Terima
kasih, blog Banjir Embun telah dipercaya untuk digunakan sebagai referensi
karya tulis oleh beberapa akademisi dan calon ilmuwan muda. Berikut puluhan BUKTI blog Banjir Embun mendapat kepercayaan masyarakat ilmiah (ilmuwan):
<< Puluhan bukti blog Banjir Embun mendapat kepercayaan masyarakat luas >>
<< Puluhan bukti blog Banjir Embun mendapat kepercayaan masyarakat luas >>
Baca juga:
1. Tesis Lengkap Karya A. Rifqi Amin (Tesis terbaik Tahun 2013)
2. Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Perguru Tinggi Umum (Buku karya A. Rifqi Amin pendiri blog Banjir Embun)
3. Pengembangan Pendidikan Agama Islam: Reinterpretasi Berbasis Interdisipliner (Buku ke-2 Karya A. Rifqi Amin)
1. Tesis Lengkap Karya A. Rifqi Amin (Tesis terbaik Tahun 2013)
2. Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Perguru Tinggi Umum (Buku karya A. Rifqi Amin pendiri blog Banjir Embun)
3. Pengembangan Pendidikan Agama Islam: Reinterpretasi Berbasis Interdisipliner (Buku ke-2 Karya A. Rifqi Amin)
Pengertian, Tujuan, Prinsip, Fungsi, dan Teknik Supervisi Kepala Sekolah
Oleh: Miftahkul Munir
a. Pengertian Supervisi
Kata
supervisi berasal dari bahasa inggris supervision yang terdiri atas dua kata,
yaitu super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan
sangat teliti pekerjaan secara keseluruhan orang yang melakukan supervisi
disebut supervisor.[1]Untuk
tercapainya sebuah aktifitas itu tergantung kepada beberapa orang, diperlukan
adanya koordinasi di dalam segala gerak langkah. Pimpinan sekolah harus
berusaha mengetahui keseluruhan situasi di sekolahnya dalam segala bidang.
Menurut P.
Adams dan Frank G. Dickey:
“Supervisi adalah suatu program yang berencana
untuk memperbaiki pengajaran”.
Menurut
Boardman:
Supervisi adalah suatu usaha menstimulir,
mengkoordinir, dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah,
baik secara individuil maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian
mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.[2]
Menurut
Prof. Dr. Bahruddin Harapan (Supervisi Pendidikan, 1983), menyatakan:
“Supervisi adalah kegiatan yang dijalankan
terhadap orang yang menimbulkan atau potensial menimbulkan komunikasi dua arah”.[3]
b. Tujuan Supervisi:
Mengembangkan
situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Jadi pengawasan bertujuan untuk
mengadakan evaluasi, yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah.[4]
Perbaikan
dan perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti tujuan
supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tapi juga membina
pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk di dalamnya pengadaan
fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan human relation
yang baik kepada semua pihak yang terkait.[5]
c. Prinsip-prinsip supervisi
Seorang
pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisi dalam melaksanakan
supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi sebagai berikut:
1)
Ilmiah, yang mencakup unsur-unsur:
a)
Sistematis, berarti dilaksanakan
secara teratur, terencana dan kontinyu.
b)
Obyektif artinya data yang didapat
berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi.
c)
Menggunakan alat yang dapat
memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap
proses belajar-mengajar.[6]
2)
Demokratis
Servis dan bantuan yang
diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan,
sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.[7]Menjunjung
tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup
menerima pendapat orang lain
3)
Kooperatif
Seluruh staf sekolah dapat
bekerja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar
mengajar yang lebih baik
4)
Konstruktif dan kreatif
Membina inisiatif guru serta
mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana di mana tiap orang merasa aman dan
dapat mengembangkan potensi-potensinya[8]
5)
Praktis, artinya dapat dikerjakan,
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
6)
Fungsional
Supervisi dapat berfungsi
sebagai sumber informasi bagi pengembangan manajemen pendidikan dan peningkatan
proses belajar mengajar.
