberikan tugas rumah
|
14
|
|
Marah
terhadap objek
|
Marah jika
guru memarahiku
|
15
|
|
Konatif
|
Patuh
dan taat
|
Mematuhi apa
yang dikatakan oleh bapak/ibu guru
|
16
|
Menghargai
|
Mendengarkan
ketika bapak/ibu guru menerangkan materi pelajaran
|
17
|
|
Tidak memotong
pembicaraan bapak/ibu guru saat menjelaskan pelajaran
|
18
|
||
Menghormati
|
Menyapa ketika
bertemu dengan bapak/ibu guru
|
19
|
|
Suka
menolong
|
Membantu jika
bapak/ibu guru lagi butuh bantuan
|
20
|
|
Tidak
memusuhi
|
Menjaga nama
bapak/ibu guru dimana saja berada
|
21
|
|
Perhatian
|
Menanyakan
kabar bapak/ibu guru ketika bertemu
|
22
|
b. Variabel
aktivitas belajar siswa (Y)
Aktivitas
belajar didefinisikan sebagai segala kegiatan yang dilakukan dalam rangka
merubah diri untuk menuju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan
yang dimaksud aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah sekor total dari
jawaban responden tentang aktivitas belajar, yang dapat diukur melalui
indikator-indikator yang ada dalam instrument penelitian, yang disusun dan
dikembangkan dalam bentuk angket dengan menggunakan skala pengukuran Likert
berupa butir-butir pertanyaan atau pernyataan.
Dengan
mengacu pada sub variabel aktivitas belajar, sebagaimana yang terdapat dalam
definisi operasional yang telah disebutkan diatas, maka disusunlah kisi-kisi
skala aktivitas belajar siswa seperti dalam table di bawah ini:
TABEL 3.4
INSTRUMEN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA
Sub variabel
|
Indikator
|
Pernyataan
|
No Item
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Aktivitas
fisik
|
Rajin mencatat
|
Mencatat
hal-hal yang penting yang diterangkan oleh bapak/ ibu guru
|
1
|
Mencatat topik
inti dari bacaan yang dibaca, jika berhubungan dengan materi
|
2
|
||
Mendengarkan
pelajaran dengan seksama
|
Mendengarkan
penjelasan guru dengan sungguh-sungguh ketika mengikuti pelajaran
|
3
|
|
Rajin membaca
|
Membaca materi
pelajaran terlebih dahulu sebelum diterangkan oleh guru
|
4
|
|
Membaca buku
lain yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diajarkan
|
5
|
||
Rajin
mengerjakan tugas
|
Menyelesaikan
tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya
|
6
|
|
Menyelesaikan
setiap tugas dengan tepat waktu
|
7
|
||
Rajin
mengikuti pelajaran
|
Rajin masuk
mengikuti pelajaran
|
8
|
|
Datang ke
sekolah dengan tepat waktu
|
9
|
||
Keluar kelas saat pelajaran berlangsung
|
10
|
||
Bertanya jika
tidak mengerti
|
Bertanya
ketika merasa tidak mengerti
|
11
|
|
Menjawab
pertanyaan dengan benar
|
Menjawab
setiap pertanyaan yang diberikan guru dengan benar
|
12
|
|
Mengatur waktu
belajar dengan baik
|
Belajar
dirumah dengan teratur
|
13
|
|
Membuat jadwal
belajar di rumah
|
14
|
||
Aktivitas psikis
|
Berfikir
sesuai dengan nalarnya
|
Menyelesaikan
tugas sesuai dengan kemampuan sendiri
|
15
|
Meniru
pekerjaan orang lain
|
16
|
||
Menghubungkan penjelasan
guru dgn pengetahuan yg dimiliki sebelumnya
|
17
|
||
Menyelesaikan
soal sesuai dengan teori yang sudah diajarkan
|
18
|
||
Mengeluarkan
pendapat sesuai pemikiran sendiri
|
19
|
||
Rajin
menghafal materi pelajaran
|
Menghafalkan
materi pokok yang ada dalam kompetensi
|
20
|
|
Menghafalkan
istilah asing yang ada kaitannya dengan materi pelajaran
|
21
|
||
Menghafalkan
rumus atau kaidah-kaidah atau teori yang sudah diajarkan
|
22
|
2. Validitas
dan reliabilitas instrumen
Setelah instrumen terkait dengan sikap dan aktifitas
siswa disusun, maka instrumen tersebut terlebih dahulu diuji cobakan kepada 40 siswa
di luar sampel penelitian tetapi masih termasuk dalam populasi penelitian
sehingga sesuai dengan subjek yang akan diteliti.
