Link terkait tulisan atau kajian tentang sistem pembelajaran: di sini
Baca juga:
1. Tesis Lengkap Karya A. Rifqi Amin (Tesis terbaik Tahun 2013)
2. Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Perguru Tinggi Umum (Buku karya A. Rifqi Amin pendiri blog Banjir Embun)
Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Baca juga:
1. Tesis Lengkap Karya A. Rifqi Amin (Tesis terbaik Tahun 2013)
2. Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Perguru Tinggi Umum (Buku karya A. Rifqi Amin pendiri blog Banjir Embun)
Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Oleh: Riris Lutfi Ni'matul Laila
foto Riris Lutfi Ni'matul Laila Sumber foto: Facebook
Link Terkait dengan halaman ini:
Bab II Tesis berisi:
2. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Menurut Rowntree dalam Wina Sanjaya[1], ada
beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree mengelompokkan ke
dalam strategi penyampaian penemuan (exposition-discovery
learning), strategi pembelajaran kelompok, dan strategi pembelajaran
individual (groups-individual learning).
1.
Strategi
Penyampaian (exposition)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta
didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.[2]
Berbeda dengan strategi discovery, yang mana bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri
oleh peserta didik melalui berbagai aktifitas, sehingga tugas pendidik lebih
banyak sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena sifatnya yang demikian
strategi ini sering disebut juga sebagai strategi pembelajaran tidak langsung.
2.
Strategi
Kelompok
Belajar kelompok dilakukan secara beregu. Bentuk
belajar kelompok ini bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau klasikal; atau
bisa juga dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi ini tidak memperhatikan
kecepatan belajar individual, semua dianggap sama. Oleh karena itu, dalam
belajar kelompok dapat terjadi peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi
akan terhambat oleh peserta didik yang kemampuannya biasa-biasa saja. Begitu pula
sebaliknya, peserta didik yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur
oleh peserta didik yang kemampuannya tinggi.
3.
Strategi
Pembelajaran Individual (groups-individual
learning)
Strategi pembelajaran individual dilakukan peserta
didik secara mandiri. Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan siswa sangat
ditentukan oleh kemampuan individu peserta didik yang bersangkutan. Bahan
pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh
dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul atau melalui kaset
audio.
Strategi
pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih oleh pengajar atau dosen dalam
proses pembelajaran yang dapat membantu dan memudahkan peserta didik ke arah
tercapainya tujuan pengajaran tertentu.
Jenis-jenis
strategi pembelajaran dapat dipilah berdasarkan karakteristik sebagai berikut.[3]
a. Berdasarkan
rasio pendidik dan peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran
Berdasarkan
rasio pendidik dan peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran, terdapat
lima jenis strategi pembelajaran, yaitu:
1. Pembelajaran
oleh seorang pendidik dengan sekelompok besar (satu kelas) peserta didik.
2. Pembelajaran
oleh seorang pendidik dengan sekelompok kecil (5-7 orang) peserta didik.
3. Pembelajaran
oleh seorang pendidik terhadap seorang peserta didik.
4. Pembelajaran
oleh satu tim pendidik terhadap sekelompok besar (satu kelas) peserta didik.
5. Pembelajaran
oleh satu tim pendidik terhadap sekelompok kecil (5-7 orang) peserta didik.
b.
Berdasarkan pola hubungan pendidik
dan peserta didik dalam pembelajaran
Berdasarkan
pola hubungan pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran, terdapat tiga
jenis strategi pembelajaran, yaitu:
1. Pembelajaran
tatap muka
2. Pembelajaran
melalui media
3. Pembelajaran
tatap muka dan melalui media.
c. Berdasarkan
peranan pendidik dan peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran
Ditinjau
berdasarkan peranan pendidik dan peserta didik dalam pengelolaan pembelajaran,
pada umumnya ada dua jenis strategi pembelajaran, yaitu:
1. Pembelajaran
yang berpusat pada pendidik (teacher centre)
Strategi
pembelajaran yang berpusat pada pendidik merupakan strategi yang paling tuas,
disebut juga strategi pembelajaran tradisional. Pengajar berlaku sebagai sumber
informasi yang mempunyai posisi sangat dominan. Pengajar harus berusaha
mengalihkan pengetahuan dan menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya kepada
peserta didik.
Teknik penyajian yang paralel dengan strategi pembelajaran ini adalah teknik ceramah, teknik sumbangsaran, teknik demonstrasi.[4]
2. Pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik (student centre)
Strategi
pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, atau disebut student center
strategies, bertitik tolak pada sudut pandang yang memberi arti bahwa
mengajar merupakan usaha menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan
kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran peserta didik berusaha secara aktif
untuk mengembangkan dirinya di bawah bimbingan pendidik.