7)
Relevansi, artinya pelaksanaan
supervisi seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaan yang berlaku. Apabila
prinsip-prinsip tersebut diatas dapat dipahami dan dilaksanakan oleh Kepala
Sekolah, maka dapat di harapkan setiap sekolah akan berangsur-angsur maju dan
berkembang sebagai alat yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai tujuan
pendidikan [9]
d. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi utama
supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas
pengajaran. Untuk mengidentifikasikan kebutuhan guru, kemudian untuk
meningkatkan kemampuannya dan selanjutnya membimbing guru supaya ia benar-benar
berusaha menerapkan kemampuannya untuk meningkatkan situasi belajar-mengajar
dengan murid-muridnya, diperlukan kegiatan-kegiatan tertentu, cara-cara tertentu
yang khusus dan terarah, agar masing-masing tujuan tercapai sebaik-baiknya.[10]
Berikut ini fungsi-fungsi supervisi sebagai berikut:
1.)
Mengkordinir semua usaha sekolah
2.)
Memperlengkap kepemimpinan sekolah
3.)
Memperluas pengalaman guru-guru
4.)
Menstimulasi usaha-usaha sekolah
yang kreatif
5.)
Memberikan fasilitas dan penilaian
terus-menerus
6.)
Menganalisis situasi
belajar-mengajar
7.)
Memperlengkapi setiap anggota staf
dengan pengetahuan yang baru dan keterampilan-keterampilan baru pula
8.)
Memadukan dan menyelaraskan
tujuan-tujuan pendidikan dan membentuk kemampuan-kemampuan[11]
e. Teknik-teknik supervisi
Supervisi
dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang diharapkan
bersama dapat menjadi kenyataan secara garis besar, cara atau teknik supervisi
dapat di golongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok.
1)
Teknik Perseorangan
Teknik supervisi yang dilakukan oleh seorang
supervisor terhadap seorang guru atau Kepala Sekolah atau terhadap kepala tata
usaha. Misalnya mengamati (mengobservasi) cara guru mengajar.[12]
Supervisi yang dilakukan secara perseorangan dapat dilakukan atara lain:
a)
Mengadakan kunjungan kelas
Kunjungan
kelas adalah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seseorang supervisor (Kepala
Sekolah, penilik atau pengawas) untuk melihat atau mengamati seseorang guru
yang sedang mengajar. Tujuan adanya kunjungan kelas, untuk mengobservasi
bagaimana guru mengajar apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau
metodik yang sesuai.[13]
Tujuannya,
memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar.[14]
Teknik supervisi ini ditujukan langsung kepada perbaikan cara-cara mengajar,
penggunaan alat peraga, kerjasama murid dalam kelas. Dalam mengadakan kunjungan
kelas itu, kita hendaknya bekerja menurut proses yang teratur yaitu:
a.1. Perencanaan, dilakukan bersama-sama secara demokratis oleh Kepala
Sekolah dengan guru kelas yang akan dikunjungi, berdasarkan kesulitan-kesulitan
yang telah di alami bersama, apa akan diobservasi, kapan waktu yang
sebaik-baiknya.
a.2. Pelaksanaan, observasi dilakukan se-informal mungkin dengan selalu
memperhatikan prestase guru dalam kelasnya, tidak menonjolkan diri,
tidak banyak interupsi, dan hanya memberikan demokrasi jika diminta.
a.3. Penganalisisan, dilakukan sesudah
observasi-observasi
bersama-sama
oleh Kepala Sekolah dan guru yang diobservasi, di tempat yang aman dan tentram,
untuk membicarakan hasil-hasil observasi itu dan mencari segi-segi kelebihan
dan kekurangannya.
a.4. Kesimpulan dan penilaian, kesimpulan sebagai penilaian terakhir
dilakukan juga secara kooperatif, dengan disadari dan disetujui sepenuhnya oleh
yang bersangkutan.[15]
b)
Mengadakan Kunjungan Observasi (Observation
Visits)
Guru-guru dari suatu sekolah
sengaja ditugaskan untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya
cara menggunakan alat atau media yang baru, seperti audio visual aids,
cara mengajar dengan metode tertentu, seperti sosio drama, problem
solving, diskusi panel, dan sebagainya.[16]
Tujuan mengadakan kunjungan
observasi sebagai berikut:
b.1 Untuk memperoleh data yang seobjektif mungkin sehingga
bahan yang diperoleh dapat
digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru-guru dalam
usaha memperbaiki hal belajar-mengajar.
