IMPLEMENTASI METODE CARD SORT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ SISWA KELAS X-1 MAN PRAMBON TAHUN PELAJARAN
2010/2011
Oleh:
LUTHFI DAMAYANTI
(Penulis
adalah Alumni MAN Nganjuk dan STAIN Kediri, saat ini masih menjadi
Mahasiswa Program Pascasarjana STAIN Kediri Angkatan ke-2)
Sekilas info
Link terkait tulisan atau kajian tentang sistem pembelajaran: di sini
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan
Tentang Metode Card Sort
1. Pengertian
Metode Card Sort
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos
yang berarti jalan atau cara yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah
maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan.
Menurut Suryosubroto, metode adalah cara yang
dalam fungsinya adalah alat untuk mencapai tujuan.
Dalam menentukan metode, terdapat faktor lain yang mempengaruhi dalam
keefektifannya dalam mencapai tujuan. Antara lain adalah faktor guru itu
sendiri, faktor anak dan faktor situasi (lingkungan belajar).
Menurut
Ahmad Sabri metode pembelajaran adalah cara – cara atau teknik penyajian bahan
pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajian bahan pelajaran,
baik secara individual atau secara kelompok.
Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seorang guru harus
mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki banyak metode maka seorang guru
akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan kondisi dan
situasi.
Dari pemaparan beberapa pengertian
mengenai metode maka bisa kita simpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang
digunakan oleh seseorang yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Adapun
syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode ketika
pembelajaran berlangsung menurut Sabri adalah:
a. Metode
yang dipergunakan dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.
b. Metode
yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut,
seperti melakukan inovasi dan ekspotasi.
c. Metode
yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa yang mewujudkan
hasil karya.
d. Metode
yang digunakan harus bisa menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
e. Metode
yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
f. Metode
yang digunakan harus bisa menanamkan dan mengembangkan nilai – nilai dan sikap
siswa dalam kehidupan sehari – hari.
Pengetahun tentang metode-metode
mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik. Sebab berhasil tidaknya siswa
tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru
tersebut. Salah satu cara terbaik umtuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan
pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil siswa. Karena
dukungan sesama dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka
akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari sebuah
pembelajaran. Namun tidaklah selalu demikian, terkadang juga terdapat partisipasi
yang tidak seimbang. Sehingga muncul beberapa metode yang dirancang untuk
memaksimalkan manfaat dari belajar bersama dan meminimalkan kesenjangan.
Metode
Card Sort adalah salah satu contoh
dari metode belajar bersama. Dan dalam
pelaksanaannya itu adalah dengan mengelompokkan kartu yang dimilki siswa satu
dengan kartu yang dimiliki oleh siswa lain sesuai dengan kategorinya. Dengan
mencari kelompok kartunya, maka secara tidak langsung guru telah mengikut
sertakan fisik para siswa untuk ikut serta dalm proses belajar mengajar.
Menurut
Melvin L. Silberman, Cart Sort merupakan
aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan
konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda, atau menilai informasi.
Gerak fisik yang ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa
penat.
Dalam
pembelajaran, tidak ada metode yang paling baik diantara beberapa metode yang
ada. Tetapi, ketrampilan
guru yang akan membuat suasana pembelajaran menjadi paling baik jika menerapkan
metode yang sesuai dengan situasi yang ada.
2. Langkah
– langkah Metode Card Sort
Dalam metode ini seorang guru
harus membuat potongan kertas – kertas yang di dalamnya tertulis kata pokok dari materi
yang sedang diajarkan. Hal ini akan meningkatkan kreatifitas guru dalam
pembelajaran. Kemudian potongan kertas tersebut disebar secara acak kepada para
siswa, dan meminta kepada siswa untuk mencari kelompok kata yang ada pada
kartunya.
Agar suasana kelas lebih
hidup dan terkendali dalam mencari kelompok kata, para siswa diberi waktu
antara 5-10 menit. Hal ini bertujuan agar meminimalisir kegaduhan di kelas.
Setelah mendapatkan kelompok mintalah para siswa untuk berkumpul dengan
kelompok kartunya.
Zaini menjelaskan dalam metode card sort ini, langkah – langkahnya adalah :
a.
Setiap siswa atau mahasiswa diberi potongan kertas yang diberi informasi
atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori.
b.
