Oleh : Banjir Embun
Istri :
Pa tetangga kita kulkas dan tv nya baru.
Suami :
Emang kenapa mah? (berusaha tetap dingin)
Istri :
Gak pa-pa sih pa, andai rumah kita ada yang baru juga pasti enak pa.....
Istri :
Emang papa kaya gimana???? (meledek)
Suami : Emm.... mesti gitu
mamah. Mamah kan sudah merinci penghasilan papa, penghasilan mama, dan sawah
kita.
Istri : Makanya itu pa,
kayaknya anggaran Tahun ini cukup untuk beli Kulkas Jumbo dua pintu dan Smart
TV yang layarnya datar itu lo pah......
Suami : Kalau misalnya uangnya untuk biaya iklan tokonya mama gimana?
Istri : Toko seperti itu
gak perlu dipromosikan pah, kan pelanggannya tetangga rumah kita sendiri? Lagi
pula isi tokonya mama kan kebanyakan hanya untuk kebutuhan ibu-ibu
Suami : Ya udah mah, ditabung
aja buat buka cabang toko kita di Kelurahan lain......
Istri : Wah si papa ni,
kebiasaan suka mengalihkan pembicaraan.......
Suami : Ini kan masa depan kita
mah........(sambil tersenyum dan mengelitik istri)
Istri : Kulkas dan tv kan
juga masa depan kita pa
Suami : Apa mama mau punya suami
Korupsi? Yang menipu? Yang memakan hak orang lain?
Istri : Kumat, papa mesti
tidak nyambung
Suami : Pola fikir papa kan dari
yang sempit menuju yang luas, kalau mama dari yang luas menuju yang sempit.....
Istri : Maksudnya?
Suami : pola fikir yang berangkat dari menggambarkan besarnya penghasilan kita, tetangga punya perabotan baru, dan untuk memenuhi gaya hidup itu adalah pola fikir secara luas.........
Istri : Yang sempit?
Suami : Keinginan mama untuk
membeli kulkas dan tv
Istri : Kok bisa loh pa?
Suami : Ya bisa dong mah, pola
fikir yang sempit adalah keinginan yang hanya berjumlah satu tapi disebabkan
oleh beberapa faktor
Istri : maksudnya?
Suami : orang yang berfikir sempit biasanya memiliki tujuan atau keinginan satu hal saja misalnya TV dan kulkas, tapi keinginan tersebut disebebapkan oleh beberapa hal, misalnya penghasilan mencukupi, faktor tetangga, dan untuk memenuhi gaya hidup.
Istri : emmmmm.......terus
yang pola fikir luas gimana?
Suami : Keingininan yang jumlahnya
banyak tapi hanya disebabkan oleh satu faktor saja.
Istri : Belum paham pah,
papah kebiasan menggunakan bahasa yang sulit dicerna.....
Suami : Contohnya papa ni ya
mah, papa ingin kembangkan tokonya mamah, ingin menambah pengasilan papa, ingin
membeli tanah lagi, dan ingin ini ingin itu..... semuanya hanya untuk satu
faktor saja..........
Istri : apa itu pah?