b.2. Bagi guru sendiri data yang dianalisis akan dapat
membantu
untuk
mengubah cara-cara mengajar kearah yang lebih baik.
b.3 Bagi
murid-murid sudah tentu akan dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap
kemajuan belajar mereka.[17]
c)
Membimbing guru-guru tentang
cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problem yang
dialami siswa
Banyak masalah yang dialami
guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa. Misalnya siswa lamban
dalam belajar, tidak dapat memusatkan perhatian, siswa yang “nakal”
siswa yang mengalami perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan
teman-temannya.
d)
Membimbing guru-guru dalam hal-hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah antara lain:
d.1. Menyusun program catur
wulan atau program semester.
d.2. Menyusun atau membuat
program satuan pelajaran.
d.3. Mengorganisasi
kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas.
d.4. Melaksanakan teknik-teknik
evaluasi pengajaran.
d.5. Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar
mengajar.
d.6. Mengorganisasi kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang
ektrakurikuler,
study tour dan sebagainya.
2)
Teknik Kelompok
Supervisi yang dilakukan secara kelompok.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a.
Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings).
Seorang Kepala
Sekolah yang baik umumnya menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan rencana yang
telah disusunnya. Termasuk di dalam perencanaan itu antara lain mengadakan
rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru. Berbagai hal yang dapat dijadikan
bahan dalam rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi seperti
hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum.
b.
Mengadakan diskusi kelompok (group
discussions)
Diskusi
kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi
sejenis. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan untuk
mengadakan pertemuan atau diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan
dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar mengajar.
Dengan
membentuk kelompok-kelompok belajar antara guru-guru yang perlu peningkatan
itu. Kelompok disusun sebaiknya berdasarkan kebutuhan dan kepentingan yang
sama. mereka didorong dan dibimbing agar bekerja sama dalam menemukan
masalah-masalah dalam bidang tugasnya yang bersama itu, berusaha pula menemukan
pemecahannya dan mencari tambahan informasi atau pengetahuan yang diperlukan.[18]
c.
Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)
Teknik
supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan.
Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang
metodologi pengajaran, dan penataran
tentang administrasi pendidikan mengingat bahwa penataran-penataran yang
dilaksanakan tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah,
maka tugas Kepala Sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan
tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan
oleh guru-guru[19]
[1] Nurhayati, Djamas, Pedoman Pelaksanaan Supervisi (Jakarta:
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,
2000), 9.
[2] Ibid,. 120.
[3] Nurhayati, Djamas, Pedoman Pelaksanaan Supervisi. 9.
[4] Ibid,. 172.
[5] Nurhayati, djamas, pedoman pelaksanaan supervisi. Hal 11
[6] Pieta, Sahertian, Frans Matahera, Prinsip dan Teknik Supervisi
Pendidikan. 31.
[7] Pieta, Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan
dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), 20.
[8] Pieta, Sahertian, Frans Matahera, Prinsip Dan Teknik Supervisi
Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982), 31
[9] Yusak, Burhanuddin, Administrasi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiya
Komponen MKNK (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 104-105.
[11] Pieta, Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan
dalam rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. 22.
[12] Nurhayati, Djamas, Pedoman Pelaksanaan Supervisi. 98.
[13] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi. 120.
[14] Pieta, Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan
dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. 53.
[15] M. Daryanto, Administrasi Pendidikan. 187.
[16] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi. 121.
[17] Pieta, Sahertian,. 56.
[18] Moh, Rifa’i, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung:
Jemmars, 1987), 144.
[19] Ibid,. 122.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul " Pengertian, Tujuan, Prinsip, Fungsi, dan Teknik Supervisi Kepala Sekolah"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*