Mintalah siswa atau mahasiswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam
kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama.
c.
Siswa atau mahasiswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan
ketegori masing – masing di depan kelas.
d.
Seiring dengan presentasi dari tiap – tiap kategori tersebut, berikan
poin – poin penting terkait materi pelajaran atau perkuliahan.
Silberman menjelaskan prosedur dalam pelaksanaan Card Sort:
a.
Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi tentang informasi atau contoh
yang cocok dengan satu atau beberapa kategori.
b.
Perintahlah siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain yang
kartunya cocok dengan kategori yang sama. (Anda dapat mengimumkan kategorinya
sebelum nya atau biarkan siswa menemukan nya sendiri).
c.
Perintahkan siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk menawarkan
diri kepada siswa lain.
d.
Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin – poin pengajaran yang
menurut Anda penting.
Metode
Card Sort adalah proses pembelajaran
yang pertisipatif dalam membentuk kelompok berdasarkan kata yang ada dalam
kartunya. Hal ini melibatkan semua teman satu kelas yang memiliki karakteristik
berbeda-beda. Sehingga mengharuskan tiap siswa harus bisa membaur dengan semua
teman yang ada di kelas. Ini merupakan salah satu cara guru agar para siswa
bisa lebih mengenal dekat dengan temannya.
Metode
Cart Sort ini tepat digunakan pada
pembelajaran Aqidah Akhlaq, karena pada pembelajaran Aqidah Akhlaq diharapkan
para siswa bisa memahami mata pelajaran Aqidah Akhlaq karena dalam
pengamalannya yang sebagian besar merupakan dari kehidupan sehari-hari.
Sehingga dalam pengamalannya diharapkan mereka
mengetahui tentang dasar atau alasan tentang hal yang dilakukannya.
Metode
Card Sort juga dapat merangsang
partisipasi siswa dalam pembelajaran. Sehingga aktifitas dan kemampuan siswa
dalam menyampaikan gagasan atau pendapat dalam proses pembahasan kategorinya
bisa semakin bermakna. Selain itu kondisi kelas bisa lebih hidup dengan keadaan
siswa yang mencari kelompok kartunya. Karena siswa diharuskan berkeliling kelas
ketika mencari kelompok kartunya.
Adapun untuk variasi, maka tiap kelompok diminta untuk
presentasi tentang kategorinya. Hal ini akan meningkatkan mental siswa ketika berada di depan kelas dan
menjelaskan tentang kategorinya.
3. Kelemahan
dan Kelebihan Metode Card Sort
a. Kelemahan
Metode Card Sort
1) Tidak
semua materi tersampaikan dengan metoda Card
Sort.
2) Terbatas
penggunaannya pada kelompok kecil.
3) Dianggap
kurang penting bila dibanding dengan metode lain.
b. Kelebihan
Metode Card Sort
1) Dapat
menarik konsentrasi siswa pada materi pelajaran.
2) Siswa
aktif mengikuti, melaksanakan instruksi yang ada.
3) Siswa
termotivasi sehingga dapat membangkitkan keinginan dan minatnya yang baru dalam
belajar.
4) Mengahasilkan
keseragaman perhatian.
B. Tinjauan
Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian
Prestasi
Menurut
Syaiful Bahri Djamaroh bahwa prestasi adalah, ”hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.”
Poerwadarrminta berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas’ud Khasan
prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Peengertian
prestasi menurut Sardiman A.M, adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam atau dari
luar individu dalam belajar. Sedangkan menurut Atabrani, adalah kemampuan nyata
yang dicapai individu dari suatu kegiatan atau usaha. Menurut Kamus Bahasa
Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya). Sedangkan menurut W.S Winkel prestasi adalah bukti yang telah
dicapai.
Dari
beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan tadi, terdapat perbedaan kata –
kata tertentu namun
intinya sama, yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Atau kecakapan atau
hasil konkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Dapat difahami bahwa prestasi adalah suatu
kegiatan yang dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan keuletan kerja, baik individu maupun kelompok dalam bidang
kegiatan tertentu. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan suatu
hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.
2. Macam
– macam Prestasi
Prestasi
merupakan suatu hasil usaha yang tidak selamanya identik dengan hasil baik.
