PENGEMBANGAN MUTU
PENDIDIKAN
Oleh: Miftahkul Munir
foto Miftahkul Munir. Sumber foto: Facebook
1.
Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu
pendidikan adalah kualitas seorang guru baik pemahamanya atau kemampuannya
terhadap intruksi belajar mengajar yang indikatornya dapat dilihat dari hasil
prestasi belajar siswa, baik itu prestasi dalam menempuh ujian semester ataupun
prestasi dalam menempuh ujian akhir.
2.
Mutu Pendidikan di Sekolah
Dalam pengembangan
mutu pendidikan, maka diperlukan peran kepala sekolah, berikut adalah peran
kepala sekolah dalam pengembangan di sekolah sebagai berikut:
a.
Sarana dan Prasarana
Kegiatan
pengadaan sarana dan prasarana yaitu mencakup penambahan sarana olah raga, kegiatan
ekstrakurikuler, laboratorium, perbaikan gedung sekolah, pembangunan sarana
beribadah.[1]
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah bermaksud untuk menunjang program belajar dan mengajar di lembaga pendidikan formal. Maka tujuan dari adanya perpustakaan di sekolah sebagai berikut:
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah bermaksud untuk menunjang program belajar dan mengajar di lembaga pendidikan formal. Maka tujuan dari adanya perpustakaan di sekolah sebagai berikut:
1.)
Agar timbul kecintaan terhadap
membaca, memupuk kesadaran membaca dan menanamkan kebiasaan membaca.
2.)
Memperluas dan memperdalam
pengalaman belajar.
3.)
Membantu perkembangan percakapan
bahasa dan daya pikir murid.
4.)
Memberi dasar-dasar kemampuan
penelusuran informasi.
5.)
Memberikan dasar kemampuan ke arah
studi sendiri.[2]
Perawatan halaman
sekolah yang sebaiknya ditanami pohon-pohonan rindang sehingga dapat untuk dijadikan
sebagai tempat istirahat atau tempat bermain serta ditanami bunga-bunga yang
menarik dan indah dipandangnya.
b.
Pengelolaan Hubungan Mayarakat
(Humas)
Dengan adanya
hubungan kerjasama antara pihak sekolah dengan masyarakat, maka pihak sekolah dapat
mengetahui potensi yang ada dalam masyarakat untuk kemudian didayagunakan untuk
kepentingan kemajuan pendidikan anak di sekolah.
Elsbree telah
mengemukakan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut:
1)
Untuk meningkatkan kualitas
belajar dan pertumbuhan anak.
2)
Untuk meningkatkan tujuan
masyarakat dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3)
Untuk mengembangkan antusiasme
atau semangat dalam membantu kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat di
sekolah.[3]
Sedangkan jika
ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungan masyarakat
dengan sekolah yaitu:
1)
Memajukan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spiritual.
2)
Memperoleh bantuan sekolah dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
3)
Menjamin relevansi program sekolah
dengan kebutuhan masyarakat.
4)
Memperoleh kembali anggota-anggota
masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.[4]
Pengaruh
sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas tidaknya
produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin luas sebaran
produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, terlebih bila diikuti dengan
tingkatan kualitas yang memadai, tentu produk persekolahan tersebut membawa
pengaruh positif dan berarti bagi perkembangan masyarakat.
Macam-macam
pengaruh pendidikan persekolahan terhadap perkembangan di masyarakat sebagai
berikut:
1)
Mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Tingkat kecerdasan masyarakat
dapat dikembangkan melalui program pendidikan di sekolah.
2)
Membawa virus pembaruan bagi
perkembangan masyarakat
Pertumbuhan ilmu pengetahuan
dan teknologi di satu pihak, dan masalah-masalah atau tantangan kehidupan yang
tidak ada henti-hentinya di lain pihak, kedua kenyataan tersebut memotori
lahirnya pemikiran-pemikiran dan praktek-praktek baru yang inovatif, tentu saja
untuk diabadikan bagi perbaikan kehidupan di masyarakat.
