RESENSI
Oleh:
A. Rifqi Amin
Judul Buku : “SEDJARAH
PENDIDIKAN ISLAM”
Pengarang : AHMAD SJALABI
Penerjemah : MUCHTAR
JAHJA DAN SANUSI LATIF
Penerbit : BULAN
BINTANG, Jakarta Tahun 1973.
Melihat buku ini secara sekilas
nampak seperti buku yang bermotif kuno dan sudah usang sehingga terkesan
kandungannya tidak bisa mengimbangi dengan buku-buku zaman sekirang. Dugaan
terebut sangat salah besar, bantahan ini bukan berarti tanpa alasan. Di manapun
tempatnya yang dinamakan buku sejarah sampai kapanpun tetap akan relevan untuk
digunakan selama kebenaran dari isi dalam buku tersebut dapat dibuktikan.
Walaupun ada ‘kebenaran’ lain yang muncul di buku-buku yang bersebarangan
pendapat. Hal ini wajar karena sejarah bukanlah milik satu orang saja tapi milik
semua orang. Sehingga wajar jika setiap orang memiliki penilaian sendiri
terhadap sebuah peristiwa sejarah yang telah terjadi.
Buku ini menjelaskan secara
menyeluruh dan terperinci dalam mecantumkan berbagai komponen-komponen sejarah
pendidikan. Seperti tempat pembelajaran, pendidik, metode pembelajaran,
perpustakaan, peserta didik, sumber belajar, dan sarana-sarana lain yang
menunjang terjadinya proses pembelajaran. Mulai dari komponen pembelajaran yang
sederhana seperti kuttab (sekolah
dini) hingga komponen pembelajaran yang modern yaitu konsep madrasah. Namun
dalam memaparkan fakta-fakta sejarah yang diyakini Syalabi tidaklah
mencantumkan tanggal terjadinya peristiwa dan tidak banyak memberikan ‘fakta’
dari literatur lain sebagai pembanding. Waktu kejadian atau tanggal peristiwa
sangatlah penting, karena ilmu sejarah adalah illmu yang terikat dengan waktu
dan data-data (catatan), bukan hanya dari hasil pemikiran dan analisis. Karena
jika misalnya dalam jangka satu tahun yang sama ada sebuah peristiwa besar,
maka pasti terdapat banyak respon dari masyarakt pada waktu itu. Hal ini juga
menyebabkan berbagai banyak macam data atau catatan yang diperoleh dari
beberapa sumber data.
Dari segi runtutan penulisan dari
BAB ke BAB hingga dari paragraf ke pargaraf dan kalimat ke kalimat satu dengan
yang lain terkesan terususun dengan rapi, sistematis, dan nampak tidak tumpang
tindih. Walaupun buku ini adalah buku yang diterjemahkan pada tahun 1973 dan
masih menggunakan bahasa Indonesia ejaan lama. Tapi secara subtantif buku ini
telah memaparkan data-data yang sangat lengkap. Namun hanya saja dari segi
istilah-istilah lama yang perlu diadakan perpadanan dengan istilah masa kini.
Contoh dalam istilah lama adalah istilah “salon-salon kesusatraan” yang saya
artikan dengan padanan ‘sanggar kesusastraan’ dan istilah kata “penurun” yang
saya pahami dengan arti masa kini adalah pengcopy atau pengganda buku, istilah
“kedai-kedai saudagar kitab”, dan istilah lain yang perlu diadakan pembaruan
sesui dengan konteks keadaan sekarang. Sebagai contoh zaman sekarang ini tengah
marak istilah baru seperti “peserta didik”, “proses pembelajaran”, dan metode
pembelajaran. Karena sebenarnya buku ini secara subtantif juga menjelaskan bagaimana cara memberlakukan
peserta didik dan guru sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Banyak sekali ilmu tentang
pendidikan dan pembelajaran pada zaman modern ini dan juga di kalangan bangsa
barat yang masih menggunakan konsep Madrasah yang dicanangkan umat islam pada
masa abad pertama hingga tujuh Hijriah. Sebagai contoh pembatasan peserta didik
pada madrasah, memusatkan proses pembelajaran pada suatu wilayah yang
dilengkapi dengan segala kebutuhan pembelajaran, adanya pembedaan peserta didik
sesuai bakat, dan standarisasi komponen pembelajaran terutama standarisasi
guru. Tidak sembarangan orang bisa menjadi guru atau pendidik. Selain itu
adanya prinsip kohesifitas pada masyarakat, yang mana orang kaya memakafkan
sebagian hartanya untuk kepentingan publik seperti mendirikan madrasah, masjid,
dan perpus. Sehingga kepentingan umum bisa ditopang bersama-sama dalam satu
sistem yang saling membantu. Yang miskin dapat beasiswa dan jaminan hidup untuk
belajar dan yang kaya dapat beribadah mewakafkan hartanya.
Sehingga dapat saya katakan bahwa
buku ini akan tetap layak dibaca dan digunakan referensi sampai kapanpun karena
muatan nilai, konsepsi, dan data-data yang pengarang paparkan digali dari
sumber yang terpercaya. Namun secara bahasa dan format (tampilan) buku perlu
ada pembaruan untuk disesuikan dengan keadaan zaman sekarang, agar bisa
dipahami oleh pemuda zaman sekarang dan bisa
menarik perhatian bagi pembaca.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Contoh RESENSI buku Ahmad Sjalabi Sedjarah Pendidikan Islam"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*