Misalnya seorang siswa yang mengikuti ujian dan mendapatkan nilai lima bisa
dikatakan memperoleh prestasi buruk atau rendah. Namun pada umumnya kita
mengasosiasikan prestasi sebagai hasil yang baik. Ketika kita mengatakan
seseorang berprestasi maka yang kita maksud adalah orang tersebut memperoleh
hasil atau prestasi yang baik.
Terdapat
beberapa macam prestasi, antara lain adalah:
a. Prestasi
belajar, yaitu hasil yang didapat dari hasil belajar.
b. Prestasi
kerja, yaitu hasil yang didapat dari kerja.
c. Prestasi
di bidang iptek, yaitu hasil yang didapat dari penerapannya tentang iptek, dan
lain-lain.
Berdasarkan
subyek penelitian yang dilakukan peneliti maka macam prestasi dalam penelitian
ini adalah prestasi belajar yang merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam
proses belajar.
3. Jenis-jenis
Prestasi
Prestasi
belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah
seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir, hasil belajar atau bentuk perubahan
tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan
pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu: 1) tahu, mengetahui (knowing);
2) terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing);
dan 3) melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan konsekwen (being).
Adapun
menurut Benjamin S. Bloom, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu
Abdullah, bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu: 1)
ranah kognitif (cognitive domain); 2) ranah afektif (affective
domain); dan 3) ranah psikomotor (psychomotor domain).
Dari
kedua pendapat tersebut di atas, maka penulis lebih cenderung kepada pendapat
Benjamin S. Bloom. Kecenderungan ini didasarkan pada alasan bahwa ketiga ranah
yang diajukan lebih terukur, dalam artian bahwa untuk mengetahui prestasi
belajar yang dimaksudkan mudah dan dapat dilaksanakan, khususnya pada
pembelajaran yang bersifat formal. Sedangkan ketiga aspek tujuan pembelajaran
yang diajukan oleh Ahmad Tafsir sangat sulit untuk diukur. Walaupun pada
dasarnya bisa saja dilakukan pengukuran untuk ketiga aspek tersebut, namun akan
membutuhkan waktu yang tidak sedikit,
khususnya pada aspek being, di mana proses pengukuran aspek ini harus
dilakukan melalui pengamatan yang berkelanjutan sehingga diperoleh informasi
yang meyakinkan bahwa seseorang telah benar-benar melaksanakan apa yang ia
ketahui dalam kesehariannya secara rutin dan konsekuen.
Berdasarkan
hal tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa jenis prestasi belajar itu
meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu: 1) ranah kognitif (cognitive
domain); 2) ranah afektif (affective domain); dan 3) ranah
psikomotor (psychomotor domain).
Untuk
mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah tersebut di
atas diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa
seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari ketiga
ranah tersebut. Dan
dalam penelitian ini peneliti mengambil prestasi siswa dari ranah kognitif yang
didasarkan pada hasil ulangan hariannya.
4. Pengertian
Belajar
Manusia
adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain. Mulai dari
kelahirannya yang tidak berdaya tanpa adanya bantuan orang lain. Jika bayi
manusia tidak mendapat bantuan dari manusia dewasa, tidak akan ada belajar,
maka binaslah. Ia tidak akan mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik/
diajar oleh manusia.
Menurut
Ahmad Fauzi belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau
diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi.
Sobur dalam bukunya psikologi umum
mengatakan bahwa balajar adalah, “Perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai
hasil adanya pengalaman.”
Dan belajar menurut anggapan sementara orang adalah proses yang terjadi dalam
otak manusia. Saraf dan sel – sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang
dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain – lain. Lantas disusun oleh
otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak bisa belajar jika
fungsi otaknya terganggu.
Sehingga
bisa disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku karena adanya
interaksi antara stimulus dan respon.
Beberapa
elemen penting yang mencirikan pengertian belajar adalah:
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih
buruk.
b. Belajar
merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman;dalam
arti perubahan – perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan
idak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan – perubahan yang terjadi
pada diri seorang bayi.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan
itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang
cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan
dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode
yang mungkin berlangsung berhari – hari, berbulan – bulan, atau bertahun – tahun.
Ini berarti kita harus mengesampingkan perubahan – perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau
kepekaan seseorang yang biasanya berlangsung sementara.
