Contoh Proposal Tesis Lengkap
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Tesis dengan judul
SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI UMUM
(STUDI KASUS DI UNP KOTA KEDIRI) ditulis oleh:
Nama : A. RIFQI
AMIN
NIM : 92100211001
telah diujikan pada tanggal 12 Pebruari 2013, setelah direvisi sesuai
dengan saran Tim Penguji Proposal, maka proposal dapat dilanjutkan dengan
penelitian dan penulisan tesis.
Kediri, 22 Pebruari 2013
Tim Penguji
1.
Dr. H. Mukhammad Abdullah, M.Ag (......................................)
2.
Dr. H.
Anis Humaidi, M.Ag. (......................................)
3. Dr. Muawanah, M.Pd. (......................................)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... v
A. PENDAHULUAN
.................................................................................. 1
1. Konteks Penelitian................................................................................. 1
2. Fokus Penelitian..................................................................................... 4
3. Tujuan Penelitian................................................................................... 5
4. Manfaat Penelitian................................................................................. 5
5. Definisi Istilah....................................................................................... 7
6. Orisinalitas Penelitian............................................................................ 8
7. Sistematika Pembahasan........................................................................
14
B. LANDASAN
TEORI............................................................................... 16
1. Teori dan Isu Terkini yang Relevan dengan Tema Penelitian................ 16
2. Kajian dan Hasil Penelitian yang Relevan............................................. 20
3. Kerangka Berfikir Kritis........................................................................ 21
4. Kerangka Dasar Teori dalam Penelitian................................................. 24
C. METODE
PENELITIAN......................................................................... 26
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................ 26
2. Kehadiran Peneliti................................................................................. 27
3. Lokasi Penelitian.................................................................................... 30
4. Sumber Data.......................................................................................... 35
5. Prosedur Pengumpulan Data................................................................. 36
6. Analisis Data.......................................................................................... 38
7. Pengecekan Keabsahan Data................................................................. 39
8. Tahap-tahap Penelitian........................................................................... 40
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................... 42
LAMPIRAN..................................................................................................... 48
DAFTAR
TABEL
Tabel 1. Orisinalitas Penelitian.......................................................................... 13
Tabel 2. Time Table Rencana Pengumpulan Data
di UNP Kota Kediri.......... 29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Outline Tesis................................................................................. 48
Lampiran 2. Penjelasan Singkatan Kata........................................................... 51
SISTEM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI
PERGURUAN TINGGI UMUM
(STUDI KASUS DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI
KOTA KEDIRI)
A. PENDAHULUAN
1. Konteks Penelitian
Pendidikan
agama di perguruan tinggi merupakan rumpun mata kuliah pengembangan kepribadian ( MPK) dalam
struktur mata kuliah umum (MKU)[1] yang
menjadi hak bagi mahasiswa sebaga peserta didik untuk mendapatkannya dan
merupakan kewajiban perguruan tinggi untuk memuat pendidikan agama dalam
kurikulumnya. Pernyataan tersebut sesuai dengan amanat Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dalam BAB V tentang Peserta Didik pada Pasal 12 Ayat
1 bahwa “Setiap peserta didik pada setaip satuan pendidikan berhak: (a)
mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarakan
oleh pendidik yang seagama,.” Serta mengacu pada BAB X tentang Kurikulum pada Pasal
37 Ayat 2 bahwa “Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat: a. Pendidikan agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan; c. Bahasa.”[2]
Seiring
dengan berjalannya waktu sejak penetapan Undang-undang tersebut banyak perguruan
tinggi umum yang melaksanakan peraturan tersebut. Tidak terkecuali Universitas
Nusantara PGRI Kota Kediri (selanjutnya nanti akan penulis sebut dengan UNP
Kota Kediri) berdasarkan informasi dari studi pendahuluan yang telah penulis
lakukan bahwa UNP Kota Kediri pada setiap Program Studi (selanjutnya nanti akan
penulis sebut dengan Prodi) yang berjumlah 21 Prodi dari 5 Fakultas yang ada
semuanya terdapat mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Nur Sokhib bahwa “Kalau jenengan meneliti di sini pada semua
prodi yang ada, maka itu akan menyulitkan jenengan sendiri, karena setiap prodi
yang ada di sini, itu semuanya ada mata kuliah agamanya, padahal jumlah prodi
di UNP itu banyak. Lebih baik anda ambil satu Fakultas saja.”[3]
Namun perlu
penegasan bahwa yang menjadi beberapa alasan logis penulis memilih UNP Kota
Kediri sebagai tempat penelitian adalah bahwa UNP merupakan perguruan tinggi
yang memiliki lebih dari 15.000 mahasiswa yang mayoritanya adalah beragama
Islam[4] dan memiliki 21 Prodi dari
5 Fakultas yang ada.[5] Selain itu berdasarkan
observasi dari studi pendahulun penulis menemukan Masjid yang menyelenggarakan
Sholat Jum’at dengan bukti bahwa ada tulisan peringatan bahwa saat Kuthbah
sholat Jumat berlangsung dilarang ramai di sekitar Masjid.[6] Dan di dalam Masjid
tersebut juga didirikan sholat Ashar dan Maghrib yang peneliti mengikuti aktivitas
sholat berjamaah tersebut dengan jumlah jamaah putranya berjumlah 20 orang dan
untuk jumlah jamaah putrinya lebih dari 7 orang. Pada hari tersebut kampus
cukup sepi[7] karena sedang libur
semester walaupun ada beberapa mahasiswa yang datang ke kampus untuk pembayaran
dan konsultasi tugas akhir pada dosen pembimbing.[8]
UNP Kota Kediri juga memiliki organisasi
mahasiswa yang berbasis pada agama Islam yang bernama Unit Kegiataan
Kerohaniaan Islam (UKKI) yang sering mengadakan kegiatan-kegiatan keislaman di
kampus.[9] Fenomena lain yang membuat
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindak lanjut adalah berdasarkan
observasi awal di halaman kampus terdapat banyaknya mahasiswa putri yang
berjilbab, jika dikalkulasikan berdasarkan prosentasi penulis adalah berjumlah
antara 30-45% dari seluruh mahasiswa putri yang berada di halaman adalah
memakai jilbab sebagai indikasi bahwa mereka menggunakan simbol-simbol Islam.[10] Berdasarkan temuan awal
penelitian tersebut penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tindak
lanjut karena untuk menemukan apakah data-data awal yang peneliti temukan
tersebut merupakan hasil kompetensi lulusan dari pembelajaran mata kuliah PAI
yang cukup berhasil atau ada faktor lain yang menyebabkan perilaku mahasiswa
secara simbolik bercirikan Islam.
Penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum
karena menurut sebagian kalangan perguruan tinggi umum pada dasarnya masih
dipengaruhi oleh pola atau tradisi lama yaitu bahwa pendidikan umum lebih
cenderung dan dominan untuk mengkaji serta fokus dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan umum saja. Sehingga dikawatirkan terjadi pengabaian
terhadap PAI di lembaga pendidikan umum. Penelitian ini juga untuk menemukan
jawaban dari asumsi dan pertanyaan-pertanyaan skeptis tentang pelaksanaan
pembelajaran PAI diperguruan tinggi umum.
UNP Kota Kediri merupakan lembaga Perguruan
Tinggi yang memiliki keunggulan terutama dalam hal jumlah mahasiswanya yang
sangat banyak dibandingkan perguruan tinggi lain di lingkungan Karisidenan
Kediri. Jumlah yang banyak tersebut didukung oleh berbagai latar belakang
mahasiswa yang berbeda, baik latar pendidikan pada jenjang pendidikan
menengahnya, pemahaman terhadap agama Islam, dan orientasi masuk atau menjadi
mahasiswa UNP Kota Kediri. Sehingga peneliti memandang sangat perlu diadakan
penelitian tentang sistem pembelajaran PAI di UNP Kota Kediri sebagai kampus
yang populer dan terbesar di Karesidenan Kediri.
Berangkat
dari fenomena-fenomena dan keunikan permasalahan yang penulis
temukan dalam studi pendahuluan yang masih bersifat mendasar serta masih berupa
gambaran umum dan bersifat sementara. Maka penulis sangat
tertarik untuk mengadakan penelitian tindak lanjut secara mendalam di UNP Kota
Kediri. Dan penulis menyadari bahwa penelitian tindak
lanjut ini sangat diperlukan untuk memperoleh sebuah kesimpulan yang komperhensif, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Di sisi lain prasangka tanpa dasar akan menjadi simpang siur jika tidak dicari
kebenarannya melalui sebuah penelitian ilmiah. Oleh karena itu berdasarkan pemaparan di atas, peniliti sangat tertarik untuk mengadakan
penelitian ilmiah yang dalam
konteks pembahasan ini disebut tesis di UNP Kota Kediri yang di kembangkan ke dalam judul “SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI PERGURUAN TINGGI UMUM (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KOTA
KEDIRI).”
2. Fokus Penelitian
Berdasarkan
konteks penelitian dan dari studi atau penelitian pendahuluan yang telah dilakukuan di UNP
Kota Kediri maka fokus penelitian yang akan menjadi acuan penulis dalam
melakukan penelitian nanti adalah “Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di UNP Kota Kediri” yang penulis uraikan dalam sub fokus sebagai berikut:
a.
Materi Kurikulum PAI yang digunakan UNP Kota Kediri.
b.
Kompetensi Mahasiswa yang diharapkan dalam Kurikulum
PAI di UNP Kota Kediri.
c.
Strategi Pembelajaran PAI yang digunakan UNP Kota
Kediri.
d.
Evaluasi Pembelajaran PAI yang digunakan UNP Kota
Kediri.
3. Tujuan Penelitian
Menindak lanjuti dari fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian
yang akan dilakukan ini adalah untuk:
a.
Mendeskripsikan materi Kurikulum PAI yang digunakan
UNP Kota Kediri.
b.
Mendeskripsikan Kompetensi Mahasiswa Pasca mengikuti
matakuliah PAI di UNP Kota Kediri.
c.
Mendeskripsikan Strategi Pembelajaran PAI yang
digunakan UNP Kota Kediri.
d.
Mendeskripsikan Evaluasi Pembelajaran PAI yang
digunakan UNP Kota Kediri.
4. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian yang akan diadakan, maka
sejumlah harapan atas hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan berperan
penting dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam bidang pembelajaran PAI di perguruaan tinggi umum. Berdasarkan
analisa secara komperhensif penulis berpendapat bahwa penelitian yang akan
dilakukan ini memang layak untuk dilakukan dan diperdalami karena sangat
berguna dan penting bagi terwujudnya syiar Islam yang membawa kasih bagi setiap
umat manusia sekaligus karena Islam adalah agama Universal. Pemaparan tentang
manfaat yang diharapkan di kemudian hari dari penelitian ini secara detail adalah
sebagai berikut:
a.
Manfaat untuk mahasiswa Perguruan Tinggi Umum
1)
Sebagai Liteteratur Mahasiswa dalam mengembangkan ilmu
Pendidikan Agama Islam.
2)
Membuka wawasan Keagamaan Mahasiswa sehingga bisa
menjadi Umat beragama yang Inklusif (terbuka) dan memiliki toleransi terhadap
keberagaman budaya, agama, dan ras yang membentuk masyarakat dinamis. Sehingga
mampu menghargai perbedaan dan mampu hidup secara harmonis dengan berbagai
macam perbedaan terutama perbedaan agama di berbagai tempat misalnya di tempat
kost, kampus, masyarakat, dan dalam pergaluan remaja karena itu adalah ajaran
Nabi Muhammad SAW.
b.
Manfaat untuk Dosen di Perguruan Tinggi Umum
1)
Sebagai literatur pembanding atau literatur tambahan
bagi dosen PAI dalam upaya mengembangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2)
Sebagai motivasi dosen PAI dalam mengembangkan ilmu
pembelajaran Pendidikaan Agama Islam.
c.
Manfaat untuk Lembaga UNP Kota Kediri
1)
Sebagai instumen dalam mengembangkan Sistem
Pembelajaran PAI di UNP Kota Kediri.
2)
Sebagai Tambahan literatur Perpustakaan Pusat UNP
Kota Kediri.
3)
Sebagai Instrumen UNP Kota Kediri dalam menggali
informasi tentang pelaksanaan Pembelajaran PAI.
4)
Sebagai salah satu masukan dan informasi pendukung
atau pelengkap bagi UNP Kota Kediri dalam proses evaluasi Sistem Pembelajaran
PAI.
d.