1) Validitas
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahehan
suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid berarti mempunyai validitas yang
tinggi dan sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
yang rendah.[18]
Instrumen
yang disusun dalam penelitian ini, dibuat berdasarkan teori tentang
variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Suatu instrumen dapat
dikatakan valid apabila mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat atau informasi dari suatu variabel yang akan diteliti serta mampu
mengukur sebagaimana yang diinginkan. [19]
Untuk
menguji validitas instrumen sikap, dilakukan dengan cara mencari harga koefisien
korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan, yaitu dengan
cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan
jumlah setiap item soal. Jika hasil perhitungan terjadi thitung
lebih besar dari ttabel, maka butir soal dinyatakan valid. Tetapi
bila sebaliknya, maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid dan
selanjutnya diperbaiki atau tidak digunakan dalam instrumen penelitian.
Kemudian
untuk mengukur validitas instrumen, digunakan korelasi product moment pada
taraf signifikansi dengan nilai probabilitas 0,05. Adapun rumus yang digunakan
dalam menilai tingkat validitas item adalah sebagai berikut:[20]
Keterangan:
r xy : Korelasi product moment
N : Jumlah responden atau sampel
X : Jumlah jawaban variabel X
Y : Jumlah jawaban variabel Y
Selanjutnya
dihitung dengan Uji-t, dengan menggunakan rumus:
dimana :
t :
Nilai t hitung
r :
Koefisien korelasi hasil t hitung
n :
Jumlah responden
Lalu
jika instrumen tersebut sudah dinyatakan valid maka kriteria penafsiran
mengenai indeks korelasinya adalah sebagai berikut:[21]
TABEL 3.5
KRITERIA
KORELASI PRODUCT MOMENT
BESARNYA
KOEFISIEN
|
KATAGORI
|
0,800 – 1,000
0,600 – 0,799
0,400 – 0,599
0,200 – 0,399
0,000 – 0,199
|
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup tinggi
Rendah
Sangat rendah
(tidak valid)
|
Dari
hasil uji coba yang telah dilakukan dan dengan bantuan penghitungan program
Excel, maka dari 22 item pernyataan tentang variabel sikap didapat hasil 17
item dinyatakan valid dan 5 item dinyatakan tidak valid seperti yang terlampir
dalam LAMPIRAN 15. Selanjutnya 5 item yang tidak valid yaitu item no; 10, 15,
16, 20 dan 22 kemudian dibuang, sedangkan 17 item yang valid kemudian terus
disebarkan kepada responden guna dijadikan instrumen dalam pengumpulan data.
Sedangkan
untuk validitas instrument aktivitas belajar, berdasarkan hasil uji coba yang
telah dilakukan dan dengan bantuan penghitungan program Excel, maka dari 22
item pernyataan tentang variabel aktivitas didapat hasil 20 item dinyatakan
valid dan 2 item dinyatakan tidak valid seperti yang terlihat dalam LAMPIRAN 15.
Selanjutnya 2 item yang tidak valid yaitu item no 10 dan 16 kemudian dibuang, sedangkan
20 item yang valid kemudian terus disebarkan kepada responden guna dijadikan
instrumen dalam pengumpulan data.