Tingkah
laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik fisik ataupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian,
pemecahan suatu masalah, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
5. Faktor
– Faktor Prestasi
Suatu
prestasi yang dicapai oleh seseorang adalah tidak jauh dari apa yang
menfaktorinya. Adapun faktor dari prestasi atau hasil dari belajar, menurut
Ngalim Purwanto adalah:
Menurut
Sobur, secara garis besar faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
dibagi dalam dua bagian yaitu:
a. Faktor
endogen atau disebut juga faktor internal, yaitu semua faktor yang berada dalam
diriindividu atau dari dalam diri misalnya bakat, potensi, kepandaian,
intelektual, minat, kebiasaan, motivasi, pengalaman, kesehatan. Atau bisa lebih
disingkat dengan hal yang berkaitan dengan fisik dan psikis.
b. Faktor
endogen atau disebut juga faktor eksternal, yaitu semua faktor yang berada di
luar diri individu misalnya keluarga, sekolah, masyarakat, sarana prasarana,
fasilitas, gizi, dan tempat tinggal.
Kedua
faktor tersebut sangat mendukung antara satu dengan yang lainnya. Orang yang
berprestasi adalah orang yang dianggap sukses dalam bidang tertentu, karena dia
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
A. Tinjauan
Tentang Aqidah Akhlaq
1. Pengertian
Aqidah Akhlaq
a) Pengertian
Aqidah
Secara bahasa (etimologi) kata aqidah
diambil dari kata dasar al-‘aqdu yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan),
at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan
kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga
mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan). Aqidah bisa
diartikan sebagai ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil
keputusan.
Sedang pengertian aqidah dalam agama
maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah
dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Jadi Pengertian aqidah adalah apa
yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu
benar ataupun salah.
Pengertian aqidah secara istilah (terminologi)
yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram
karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
Dengan kata lain, keimanan yang
pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan
harus sesuai dengan kenyataannya yang tidak menerima keraguan atau prasangka.
Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan
aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal
tersebut.
Sejalan dengan itu, Mahmud Syaltut
mendefinisikan Aqidah Islam adalah suatu sistem kepercayaan dalam Islam.
Artinya, sesuatu yang harus diyakini sebelum apa-apa dan sebelum melakukan
apa-apa tanpa keraguan sedikitpun dan tanpa ada unsur yang mengganggu
kebersihan keyakinan. Susuatu yang harus diyakini sebelum apa-apa adalah
keyakinan akan keberadaan Allah degan segala fungsinya. Semua itu tercakup dalam
rukun iman sebagai ikrar bagi setiap muslim dalam menyatakan keislamannya sejak
lahir dan merupakan landasan bagi setiap muslim.
Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa, aqidah adalah suatu perkara yang wajib dibenarkan
(dipercayai) hati dengan penuh kemantapan atau keyakinan dalam qalbu (hati)
sehingga terhindar dari keragu–raguan. Aqidah ini bisa juga diidentifikasikan
dengan keyakinan yang dikaitkan dengan rukun iman dan merupakan asas dari
seluruh ajaran Islam.
b) Pengertian
akhlaq
Pengertian akhlak secara etimologi
berasal dari kata “Khuluq” dan jama’nya “Akhlaq”, yang berarti budi
pekerti, etika, moral. Demikian pula kata “Khuluq” mempunyai kesesuaian
dengan “Khilqun”, hanya saja khuluq merupakan perangai manusia dari
dalam diri (ruhaniah) sedang khilqun merupakan perangai manusia dari
luar (jasmani).
Selanjutnya Ibnu Maskawaih
mendefinisikan akhlaq dengan keadaan gerak jika yang mendorong ke arah
melakukan perbuatan dengan tidak memerlukan pikiran. Akhlaq adalah “sikap hati
yang mudah mendorong anggota tubuh untuk berbuat sesuatu”
Imam Ghozali mengemukakan definisi
akhlak sebagai suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan – perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan
pikiran (lebuh dahulu)”
Adapun maksud dari ilmu akhlaq adalah
ilmu yang menjelaskan tentang arti baik buruk, menerangkan apa yang harus
dilakukanoleh seorang manusia. Dan baik buruk akhlak itu harus sesuai dengan
dengan nilai dan norma agama, nilai serta norma yang terdapat dalam masyarakat.
