Oleh:
A. Rifqi Amin
kegundahan ini tak terpuaskan
hati tertelan badai kenikmatan
sungguh kenyataan surgawi
bahkan tak terbanding seribu puisi
aku kalah, entah kalah sampai kapan
aku gundah, entah kunikmati sampai kapan
kenyataan yang menjadi surga
dan akan kuperkosa untuk kebahagiaan
ini adalah cerita gilaku
sejak aku kehilangan idealisku
aku termalaskan oleh kenikmatan
dimanjakan kenyataan yang menipun
dihanyutkan surgawi palsu
diterjang kemapanan semu
ditidurkan oleh kepalsuan
dimatikan pada hati dan logikaku
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Puisi: Seribu Puisi"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*