3)
Melahirkan warga masyarakat yang
siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat
Lembaga pendidikan formal di dalam
memberikan bekal-bekal pengetahuan ketrampilan dan sikap-sikap yang relevan
bagi dunia kerja, hal tersebut secara langsung membawa pengaruh terhadap
lapangan kerja di masyarakat.
4)
Melahirkan sikap-sikap positif dan
kontruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang
harmonis di tengah-tengah masyarakat.[5]
Ada beberapa
jalur yang mungkin dapat ditempuh walaupun demikian jalur yang paling
menguntungkan adalah jalur yang langsung berhubungan dengan murid dan situasi
pertemuan langsung, jalur-jalur lain yang ditempuh dalam hubungan
sekolah-masyarakat adalah:
1)
Anak atau murid
Anak atau murid merupakan mata
rantai komunikasi yang paling efektif antara masyarakat dengan sekolah.
2)
Surat-surat selebaran dan buletin
sekolah
Biasanya orang tua akan membaca
dengan cermat selebaran dan buletin yang langsung di terima dari sekolah.
3)
Media masa
Media masa seperti radio, surat
kabar, televisi merupakan media yang sangat berharga untuk menyampaikan
informasi kepada orang tua murid.
4)
Pertemuan informal
Para guru dan staf sekolah
lainnya dapat mengadakan hubungan dengan warga masyarakat secara tidak resmi,
dengan santai.
5)
Laporan kemajuan murid (Rapor)
Laporan kemajuan murid yang
secara formal disampaikan kepada orang tua merupakan alat lain bagi sekolah
untuk berkomunikasi dengan mereka.
6)
Kontak formal
Hal ini dapat dilakukan dengan
melalui pertemuan-pertemuan resmi
7)
Memanfaatkan sumber-sumber yang
tersedia di masyarakat
Umumnya para guru memanfaatkan
sumber-sumber yang tersedia di masyarakat dalam menghidupkan dan memperkaya
program pengajaran.
8)
Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan
(BP3)
Organisasi ini bekerja sama
dengan sekolah dalam mengembangkan hubungan-hubungan yang sehat antara sekolah
dengan masyarakat, BP3 ini merupakan wadah, sehingga Kepala Sekolah, guru dan
masyarakat, dapat melakukan komunikasi dan memberikan informasi tentang inovasi-inovasi
yang sedang dijalankan dalam program pengajaran dewasa ini.[6]
c.
Pengelolaan Keuangan
Usaha-usaha
penyedian, penyelenggaraan pengaturan dan ketatausahaan keuangan bagi
pembiayaan fasilitas materiil dan tenaga-tenaga personil sekolah serta aktifitas-aktifitas
pendidikan pengajaran dan kegiatan-kegiatan sekolah dengan demikian maka dalam
bidang ini menyangkut masalah-masalah urusan gaji guru-guru dan staf sekolah,
urusan penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang
alat-alat murid, usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggara
pertemuan-pertemuan dan perayaan serta keramaian sekolah, pembiayaan proyek
bersama antara sekolah, orang tua dan masyarakat.[7]
Penyusunan
anggaran keuangan sekolah atau sering disebut anggaran belanja sekolah (ABS),
biasanya dikembangkan dalam format-format yang meliputi:
1)
Sumber pendapatan terdiri dari DPP
(Dana Pengembangan Pendidikan) dan SPP (Sumbangan Pengembangan Pendidikan).
2)
Pengeluaran untuk kegiatan belajar
mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana, bahan-bahan dan alat
pelajaran, honorarium dan kesejahteraan[8]
Pelaksanaan
keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua
kegiatan, yakni penerimaan dan pengeluaran, dengan penjelasan sebagai berikut:
1)
Penerimaan
Dalam pelaksanaan keuangan sekolah
dari sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang
selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun
peraturan pemerintah.
2)
Pengeluaran
Pengeluaran sekolah berhubungan
dengan pembayaran keuangan sekolah untuk pembelian beberapa sumber atau input
dari proses sekolah seperti tenaga administrasi, guru, bahan-bahan,
perlengkapan dan fasilitas.[9]
d.
