KEJAYAAN
DAN KEMAJUAN PERADABAN KERAJAAN TURKI USMANI
Oleh: Samsul Huda
(Mahasiswa Program Pascasarjana STAIN Kediri)
foto Samsul Huda. Sumber foto dari: facebook
A.
PENGANTAR
Sejak zaman dulu disebelah barat
gurun pasir gobi ada suku yang bernama Turki, mereka hidup secara nomaden. Pada saat perkembangan periode islam mereka dikalahkan oleh bangsa Tartar,
maka mereka pindah ke barat sampai di tepi laut tengah (kini dikenal dengan
sebutan Anatolia), yang sebelah selatannya
terdapat bangsa arab. Mereka bersentuhan dengan orang arab yang telah beragama Islam.
Dengan komunikasi tersebut mereka mulai banyak yang memeluk agama Islam. Bangsa
Turki tersebut rajin dan ahli perang, pintar berdiplomasi, dan akhirnya dengan
waktu yang relatif singkat menjadi sebuah kekuatan politik yang besar.
Bangsa Turki
terbagi dalam berbagai suku diantaranya yang terkenal adalah suku ughuj. Suku
ini terbagi menjadi 24 sub-suku dalam salah satu sub-suku tersebut lahirlah
Sultan pertama dari dinasti Turki Usmani yang bernama Usman. Pada saat bangsa
Mongol (sebelum Islam) dan orang kristen, ingin menghapuskan Islam dari peta
bumi, orang Turki Usmani muncul sebagai pelindung Islam, bahkan mereka membawa
panji Islam sampai ke tengah-tengah daratan Eropa.
Pada abad ke
13 M, saat Chengis Khan mengusir orang-orang Turki dari Khurasan dan
sekitarnya. Kakeknya Usman yang bernama Sulaiman bersama pengikutnya bermukim
di Asia kecil. Setelah reda serangan Mongol
terhadap mereka, Sulaiman menyebrangi sungai Efrat (dekat Allepo). Namun ia
tenggelam, empat putera Sulaiman yang bernama, Shunkur, Gundogdur, Al-thugril
dan Dun Dar.
Dua putranya
yang pertama kembali ke tanah air mereka sementara dua yang terakhir bermukim
di daerah Asia kecil. Keduanya akhirnya
berhasil mendekati Sultan saljuk yang bernama Sultan Auludin di Kunia. Saat
Mongol menyerang Sultan Auludin di Angara (kini angkara), maka Al-Thugril
menolongnya dan mngusir Mongol. Sebagai balas jasa Auludin memberikan daerah
Iski Shahr dan sekitarnya kepada Al-Thugril, Al-thugril mendirikan Ibu Kota yang bernama Sungut.
Disanalah lahir putranya yang pertama yaitu Usman dan pada 1258 M Al-Thugril meninggal
dunia. Selanjutnya Usman mendeklarasikan dirinya sebagai Sultan, maka itulah
berdiri dinasti Turki Usmani. Usman memindhkan Ibu Kota Yeniy. Pada 1300 M
Sultan Alaudin meninggal, maka Usman mengumumkan diri sebagai Sultan yang
berdaulat penuh, ia mengkampanyekan dirinya dengan mencetak mata uang dan
pembacaan khutbah atas nama dirinya. Kekuatan militer yang dimiliki oleh Usman
menjadi banteng pertahanan bagi kerajaan-kerajaan kecil dari serangan Mongol.
Dengan demikian secara tidak langsung mereka mengakui Usman sebagai penguasa
tertinggi.
Tulisan
ini hendak mengkaji bagaimana kejayaan dan kemajuan peradaban kerajaan Turki
Usmani ? Apa saja bidang-bidang yang mengalami kejayaan dan kemajuan peradaban
kerajaan Turki Usmani ?
Makalah
ini berdasarkan pada penelitian kepustakaan yang bersifat deskriptif dan
analisis kritis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis, yaitu
usaha menyingkap, menggali dan menelaah serta menganalisis persoalan yang
menjadi objek kajian dari kacamata sejarah. Disamping itu juga dipakai
pedekatan sosiologis, terutama untuk menganalisa peradaban kerajaan Turki
Usmani.
Adapun sumber rujukan dalam penulisan makalah ini
adalah Sejarah Islam karya Ahmad al-‘Usairy,
History of The Arabs karya Philip K. Hitti, Sejarah Sosial Politik
Masyarakat Islam karya Taufiqurrahman dan beberapa buku referensi lainnya yang berkaitan dengan sejarah
kerajaan Turki Usmani.