2) Reliabilitas
Reliabilitas
adalah tingkatan dimana suatu tes mampu mengukur variabel secara konsisten
meskipun digunakan berapa kalipun.[22] Instrumen
dalam penelitian dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai reliabilitas yang
tinggi, apabila alat pengumpul data yang dibuat oleh peneliti mempunyai taraf
konsistensi dalam mengukur apa yang hendak diukur.[23]
Reliabilats
pada suatu instrumen merujuk pada adanya kepercayaan instrumen untuk bisa
digunakan sebagai alat pengumpul data karena isntrumen telah dinyatakan sudah
baik. Sebagaimana yang dikatakan Arikunto bahwa instrumen yang dinyatakan baik
dan reliabel dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.[24]
Reliabilitas
suatu tes pada umumnya diekspresikan secara numerik dalam bentuk koefisien. Koefisien
reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi jawaban yang diberikan
responden. Koefisien tinggi menunjukkan reliabilitas yang tinggi dan begitupun
sebaliknya, jika koefisien suatu tes itu rendah maka itu berarti reliabilitas
tes itu juga rendah. Suatu tes mempunyai reliabilitas sempurna jika tes
tersebut mempunyai koefisien +1 atau – 1.[25]
Adapun
rumus untuk mengetahui reliabilitas instrumen ini adalah dengan menggunakan rumus
Spearman Brown, yaitu: r11 = 2r/(1+ r) dengan r11 adalah koefisien Spearman
Brown dan r adalah koefisien korelasi product moment.[26]
Dari
hasil uji coba yang telah dilakukan dan dengan bantuan penghitungan program
Excel, maka dari 22 item pernyataan tentang variabel sikap sebagaimana yang
terlampir dalam LAMPIRAN 15 didapat hasil 19 item dinyatakan valid dan 3 item
yaitu item no 10, 16 dan 22 dinyatakan tidak valid dan selanjutnya item-item
tersebut dibuang. Dan ntuk item no 15 dan 20 meski dinyatakan reliabel tetapi
dalam uji validitas sudah dinyatakan tidak valid maka 2 item tersebut juga ikut
dibuang. Selanjutnya 17 item yang valid kemudian terus disebarkan kepada
responden guna dijadikan instrumen dalam pengumpulan data.
Sedangkan
untuk validitas instrument aktivitas belajar, berdasarkan hasil uji coba yang
telah dilakukan dan dengan bantuan penghitungan program Excel, maka dari 22 item
pernyataan tentang variabel aktivitas sebagaimana yang terlihat dalam LAMPIRAN
15 didapat hasil 21 item dinyatakan reliabel dan 1 item yaitu item no 10
dinyatakan tidak reliabel. Selanjutnya 1 item yang tidak reliable tersebut yaitu
item no 10 kemudian dibuang. Dan untuk item no 16 meski dinyatakan reliable,
tetapi dalam uji validitas sudah dinyatakan tidak valid maka item tersebut juga
ikut dibuang. Sedangkan 20 item yang reliable kemudian terus disebarkan kepada
responden guna dijadikan instrumen dalam pengumpulan data.
D.
Pengumpulan
Data
Dalam
penelitian diperlukan suatu metode pengumpulan data yang berupa tehnik dan
cara-cara yang biasa digunakan oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data.
Data
adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau
keterangan yang menunjukkan fakta.[27]
Pada dasarnya data dalam penelitian bisa dibedakan menjadi dua, yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak
berbentuk bilangan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berupa
bilangan. Data kuantitatif berdasarkan
cara perolehannya masih dibagi menjadi dua, yaitu data diskrit dan data
kontinum. Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung dan
biasa disebut dengan data nominal. Sedangkan data kontinum diperoleh dari hasil
pengukuran dan data ini biasa dikelompokkan menjadi data ordinal, interval dan
rasio.[28]
Dari
uraian diatas, maka data dalam penelitian ini bisa disebut dengan data
kuantitatif yang berbentuk data skala ordinal. Skala ordinal adalah skala yang didasarkan
pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang
terendah atau sebaliknya.[29]
Data ordinal dalam penelitian ini bisa dikatagorikan ke dalam bentuk tingkatan
dengan menggunakan skala pengukuran Linkert[30],
yaitu:
TABEL 3.6
KRITERIA SKALA
LINKERT
POSITIF
|
BOBOT NILAI
|
NEGATIF
|
Sangat setuju
|
5
|
Sangat tidak
setuju
|
Setuju
|
4
|
Tidak setuju
|
Netral
|
3
|
Netral
|
Tidak setuju
|
2
|
Setuju
|
Sangat tidak
setuju
|
1
|
Sangat setuju
|
Sumber
data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu manusia dan bukan
manusia. Data yang bersumber dari yang bukan manusia bisa berupa
dokumen-dokumen yang memaparkan tentang keadaan objek penelitian baik tentang
jumlah siswa, guru dan karyawan atau keadaan-keadaan lain di lingkungan sekolah
yang masih terkait hubungannya dengan penelitian ini. Adapun sumber data yang
berupa manusia adalah responden itu sendiri. Dimana dari responden itu akan
dicari data mengenai sikap dan aktivitas belajarnya.