Manfaat untuk Kementerian Pendidikan Nasional dan
Kebudayaan, serta Kementerian Agama Pemerintah Republik Indonesia.
1)
Sebagai Informasi tentang Pelaksanaan Pembelajaran
PAI di perguruan tinggi umum.
2)
Sebagai salah satu masukan dalam mengembangkan
sistem Pembelajaran PAI di perguruan Tinggi umum.
3)
Sebagai masukan agar pembelajaran PAI di perguruan
tinggi umum terus mengalami perkembangan dan peningkatan kualitas hingga
optimal, kemudian bisa menghasilkan mahasiswa yang memiliki karakter, dan
berkomitmen tinggi dalam menjaga kerukunan umat beragama dan mampu hidup berdampingan secara harmonis
dengan berbagai keberagaman suku, ras, dan agama.
e.
Manfaat untuk Semua Masyarakat yang Peduli dalam
Mengembangkan Ilmu Pengetahuan.
1)
Sebagai instrumen informasi bagi Masyarakat (calon
mahasiswa, orang tua calon mahasiswa, dan orang yang peduli terhadap pendidikan
agama Islam) tentang pelaksanaan pembelajaran PAI di Kota Kediri yang diharapkan dapat menguntungkan UNP Kota
Kediri salah satunya bisa menambah jumlah Mahasiswa
2)
Sebagai rujukan bagi praktisi pendidikan dalam
mengambil sikap untuk memutuskan kebijakan dalam mengembangkan pembelajaran PAI
di perguruan tinggi umum.
3)
Sebagai antitesis (pembanding) dari anggapan ‘lama’
bahwa pendidikan agama islam dipandang sebagai mata kuliah yang tidak
aplikatif.
4)
Sebagai literature
(referensi) karya ilmiah, khususnya di bidang pembelajaran PAI di perguruan
tinggi umum.
5. Definisi Istilah
Menurut penulis arti dari objek penelitian adalah
sesuatu yang dijadikan pusat pengkajian dalam penelitian atau permasalahan yang
diteliti untuk diselesaikan. Objek
penelitian yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sistem pembelajaran
PAI di UNP Kota Kediri. Sebagai tindaklanjutnya guna mempermudah pemahaman pembaca terhadap kajian penelitian yang akan dilakukan dan untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam menginterpretasikan istilah-istilah dalam
judul proposal tesis ini maka penulis perlu memaparkan dan menegaskan istilah-istilah
yang penulis rumuskan sebagai berikut:
a. Sistem, adalah satu kesatuan dari beberapa komponen
baik benda maupun non benda yang saling berkatian satu dengan yang lain untuk
bekerja sama dalam mencapai tujuan.
b. Pembelajaran; adalah terjadinya motivasi mahasiswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar dan mendalami
ilmu pengetahuan yang kemudian ia terapkan dan dikembangkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Pendidikan Agama Islam; adalah upaya berdakwah
dengan mendidik mahasiswa agar mampu melaksanakan dan memahami ajaran dan
nilai-nilai Islam supaya menjadi pedoman dalam setiap aspek kehidupannya yang
didasarkan pada komitmen dan keimanan kepada Allah SWT sehingga syiar Islam dapat
menyebar di masyarakat secara luas baik dalam bidang Bidang Pendidikan (FKIP)
UNP Kota Kediri, bidang manajemen Ekonomi, bidang Telekomunikasi dan Komputer,
dan bidang- bidang ilmu lain yang ada di UNP kota Kediri. Selain itu
diuapayakan PAI bisa mencetak mahasiswa yang mampu hidup bersama dan
berinteraksi secara harmonis dengan berbagai agama yang penuh toleransi namun
tetap mempertahankan akidah Islamnya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
nabi pada masa pemerintahannya di negara Madinah.
d. Perguruan Tinggi Umum; adalah Pendidikan
Tinggi yang tidak berafilisasi pada ideologi agama tertentu yang murni untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan umum baik secara praktis maupun teoritis. Dalam
konteks UNP Kota Kediri pemahaman Perguruan Tinggi Umum adalah jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang menyelenggarakan program pendidikan
diploma dan sarjana. Dengan kata lain perguruan tinggi umum merupakan lembaga
pendidikan tinggi yang secara terperinci
bertujuan mengembangan ilmu pengetahuan umum.
6. Orisinalitas Penelitian
Untuk mengantisipasi terjadinya titik tekan objek
penelitian yang sama dengan penelitian terdahulu maka penulis akan mengkaji
secara mendalam pada pokok bahasan atau titik tekan tertentu yang belum pernah
dibahas secara mendalam oleh penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang berupa
buku, artikel, serta jurnal ilmiah. Sehingga penelitian yang akan penulis
lakukan bisa bermanfaat bagi pengembangan teori yang sudah ada. Penelusuran penelitian dan
kajian-kajian ilmiah terdahulu menggunakan cara studi kepustakaan dalam bentuk mencari
atau mengekspolrasi dari berbagai sumber seperti internet, perpustakaan, dan soft file tesis dari pemberian teman.
Dari penelusuran tersebut
terdapat beberapa hasil penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang mempunyai hubungan kata kunci dan beberapa yang
lain tidak memiliki hubungan secara khusus dengan penelitian yang akan dilakukan ini.
Secara garis besar kata kunci dari penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Perguruan Tinggi Umum yang menjadi salah satu bagian dari lembaga
pendidikan umum. Kata kunci tersebut digunakan sebagai acuan peneliti dalam
mengembangkan penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang juga hampir memiliki
kemiripan dengan penelitian ini.
Berbeda dengan beberapa
penelitian terdahulu,
penelitian ini mengambil lokasi
penelitian pada Perguruan
Tinggi Umum yaitu di UNP Kota
Kediri. Penelitian ini memiliki fokus pada pembelajaran PAI secara
umum serta lebih luas sedangkan penelitian sebelumnya lebih cenderung membahas strategi
pembelajaran PAI saja dan tentang peranan pembelajaran PAI dalam menanamakan
Nilai Akhlak pada mahasiswa. Padahal untuk mengembangkan semua aspek tersebut
yaitu strategi dan penanaman Akhlak mulia melalui pembealajaran PAI perlu
ditemukan terlebih dahulu deskripsi dari pelakasanaan PAI secara luas. Sehingga
diharapakan dalam penelitian ini nanti peneliti bisa menemukan data-data yang
bisa menggambarakan keadaan pembelajaraan PAI di UNP Kota Kediri.
Berikut ini adalah isi secara garis besar dari hasil
penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang memiliki persamaan kata kunci namun
memiliki titik tekan yang berbeda dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini:
a.
Riris Lutfi Ni’matul Laila, dengan judul tesis Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di Perguruan Tinggi Negeri (Studi Multi Kasus di Universitas Brawijaya dan
Universitas Negeri Malang) yang isinya mengemukakan tentang: a) Konsep
strategi pembelajaran PAI: Pengertian, jenis-jenis, faktor yang mempengaruhi,
dan prinsip yang mempengaruhi strategi pembelajaran PAI; b) PAI di perguruan
tinggi: Pengertian, dasar, tujuan, fungsi, dan kedudukan Pendidikan Agama
Islam; dan c) Strategi Pembelajaran PAI: Strategi pengorganisasian isi,
strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan pembelajaran PAI.[11]
Serta hasil dari penelitian itu menemukan bahwa:
1)
Strategi pengorganisasian isi pembelajaran PAI di
kedua Universitas tersebut (perguruan tinggi umum) dilakukan dengan car memilih
jenis materi yang disesuikan dengan standar kompetensi materi PAI yang telah
ditentukan oleh Dirjen DIKTI
berdasarakan SK Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di Perguruan
Tinggi kemudian dikembangkan oleh dosen masing-masing sesuai dengan kondisi
mahasiswa.
2)
Strategi penyampaian pembelajaran PAI di kedua
Perguruan tinggi umum tersebut dilakukan
dengan cara memanfataakan berbagai media pembelajaran, mengatur interaksi
mahasiswa dengan media pembalajaran.
3)
Strategi pengelolaan pembelajaran PAI di kedua
Universitas Negeri tersebut dilakukan dengan cara mengatur penggunaan
strategi pembelajaran terhadap suatu jenis materi pembelajaran yang memerlukan
metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda.[12]
b.
Lilik Nur Kholidah, dengan disertasinya[13] yang berjudul Implementasi
Strategi Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi
Negeri Di Surabaya. Isi secara umum penelitian ini membahas tentang strategi
pembelajaran Mata Kuliah PAI pada 3 Perguruan Tinggi Umum di Surabaya yaitu,
Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dan
Institut Teknologi Negeri Surabaya (ITS).[14] Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
(1) pengorganisasian materi, menjabarkan isi
bahan, mengurutkan isi materi
menjadi menjadi sub-sub tema ;(2) Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses
penyampaian pembelajaran mata kuliah
pendidikan agama Islam (dosen, pesan, bahan, alat, teknik dan latar) di ketiga
situs terteliti, tampak sangat membantu
proses pencapaian tujuan pembelajaran. (3) Pengelolaan motivasional dilakukan dengan cara memberikan penilaian
secara langsung, memberikan kebebasan untuk memanfaatkan latar,media
pembelajaran, memberikan bimbingan secara individual, dan memberikan
penghargaan terhadap kegiatan positif yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam
proses pembelajaran mata kuliah pendidikan agama Islam kontrol belajar yang
dilakukan dosen adalah dengan cara mengaktifkan semua mahasiswa dalam mengerjakan
tugas-tugas praktek yang diberikan, mendampingi mahasiswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. (4) Faktor internal yang mempengaruhi strategi
pembelajaran dari sisi dosen adalah kemampuan dan keterampilan dosen dalam
bidang pendidikan agama Islam, minat dan motivasi dosen dalam mengajar mata
kuliah pendidikan agama Islam. Dari sisi mahasiswa adalah kemampuan, motivasi
dan minat mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah pendidikan
agama Islam. Sementara faktor eksternal yang mempengaruhi strategi pembelajaran
adalah visi, misi perguruan tinggi, kurikulum, sarana prasarana yang ada pada
setiap perguruan tinggi serta karakteristik mata kuliah pendidikan agama Islam
yang cenderung bersifat afektif dan menekankan pada sikap.(5) Sebagian besar
mahasiswa PTN di kota Surabaya telah menerapkan mata kuliah pendidikan agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari.(6) Pembelajaran mata kuliah pendidikan agama
Islam telah menunjukkan kualitas yang tercermin dari kemampuan dosen memfasilitasi
proses belajar dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai
dengan tuntutan kurikuler.[15]
c.
Marzuki, dengan judul karya tulis ilmiahnya adalah Penanaman Nilai-nilai Akhlak Mulia di
Kalangan Mahasiswa Melalui Perkuliahan Pendidikan Agama Islam di Perguruan
Tinggi Umum. Karya ilmiah ini merupakan tindak lanjut dari hasil laporan
penelitian oleh Marzuki sendiri yang dilakukan pada tahun 2008 di Universites
Negeri Yogyakarta dengan judul “Pembentukan
Kultur Akhlak Mulia di Kalangan Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Melalui
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” yang diterbitkan oleh FISE UNY. Abstrak dari
kajian ilmiah ini adalah sebagai berikut:
Tujuan pendidikan
nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Sebagai bagian dari pendidikan nasional, Pendidikan Agama
Islam mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam rangka mewujudkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Karena itulah, Pendidikan Agama Islam
menjadi salah satu mata kuliah pokok dari mata kuliah pengembangan kepribadian
(MPK). Salah satu tujuan yang paling mendasar dari perkuliahan Pendidikan Agama
Islam di perguruan tinggi umum (PTU) adalah terbentuknya manusia yang memiliki
akhlak mulia dengan didasari iman yang tangguh dan aturan-aturan syariah yang
memadai. Penanaman nilai akhlak mulia di kalangan mahasiswa, karena itu,
menjadi penting untuk memfasilitasi mahasiswa agar benar-benar terbina
akhlaknya di samping berkembang intelektualitas dan kreativitasnya.[16]
Supaya pemaparannnya mendalam maka peneliti perlu menyajikan persamaan
dan perbedaan bidang kajian yang akan dilakukan ini dengan penelitian dan
kajian ilmiah terdahulu sebagai bukti orisinalitas penelitian ini dengan
menggunakan bentuk tabel agar lebih spesifik dan mendalam sebagai berikut:
Tabel. 1
Orisinalitas
Penelitian
No.
|
Nama Peneliti,
Judul, dan Tahun Penelitian
|
Persamaan
|
Perbedaan
|
Orisinalitas
Penelitian
|
1.
|
Riris Lutif Ni’matul Laila, Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang, 2012.
|
Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (di perguruan tinggi umum)
|
Strategi Pembelajaran PAI
|
1.