Sistematika
pembahasan dalam penulisan ini baik bahan, alat dan objek kajian akan mudah
ditemukan setelah diurutkan dan ditata sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
Sistematika pembahasan merupakan rangkaian pembahasan yang termuat dan tercakup
dalam isi penulisan, antara satu bagian dengan bagian yang lain saling
berkaitan sebagai suatu kesatuan yang utuh. Agar penulisan dapat dilakukan
dengan runtut dan terarah, maka penulisan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
Bagian
pertama: pengantar yang berisi tentang identifikasi permasalahan pendekatan dan
sistematika yang dipakai, serta sumber rujukan yang dijadikan referensi. Bagian
kedua pemaparan materi yang menjelaskan tentang perkembangan kejayaan dan
kemajuan peradaban kerajaan Turki Usmani dan bidang apa saja yang mengalami
kejayaan dan kemajuan peradaban kerajaan turki Usmani. Bagian ketiga merupakan
kesimpulan sebagai akhir dari penulisan makalah ini.
B.
PEMAPARAN MATERI
- Masa
Kejayaan dan Kemajuan Peradaban Turki Usmani
Pada awalnya kerajaan Turki Usmani
hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan militer,
tidak beberapa lama Usmani menjadi Kerajaan yang besar bertahan dalam kurun
waktu yang lama. Setelah Usman meninggal pada
1326 M, puteranya Orkhan (Urkhan) naik tahta pada usia 42 tahun. Pada periode
ini tentara Islam pertama kali masuk ke Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan
membentuk tiga pasukan utama tentara. Pertama, tentara sipani (tentara reguler)
yang mendapatkan gaji tiap bulannya. Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler)
yang digaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang (Mal al-ghanimah).
Ketiga tentara Jenisari direkrut pada saat berumur dua belas tahun, kebanyakan
adalah anak-anak Kristen yang dibimbing Islam dan disiplin yang kuat.
Haji Bithas,
seorang ulama sufi menyebut pasukan tersebut dengan Enicary pasukan baru,
mereka juga dekat dengan tentara Bakteshy, sehingga akhirnya pasukan tersebut
juga dinamai tentara Bakhteshy. Tentara tersebut dibagi dalam, sepuluh, seratus
dan seribu setiap kelompoknya, mereka diasingkan dari keluarga, mereka membawa
kejayaan Usmani, pasukan elit ini dikeluarkan saat tentara reguler dan tentara
ireguler sudah lelah dalam pertempuran. Dengan cepat dan sigap pasukan ini
menyerbu setiap musuh yang datang melawan.
Dalam peluasan wilayah Usmani
mengalami kemunduran, merekalah yang melakukan reformasi dan menjadi “penguasa”
defacto, karena tentara tersebut terlalu menyalahgunakan kekuasaan, akhirnya
pada masa Sultan Mahmud II mereka dibubarkan.
Penggantinya
yaitu, puteranya yang bernama Murad I berhasil menaklukkan banyak daerah,
seperti Adrianopal, Masedonea,
Bulgaria, Serbia dan Asia kecil. Namun yang paling monumental adalah
penaklukan dikosovo. Dengan demikian lima
ratus tahun daerah tersebut dikuasai oleh pemerintah Turki Usmani. Dia penguasa
yang shaleh dan taat kepada Allah. Murad I meskipun banyak menaklukkan
peperangan namun tidak pernah kalah, ia dijuluki sebagai Alexander pada abad
pertengahan, bahkan ia dinilai sebagai pendiri dinasti Turki Usmani yang
sebenarnya.
Putra Murad
yang bernama Bayazid menggantikan ayahnya, ia terkenal dengan gelar
Ildrim/Eldream. Bayazid dengan cepat menaklukkan daerah dan memperluas di
Eropa. Bayazid sempat mengepung Konstantinopel selama enam bulan, namun
akhirnya gagal karena menghadapi tentaranya Timurlang dan meninggal dunia di
penjara timur setelah kalah perang dan tertangkap dalam perang di Anggora,
sepeninggal Bayazid Turki Usmani mengalami kemunduran, selanjutnya Turki Usmani
dipimpin oleh Muhammad, akhirnya ia berhasil mengembalikan Turki Usmani seperti
sediakala, meskipun ia tidak melakukan perluasan dan penaklukkan, Muhammad
berhasil membawa Turki Usmani stabil kembali dengan keberhasilan ini, ia
disejajarkan oleh sejarawan dengan Umar II dari dinasti Bani Umaiyah.
