Pengertian Anak Usia Dini
Oleh:
MUH ROSIHUDDIN
(Mahasiswa S2 Program Pasca Sarjana STAIN Kediri Angkatan I. Selain itu ia
pernah Menjabat sebagai Ketua IPNU Kecamatan
Plosoklaten, Kepala MI Al-Muwazanah II, dan Guru di MTs Al-muwazana
serta MTs Darul Hikmah Ngancar)
a. Pengertian
anak usia dini dan perkembangan anak-anak.
Adanya
istilah usia dini memberikan gambaran yang jelas bahwa ada batas-batas usia
dalam diri anak yang sangat diperlukan khususnya dalam dunia pendidikan. Karena
tiap periode perkembangan memerlukan metode dan materi yang berbeda sesuai
tahap perkembangan masing-masing.
Anak
usia dini sudah mulai mengenal interaksi sosial, membutuhkan teman untuk
bermain dan mulai membentuk karakter, pengalaman sosial awal sangat menentukan
kepribadian anak setelah anak menjadi dewasa.
Menurut
Elizabet B. Hurlock dalam bukunya Perkembangan Anak masa kanak-kanak
menentukan masa dewasa, sebagaimana pagi hari meramalkan hari baru. “Jauh
sebelum studi ilmiah tentang anak dilakukan, kenyataan yang diterima ialah
tahun-tahun pertama merupakan saat yang kritis bagi perkembangan anak”[1]
Kebanyakan psikolog anak telah
mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah dari usia sekitar dua sampai lima
tahun, adalah paling penting. Kalau tidak yang terpenting,dari seluru tahap
perkembangan dan suatu analisa fungsional tahapan tersebut jelas mwnunjukkan
kesimpulan yang sama. Tidak dipungkiri lagi itulah periode diletakkannya dasar
struktur perilaku kompleks yang dibangun sepanjang kehidupan anak.[2]
Untuk
mengetahui definisi dari anak usia dini maka perlu mengetahui masa perkembangan
anak-anak. Adapun perkembangan masa anak-anak menurut Sri Rumini dan Sundari
dalam buku Perkembangan anak dan Remaja berlangsung dari usia 3 sampai
12 tahun dan dibagi pula menjadi 3 fase. Ketiga fase itu selengkapnya adalah :
a. Permulaan
anak-anak (early childhood) fase ini berlangsung dari usia tiga sampai
enam tahun.
b. Pertengahan
masa anak-anak (middle childhood) fase ini berlangsung dari usia enam
sampai sembilan tahun.
c. Akhir
masa anak-anak (late childhood) fase ini berlangsung dari usia sembilan
sampai dua belas tahun.[3]
Masa
kanak-kanak atau usia dini sebagian besar masuk pada fase permulaan anak-anak (early
childhood) dan sebagian kecil sudah memasuki fase pertengahan masa
anak-anak (middle childhood). Masa ini juga merupakan masa krisis
pertama karena biasanya anak menjadi bandel dan bahkan sering dikatakan sebagai
anak nakal sekali. Dalam bukunya, Zulkifli
menuliskan” anak mengalami masa krisis yang pertama ketika ia berusia
tiga tahun. Oswald menyebutnya masa menentang”.[4]
Adapun
periode perkembangan yang utama dibagi menjadi 5 masa perkembangan. Hal itu
sebagaimana yang disampaikan oleh Elizabeth B. Hurlock sebagai berikut :
1. Periode
pralahir (pembuahan sampai lahir)
Sebelum lahir, perkembangan
berlangsung sangat cepat, yang terutama terjadi secara fisiologis dan terdiri
dari pertumbuhan seluruh struktur tubuh.
2. Masa
neonates (lahir sampai 10-14 hari)
Selama waktu ini, bayi harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang seluruhnya baru di luar rahim ibu.
Pertumbuhan untuk sementara berhenti.
3. Masa
bayi (2 minggu sampai 2 tahun)
Pertama-tama bayi sama sekali tidak
berdaya. Secara bertahap mereka belajar mengendalikan ototnya sehingga mereka
secara berangsur dapat bergantung pada dirinya sendiri. Perubahan ini disertai
timbulnya perasaan tidak suka dianggap seperti bayi dan keinginan untu mandiri.
4. Masa
kanak-kanak (12 tahun sampai remaja)
Periode ini biasanya terdiri
atas dua bagian :
Masa kanak-kanak dini (2
sampai 6 tahun) adalah usia prasekolah atau prakelompok. Anak itu berusaha
engendalikan lingkungan dan berusaha menyesuaikan diri secara sosial.
Akhir masa kanak-kanak (6 sampai 13 tahun pada anak perempuan dan 13 tahun pada anak laki-laki) adalah periode dimana kematangan seksual dan masa remaja dimulai. Perkembangan utama adalah sosialisasi.