Bagaimana Materi Kurikulum
PAI-nya?
2.
Mengapa tidak menyajikan
kondisi keagamaan mahasiswa?
3.
Apakah kompetensi Lulusan
Mahasiswa sudah tercapai?
4.
Bagaimana pelaksanaan
evaluasi yang dilakukan?
|
2.
|
Lilik Nur Kholidah, Implementasi
Strategi Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan
Tinggi Negeri Di Surabaya Disertasi.
|
Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (di perguruan tinggi umum)
|
Implementasi Strategi
Pembelajaran Mata Kuliah PAI
|
1.
Bagaimana evaluasi formal
dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoriknya?
2.
Mengapa tidak dijelaskan
arah Pembelajaran PAI di PTU sesuai dengan karakter mahasiswa atau perguruan
tinggi tersebut?
|
3.
|
Marzuki, Penanaman Nilai-nilai Akhlak Mulia di Kalangan Mahasiswa Melalui
Perkuliahan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum
|
Pendidikan Agama Islam
(di Perguruan Tinggi Umum)
|
Penanaman Nilai Akhlak
Mulia pada Mahasiswa melalui Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum.
|
1.
Bagaimana Kondisi Peserta
didik?
2.
Mengapa aspek Nilai Akhlak
(moralitas) menjadi titik tekan utama dalam Pembelajaran PAI?
|
7.
Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan dan pemahaman secara
menyeluruh tentang penelitian yang
akan dilakukan, maka dipandang
perlu untuk memaparkan sistematika penulisan laporan dan pembahasan
tesis adalah sebagai berikut:
a.
Bab pertama merupakan konteks
penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau kegunaan
penelitian, Penelitian terdahulu, definisi istilah, dan diakhiri dengan
sistematika penelitian.
b.
Bab kedua memuat kajian teori atau kajian pustaka yang
meliputi pengertian sistem pembelajaran PAI, peran penting dan tujuan pembelajaran
PAI, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PAI,
faktor-faktor yang menghambat pembelajaran PAI, pengertian Perguruan Tinggi
Umum, macam-macam Perguruan Tinggi Umum, manajemen Perguruan Tinggi Umum, sejarah
Perguruan Tinggi Umum dalam mendukung kegiatan keagamaan Islam di Kampus, peranan
pembelajaran PAI di perguruan Tinggi Umum, Kurikulum PAI di perguruan tinggi
umum, Kondisi keberagaman
(kompleksitas) Mahasiswa di perguruan
Tinggi Umum, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Keagamaan Mahasiswa di perguruan Tinggi Umum, kompetensi minimal mahasiswa yang
diharapkan setelah mengikuti mata kuliah PAI di PTU, stragegi pembelajaran PAI
diperguruan tinggi umum, dan evaluasi pembelajaran PAI di PTU.
c.
Bab ketiga merupakan metodologi
penelitian yang mengurai pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,
lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,
pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
d.
Bab keempat akan memaparkan
data-data dari hasil penelitian tentang gambaran umum lokasi penelitian di UNP
Kota Kediri meliputi sistem pembelajaran PAI, keberadaan dosen, mahasiswa, dan
sarana prasarana. Kemudian memaparkan temuan penelitian yang berkaitan dengan
tema penelitian yang akan dilakukan.
e.
Bab kelima membahas hasil
penelitian yang terkait dengan tema penelitian dengan cara menemukan titik temu
antara teori yang sudah di paparkan di bab
kedua dengan bab keempat.
f.
Bab keenam adalah penutup yang
menguraikan kesimpulan dan saran-saran atau rekomendasi, yang kemudian
dilanjutkan dengan daftar rujukan dan lampiran-lampiran.
B. LANDASAN TEORI
1. Teori dan Isu Terkini yang Relevan dengan Permasalahan
yang Diteliti
Kenyataan
sosial yang hadir di masyarakat sekarang ini adalah adanya pemahaman tentang
perguruan tinggi dengan menggunakan cara yang berbeda dan tidak semestinya.
Bagi masyarakat perguruan tinggi adalah sebuah lembaga pendidikan yang memiliki
ruang-ruang kuliah, laboratorium (walaupun menurut masyarakat keberadaannya
bukan sebuah keharusan), perpustakaan, dan adanya pendidik yang disebut dosen.
Selain itu di perguruan tinggi juga terdapat aktivitas khusus yang disebut
kuliah yaitu kegiatan pertemuan dosen dengan mahasiswa, setelah itu ada ujian,
kemudian pertemuan dengan masyarakat (berupa KKN, PKL atau PPL, dan Penelitian),
dan diakhiri dengan wisuda memakai toga sebagai simbol kelulusan sehingga
berhak untuk mendapat gelar sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.[17] Dengan kata lain menurut
penulis masyarakat membedakan jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan
jenjang pendidikan tinggi berdasarkan simbol-simbol yang digunakan dan aktivitasnya
saja. Sehingga berdampak pada pola pikir pragmatisme yang mengagungkan
gelar-gelar kesarjanaan, meninggikan status sosial (gengsi) dan status ‘mahasiswa’
di atas segala-galanya, dan menyebabkan pergeseran makna kuliah dari yang
asalnya untuk mencari dan mendapatkan ilmu menjadi bertujuan mengejar gengsi
dan status sosial tinggi.
Pola pandang masyarakat yang sesederhana tersebut terhadap perguruan tinggi menyebabkan banyaknya perguruan tinggi yang didirikan oleh masyarakat. Walaupun pada kenyataannya banyak mahasiswa dan sarjana yang semakin lama semakin banyak di tengah-tengah masyarakat ternyata masih sulit ditemui orang yang pandai, pintar, cendikiawan, dan berguna bagi masyarakat. Di sisi lain kenyataan pada akhir-akhir ini pemerintah telah memberikan persyaratan yang ketat bagi masyarakat untuk mendirikan perguruan tinggi dan bagi lembaga pendidikan tinggi yang lama untuk membuka fakutlas dan program studi baru.[18] Selain itu masih banyak ditemui bahwa ada beberapa mahasiswa yang terlibat demo secara anarkis, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan minimnya moralitas-religius sehingga salah satu fungsi mahasiswa sebagai pengurang beban masyarakat tidak bekerja semestinya bahkan bisa dikatakan mahasiswa malah menjadi beban bagi masyarakat.
Pada era
yang terkini banyaknya perguruan tinggi yang baru berdiri sekarang ini
berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah fakultas dan program studi di
setiap perguruan tinggi yang sudah lama berdiri. Penambahan program studi ini
tentu untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan ilmu pada
bidang-bidang tertentu. Alasan lain adalah adanya peningkatan taraf ekonomi
masyarakat yang semakin mapan sehingga berpeluang bagi para remaja akhir untuk
mengenyam sampai jenjang pendidikan tinggi. Serta alasan yang terakhir adalah karena
adanya beasiswa dari pemerintah maupun dari organisasi kemasyarakatan (Non Goverment Organization). Fenomena
tersebut menambah semangat persaingan mendapatkan pengaruh dari masyarakat untuk
meningkatkan jumlah mahasiswa yang terjadi antar perguruan tinggi berimplikasi
pada minimnya kontrol perguruan tinggi
terhadap perilaku mahasiswanya. Seakan kontrol dan koreksi terhadap
mahasiswa adalah tugas bagi dosen-dosen terutama dosen PAI dan dosen mata
kuliah pengembangan kepribadian yang lain.
Pernyataan
tersebut di atas sejalan dengan pernyataan Imam Suprayogo bahwa semangat
masyarakat dan lembaga pendidikan tinggi untuk mengembangkan perguruan tinggi,
khususnya perguruan tinggi islam belum diimbangi dengan jumlah tenaga dosen
yang profesional, selain itu para dosen juga belum memiliki kesadaran budaya
dalam mengembangkan keilmuan. Para dosen belum merasa gelisah tatkala belum
dapat menulis, berdiskusi, meneliti, dan mengikuti kegiatan ilmiah lainnya.
Mereka masih harus disuruh bahkan harus dipaksa untuk melakukan
kegiatan-kegitaan pengembangan keilmuan.[19] Hal ini juga tidak
menutup kemungkan bagi dosen Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum
yang mempunyai tanggung jawab moral terhadap perkembangan keilmuan dan perilaku
keislaman mahasiswanya.
Maka
dipandang sangat perlu meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di perguruan
tinggi umum dengan cara melakukan pengembangan keilmuan melalui penelitian dan
pengabidan masyarakat di bidang Pendidikan Islam. Sehingga diharapkan
keberadaan dosen PAI diperguruan tinggi umum bisa bermanfaat bagi pengembangan
lembaga perguruan tinggi umum yang menjadi tempat tugasnya. Karena bagiamanapun
juga jika dosen PAI di perguruan tinggi umum memiliki kualitas baik (minimal
sejajar dengan dosen lainnya) maka akan bisa menarik pengaruh bagi masyarakat
dan calon mahasiswa terutama yang
berlatar belakang dari kaum taat beragama yang ingin mengembangkan ilmu
pengetahuan umum di perguruan tinggi umum.
Namun
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran PAI di perguruan tinggi seperti diungkapkan Hidayat, menegaskan bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam yang selama ini berlangsung di
institusi pendidikan tinggi
adalah keberhasilan PAI dalam mencetak cendekiawan yang menguasai ilmu
pengetahuan dan memiliki wawasan moral. Namun disisi lain PAI di
pendidikan tinggi masih belum
mampu menjadi sumber motivasi serta inspirasi bagi mahasiswa untuk
menunjukkan perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari.[20] Permasalah lain yang telah diungkapkan oleh Riris Lutif Ni’matul Laila
dalam Tesisnya bahwa:
....pelaksanaan pendidikan agama Islam di Perguruan Tinggi masih terdapat permasalahan yang perlu dipecahkan baik yang
disebabkan oleh faktor internal maupun
faktor eksternal. Dalam terminologi Buchori, kekurangberhasilan pendidikan
agama Islam disebabkan pelaksanaan
pendidikan agama hanya memperhatikan
aspek kognitif semata daripada pertumbuhan kesadaran nilai-nilai agama Islam
dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan
konatif volutif, yakni kemauan
dan komitmen untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Sehingga belum mampu
mempengaruhi perilaku keseharian peserta didik padahal substansi dari pendidikan agama Islam adalah
pendidikan nilai yang termanifestasi dalam perilaku.[21]
Serta Problematika PAI secara umum yang di
ungkapkan oleh M. Asrori
Ardiansyah menyatakan bahwa yang menyebabkan kekurang efektifan pembelajaran PAI di
Lembaga pendidikan Umum adalah sebagai berikut:
a.
Faktor internal
Merupakan
faktor yang muncul dalam diri pendidik PAI, yang meliputi: kompetensi pendidik yang relatif masih lemah,
penyalahgunaan manajemen penggunaan pendidik agama, pendekatan metodologi
pendidik yang tidak mampu menarik minat peserta didik terhadap Mata Kuliah PAI, solidaritas
pendidik agama dengan pendidik non-agama masih sangat rendah, kurangnya waktu
persiapan pendidik agama untuk mengajar, dan hubungan pendidik agama dengan
peserta didik hanya bersifat formal saja.
b.
Faktor Eksternal
Merupakan
faktor yang berasa dari luar diri pendidik PAI yang meilputi sikap
masyarakat/orangtua yang kurang concern
terhadap pendidikan agama yang berkelanjutan, situasi lingkungan sekitar Kampus yang banyak memberikan pengaruh
yang buruk, pengaruh negatif dari perkembangan teknologi, dan pergaulan malam
yang bebas
c. Faktor
Institusional
Merupakan faktor yang berasal dari lembaga
atau istitusi yang mempunyai kebijakan dan keputusan tentang pembelajaran PAI
yang meliputi sedikitnya alokasi jam pelajaran pendidikan agama Islam,
kurikulum yang terlalu overloaded, kebijakan
kurikulum yang terkesan tidak terancang dengan mantap, alokasi dana pendidikan
yang sangat terbatas, alokasi dana untuk kesejahteraan pendidik yang belum
memadai, dan minimnya jumlah dosen
yang tidak sebanding dengan jumlah mahasiswanya.[22]
Sedangkan secara operasional, persoalan PAI dalam kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan umum dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Dari proses belajar-mengajar, pendidik
PAI lebih terkonsentrasi persoalan-persoalan teoritis keilmuan yang bersifat
kognitif semata dan lebih menekankan pada pekerjaan mengajar/ transfer ilmu b. Metodologi pengajaran PAI selama ini
secara umum tidak kunjung berubah, ia bagaikan secara konvensional-tradisional
dan monoton sehingga membosankan peserta didik. c. Pelajaran PAI seringkali dilaksanakan di sekolah bersifat
menyendiri, kurang terintegrasi dengan bidang studi yang lain, sehingga mata
pelajaran yang diajarkan bersifat marjinal dan periferal. d. Kegiatan belajar mengajar PAI
seringkali terkonsentrasi dalam kelas dan enggan untuk dilakukan kegiatan
praktek dan penelitian di luar kelas. e.