Sedangkan
tehnik dan cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner yang berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan langsung
kepada responden. Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMPN I
Plosoklaten.
E.
Analisis
Data
Analisis
data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan
mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi.[31]
Jenis analisis dalam suatu penelitian sangat berhubungan dengan jenis data yang
dikumpulkannya. Jenis data itu bisa berupa data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan kuantitas,
angka-angka atau jumlah. Sedangkan data kualitatif adalah data yang berhubungan
dengan kata-kata atau gambar-gambar. Oleh karena itu data kualitatif merupakan
data yang berskala nominal, sedangkan data kuantitatif merupakan data yang
memiliki skala ordinal, interval dan rasio. Jadi dalam penelitian ini, karena
data yang didapat berupa data kualitatif yang dikuantitatifkan dalam bentuk
skala ordinal, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif.
Dalam
penelitian kuantitatif, analisis data yang dapat dipakai bisa dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif atau analisis statistik inferensial
tergantung dari tujuan penelitian itu sendiri. Jika tujuan dari penelitiannya
adalah ingin memaparkan suatu data, maka yang cocok adalah dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif. Dan jika bertujuan untuk menguji suatu hipotesa
dan mengeneralisasikannya, maka yang cocok adalah dengan menggunakan analisis
statistik inferensial. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Burhan Bungin bahwa
statistik inferensial adalah statistik yang digunakan dalam penelitian sosial
sebagai alat untuk menganalisa data dengan tujuan melakukan generalisasi sampel
terhadap populasi yang berarti menguji suatu hipotesa penelitian.[32]
Ada
dua pilihan dalam penggunaan statistik inferensial, yaitu analsis statistik
parametik dan analisis statistik non parametik. Analasis statistik parametik
digunakan jika penarikan sampel dari suatu populasi diambil secara acak, data
yang dihasilkan berdistribusi normal serta data hasil pengukuran berupa data
interval atau rasio. Sedangkan analisis statistik non parametik digunakan jika
data yang didapat tidak memperhatilam distibusi yang normal, diperoleh melalui
pengukuran nominal atau ordinal dan sampel yang ditarik dari populasi diambil
secara acak.[33]
Adapun
analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
statistik parametik yaitu dengan menggunakan Rumus Product Moment. Sedangkan
untuk mengetahui bersarnya kontribusi variabel dilakukan dengan mencari
koefisien determinannya, yaitu dengan menggunakan rumus r2 x 100%.
Dan untuk mengetahui signifikansinya dihitung dengan Uji-t, dengan rumus;
Mengingat
persyaratan analisis dengan menggunakan rumus ini adalah data harus berbentuk
data interval, maka agar memenuhi persyaratan tersebut, maka data ordinal dalam
penelitian ini akan dinaikkan menjadi data interval sehingga menjadi data baku.
Dan dalam penelitian ini analisis digunakan untuk menganalisa validitas
instrumen dan menganalisa data guna penarikan kesimpulan (uji hipotesa).
Instrument
penelitian dikatakan valid jika instrument penelitian tersebut mampu mengukur
variabel penelitian sesuai dengan apa yang dikehendaki. Validitas instrument
dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu dengan cara analisis rasional dan
analisis statistic. Analisis rasional digunakan untuk mengukur validitas isi,
yaitu untuk memastikan apakah instrumen tersebut mampu mencerminkan isi yang
dikehendaki. Dalam hal ini instrument yang telah disusun kemudian diajukan
kepada ahli atau pakar untuk mendapatkan tanggapan dan penilaian, apakah
butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang disusun telah mencerminkan indikator,
sub variabel dan variabel yang akan diteliti. Apabila instrument itu telah
disetujui oleh pembimbing, maka instrumen tersebut dianggap valid.