Pengelolaan Pengajaran
Pengelolaan
pengajaran ini merupakan titik sentral dari kegiatan pengelolaan yang lain.
Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan, maka pemimpin pendidikan
hendaknya menguasai Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk tiap-tiap
bidang studi dan tiap-tiap kelas antara lain:
1)
Menyusun program sekolah untuk satu
tahun.
2)
Menyusun jadwal pelajaran.
3)
Mengkordinir kegiatan-kegiatan
penyusunan model satuan pelajaran.
4)
Mengatur kegiatan penilaian.
5)
Mencatat dan melaporkan hasil
kemampuan belajar murid-murid kepada atasannya.[10]
Menurut Wahjo
Sumidjo dalam buku Kepemimpinan Kepala Sekolah mengemukakan bahwa Kegiatan
ektrakurikuler yaitu “kegiatan-kegiatan siswa di luar jam pelajaran dengan
tujuan untuk memperluas pengetahuan, memahami keterkaitan antara berbagai mata pelajaran
dan penyaluran bakat dan minat”.[11]
Ada tiga hal
pokok yang perlu diperhatikan oleh para Kepala Sekolah, bahwa kegiatan
ekstrakurikuler bertujuan:
1)
Untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki
pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran mata pelajaran
sesuai dengan program kurikuler yang ada.
2)
Untuk melengkapi upaya pembinaan,
pemantapan dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa.
3)
Untuk membina dan meningkatkan
bakat, minat dan keterampilan. Kegiatan ini untuk memacu ke arah kemampuan
mandiri, percaya diri dan kreatif.[12]
e.
Pengelolaan Kesiswaan
Perencanaan
pada dasarnya menjawab pertanyaan: apa yang harus dilakukan, bagaimana
melakukannya, di mana dilakukan, oleh siapa dan kapan dilakukan kesemuanya itu
haruslah direncanakan oleh Kepala Sekolah, hasilnya berupa rencana tahunan
sekolah yang akan berlaku pada tahun ajaran berikutnya. Rencana tahunan
tersebut kemudian dijabarkan ke dalam program tahunan sekolah yang biasanya dibagi
ke dalam dua program semester.[13]
Adapun rencana
tahunan tersebut mencakup penerimaan siswa baru, berapa banyak yang akan
ditampung, apakah perlu menambah kelas lagi atau menguranginya, pengadaan
bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga
bimbingan yang bersangkutan, pelaksanaan kebersihan dan keindahan sekolah
dengan mengadakan lomba kebersihan dan keindahan sekolah setiap tahun.[14]
f.
Profesionalisme Guru
Profesioalisme
adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik serta memiliki pengelaman yang kaya di bidangnya.[15]
Untuk memenuhi
dalam peningkatan profesionalisme guru kepala sekolah dituntut dapat melakukan
beberapa hal antara lain:
1)
Mengikut sertakan atau mengajak
bawahan untuk berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan
2)
Menginformasikan secara tegas
tentang tujuan yang ingin di capai
3)
Memberikan penghargaan dan
pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi yang di capai
4)
Memberikan tanggung jawab secara
otonomi dalam tugasnya
5)
Memberikan kompetensi dalam bentuk
intensif
6)
Mengikut sertakan guru dan karyawan
dalam berbagai jenis pelatihan sesuai dengan kebutuhan kompetensi dalam
tugasnya.[16]
[3] Hendyat Soetopo-Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi
Pendidikan (Surabaya : Usaha Nasional), 236.
[4] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi
Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda, 1998), 190.
[5] Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan
(Surabaya: Usaha Nasional, 1988), 179-182.
[6] M. Daryanto, Administrasi Pendidikan. 76-79.
[8] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, 198.
[9] Ibid,. 201-203.
[10] Dirawat, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usaha
Nasional, 1983), 80.
[11] Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, 256.
[12] Ibid,. 264.
[13] M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, 82.
[14] Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 104-105.
[15] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998), 15.
[16] Http://www. Daarulfudlola. Com/
index.php? option=com content, dan task, view, dan id=103, dan itemid= 144,
diakses 26 Mei 2009.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*