Penggunaan media pengajaran baik yang dilakukan pendidik maupun peserta didik
kurang kreatif, variatif dan menyenangkan. f.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) PAI cenderung normatif, linier, tanpa ilustrasi
konteks sosial budaya di mana lingkungan peserta didik tersebut berada, atau
dapat dihubungkan dengan perkembangan zaman yang sangat cepat perubahannya. g. Kurang adanya komunikasi dan
kerjasama dengan orangtua dalam menangani permasalahan yang dihadapi peserta
didik.[23]
2. Kajian Hasil - hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan dari
penelitian yang dilakukan oleh Yahya Aziz telah menyimpulkan bahwa penguatan mata
kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) di UPM SOSHUM ITS bahwa:
Alokasi waktu belajar 2 sks untuk mata kuliah PAI di UPM SOSHUM sungguh amat minim dan kurang sekali,
untuk itu dibuatlah cara/metode agar mata kuliah yang dibina (PAI) mencapai
sasaran yaitu dengan jalan penguatan mata kuliah PAI melalui kegiatan extra
kurikuler yaitu: pendalaman Al-Qur’an, Halaqoh dan mentoring. Adapun dampak
positif yang berkembang selama ini adanya penguatan PAI adalah mahasiswa aktif
dan kritis bertanya, rasa ingin tahu persoalan agama Islam dan mahasiswa
mempunyai ketrampilan memecahkan belajar sesuai dengan falsafahpembelajaran
yang harus diorientasikan ke peserta didik (mahasiswa).[24]
Dari hasil penelitian
tersebut penulis juga menduga permasalahan tersebut juga bisa terjadi di UNP
Kota Kediri, namun tentu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sangat
berbeda dengan di ITS karena kondisi UNP dengan ITS berbeda sehingga titik
tekan penyelesaian permasalahannya juga berbeda.
3. Kerangka Berfikir Kritis
Menurut Hasan
Langgulung tentang tujuan pendidikan mengemukakan bahwa tujuan pendidikan islam
memeliki keserupaan dengan tujuan utama hidup manusia yaitu beribadah
(menyembah) kepada Allah. Sehingga kedudukan tujuan pendidikan sangatlah
penting karena untuk menentukan metode dan kandungan materi dari pendidikan
teresebut. Menurutnya pendidikan merupakan alat yang digunakan untuk memelihara
kelangsungan hidup atau eksistensi manusia baik secara personal maupun sosial.[25]
Hal ini bukan berarti bahwa pendidikan Islam mengabaikan kepentingan masyarakat
secara luas atau hanya mementingkan Ibadah keislaman semata. Namun pendidikan
Islam ikut bertanggung jawab dalam menjaga keamanan, kerukunan, dan kerjasama
yang harmonis antar pemeluk umat beragama di masyarakat sehingga terwujud
masyarakat yang ideal seperti zaman pemerintahan Nabi Muhammad di negara
Madinah. Dengan kata lain terminologi dari kata ibadah di sini tidak hanya
ibadah secara individual tapi ibadah secara sosial minimal dengan bentuk tidak
mengganggu dan merusak keamaan masyarakat.
Disisi lain
menurut Langgulung bahwa manusia sebagai khalifah di muka bumi memiliki
ciri-ciri yang khusus yang tidak dimiliki oleh makhluk lain yaitu memiliki
fitrah yang baik, ruh, dan memiliki karunia dari Allah SWT untuk bebas
berkehendak (free will) dan memilih
tingkah laku serta tujuan hidup dirinya sendiri.[26]
Sebagaimana dalam ayat al-Quran berikut ini:
a.
Surat al- Ala ayat 87.
Terjemahannya: Tetapi kamu
(orang-orang kafir) memilih
kehidupan duniawi.
b. Surat al- Jin
72.
Terjemahannya: Dan sesungguhnya di
antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu
benar-benar telah memilih
jalan yang lurus.[27]
Sudah jelas dari
ayat-ayat di atas bahwa manusia boleh untuk menerima atau menolak jalan yang
telah ditentukan oleh Allah SWT. Bahkan manusia bebas untuk memilih percaya
pada Allah SWT atau tidak percaya sama sekali. Oleh karena itu mahasiswa
sebagai manusia yang sudah dewasa, mampu berlogika, dan berfikir ilmiah cara
pengajaran PAI-nya sangat berbeda dengan cara pengajaran di jenjang pendidikan
menengah terlebih lagi di jenjang pendidikan dasar. Strategi doktrinasi agama
tidak lagi berlaku di jenjang pendidikan tinggi, maka salah satu strategi yang
tepat adalah dengan menggunakan dialog atau diskusi serta pendalaman terhadap
suatu kajian masalah (kasus tertentu) dari berbagai sumber (literatur) yang dilakukan
secara objektif dan terbuka. Hal ini akan memancing mahasiswa untuk membuka
diri ke dalam wilayah pembahasan agama Islam yang lebih luas dan lebih
aplikatif. Sehingga pembelajaran PAI diharapkan tidak terkesan kaku, tidah hanya
berbicara tentang tata cara ibadah, dan
tidak terkesan normatif.
Selain hal
tersebut menurut penulis perlu adanya upaya berfikir kritis tentang fungsi dan
peran mata kuliah Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum yang oleh
pemerintah diwajibkan untuk dijalankan oleh setiap perguruan tinggi yang
memiliki mahasiswa islam dalam jumlah tertentu. Hal ini diperlukan untuk
penegasan manfaat keberadaan mata kuliah PAI bagi mahasiswa sebagai pelaku
pembelajaran dan juga bagi lembaga pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan
tinggi yaitu bisa meningkatkan citra baik perguruan tinggi tersebut di mata
masyarakat yang kemudian secara otomatis akan meningkatkan daya dukung
masyarakat terhadap perguruan tinggi tersebut.
Untuk mewujudkan
mata kuliah PAI yang bisa membawa manfaat praktis dan juga ideologi bagi
perguruan tinggi umum maka perlu adanya penyempuraan materi pembelajaran agama
islam yang kontekstual, tidak normatif, dan mengakomodasi berbagai keberagaman
mahasiswa yang memiliki berbagai latar belakang, yang walaupun secara formal
memeluk Islam namun secara kenyataan memiliki pandangan berbeda-beda tentang
hakikat Islam itu sendiri. Ini bukan berarti bahwa PAI akan kehilangan jati
dirinya, bahkan ini akan menunjukkan jati diri PAI sesungguhnya. Di sisi yang
lain karena selama ini penyampaian materi PAI hanya dari satu sudut saja
sehingga terkesan mata kuliah PAI isinya tidak bisa dirubah sama sekali dari
dulu hingga sekarang tetap sama.
Menindak lanjuti
dari pemaparan di atas bahwa di perguruan tinggi umum sudah menjadi sebuah
pengetahuan umum tentang adanya berbagai program studi yang mengarah pada
keilmuan umum dengan berarti adanya pengkajian secara mendalam tentang ilmu
keduniaan seperti kesehatan, kependidikan umum, ekonomi, peternakan, dan
pengembangan teknologi modern. Oleh karena itu hendaknya materi PAI di
perguruan tinggi umum harus menyesuaikan diri secara kontekstual dengan
bidang-bidang keilmuan yang didalami oleh mahasiswa. Dengan kata lain dosen
harus mengadakan integrasi ilmu pengetahuan antara ilmu agama dengan ilmu umum
tersebut. Namun menurut Imam Suprayogo pada kenyataan secara operasional
tidaklah mudah menyatukan kedua jenis ilmu tersebut. Dengan bukti bahwa dosen
atau pembuat kebijakan yang tidak menyetujui terjadinya dikotomi antara ilmu
agama dengan ilmu umum (mendukung adanya integrasi) pada kenyataannya secara
terang-terangan masih juga memisahkan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu umum.[28]
4. Kerangka Dasar Teori dalam Penelitian
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Azyumardi Azra bahwa pada dekade ini
pendidikan Indonesia tengah mengalami reformasi selaras dengan reformasi
politik pasca bubarnya orde baru. Menurutnya reformasi pendidikan haruslah
bersifat komperhensif dan menyeluruh dari tingkat konsep maupun
penyelenggaraannya. Reformasi pendidikan perlu mengembangkan sejumlah
perencanaan kebijakan makro dan mikro dalam kurun jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.[29]
Pembelajaran yang tidak komperhensif ditakutkan akan menyebabkan tumbuhnya
intoleransi, menumbuhkan kebencian mahasiswa terhadap agama lain tanpa alasan
yang logis, dan terjadinya penolakan secara prefentif bahkan agresif bagi
mahasiswa yang merasa tidak sepaham dengan jalan fikir yang disampaikan oleh
dosennya. Sehingga jika itu terus berkelanjutan bisa menyebabkan sulit untuk
mewujudkan masyarakat madani yang demokratis dan memiliki peradaban unggul. Oleh
karena itu perlu adanya pembenahan di bidang pelaksanaan Pembelajaran PAI di
perguruan tinggi umum selama ini yang masih diajarakan secara parsial dan adhoc.
Pembelajaran yang belum komperhensif nampak terutama dari segi materi
atau kandungannya serta penyampaian yang belum melihat keberagaman
mahasiswanya. Sebagaimana pernyataan salah satu mahasiswa agama Kristen[30]
yang tidak mau namanya dicantumkan dalam proposal tesis menyatakan bahwa:
Keluhannya saat mata
kuliah agama itu masih dogmatis, hanya membicarakan seputar Ibadah agama Islam.
Padahal tujuan diberikannya materi agama dari berbagai agama [termasuk materi
agama Islam atau PAI] diajarkan di akbid adalah agar mahasiswa kelak saat
mengabdi di masyarakat nanti bisa memahami karakter dan psikologi pasiennya.[31]
Selain itu PAI sebagai rumpun Mata kuliah Pengembangan Kebribadian ikut
bertanggung jawab secara moral atas banyaknya perilaku menyimpang mahasiswa
(terjadi krisis mentalitas dan moral) misalnya tawuran, penyalahgunaan Narkoba,
seks bebas, dan perilaku serta perkataan kotor yang tidak patut dimiliki oleh
seorang mahasiswa sebagai manusia akademis yang berpengetahuan luhur.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Azyumardi Azra bahwa tugas dan tanggungjawab
beban perguruan tinggi tidak hanya pada meningkatnya kualitas akademis lulusannya
namun juga perlu menekankan meningkatnya kualitas mentalitas, moral, dan
karakter mahasiswa-mahasiswanya. Ia menambahi bahwa selama ini Perguruan Tinggi
mengabaikan perannya dalam melatih mahasiswanya
untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral, kepribadian, dan
akhlak yang mulia. Dengan kata lain, terdapat kesan bahwa perguruan tinggi
bersikap permissivisme terhadap
perilaku mahasiswanya yang nyaris tanpa kontrol dan koreksi, karena tidak
adanya sikap peduli kampus terhadapnya.[32]
C. METODE PENELITIAN
1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan
Studi pendahuluan yang telah penulis lakukan seperti yang tergambarkan pada
pembahasan sebelumnya maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan
pendekatan yang digunakan oleh kaum fenomenologis, yang mana untuk menangkap
makna-makna dari tingkah laku manusia kaum fenomenologi berusaha memandang
sesuatu dari sudut pandang orang yang ‘bertingkah laku’ itu sendiri. Sehingga seakan-akan peneliti merasakan
secara langsung apa yang dilakukan oleh orang yang bertingkah laku tersebut.
