Sejarah Gerakan Pramuka (Organisasi Kepanduan) di Indonesia
Baca juga:
Oleh: Jendral Besar Sudirman
Oleh: Let. Jen.
TNI-AD H. Soedirman
(Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka, Ketua Komisi Pengembangan Tahun 1972)
(diambil dari buku
Himpunan Ceramah pada pekan Orientasi Alim Ulama se Jawa & Madura 11 s.d 18
Pebruari 1972. Pandaan Jawa Timur.)
A.
Di Zaman Penjajahan
Pada tahun 1908 seorang
Jendral Inggris bernama Baden Powell mencanangkan sebuah gagasan tentang
pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak Inggris. Dengan tujuan membentuk
mereka menjadi manusia Inggris, warga negara Inggris, dan anggota masyarakat
Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya
pada waktu itu.
Sebagai penunjang
dan mengabadikan idenya tersebut beliau mengarang buku yang berjudul “Scouting for Boys”. Gagasan beliau
sangat cemerlang dan menarik sehingga dilaksanakan juga di negara-negara lain.
Salah satunya di Nederland (Belanda). Kemudian oleh Belanda gagasan itu dibawa
dan dilaksanakan di negara-negara jajahannya salah satunya adalah Hindia
Belanda (Indonesia). Salah satu bukti nyata keberadaannya di Indonesia adalah
didirikannya organisasi Padvinderij
yang bernama N.I.P.V. (Nederlands
Indische Padvinders Vereniging).
Untuk menyikapi
bertumbuhnya gerakan-gerakan tersebut oleh orang-orang Belanda maka para
pemimpin Pergerakan Nasional juga meniru gagasan Baden Powell tersebut yang
diwujudkan dengan pembentukan organisasi-organisasi kepanduan seperti K. B. I,
Hizbul Wathon, SIAP, NATIPIJ, Pandu Anshor, dan lainnya yang bertujuan
membentuk manusia Indonesia yang baik. Sebagian besar Aktivis Kepanduan tersebut
adalah juga kader-kader Pergerakan Nasional. Namun ketika zaman penjajahan
Jepang oleh para penguasi Dai Nippon organisasi-organisasi kepanduan itu
dilarang keberadaannya.
B.
Di Zaman Kemerdekaan
Setelah
diumumkannya proklamasi kemerdekaan Indonesia dan saat berkobarnya perang
mempertahankan kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk
kesatuan yaitu Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepanduan
di dalam wilayah Republik Indonesia. Setelah adanya pengakuan kedaulatan dari
berbagai pihak maka terbukalah kesempatan kepada rakyat untuk mebentuk
organisasi kepanduan.
Menjelang tahun
1961 gerakan kepanduan Indonesia telah terbelah-belah menjadi lebih dari 100
organisasi. Merupakan sebuah keadaan yang sangat memprihatinkan. Walaupun
sebagian darinya terhimpun dalam tiga federasi yaitu satu organisasi-organisasi
kepanduan putra dan dua federasi organisasi-organisasi kepanduan putri. Sadar
dengan keadaan yang melemahkan tersebut, maka federasi
tersebut melebur menjadi satu federasi yang deberi nama PERKINDO
(Persatuan Kepanduan Indonesia).
Namun demikian
juga dengan adanya penyatuan dari beberapa kepanduan tersebut tidak secara
otomatis telah menguatkan organisasi kepanduan di Indonesia. Karena pada
kenyataanya mereka masih saling bertentang satu sama lain walaupun sudah berada
dalam satu federasi. Sehingga PERKINDO membentuk panitia untuk menemukan jalan
keluar masalah tersebut. Panitia menemukan bahwa penyebab lembeknya organisasi
kepanduan di Indonesia selain karena terjadi perpecahan satu sama lain juga
karena terpaku dalam cengkraman gaya lama yang tradisional dari pada kepanduan
di Inggris.
Hal ini
ditunjukan dengan pendidikan yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan
indonesia ketika itu belum sesuai dengan keadaan dan kebutuhan rakyat
Indonesia. Maka gerakan kepanduan kurang mendapat tanggapan dari rakyat
Indonesia. Kepanduan hanya berpusat dan berjalan di kota-kota besar dan hanya
terdapat pada lingkungan orang-orang yang sedikit banyak telah mendapat
pendidikan dari bangsa Barat.
C.
Lahirnya Gerakan Pramuka
Kelemahan gerakan
kepanduan di Indonesia tersebut telah disalahgunakan oleh komunis sebagai
alasan memaksa gerakan kepanduan Indonesia menjadi gerakan pionir muda
sebagaimana terjadi di negara-negara komunis. Akan tetapi usaha-usaha tersebut
mendapat perlawanan dari kekuatan-kekuatan Pancasila di dalam PERKINDO. Dan
dengan bantuan dari Perdana Menteri Djuanda, maka perjuangan mereka membuahkan
hasil dengan adanya Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961
ditandatangani oleh Ir. H. Djuanda sebagai Pd. Presiden Republik Indonesia.
Gerakan Pramuka
adalah suatu perkumpulan yang berstatus non gouvernmental (bukan organisasi
Pemerintah) dan merupakan organisasi yang berbentuk kesatuan. Gerakan pramuka
diselenggarakan menurut jalan aturan demokrasi yang mana pengurus-pengurusnya
dipilih dalam musyawarah baik dari tingkat Kwartir Nasional, Kwartir Daerah,
dan Kwartir Cabang.
Semua
organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia kecuali yang dibentuk oleh komunis
telah melebur jadi satu ke dalam Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka oleh
pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Republik Indonesia
yang dperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan dan yang oleh
pemerintah ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan kepada anak-anak
dan pemuda indonesia. BE/01/09/12
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Sejarah Gerakan Pramuka (Organisasi Kepanduan) di Indonesia"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*