5. Masa
puber (11 sampai 16 tahun)
Merupakan periode yang saling
tumpang tindih, kira-kira 2 tahun meliputi akhir masa kanak-kanak dan 2 tahun
meliputi awal masa remaja. Masa puber berlangsung dari usia 11 sampai 15 tahun
bagi gadis dan 12 sampai 16 tahun pada jejaka. Tubuh anak sekarang berubah
menjadi tubuh orang dewasa.[5]
Dari
berbagai paparan diatas, maka pengertian anak usia dini dilihat dari
perkembangan masa anak-anak dapat disimpulkan yaitu masa anak-anak usia dua
sampai enam tahun atau disebut juga masa
permulaan anak-anak (early childhood).
b. Karakteristik
Anak Usia Dini
Secara
umum karakteristik anak usia dini
berbeda dengan anak-anak yang sudah mulai memasuki pendidikan pertama (TK)
karena di usia dini atau usia pendidikan play group anak lebih bisa dikatakan
sebagai masa awal kanak-kanak. Menurut Elizabeth yang dikutip dari Trefinger
dalam bukunya Potensi Anak Usia Dini karakter anak play group atau usia
dini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a) Otak
dapat menyerap cepat berbagai pengalaman.
b) Perkembangan
bahasanya luas.
c) Perkembangan
otot mulai minat terhadap benda-benda kecil.
d) Sangat
rawan terhadap pengaruh orang dewasa.
e) Lebih
senang menulis, menggambar, membaca, bernyanyi dan berfantasi.[6]
b.
Perkembangan Agama pada anak-anak.
“Menurut penelitian Ernest
Harms perkembangan agama pada anak-anak itu melalui beberapa fase
(tingkatan). Dalam bukunya The Development of Religious on Children ia
mengatakan bahwa perkembangan agama pada anak-anak melalui 3 tingkatan, yaitu
:”
1.
The Fairy Tale Stage (Tingkatan Dongeng)
Tingkatan ini dimulai pada anak-anak usia 3 sampai 6 tahun.
Pada tingkatan ini anak mengenal konsep ketuhanan berdasarkan perkembangan
tingkat intelektualnya. Konsep ketuhanan yang mereka yang mereka hayati
dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Kehidupan anak pada masa inipun masih
banyak dipengaruhi kehidupan fantasi. Sehingga mereka memahami agama pun hanya
berdasarkan dongeng-dongeng yang tidak rasional.
2.
The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)
Tingkat
ini dimulai sejak anak masuk Sekolah Dasar hingga sampai ke usia (masa usia) adolesense.
Pada masa ini ide ketuhanan pada anak sudah mencerminkan kosep-konsep yang
berdasarkan kepada kenyataan (realis). Konsep ini timbul dari lembaga-lembaga
keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa lainnya. Pada masa ini ide keagamaan
pada anak didasarkan atas dorongan emosional, hingga mereka dapat melahirkan
konsep Tuhan yang formalis. Berdasarkan hal itu maka pada masa ini anak-anak
tertarik dan senang pada lembaga keagamaan yang mereka lihat dikelola oleh
orang dewasa dalam lingkungan mereka. Segala tindak (amal) keagamaan mereka
ikuti dan mempelajarinya dengan penuh minat.
3.
The Individual Stage (Tingkat Individu)
Pada tingkatan ini anak sudak memiliki kepekaan emosional
yang paling tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka. Konsep keagamaan
yang individualistis ini terbagi atas tiga golongan, yaitu :
a.
Konsep ke-Tuhanan yang konvensional dan konservatif
dengan dipengaruhi sebagian kecil fantasi. Hal tersebut disbabkan oleh pengaruh
luar.
b.
Konsep ke-Tuhanan yang lebih murni yang dinyatakan
dalam pandangan yang bersifat personal (perorangan).
c.
Konsep ke-Tuhanan yang bersifat humanistic. Agama telah
menjadi etos humanis pada diri mereka dalam menghayati ajaran agama. Perubahan
ini setiap tingkatan dipengaruhi oleh factor intern yaitu perkembangan usia dan
factor ekstern berupa pengaruh luar yang dialaminya.
[1]
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak (Jakarta : Penerbit Erlangga),
25
[2]
Ibid, 26
[3] Sri Rumini & Sundari, Perkembangan
Anak Dan Remaja (Jakarta :PT.Rineka Cipta, 2004), 38
[4] Zulkifli L. Psikologi Perkembangan
(Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995), 20
[5]
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, 38
[6] Trefinger , Potensi Anak Usia
Dini. ( Yogyakarta : Kata
Hati.2006), 41
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengertian Anak Usia Dini "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*