Kaum fenomenologis mencari pemahaman (understanding)
lewat metode kualitatif seperti pengamatan peran serta (participant
observation), metode
pewawancara terbuka (open-ended
interviewing), dan dokumen pribadi. Metode-metode ini mengahsilkan data
deskriptif yang memungkinkan mereka melihat dunia ini seperti yang dilihat oleh
subyek penelitian.[33]
Pendekatan ini peneliti gunakan karena peneliti ingin
lebih menyentuh ke aspek sosialnya (fakta sosial) yang sangat luwes, lebih
manusiawi, dan hasil dari
penelitian ini tidak dapat diprediksikan secara statistik dan matematis yang
terlalu kaku. Pendekatan kualitatif
diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Hal ini diperkuat
oleh Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong menyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah
”suatu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.”[34] Dengan kata lain pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang menggambarkan
realitas pada sebuah peristiwa secara
terperinci, mendalam, dan menyeluruh. Selain itu pendekatan kualitatif juga mencocokkan antara fenomena nyata dengan teori dan undang-undang atau norma positif
yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.
Sedangkan
jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yakni penyelidikan yang
mendalam terhadap suatu individu, kelompok atau institusi (atau penelitian yang
secara empiris menginvestigasi fenomena dalam kehidupan nyata).[35] Studi
kasus ini akan mencoba mengkaji secara terperinci
sekaligus mendalam dari suatu aktivitas sistem pembelajaran
PAI di UNP Kota Kediri.
2.
Kehadiran Peneliti
Karena
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka kehadiran peneliti di
lapangan adalah sangat diperlukan. Kehadiran peneliti bertindak sebagai
instrumen dalam mengumpulkan data. Oleh karena itu kehadiran peneliti di
lapangan mutlak diperlukan dengan syarat kehadiran peneliti diupayakan
seoptimal mungkin tidak mengganggu atau merubah keadaan sebagaimana yang telah terjadi
di tempat penelitian dalam sehari-hari sebelum kehadiran peneliti. Sebagaimana
yang disampaikan oleh Lexy J. Moleong bahwa karakteristik pendekatan kualitatif
meliputi latar yang alami, manusia sebagai alat (instrumen), menggunakan metode
kualitatif, menggunakan analisis data secara induktif, deskriptif, lebih
mementingkan proses dari pada hasil, adanya batas objek penelitian yang
ditentukan oleh fokus penelitian, adanya kriteria khusus untuk menguji
keabsahan data, desain bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan
serta disepakati bersama.[36]
Maka
berlandaskan teori tersebut kehadiran peneliti di UNP Kota Kediri nanti hanya
bertindak sebagi alat untuk mengumpulkan data, menganalisis data, mengecek atau
memferifikasi keabsahan data, dan menarik kesimpulan data dengan mengutamakan
etika, estetika, dan logika. Penggunaan etika sangat penting digunakan karena
untuk memutuskan sebuah data tersebut layak diterbitkan atau tidak dan juga
memperhatikan berdampak negatif atau tidak bagi kampus UNP Kota Kediri jika
dipublikasikan.
Dalam
melakukan penelitian yang akan dilakukan ini peran peneliti hanya sebagai
pengamat penuh di lapangan. Dan kehadiran peneliti di lokasi penelitian
diketahui statusnya sebagai peneliti (tidak menyamar sebagai mahasiswa UNP Kota
Kediri) oleh subjek penelitian atau informan, serta kedatangan penelitian
setiap memasuki kampus UNP kota Kediri untuk menggali data dan informasi akan
meminta izin terlebih dahulu dari pihak yang berwenang di Kampus. Sehingga
dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan nanti bersifat terbuka dengan
cara peneliti berbaur secara alami dengan informan dalam mengamati aktivitas
informan. Kehadiran penelitan di lapangan nanti akan mematuhi segala aturan dan
tata tertib pihak Kampus UNP kota Kediri agar tidak menggangu aktivitas
akademik kampus.
Oleh karena
itu frekuensi kehadiran peneliti di lokasi penelitian harus terjadwal terlebih
dahulu dalam bentuk time table
penggalian data penelitian sebagai berikut
ini:
Tabel. 2
Timbe Table Penggalian data di UNP Kota Kediri
No.
|
Objek
|
Subjek
|
Target Waktu Pelaksanaan
|
1.
|
Mengantarkan surat izin penelitian tesis dari STAIN Kediri beserta
lampiran Proposal Tesis.
|
Rektor Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri
|
..........................
..........................
..........................
..........................
|
2.
|
Meminta izin kepada Pejabat berwenang UNP Kota Kediri sekaligus memohon
surat disposisi untuk menemui Dekan, Kaprodi, dan dosen PAI UNP Kota Kediri
|
Rektor dan Pembantu Rektor I Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri
|
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
|
3.
|
Menemui semua Dekan UNP Kota Kediri
|
Dekan Fakultas Peternakan, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dekan Fakultas
Teknik, Dekan FKIP, dan Dekan Fakultas Ekonomi
|
..........................
..........................
..........................
..........................
|
4.
|
Menemui semua Kaprodi UNP Kota Kediri
|
1. Fakultas Peternakan: Kaprodi Peternakan.
2. Fakultas Ilmu Kesehatan: Kaprodi Akademi Kebidanan
dan Kaprodi Akademi Keperawatan.
3. Fakultas Teknik: Kaprodi Teknik Mesin, Kaprodi
Teknik Elektro, Kaprodi Teknik Industri, Kaprodi Sistem Informasi, dan
Kaprodi Teknik Informatika.
4. FKIP: Kaprodi
PG-PAUD, Kaprodi PGSD, Kaprodi Bimbingan dan Konseling, Kaprodi PBSI, Kaprodi
Biologi, Kaprodi Matematika, Kaprodi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Kaprodi
PKN, Kaprodi Pendidikan Sejarah, Kaprodi Bahasa Inggris , dan Kaprodi
Penjaskesrek.
5. Fakultas Ekonomi: Kaprodi Akuntasi, Kaprodi
Manajemen.
|
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
|
5.
|
Menemui sebagian Dosen PAI di setiap Program Studi (Prodi)
|
Sebagian Dosen PAI di setiap program studi
|
..........................
..........................
..........................
|
6.
|
Menemui sebagian Mahasiswa yang diajarkan PAI di setiap Prodi.
|
Sebagian Mahasiswa yang diajarakan mata Kuliah PAI di setiapa Prodi.
|
..........................
..........................
..........................
..........................
|
7.
|
Melaporkan hasil penelitian dan meminta surat Keterangan Telah Melakukan
Penelitian di UNP Kota Kediri sekaligus berpamitan.
|
1. Rektor UNP Kota Kediri
2. Pembantu Rektor I
|
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
..........................
|
3. Lokasi Penelitian
Sebagai pengantar dalam
proposal tesis ini untuk gambaran singkat dan sederhana tentang lokasi penelitian
maka peneliti akan memaparakan profil UNP kota kediri sebagaimana berikut ini:
a. Sejarah UNP Kota Kediri
Secara
Umum sejarah UNP Kota Kediri dapat terdeskripsikan secara utuh berdasarkan dari
sumber terpercaya sebagaimana berikut:
1)
Berdirinya Universitas Nusantara PGRI Kediri diawali dengan
adanya perguruan Tinggi yang
didirikan oleh yayasan yang dibentuk oleh PGRI Daerah VIII Jawa Timur. Tepatnya
pada pertengahan tahun 1976 PGRI Cabang Kotamadya dan Kabupaten Kediri membentuk yayasan yaitu Sub Yayasan PGRI Cabang
Kotamadya dan Kabupaten Kediri. Sebagai tindak lanjut mewujudkan lembaga
tersebut kemudian dibentuk panitia pelaksana untuk menyiapkan semua persyaratan
pendirian perguruan tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Kopertis
VII Surabaya terhadap IKIP PGRI Jawa Timur di Kediri dianggap telah memenuhi
persyaratan minimal,
sehingga dapat memberikan status “Terdaftar” dengan Surat Keputusan Koordinator
Kopertis Wilayah VII nomor 87A/I/1976 tanggal 17 Mei 1976. Dengan status ini
IKIP PGRI Jawa Timur di Kediri diberikan wewenang untuk menyelenggarakan
pendidikan tinggi sampai tingkat Sarjana Muda, yang terdiri dari Fakultas Ilmu
Pendidikan dengan Program Studi Pendidikan Umum dan Fakultas Keguruan Ilmu
Sosial dengan Program Studi Sejarah.
2)
Kemudian
berdasarkan Surat Keputusan Menteri P dan K Republik Indonesia nomor
0428/O/1983 tanggal 7 Oktober 1983, Program Studi yang ada pada Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ditambah Studi PMP-KN.
3)
Perluasan
Fakultas, Penambahan Program Studi serta peningkatan program dimulai pada tahun
akademik 1983/1984. Dengan izin operasional dari Kopertis Wilayah VII Nomor
155/O/1984 tanggal 29 Mei 1984, IKIP PGRI Jawa timur di Kediri diizinkan
membuka Program Sarjana dengan Fakultas dan Program Studi sebagai berikut : 1) Fakultas
Ilmu Pendidikan, terdiri dari Program Studi sebagai berikut: Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan, serta Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. 2) Fakultas
Pendidikan ilmu Pengetahuan Sosial, terdiri dari Program Studi : Pendidikan
Sejarah, Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan. 3) Fakultas Pendidikan
Ilmu Bahasa dan Seni, terdiri dari Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia
dan Pendidikan Bahasa Inggris. 4) Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA, yaitu
Program Studi Pendidikan Matematika.
4)
Selanjutnya
berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 1398/O/1984 tahun 1985, IKIP
PGRI Kediri lepas dari naungan IKIP PGRI Jawa Timur di Kediri. IKIP PGRI Kediri
berubah resmi menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi tingkat Institut berdasarkan
Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 070/O/1985 tanggal tanggal 18 Februari 1985
sekaligus mendapatkan status “Terdaftar”. Bersamaan dengan perubahan Status,
IKIP PGRI Kediri mengusulkan Fakultas dan Program Studi baru yaitu di Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial bertambah Program Pendidikan Dunia Usaha dan
Akuntansi, di Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA bertambah Program Studi
Biologi dan Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan dengan Program Studi
Pendidikan Olah Raga jenjang D-III dan S-1.
5)
Dengan
semakin ditingkatkan kualitas program pendidikan maka sejak tahun 1990,
berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 0124/O/1990 tanggal 9 Maret
1990, semua Program Studi di IKIP PGRI Kediri mendapatkan Status “Diakui”.
6)
Pada
tahun 1998, YPLP PT-PGRI Kediri mendirikan STT (Sekolah Tinggi Teknik) PGRI
Kediri berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI nomor 09/D/O/1998 tanggal 11
Februari 1998 tentang Pemberian Status Terdaftar kepada 3 (tiga) Program Studi
untuk jenjang Pendidikan Program S-I dan D-III yaitu Program Studi Teknik
Mesin, Teknik Elektro dan Teknik Industri.
7)
Kemudian
ketika mulai diterapkannya aturan baru mengenai akreditasi perguruan tinggi
maka semua Program Studi di IKIP PGRI Kediri mendapat status “Terakreditasi” berdasarkan
Surat Keputusan BAN PT. Depdikbud RI nomor 002/BAN/PT/AK-II/1998 tanggal 22
Desember 1998.
8)
Dinamika
masyarakat yang terus berkembang memunculkan wacana perubahan IKIP PGRI Kediri
menjadi Universitas. Wacana yang berkembang itu kemudian dirumuskan secara
konkret dan dituangkan ke dalam RIP (Rencana Induk Pengembangan) bahwa pada
tahun 2005 IKIP PGRI Kediri akan berubah menjadi Universitas, sebagai tindak
lanjut dan implementasi Rencana Induk Pengembangan bahwa pada tahun 1993 YPLP
PT-PGRI Kediri mendirikan STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Kediri berdasarkan
Surat Keputusan Mendiknas RI nomor 28/D/O/1998 tanggal 20 April 1993 tentang
Pemberin Status Terdaftarnya kepada Program Studi untuk Jenjang Program S-I dan
D-III, yaitu program studi Managemen dan Akuntansi.
9)
Selanjutnya
pada tahun 2003, YPLP PT-PGRI Kediri mendirikan AKPER PGRI Kediri berdasarkan
Surat Keputusan Mendiknas RI nomor 140/D/O/2003 tanggal 05 September 2003
tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program Studi dan Pendirian AKPER PGRI
Kediri dengan Program Studi Keperawatan untuk jenjang Program Diploma III.