Teknik
penyajian yang paralel dengan strategi pembelajaran ini adalah teknik inkuiri,
teknik diskusi, teknik kerja kelompok, teknik nondirektif dan teknik penyajian
kasus.
d. Berdasarkan
peranan pendidik dan peserta didik dalam mengolah
“pesan” atau materi pembelajaran
Berdasarkan
peranan pendidik dan peserta didik dalam mengolah “pesan” atau materi
pembelajaran, terdapat dua jenis strategi pembelajaran, yaitu:
1. Pembelajaran
Ekspositorik
Strategi
ekspositorik merupakan strategi berbentuk penguraian, baik berupa bahan
tertulis maupun penjelasan atau penyajian verbal. Pengajar mengolah materi
secara tuntas sebelum disampaikan di kelas. Strategi pembelajaran ini
menyiasati agar semua aspek dari komponen-komponen pembentuk sistem
instruksional mengarah pada sampainya isi pelajaran kepada peserta didik secara
langsung.[5]
Teknik
penyajian yang paralel dengan strategi ini adalah teknik ceramah, teknik
diskusi, teknik interaksi massa, teknik antardisiplin, teknik simulasi.
2. Pembelajaran
Heuristik
Strategi
pembelajaran heuristik adalah strategi pembelajaran yang bertolak belakang
dengan strategi pembelajaran ekspositorik karena dalam strategi ini peserta
didik diberi kesempatan untuk berperan dominan dalam proses pembelajaran.
Strategi ini menyiasati agar aspek-aspek komponen pembentuk sistem
instruksional mengarah pada pengaktifan peserta didik mencari dan menemukan
sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan.
Dalam
strategi heuristik pengajar pertama-tama mengarahkan peserta didik kepada
data-data terpilih, selanjutnya peserta didik merumuskan kesimpulan berdasarkan
data-data tersebut. Bila kesimpulan tepat, tercapailah tujuan strategi.
Sebaliknya, bila kesimpulan salah, pengajar bisa memberikan data baru sampai
peserta didik memperoleh kesimpulan yang tepat.[6]
e. Berdasarkan
proses berpikir dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran
Berdasarkan
proses berpikir dalam mengolah “pesan” atau materi pembelajaran, terdapat tiga
strategi pembelajaran, yaitu:
1. Pembelajaran
Deduktif
Dalam
strategi pembelajaran deduktif, pesan diolah mulai hal umum menuju kepada hal
yang khusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang nyata, dari
konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-contoh yang konkret, dari sebuah
premis menuju kesimpulan yang logis. Langkah-langkah dalam strategi deduktif
meliputi tiga tahap. Pertama, pengajar memilih pengetahuan untuk diajarkan.
Kedua, pengajar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Ketiga, pengajar
memberikan contoh dan membuktikannya kepada peserta didik.[7]
Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan strategi pembelajaran deduktif adalah teknik ceramah.
2. Pembelajaran
Induktif
Strategi
pembelajaran induktif adalah pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang
khusus, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat individual menuju generalisasi,
dari pengalaman-pengalaman empiris yang individual menuju kepada konsep yang
bersifat umum. Menurut Kenneth B Anderson ada beberapa langkah untuk menentukan
strategi pembelajaran induksi. Pertama, pengajar memilih bagian dari
pengetahuan, aturan umum, prinsip, konsep yang akan diajarkan. Kedua, pengajar
menyajikan contoh-contoh spesifik untuk dijadikan bagian penyusunan hipotesis.
Ketiga, bukti-bukti disajikan dengan maksud membenarkan atau menyangkal
berbagai hipotesis tersebut. Keempat, menyimpulkan bukti dan contoh-contoh
tersebut.[8]
Teknik
penyajian yang paralel adalah teknik penemuan, teknik penyajian kasus, dan
teknik nondirektif.
3. Pembelajaran
deduktif-induktif
Strategi pembelajaran ini
pengolahan pesan dilaksanakan secara campuran.
[1] Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana. 2009), hlm. 128-129
[2] Ibid., hlm. 179
[3]Tim
Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press,
2011), hlm. 195-198
[4] Iskandarwassid
dan Dadang Sunendar, op.cit.,hlm. 26-27
[5] Ibid.,
hlm. 29
[6] Ibid.,
hlm. 30
[7] Ibid.,
hlm. 31
[8] Ibid.,
hlm. 31-32
Terima kasih.
BalasHapusTerimah Kasih Materinya,
BalasHapussukses selalu.