Sedangkan
analsis statistik dimaksudkan untuk mengetahui validitas instrument ditinjau
dari aspek konstruk, artinya instrumen tersebut sudah mampukah mengukur sifat
konstruk atau teori yang telah dibangun. Validitas instrumen ditentukan oleh
validitas butir-butir soal. Dan validitas butir soal ditentukan oleh besarnya
koefiseien korelasi skor masing-masing butir soal dengan skor total yang
dianalisis dengan statistik korelasi. Butir-butir soal dalam instrument
dinyatakan valid jika harga koefisien korelasi hasil hitungan lebih besar dari
koefisien korelasi hasil table pada taraf α = 0,05.
Kemudian
analisis dalam uji hipotesis didasarkan pada data yang diperoleh dari responden
melalui angket yang telah disebarkan dalam penelitian ini. Pengujian dalam
penelitian ini menggunakan analisis korelasi. Uji statistik korelasi dilakukan
dengan tujuan untuk menguji signifikan tidaknya hubungan antar variabel yang
diukur melalui koefisien korelasinya.
Oleh sebab itu, karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara dua variabel, maka yang cocok sebagai bentuk analisis datanya adalah dengan menggunakan analisis korelasional.[34] Analisis korelasional dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode korelasi Pearson Product Moment. Metode ini adalah salah satu tehnik statistik parametik yang menggunakan data interval dan rasio dengan persyaratan; data dipilih secara acak, datanya berdistribusi normal, data yang berhubungan berpola linier dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama.[35]
Untuk
mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, maka diadakah uji
normalitas data. Sedangkan cara untuk mengetahui dan mengecek normalitas data adalah
dengan plot probabilitas normal atau dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat.[36] Adapun
uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Chi
Kuadrat dengan bantuan penghitungan program Excel.
Uji
linieritas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah hubungan data
antar variabel mengikuti pola linier, yang berarti perubahan yang terjadi dalam
suatu variabel diikuti oleh perubahan yang sama atau sebanding dalam variabel
lain.[37]
Sedangkan pengujiannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.
Selain
uji normalitas dan linieritas data, perlu juga dilakukan uji kesamaan
(homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni untuk mengetahui seragam tidaknya
variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pengujian
homogenitas ini menjadi sangat penting dilakukan karena peneliti bermaksud
untuk mengeneralisasi dari hasil penelitiannya.[38]
Adapun pengujian homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan tes Bartlet
dengan bantuan penghitungan program Excel.
Setelah
semua persyaratan terpenuhi maka analisis korelasi antar variabel dapat dilakukan.
Sedangkan analisis korelasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari
hubungan antara variabel sikap dengan aktivitas belajar siswa.
[1] Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta
Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
22011), 18 – 19
[2] Ibid, 13
[3] Ibid.
[4] Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), 5
[5] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 56
[6] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung:
Refika Aditama, 2010), 374 – 375 baca juga
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 313
[7]Djunaidi Ghony, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
(Malang:UIN Malang Press, 2009), 206
[8] Riduawan, Metode dan Tehnik Menyusun Tesis (Bandung: Alfabeta, 2010), 55.
[9] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta:
Kencana, 2011), 109.
[10] Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), 49.
[11] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 174.
[12] Riduwan, Metode dan Tehnik Menyusun Tesis, 58.
[13] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, 277.
[14] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sisial, 229
[15] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, 105
[16] Hamid Darmaji, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:
Alfabeta, 2011), 92
[17] Ibid.
[18] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan,
211
[19] Ibid.
[20] Riduan, Metode dan Tehnik Menyusun Tesis, 109-110
[21] Riduan, Metode dan Tehnik, 110
[22] Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, 88
[23] Ibid, 122
[24] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 222
[25] Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, 122
[26] Riduan, Metode dan Tehnik, 132
[27] Riduan, Metode dan Tehnik, 106
[28] Ulber 280 – 284
[29] Riduan, Metode dan Tehnik, 82
[30] Ibid., 86
[31] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, 332
[32] Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, 191-192
[33] Ulber Silalahi, Metode Penelitian, 338
[34] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, 334
[35] Riduan, Metode dan Tehnik, 136
[36] Suharsimi Arikunto, ProsedurPenelitian, 357
[37] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, 152
[38] Ibid., 364-364