10) Persiapan perubahan menjadi
Universitas kemudian dimatangkan dengan dibentuknya Tim Penyusun Proposal
Universitas berdasarkan Surat Keputusan Ketua PPLP PT-PGRI Kediri nomor 070/SK/PPLP/PT-PGRI/2004
tanggal 17 Agustus 2004. Melalui proses yang cukup panjang maka pada tanggal 13
Oktober 2006, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 241/D/O/2006 seluruh Lembaga Pendidikan Tinggi di bawah naungan
PPLP PT-PGRI Kediri yaitu : IKIP PGRI Kediri, STIE Kediri, STT PGRI Kediri,
AKPER PGRI Kediri bergabung menjadi Universitas Nusantara PGRI Kediri, diikuti
dengan Penambahan Fakultas dan Program Studi Baru, yaitu Fakultas Teknik dengan
Program Studi Teknik Informatika dan Sistem Infromasi dan Fakultas Peternakan
dengan Program Studi Produksi Ternak dan Sosial Ekonomi Peternakan.
11) Universitas Nusantara PGRI
Kediri adalah Lembaga Pendidikan Tinggi di bawah naungan PPLP PT-PGRI
Kediri yang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Republik
Nasional Republik Indonesia nomor 24 / D / O / 2006 tanggal 12 Oktober 2006
tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program Studi Baru dan penggabungan
beberapa Perguruan Tinggi menjadi Universitas Nusantara PGRI Kediri.[37]
b. Visi dan Misi
Visi dan Misi UNP Kediri adalah sebagai berikut:
1)
Visi
Perguruan Tinggi adalah Universitas Nusantara PGRI Kediri yang unggul sebagai pusat
pengembangan sumberdaya manusia seutuhnya yang mempunyai keunggulan kompetitif
dan bermartabat.
2)
Misi
Perguruan Tinggi adalah menyelenggarakan
pendidikan akademik dan profesional dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
guna mewujudkan lembaga yang handal dan mampu menghasilkan sumberdaya manusia
seutuhnya.[38]
c. Organisasi Kemahasiswaan
UNP Kota Kediri memiliki
Organisasi kemahasiswaan sebagaiman berikut ini diantaranya adalah Himaprodi
Penjaskesrek, Himaprodi Pendidikan Bahasa Inggris (English Student Association), Himaprodi Pendidikan Biologi,
Himaprodi PAUD, Himaprodi Pendidikan Ekonomi dan Akuntansi,Himaprodi PPKn,
Himaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Himaprodi Pendidikan Sejarah,
BEM Fakultas Ekonomi,[39]
Himaprodi Akuntansi, dan Himaprodi
Ekonomi.[40]
Agar tercapainya data-data yang mendalam dan komperhensif tentang kondisi
realistik lokasi penelitian maka penulis akan menyajikan beberapa hal secara
terperinci dan terstruktur di tesis yang
akan penulis kerjakan dengan acuan teknis yang penulis susun sebagaimana
berikut ini:
1)
Identifikasi Lokasi Penelitian yang meliputi:
suasana sehari-hari, letak geografis (penulis akan menyajikan peta lokasi
penelitian di tengah Kota Kediri), dan denah gedung serta bangunan di kampus
induk UNP Mojoroto Kota Kediri
2)
Rencana Strategis atau Program Tahunan UNP Kota
Kediri
3)
Struktur Organisasi dan Data Dosen UNP Kota Kediri
4)
Karakteristik Lokasi Penelitian
Penyajian data lokasi penelitian seperti di atas sangat diperlukan
sebagai bentuk informasi yang utuh sehingga bisa menjadi gambaran jelas bagi
pembaca tesis tentang keadaan UNP Kota Kediri walaupun pembaca tesis belum
pernah datang ke lokasi.
d. Sumber Data
Sumber data yang akan digali dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata dan tindakan dari informan yang
dianggap perlu dan sesuai dengan tujuan penelitian, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen.[41]
Sedangkan jenis data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan.
Kata-kata dan tindakan dari orang yang telah diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sedangkan untuk
teknik penjaringan data dilakukan dengan mencatat hasil dari pengamatan dan wawancara kepada informan
yang merupakan hasil kegiatan melihat, mendengar, dan dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan, atau merekam suara serta pembambilan foto atau film yang dianggap
perlu. Pengamatan dilakukan terutama saat informan melakukan penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di UNP
Kota Kediri. Diantara
informan dan subyek penelitian yang akan digali informasinya tersebut adalah
dosen (pendidik), mahasiswa (peserta didik), serta pengambil kebijakan kampus yaitu Rektor dan Pembantu Rektor beserta
staf-stafnya yang lain.
Untuk
mendapatkan data yang meyakinkan dan terpercaya maka peneliti melakukan
pengecekan kembali kepada informan yang lain (triangulasi) tentang segala
pernyataan yang dianggap janggal atau kurang memuaskan oleh salah satu
informan. Karena jumlah mahasiswa dan dosennya sangat banyak maka peneliti
perlu untuk mengambil sampel informan, pengambilan sampel ini bertujuan untuk
mendapat informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi).
Bila data atau informasi dari subjek penelitian dinyatakan belum cukup maka
peneliti akan melakukan perpanjangan penelitian agar diperoleh data yang
holistik, menyentuh hingga ke akar permasalahan, dan data benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. Dan untuk sumber data tertulis, peneliti akan menggali
dari buku-buku di perpustkaan STAIN Kediri, perpustakaan UNP Kota Kediri, atau
perpustakaan lain yang dipandang memenuhi syarat untuk mendukung terkumpulnya
sumber data. Selain itu sumber data tertulis akan penulis cari di internet atau
alamat website yang sangat relevan dengan penelitian dan dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data yang lebih lengkap dari Pemimpin atau Pejabat UNP Kota Kediri, Dosen UNP Kota Kediri, Mahasiswa UNP
Kota Kediri, Pegawai UNP Kota Kediri, dan orang yang memiliki keterkaitan
secara formal atau sosial dengan UNP Kota Kediri yang menjadi subjek atau informan di lokasi
penelitian, maka penulis menggunakan beberapa teknik dan istrumen pengumpulan data di antara lain:
1. Metode Observasi
Penulis akan terjun langsung ke
dalam ‘masyarakat’ lokasi penelitian dengan sebisa mungkin tidak mempengaruhi
kondisi sosial, mental, dan ruang fisik lokasi penelitian. Bila diperlukan penulis akan bergabung bersama
mahasiswa UNP duduk di dalam kelas mengikuti proses pembelajaran yang telah
disampaikan oleh Dosen.
2. Metode Interview
Dalam melakukan wawancara nanti
untuk menggali data tentang objek penelitian penulis akan menggunakan teknik
wawancara terbuka maupun wawancara tertutup. Definisi wawancara terbuka menurut
penulis adalah wawancara yang dilakukan di tempat terbuka (umum), dilakukan
secara luwes atau apa adanya secara reflek serta spontan, dan kedudukan penulis
tidak hanya sebagai pendengar aktif saja namun terjadi dialog interktif
sehingga diharapkan mendapatkan informasi secara mendalam serta tingkat
kevalidannya sangat tinggi. Namun dalam kondisi tertentu penulis juga akan
melakukan wawancara tertutup, menurut penulis wawancara tertutup adalah
wawancara yang dilakukan di ruang tertutup, dilakukan secara formal, penulis
hanya berkedudukan sebagai pendengar aktif, dan penulis akan mengikuti alur
pembicaraan informan. Sehingga menurut prediksi penulis informasi yang akan
diperoleh sangat terbatas, oleh karena itu penulis akan melakukan wawancara
dengan pihak lain sebagai pendukung atau pembanding. Sebagai alternatif dalam
kondisi tertentu penulis akan melakukan wawancara semi tertutup atau semi
terbuka. Atau merupakan gabungan beberapa metode wawancara yang penulis
jelaskan di atas. Untuk penggunaan alat wawancara penulis akan menggunakan alat
tulis berupa bulpen, kertas, laptop untuk mengetik, dan dalam kondisi yang
memungkinkan penulis akan menggunakan alat perekam untuk mempermudah
penyimpanan data sekaligus sebagai bukti empiris. Dan bila kondisi tidak
memungkinkan untuk melakukan wawancara di lokasi penelitian maka penulis akan
melakukan wawancara di luar lokasi
penelitian yang dipandang sesuai untuk melakukan wawancara.
3. Metode Dokumentasi
Penulis berupaya memperoleh
surat-surat, foto, pengumuman,
peraturan dan hasil evaluasi atau dokumen lain yang relevan dari pihak berwenang UNP Kota Kediri. Bila perlu penulis akan mengambil
dokumentasi sendiri dengan cara memfoto atau menginvetaris benda-benda yang ada
di lokasi penelitian.
4. Instumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang
penulis gunakan nanti adalah pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, pedoman
observasi, alat tulis, kamera, alat perekam, laptop untuk mencatat data (dalam
kondisi tertentu), dan angket untuk membantu penulis dalam memperkaya data.
Dalam melakukan penggalian data
nanti penulis akan melakukan dengan cara formal maupun luwes senyampang hal
tersebut menimbulkan kenyamanan bagi informan dengan tidak mengganggu kesibukan
informan. Informasi sekecil apapun baik dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi dari lokasi penelitian sangat berarti bagi peneliti sebagai bahan
dalam memperkaya data-data yang dimiliki oleh peneliti. Sehingga dalam
melakukan adanisis data nanti penulis tidak mengalami hambatan keterbatasan
data.
Selain melakukan ketiga teknik
tersebut sebagaimana yang disebutkan di atas penulis akan menyebarkan ratusan
angket kepada mahasiswa UNP Kota Kediri sebagai alat membantu penulis dalam
mengumpulkan data-data walaupun ini bukan insturmen utama namun diharapkan
nanti bisa membantu dalam memperkaya data-data. Selain itu bila perlu penulis
akan melakukan komunikasi informal dengan informan melalui media jejaring
sosial di internet, lewat hand phone, ataupun dengan media komunikasi lain yang
dipandang perlu.
Terdapat
dua dimensi rekaman data yang akan dilakukan penulis dalam melakukan penelitian
yaitu fidelitas dan struktur. Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku pedoman
penulisan karya ilmiah STAIN Kediri:
Terdapat dua dimensi rekaman data; fidelitas dan struktur. Fidelitas
mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio
atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki
fidelitas kurang). Sedangkan dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara
dan observasi dilakukan secara sistematis dan sterstruktur.[42]
f. Analisis Data
Analisis
data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil obesrvasi,
wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman tentang kasus yang diteliti
dan menyajikanya sebagai temuan bagi orang lain. Untuk meningkatkan pemahaman
tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan mencari makna.[43] Dengan kata lain penulis dalam penelitian
ini akan melakukan penafsiran data dengan cara mengkaitkan satu data dengan
data lain sehingga tercapailah suatu kesimpulan tertentu. Sehingga nantinya
penulis perlu melakukan proses pelacakan dan
pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain seperti dokumentasi kemudian dilanjutkan dengan
proses reduksi (penyaringan) agar peneliti nanti dapat menyajikan temuan data dengan
sistematis dan mudah dipahami oleh pembaca.
Kemudian
menurut penulis dalam melakukan analisis data pada
penelitian tindak lanjut dilakukan
selama dan setelah pengumpulan data dengan menggunakan teknik analisis tema.
Analisisnya menggunakan kegiatan reduksi data, yaitu proses pemilihan dan
pemusatan perhatian penelitian melalui seleksi yang ketat terhadap fokus yang
dikaji. Setelah data di lapangan telah selesai dikumpulkan, maka semuanya
dianalisis lebih lanjut secara intensif yang dikaji oleh peneliti dengan
menggunakan logika, etika, dan estetika.
g. Pengecekan Keabsahan Temuan
Agar hasil dari penelitian yang akan dilakukan
ini memiliki tingkat kepercayaan dan validitas yang tinggi, maka pengecekan
data untuk pencapain kredibilitas penelitian sebagai upaya penjaminan mutu
hasil dari penelitian, penulis akan melakukan penelurusan keabsahan data ditentukan dengan menggunakan
kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan). Kredibelitas data dimaksudkan
untuk membuktikaan bahwa apa yang dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada
dalam latar penelitian.
Sedangkan usaha-usaha yang akan dilakukan oleh penulis untuk memperoleh temuan dan
interpretasi yang absah, maka tindakan yang akan dilakukan penulis adalah
meneliti
kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Perpanjangan keikutsertaan peneliti di
lapangan, peneliti akan
melakukan perpanjangan masa penelitian jika peneliti belum menemukan subtansi
dari pelaksanaan sistem pembelajaran PAI di UNP Kota Kediri seperti Kurikulum
atau materinya, Kompetensi Lulusannya, strateginya, dan Evaluasi yang digunakan
secara menyeluruh dan tuntas. Jika perpanjangan keikutsertaan peneliti
dilapangan dilakukan maka peneliti akan merevisi time table sebagaimana yang telah tertera di halaman 29- 30 pada
proposal tesis ini.