Setelah ia
meninggal digantikan dengan Murad II. Ia mengembalikan daerah-daerah di Eropa (Kosovo)
yang lepas setelah meninggalnya Bayazid. Murad II juga seorang penguasa yang
saleh dan dicintai rakyatnya, ia seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan
ahli ketatanegaraan. Ia banyak dipuji oleh sejarawan barat, ia banyak membangun
masjid dan sekolah, termasuk pula adil, sehingga orang non muslimpun hidup di
tengah kedamaian.
Penggantinya Murad II adalah Muhammad
II dalam sejarah terkenal dengan Muhammad Al-Fatih, ia berhasil menaklukkan
kota Konstantinopel pertama kali yang telah dicita-citakan sejak khalifah Usman
bin Affan, Gubernur Muawiyah yang pertama kali menyerang Konstantinopel dan
khalifah-khalifah selanjtnya yang berabad-abad mencita-citakan penaklukan Konstantinopel,
akhirnya tercapai pada tahun 1453 M.
Pada saat
itulah awal kehancuran Bizantium yang telah berkuasa sebelum masa Nabi. Sultan
Muhammad al-Fatih menaklukkan Venish,
Italy, Rhodos,
dan Cremia yang terkenal dengan Konstantinopel.
Selanjutnya
pada tahun 1520-1566 M, Sulaiman Agung menjadi penguasa baru di kerajaan Turki
Usmani menggantikan Salim I dan dia dijuluki Sulaiman Al-Qanuni. Sulaiman bukan
hanya sultan yang paling terkenal dikalangan Turki Usmani, akan tetapi pada
awal abad ke 16 ia adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia.
- Perkembangan
Kejayaan dan Kemajuan Peradaban Turki Usmani
Dengan adanya dukungan militer,
tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi kerajaan yang besar bertahan dalam
kurun waktu yang lama.
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Turki Usmani yang demikian luas dan
berlangsung cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang –bidang
kehidupan yang lain, diantaranya sebagai berikut:
- Bidang
Kemiliteran
Para pemimpin kerajaan Turki Usmani
adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan
ekspansi dengan cepat dan luas. Namun, kerajaan Turki Usmani mencapai masa
keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan politik para pemimpinnya. Akan
tetapi yang terpenting diantaranya adalah keberanian, ketrampilan, ketangguhan,
dan kekuatan militernya yang sanngup bertempur kapan saja dan dimana saja.
Orkhan pemimpin Turki Usmani yang
pertama kali mengorganisasi kekuatan militer dengan baik serta taktik dan
strategi tempur yang teratur. Pada periode ini tentara Islam pertama kali masuk
ke Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara.
Pertama, tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya.
Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler) yang di gaji pada saat mendapatkan
harta rampasan perang (Mal al-Ghanimah). Ketiga, tentara Jenissary atau
Inkisyariyah (tentara yang direkrut pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan
adalah anak-anak Kristen yang dibimbing Islam dengan disiplin
yang kuat). Pasukan inilah yang dapat mengubah negara Turki Usmani menjadi
mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam
penaklukan negeri-negeri non muslim.
Orkhan juga membenahi angkatan laut
karena ia mempunyai peranan yang besar dalam perjalanan ekspansi Turki Usmani.
Pada abad ke-16, angkatan laut Turki Usmani mencapai puncak kejayaan, karena dengan cepat dapat menguasai wilayah
yang amat luas baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Faktor utama yang mendorong
kemajuan di bidang kemiliteran ini adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang
bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap peraturan. Yang mana tabiat
ini merupakan tabiat yang mereka warisi dari nenek moyangnya di Asia Tengah.
- Bidang
Pemerintahan
Suksesnya Ekspansi Turki Usmani
selain karena ketangguhan tentaranya juga dibarengi pula dengan terciptanya
jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola wilayah yang luas para raja-raja Turki Usmani senantiasa bertindak
tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi. Dibantu
oleh shadr al-a’zham (perdana menteri) yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur
mengepalai daerah tingkat I dan di bawahnya terdapat beberapa orang al-Zanaziq
atau ‘Alawiyah (bupati).
Contohnya, ketika Turki Usmani
dipimpin oleh Murad II. Beliau adalah seorang penguasa yang saleh dan dicintai rakyatnya, ia juga seorang yang sabar, cerdas,
berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan. Bahkan Murad II banyak mendapat pujian
dari sejarawan barat.
Selain itu, di masa pemerintahan
Sultan Sulaiman I untuk mengatur urusan pemerintahan negara disusun sebuah kitab undang-undang (Qanun) yang diberi nama
Multaqa al-Abhur yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani.
- Bidang
Ilmu Pengetahuan
Turki Usmani merupakan bangsa yang
berdarah militer, sehingga lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam
bidang kemiliteran. Sementara dalam bidang ilmu pengetahuan
tidaklah begitu menonjol. Karena itulah dalam khazanah intelektual Islam kita
tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Turki Usmani.
Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur
Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah. Seperti
masjid Al-Muhammadi atau masjid Jami’ Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid Agung
Sulaiman, dan masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula
dengan kaligrafi yang indah. Ada salah satu masjid yang terkenal keindahan
kaligrafinya adalah masjid yang asalnya Gereja Aya Sopia. Yang mana hiasan
kaligrafi itu dijadikan penutup gambar Kristiani yang ada
sebelumnya.
Selain itu, pada masa sultan Sulaiman I di kota-kota besar dan kota-kota
lainnya banyak di bangun masjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan,
saluran air, villa, dan pemandian umum.
- Bidang
Budaya
Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki
Usmani yang sangat luas, sehingga kebudayaannya merupakan perpaduan
macam-macam kebudayaan. Diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium, dan
Arab.
Dari kebudayaan Persia, mereka
banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana
raja-raja. Dari Bizantium, organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap. Sedangkan dari Arab, mereka banyak menyerap
ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan,
dan bahasa/huruf.
Orang-orang Turki Usmani memang
terkenal sebagai bangsa yang suka dan mudah berasimilasi dengan bangsa asing
dan terbuka untuk menerima kebudayaan luar.
- Bidang
Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki
Usmani mempunyai peranan besar dalam bidang sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan
kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi
hukum yang berlaku.
Pada masa pemerintahan Sulaiman
al-Qanuni rakyat muslim diwajibkan harus sholat lima kali dan berpuasa di bulan
Ramadhan. Jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sanksi
badan. Sehingga sultan Sulaiman al-Qanuni bukan hanya sultan yang paling terkenal di kalangan Turki Usmani, akan
tetapi pada awal abad ke 16 beliau adalah kepala negara yang paling terkenal di
dunia. Beliau seorang penguasa yang shaleh, dan juga berhasil menerjemahkan
Al-Qur’an dalam bahasa Turki. Bahkan pada saat Eropa terjadi pertentangan
antara Katolik, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan
tempat di Turki Usmani. Bahkan Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana
dikenal ketidakadilan dan kedzaliman Katolik Roma dan Protestan, maka Sultan
Sulaiman yang paling adil dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama
Islam.
Di kerajaan Turki Usmani, tarekat
juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling terkenal ialah tarekat Bektasyi
dan tarekat Maulawi. Kedua tarekat banyak dianut oleh kalangan sipil dan
militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang sangat dominan di kalangan
Jenissary, sehingga mereka sering disebut dengan tentara Bektasyi. Sementara
tentara Maulawi mendapat dukungan dari para penguasa dalam mengimbangi
Jenissary Bektasyi.
Di lain pihak, kajian-kajian ilmu
keagamaan seperti: Fiqh, ilmu kalam, Tafsir, dan Hadist boleh dikatakan tidak mengalami
perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung untuk menegakkan satu
paham (Madzab) keagamaan dan menekan Madzab lainnya. Contoh Sultan Abd Al-Hamid
II begitu fanatik terhadap aliran Ash-‘Ariyah. Akibat kelesuan di bidang ilmu
keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang.
C.
KESIMPULAN
Bangsa Turki
terbagi dalam berbagai suku diantaranya yang terkenal adalah suku ughuj. Suku
ini terbagi menjadi 24 sub-suku dalam salah satu sub-suku tersebut lahirlah
Sultan pertama dari dinasti Turki Usmani yang bernama Usman. Pada saat bangsa
Mongol (sebelum Islam) dan orang kristen, ingin menghapuskan Islam dari peta
bumi, orang Turki Usmani muncul sebagai pelindung Islam, bahkan mereka membawa
panji Islam sampai ke tengah-tengah daratan Eropa
Dengan adanya dukungan militer,
tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi kerajaan yang besar bertahan dalam
kurun waktu yang lama.
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Turki Usmani yang demikian luas dan
berlangsung cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang –bidang
kehidupan yang lain, diantaranya kemiliteran, pemerintahan, ilmu pengetahuan,
budaya dan keagamaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-‘Usairy, Sejarah Islam, Jakarta: Akbar Media Eka
Sarana, 2003
Hitti, Philip K., History Of The
Arabs, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2010
Taufiqurrahman, sejarah sosial
politik masyarakat Islam, Surabaya:
CV Malowopati, 2003