Perbuatan baik dan buruk dalam moral dan
etika ditentukan adat istiadat dan pikiran manusia dalam masyarakat pada suatu
tempat di suatu masa. Oleh karena itu, dipandang dari sumbernya, akhlak Islami
bersifat tetap dan berlaku untuk selamanya. Sedang moral dan etika berlaku
selama masa tertentu disuatu tempat tertentu. Konsekwensinya, akhlaq Islam
bersifat mutlak, sedang etika dan moral bersifat relatif. Perbedaan pengertian
ini harus difahami supaya kita dapat membedakan sifat dan isi akhlaq, moral,
dan etika. Walaupun dalam masyarakat ketiga istilah ini disinonimkan dan dipakai
silih berganti untuk menunjukkan sesuatu yang baik atau yang buruk.
Dari definisi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa akhlaq adalah suatu sifat tertanam dalam jiwa seseorang yang
dari sifat tersebut timbul suatu perbuatan. Dimana perbuatan itu bisa berupa
kebaikan atau keburukan dengan tanpa melakukan pertimbangan akal pikiran
terlebih dulu.
Setelah melihat pengertian akhidah
akhlaq dalam konteks bidang studi yang diajarkan di Madrasah Aliyah adalah
merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, mengetahui, mengimani Alah swt dan merealisasikannya dalam
perilaku akhlaq mulia dalam kehidupan sehari – hari berdasarkan Al-quran dan
Hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman. Dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain da hubungan
untuk menjalin keruknan antar umat beragama dalam mesyarakat hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.
Maka dapat disimpulkan bahwa Aqidah
Akhlaq adalah wahana pemberian pengetahuan, meyakini dan menghayati kebenaran
agama Islam serta bersedia mengamalkan dalm kehidupan sehari – hari.
Dalam pengajaran Pendidikan Agama Islam
khususnya aqidah akhlaq sebagai landasannya adalah dalam firman Allah surat Al
Qashash: 77
(ayat tidak bisa ditampilkan)
Artinya: “Dan carilah pada apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan”.
2. Tujuan
Pelajaran Aqidah Akhlaq
Dengan
adanya pembelajaran aqidah akhlaq ini, diharapkan para siswa Madrasah Aliyah memahami,
meyakini rukun iman yang telah ditetapkan oleh nabi Muuhammad saw. Mempunyai keyakinan
atau kepercayaan yang benar seperti yang telah diajarkan nabi melalui firman
Allah dalam surat Al-ikhlash:
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9 ô$Î#t öNs9ur ôs9qã ÇÌÈ öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ
Artinya: “1. Katakanlah: "Dia-lah
Allah, yang Maha Esa.
2.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia”.
Dan diharapkan juga memilki akhlak yang mulia
sesuai dengan ajaran Islam. Allah berfirman dalam surat Al-Ahzab: 21
(ayat tidak bisa ditampilkan)
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah”.
Dari
pemaparan ayat di atas dapat diketahui bahwa Rasulullah adalah sosok yang harus
dicontoh perilakunya dalam kehidupan sehari – hari. Agar kita bisa menjadi
manusia yang berbudi luhur sesuai dengan ajaran Islam.
B. Penerapan
Metode Card Sort Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq.
Metode Cart Sort ini tepat digunakan pada pembelajaran Aqidah Akhlaq,
karena pembelajaran dalam Aqidah Akhlaq diharapkan para siswa bisa memahami mata
pelajaran Aqidah Akhlak karena merupakan sebagian pengamalan dari kehidupan
sehari-hari. Sehingga dalam pengamalannya itu diharapkan mereka mengetahui tentang dasar atau alasan tentang
hal yang dilakukannya.
Metode Card Sort juga dapat merangsang partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Sehingga aktifitas dan kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan
atau pendapat dalam proses pembahasan kategorinya bisa semakin bermakna. Selain
itu kondisi kelas bisa lebih hidup dengan keadaan siswa yang mencari kelompok
kartunya. Karena siswa diharuskan berkeliling kelas ketika mencari kelompok
kartunya.
Abdullah
bin Abdul Hamid Al-Atsari, “Definisi Akhidah” http//lesehan-muslim.forumotion.com/t4-definisi-aqidah, diakses tanggal 18 April 2011.
Mustofa,
Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 11.