2. Ketekunan pengamatan (observasi yang
diperdalam), peneliti akan
melakukan observasi dengan tuntas yaitu mengikuti proses pembelajaran PAI di
dalam ruang kelas, di laboratorium, atau di tempat lain yang dilakukan oleh
Dosen PAI. Selain itu peneliti juga akan
mengamati kegiatan mahasiswa dan dosen baik dari sudut pandang individunya
maupun interaksi sosialnya di dalam kampus UNP Kota Kediri serta mengamati
benda-benda atau lokasi tertentu yang dipandang relevan dengan penelitian ini.
3. Triangulasi atau pembandingan data, peneliti akan
membandingkan data-data yang ada dengan menggunakan triangulasi sumber data dan
triangulasi metode.[44] Secara spesifik peneliti akan memandingkan
hasil data-data yang ada dari informan yang memiliki kedudukan setara atau dari
informan yang memiliki kedudukan tidak setara (misalanya informasi dari dosen
diferifikasikan dengan informasi dari dosen lain atau dari mahasiswanya dan
seterusnya). Serta membandingkan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan
wawancara akan diferifikasikan dengan data yang menggunakan obsevasi atau dokumentasi,
begitu juga sebaliknya. Model triangulasi ini digunakan agar peneliti bisa
menemukan data-data yang terpercaya dan bisa dipertanggunjawabkan.
h.
Tahap-tahap Penelitian
Rencanya nanti
penelitian ini akan menggunakan tahapan-tahapan penelitian yang sesuai dengan
model penahapan Moelong, yaitu:
1.
Melakukan penelitian pendahuluan (studi
pendahuluan); dengan cara melakukan observasi dan wawancara seperlunya kepada
mahasiswa, Dosen, dan pembuat kebijakan yaitu Pembantu Rektor II UNP Kota
Kediri. Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk menggali fenomena-fenomena
unik dan mendetiksi permasalahan yang terjadi.
2.
Tahap sebelum lapangan (sebelum penelitian yang
sebenarnya); meliputi kegiatan mencari landasan teori melalui bahan-bahan
tertulis di buku maupun elektroni (internet), menentukan fokus penelitian,
menyusun proposal, menghubungi lokasi penelitian, dan kemudian mengembangkan
desain.
3.
Tahap pekerjaan lapanga (penelitian sebenarnya);
meliputi kegiatan pengumpulan data/informasi yang terkait dengan fokus
penelitian, melakukan pencatatan data dengan berbagai instrumen pengumpulan
data, berbaur dengan lingkungan lokasi penelitian sambil mengumpulkan data.
4.
Tahap analisis data; meliputi analisis data, reduksi
data, penafsiran data, pengecekan keabsahan data, dan memberi makna.
5.
Tahap penulisan laporan; meliputi kegiatan menyusun
hasil penelitian dan perbaikan hasil penelitian dan kemudian
mempertanggunjawabkan hasil penelitian.[45]
DAFTAR RUJUKAN
Abdurrahmansah. “Profesionalisme Guru dalam Transfer
of Value Di Sekolah,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni, 2006), Vol. XI No. 01: 27-46.
Adullah, M. Amin. Islamic Studies di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Ahmadi, Rulam. Memahami
Metodologi Penelitian Kualitatif. Malang:
UIN Malang-Press, 2005.
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran
dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2002.
Aminuddin dkk, Pendidikan Agama Islam untuk Perpendidikan
Tinggi Umum. Bogor: Ghalia Indonesia
dengan Universitas Indonusi Esa unggul, 2005.
Arifin, Imron. Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-ilmu
Sosial dan Keagamaan. Malang: Kalimasada Press, 1996.
Arifin, M. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta; Bumi Aksara, 1994.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Bahari. Toleransi Beragama Mahasiswa:
Studi tentang Pengaruh Kepribadian, Keterlibatan Organisasi, Hasil Belajar
Pendidikan Agama, dan Lingkungan Pendidikan Terhadap Toleransi Mahasiswa
Berbeda Agama pada 7 Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Balai Litbang dan
Diklat Kemenag RI, 2010.
Bogdan, Robert & J. Taylor, Steven. Kualitatif
(Dasar-Dasar Penelitian). Terj. A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional,
1993.
---------. tanpa tahun. Pengantar Metode Penelitian
Kualitatif. Terj. Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional,
1992.
Bono, Safwan T. “Sikap Siswa pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar
Siswa,” al-Buhuts Jurnal Penelitian dan
Pemikiran Islam (Gorontalo: IAIN Sultan Amai, Juni, 2007), Vol. 3 No. 01: 127-173.
Bungin, Burhan (ed.),Metodologi
Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.
Dahri.“Telaah Pemikiran Pendidikan
Badiuzzaman Sadi Nursi,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni 2007), Vol.
XII No. 01: 41-66.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.
Daulay, Haidar Putra. Pemberdayaan Pendidikan
Islam di Indoensia. Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Degeng, I Nyoman S. Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta:
Depdikbud, DIKTI Proyek LPTK, 1989.
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993.
Djumransjah, Filsafat Pendidikan. Malang: Bayumedia Publishing. 2004
Elfehni. “Kualitas Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Umum,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni, 2006), Vol. XI No. 01: 85-96.
Faisal, Sanapiah. Penelitian
Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asah, Asih, Asuh, 1989.
Fakrudin. “Konsep Pendidikan
Islam,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam
(Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni 2007), Vol. XII No. 01,
67-78.
Fuaddudin, Cik Hasan (Ed.), Dinamika
Pemikiran Islam di Perpendidikan Tinggi. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Gie, The Liang. Cara Belajar yang
Efisien: Sebuah Buku Pegangan untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Gadjah Mad
University Press, 1981.
Hadi, Sutrisno. Metodologi
Research 2. Yogyakarta : Andi, 2004.
Hamalik, Oemar. Manajemen Belajar di
Perguruan Tinggi. Bandung: Sinar Biru, 1991.
Hardjana, Agus. M. Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Harjanto. Perancanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta,
1997.
Hasbi, M. “Konsep Pembinaan Akhlak
dalam Pendidikan Islam,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni 2007), Vol.
XII No. 01:79-94.
Hidayat, S. Pengembangan Sumber Daya Manusia Berwawasan
IPTEK: Dinamika Pemikiran Pendidikan Islam di Perpendidikan Tinggi Wacana tentang
Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 2002.
Hutabarat, E.P. Cara Belajar: Pedoman
Praktis untuk Belajar Secara Efisien dan Efektif Pegangan bagi Siapa Saja yang
Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gunung Mulia, 1988.
Icksan, M. Achmad. Mahasiswa dan Kebebasan Akademik. Malang:
Yayasan Pusat Pengkajian dan Latihan Pengembangan Masyarakat, 1985.
Masyhud, Mustain. “Kekerasan Teologis (Kekerasan atas Nama Agama),” Jurnal Sosiologi Islam (Surabaya: Prodi
Sosiologi Fakultas Dakwa IAIN Sunan Ampel, April 2011), Vol. 1 No.1, 1-15.
Marimba, Ahmad D. Filsafat
Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif, 1989.
Mazidah, Nur. “Religiusitas dan Perubahan Sosial dalam Masyarakat Modern,” Jurnal Sosiologi Islam (Surabaya: Prodi
Sosiologi Fakultas Dakwa IAIN Sunan Ampel, April 2011), Vol. 1 No.1, 17-33.
Misdar, Muh. “Kriteria
Profesionalisme Guru PAI,” Ta’dib Jurnal Pendidikan
Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni, 2006), Vol. XI
No. 01: 15-26.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005.
Muda, Lisdawati. “Meningkatkan Mutu
Pendidikan di Perpendidikan Tinggi melalui Kepemimpinan Strategi,” Irfani Jurnal Pendidikan Islam (Gorontalo: Fakultas Tarbiyah dan Tadris
IAIN Sultan Amai, Juni, 2007), Vol. 3 No. 01: 52-63.
Mudhoffir. Teknologi Instuksional: Sebagai Landasan
Perencanaan dan Penyusunan Progam Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya,
1996.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif
. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1994.
Muhaimin, dkk. Strategi Belajar Mengajar: Penerapannya dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama. Surabaya: CV. Citra Media, 1996.
________, et.al. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam
di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
________, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan
Perpendidikan Tinggi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.
________, Rekonstruksi Pendidikan Islam; Dari Paradigma
Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009.
Mujahidah. “Budaya Menyontek dalam
Dunia Pendidikan,” Tahdzib Jurnal
Pendidikan Islam (Samarinda: Perhimpunan Dosen Tarbiyah STAIN
Samarinda, Desember, 2008), Vol. 1 No. 02: 207-218.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006.
Mutaman, Hadi. “Pendidikan Agama
menjadi Pendidikan Penting di Dunia Modern,” Tahdzib Jurnal Pendidikan Islam (Samarinda: Perhimpunan Dosen
Tarbiyah STAIN Samarinda, Desember, 2008), Vol. 1 No. 02: 173-180.
Nurdin, Abidin. “Pendidikan Agama, Multikulturalisme dan Kearifan Lokal
(Internalisasi Nilai-nilai Agama pada Perguruan Tinggi Umum Menuju Kerukukan
Umata Beragama),” Penamas Jurnal
Penelitian Agama dan Masyarakat (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan
Agama, 2011), Vol. XXIV No. 2, 175-193.
Pahrudin, Agus. “Dimensi Peran Guru PAI dalam Prespektif Pendidikan Islam,” Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden
Fatah, Juni 2007), Vol. XII No. 01: 121-128.
Purnomo, P. “Strategi Pengajaran”. 24 Juli 2003, (www.sabda.org/pepak, diakses 6
Juni 2009).
Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998.
Riyadi, Ahmad. “Konsep Pendidikan Islam dalam
Pandangan Fazlurrahman,” Tahdzib Jurnal Pendidikan Islam
(Samarinda: Perhimpunan Dosen Tarbiyah STAIN Samarinda, Juni, 2008), Vol. 1 No. 01: 57-78.
Rohmad, Ali. Kapita Selekta Pendidikan.
Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2004.
Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar dan Micro
Teaching. Jakarta: Quantum Teaching, 2005.
Salam, Burhanuddin. Cara Belajar
Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rineke Cipta, 2001.
Saleh, AbdulRahman. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2005.
Sanjaya, Wina. Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana, 2009.
Slameto,
Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Subiyantoro, Arief dan FX. Suwarto. Metode
dan Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta : Andi, 2007.
Sudiyono. Manajemen Pendidikan Tinggi.
Jakarta: Rineke Cipta, 2004.
Sudrajat, Akhmad. “Tujuan Pendidikan Islam.” (online) artikel, (akhmadsudrajat.wordpress.com, di akses
tanggal 28 Januari 2013).
Sudrajat, Ajat. Din-al-Islam
Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: UNY Press,
2008.
Sukirman, Silvia. Tuntutan Belajar di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Pelangi Cendekia, 2004.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Surakhmad, Winarno. Cara Belajar di
Universitas. Bandung, Jemmars, 1980.
Syamsuddin. “Guru Agama Islam: Antara Tanggung Jawab dan Prophetic” Ta’dib Jurnal Pendidikan
Islam (Palembang: Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah, Juni, 2006), Vol. XI
No. 01:
97-108.
Syafaat, Aat dan Sohari Sahrani, Peranan Pendidikan Agama
Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.
Syauqi, M. Itqon. “Islam, Toleransi, dan Perdamaian: Suatu Upaya
Internalisasi Visi al-Qur’an tentang Konsep Jihad di Kalangan Mahasiswa
Perguruan Tinggi Umum,” Penamas Jurnal
Penelitian Agama dan Masyarakat (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan
Agama, 2011), Vol. XXIV No. 2, 223-246.
Syahidin, Pendidikan
Agama Islam di Perpendidikan Tinggi Umum. Jakarta: Proyek Dikti, 2003.
Taufiq, Ahmad. “Makna Kuliah bagi Mahasiswa, Faktor-faktor Penyebab dan
Implikasi: Studi Kasus pada Mahasiswa STAIN Kediri),” Realita Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Islam (Kediri: LP3M STAIN
Kediri, Januari 2011), Vol. 9 No. 01, 117-142.
Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Press, 2011.
Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pedoman Penulisan Tesis&Karya Ilmiah Program Pascasarjana, Kediri: Program Pascasarjana STAIN Kediri, 2007.
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang, 2003.
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara,
2008
Wahyuddin dkk., Pendidikan
Agama Islam untuk Perpendidikan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2009.
Yamin, Martinis dan Maisah. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan
Mutu Pembelajaran. Jakarta: GP Press, 2009.
Yin, Robert K. Studi Kasus: Desain dan Metode. Terj. M. Djauzi Mudzakkir. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2006.
Zaini, Hisyam dkk. Strategi
Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan
Kalijaga, 2002.
--------. Desain Pembelajaran di
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002.
Zamroni. “Model-model Evaluasi Kerja
Personalia dan Penerapannya dalam Lembaga Pendidikan,” Tahdzib Jurnal Pendidikan Islam (Samarinda: Perhimpunan Dosen
Tarbiyah STAIN Samarinda, Desember, 2008), Vol. 1 No. 02: 219-238.
LAMPIRAN
OUTLINE TESIS
SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI PERGURUAN TINGGI UMUM
(Studi Kasus di Universitas Nusantara
PGRI Kota Kediri)
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAKSI
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I: PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Istilah
F. Orisinalitas Penelitian
G. Sistematika Pembahasan
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
- Tinjauan Tentang Sistem Pembelajaran PAI
1.
Pengertian
Sistem Pembelajaran PAI
2.
Peran
Penting Pembelajaran PAI
3.
Tujuan
Pembelajaran PAI
4.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Keberhasilan Sistem Pembelajaran PAI
5.
Faktor-faktor
yang Menghambat Sistem Pembelajaran PAI
6.
Pembelajaran
PAI yang Mengakomodir Keberagaman Peserta Didik
- Tinjauan Tentang Perguruan Tinggi Umum
1.
Pengertian
Perguruan Tinggi Umum
2.
Macam-macam
Perguruan Tinggi Umum
3.
Manajemen
Perguruan Tinggi Umum
4.
Sejarah
Perguruan Tinggi Umum dalam Mendukung Kegiatan Keagamaan Islam di Kampus
- Tinjauan Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum
1.
Standar
Nasional Kurikulum PAI di Perguruan
Tinggi Umum
2.
Kondisi
Keberagaman (kompleksitas) Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum.
3.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Keagamaan Mahasiswa di Perpendidikan Tinggi Umum
4.
Kompetensi
Minimal Mahasiswa yang Diharapkan setelah Mengikuti Mata Kuliah PAI di Perguruan Tinggi Umum
5.
Strategi
Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum
6.
Evaluasi
Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
E. Prosedur Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan Data
H. Tahap-tahap Penelitian
BAB IV: PAPARAN DATA DAN
TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
B. Temuan Penelitian
BAB V: PEMBAHASAN
BAB VI: PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Implikasi Teoritis dan Praktis
3. Rekomendasi
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
PENJELASAN SINGKATAN
KATA
FKIP :
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Himaprodi :
Himpunan Mahasiswa Program Studi
PAI : Pendidikan Agama Islam
PGRI :
Persatuan Guru Republik Indonesia
PPS :
Program Pascasarjana
Prodi : Program Studi
PTAI :
Perguruan Tinggi Agama Islam
PTN :
Perguruan Tinggi Negeri
PTS :
Perguruan Tinggi Suasta
PTU :
Perguruan Tinggi Umum
SAW : Ṣalalllāhu ’alayhi Wassalām
STAIN : Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri
SWT : Ṣubhanahu Wata’alā
UKKI : Unit Kegiatan Kerohanian Islam
UNP : Universitas Nusantara PGRI
SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
PERGURUAN TINGGI UMUM
(Studi
Kasus di Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri)
Proposal Tesis
Disusun
dalam rangka untuk mengajukan rencana penelitian kualitatif di Universitas
Nusantara PGRI Kota Kediri
Dosen Penguji:
Dr. H. Mukhammad Abdullah, M.Ag.
Dr. H.
Anis Humaidi, M.Ag.
Dr.
Muawanah, M.Pd.
Oleh :
A. Rifqi Amin
NIM: 921.002.11.001
PROGRAM
PASCASARJANA
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
KEDIRI
2013
[1]Syukri
Fathudin Achmad Widodo, “Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Reposisi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam,” Staf Pengajar FT – MKU UNY, http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=problematika%20pendidikan%20agama%20islam%20di%20perpendidikan%20tinggi%20umum&source=web&cd=20&cad=rja&ved=0CHcQFjAJOAo&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2FREPOSISI%2520PAI%2520.pdf&ei=cjgKUevwEYXXrQfg74DQDQ&usg=AFQjCNE7xZqt74l8iD38JpkTF2SuNzuR_Q, diakses tanggal 31 Januari 2013.
[2]Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 Beserta
Penjelasannya, Jakarta:
Cemerlang, 2003.
[3]Nur Sokhib, Dosen PAI Prodi Penjaskesrek
dan Prodi PKn, Ruang Kantor Prodi Penjaskesrek UNP Kota Kediri, 19 Desember
2012.
[4]Nur Sokhib, Dosen PAI Prodi Penjaskesrek
dan Prodi PKn, Tempat Piket Guru SMA 7 Kota Kediri, 09 Februari 2013.
[5]“Data Program Studi UNP Kediri,” UNP Kediri, http://www.unpkediri.ac.id/?p=tabel&inis=prodi, diakses tanggal 09 Februari 2013.
[6]Observasi, di UNP Kota Kediri, 11 Desember
2012.
[7]Observasi, di UNP Kota Kediri, 11 Februari
2013.
[8]Anonim, Mahasiswa Prodi Teknik Informatika
semester VIII, tempat duduk timur parkir Kendaraan Rektor, 11 Februari 2013.
Idem. Anonim, Mahasiswi semester akhir [tinggal menunggu wisuda], Fakuktas
Ilmu Kesehatan Program Studi Akbid UNP Kota Kediri, Tempat duduk halaman kampus
(Timurnya parkir kendaraan Rektor), Sabtu 9 Februari 2013 pada pukul 15.35 WIB.
[9]Anonim, Mahasiswa Prodi Ekonomi Akuntasi
semeseter IV, Pusat Fotocopy Selatan Masjid UNP Kota Kediri, 11 Februari 2013.
[10]Observasi, di UNP Kota Kediri, 11,19
Desember 2012 dan 11 Februari 2013.
[11]Riris Lutfi
Ni’matul Laila, “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Perguruan
Tinggi Negeri (Studi Multi Kasus di Universitas Brawijaya dan Universitas
Negeri Malang),” (Tesis M.Pd.I, UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2012), viii.
[12]Ibid., xiii-xiv.
[13]Lilik
Nur Kholidah, “Implementasi Strategi Pembelajaran Mata
Kuliah Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya” (Disertasi Doktor, Universitas Negeri Malang, Malang)
[14]Laila, “Strategi
Pembelajaran Pendidikan,” 11.
[15]http://www.library.um.ac.id/free-contents/downloadpdf.php/pub/implementasi-strategi-pembelajaran-mata-kuliah-pendidikan-agama-islam-pada-perguruan-tinggi-negeri-di-surabaya-lilik-nur-kholidah-45687-03083KI10-LILIK%20NUR%20KHOLIDAH.pdf, diakses tanggal 31
Januari 2013.
[16]Marzuki, “Penanaman Nilai-nilai Akhlak Mulia di Kalangan Mahasiswa Melalui
Perkuliahan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum,” Staff UNY, http://www. google.com/url?sa=t&rct=j&q=problematika%20pendidikan%20agama%20islam%20di%20perguruan%20tinggi%20umum&source=web&cd=23&cad=rja&ved=0CD0QFjACOBQ&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fpenelitian%2FDr.%2520Marzuki%2C%2520M.Ag.%2FDr.%2520Marzuki%2C%2520M.Ag_.%2520Penanaman%2520Nilai-nilai%2520Akhlak%2520Mulia%2520di%2520Kalangan%2520Mahasiswa%2520melalui%2520Perkuliahan%2520PAI%2520di%2520PTU.pdf&ei=EDoKUeKAMYfxrQefm4CICQ&usg=AFQjCNHX2EUXPzh3-VMsAe53IdHMHgDvfA, diaskes tanggal 31 Januari 2013.
[17]Imam Suprayogo, Memelihara “Sangkar” Ilmu: Refleksi Pemikiran dan Pengembangan UIN
Malang (Malang: UIN Malang Press, 2006), 25.
[18]Ibid., 26.
[19]Suprayogo, Memelihara “Sangkar” Ilmu, 29.
[20]S.
Hidayat, Pengembangan Sumber Daya Manusia
Berwawasan IPTEK: Dinamika Pemikiran Pendidikan Islam di Perguruan
Tinggi Wacana tentang Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
2002)
[21]Laila, “Strategi
Pembelajaran Pendidikan,”
4-5.
[22]M. Asrori Ardiansyah,”Problematika PAI di
Sekolah,” Majalah Pendidikan, http://www. majalahpendidikan.com/2011/04/problematika-pai-di-sekolah.html,
April 2011, diakses tanggal 31 Januari 2013.
[23]Ardiansyah,”Problematika,” diakses tanggal
31 Januari 2013.
[24]Yahya Aziz, “Penguatan Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Di Perpendidikan Tinggi Umum,” Digital Library ITS, http://www.digilib.its.ac.id/free/19248/ITS-Article-19248-PENGUATAN_MATA_KULIAH_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM-penguatan-mata-kuliah-pendidikan-agama-islam-diperpendidikan-tinggi-umum.pdf, 11 Juni 2012, diakses tanggal 31 Januari
2013.
[25]Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan (Jakarta: al Husna Zikra, 1995), 55.
[26]Langgulung, Manusia dan, 58.
[27]Departeman
Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 1-30
Edisi Baru (Surabaya: Duta Ilmu, 2005),
[28]Imam Suprayogo, Paradigma Pengembangan Keilmuan di Perguruan Tinggi:Konsep Pendidikan
Tinggi yang Dikembangkan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Malang: UIN
Malang, 2009), 14.
[29]Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Islam Nasional: Rekontruksi dan Demokratisasi
(Jakarta: Buku Kompas, 2002), xvii.
[30]Untuk
mengetahui latar belakang mahasiswa tersebut sebagai data tambahan maka penulis
mendapatkan info darinya bahwa dia sudah menikah dan alamat rumahnya adalah
Madiun. Dia di Kediri Kost bersama dengan mahasiswi-mahasiswi yang berlatar
belakang agamanya beranekaragam.
[31]Anonim, Mahasiswi semester akhir
[tinggal menunggu wisuda], Fakuktas Ilmu Kesehatan Program Studi
Akbid UNP Kota Kediri, Tempat duduk halaman kampus (Timurnya parkir kendaraan
Rektor), Sabtu 9 Februari 2013 pada pukul 15.35 WIB.
[32]Azra, Paradigma
Baru Pendidikan, 20-21.
[33]Robert Bogdan & Steven J. Taylor.
”Kualitatif (Dasar-Dasar Penelitian)”, dalam Kualitatif, ed. A.
Khozin Afandi. (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), Vol. 1, 45; Idem, ”Pengantar
Metode Penelitian Kualitatif: Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Imu-ilmu
Sosial”, dalam Introduction to qualitative research methods: A Phenomenological
Approach to the Social Sciences,. ed Arief Furchan. (Surabaya: Usaha
Nasional, 1992), 18-19.
[34]Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), 4.
[35]Imron Arifin, Penelitian Kualitatif
dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan (Malang: Kalimasada Press, 1996), 53
[36]Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), 4.
[37]http://www.unpkediri.ac.id/?p=page&inis=sejarah, diakses tanggal 09 Pebruari 2013.
[38]http://www.unpkediri.ac.id/?p=page&inis=visiMisi, diakses tanggal 09
Pebruari 2013.
[39]http://www. unpkediri.ac.id/?p=list&inis=penelitian, diakses tanggal 09 Pebruari 2013.
[40]http://www. unpkediri.ac.id/?p=pages&inis=himpunanMahasiswa&page=2, diakses tanggal 09 Pebruari 2013.
[41] Moleong, Metodolig Penelitian
Kulaitatif, 112.
[42] Tim Penyusun Buku Penulisan Karya Ilmiah,
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Kediri: STAIN Kediri, 2007), 69.
[43] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1994), 104.
[44] Moleong, Metodologi Penelitian Kulaitatif, 78.
[45]Moleong, Metodologi Penelitian Kulaitatif, 84-103.
Buku A. Rifqi Amin (pendiri Banjir Embun) berjudul: