Hamka dan H.B.
Yasin Sebagai Pujangga Segala Zaman
(Diambil dari buku
karya Zaini BA “Kesusastraan Indonesia Jilid III untuk Sekolah Menengah Tingkat
Atas (SMTA) Tahun 1972)
1. Hamka
Hamka memiliki nama lengkap
Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Beliau lahir di Sungai Batang, Maninjau pada
17 Pebruari 1908. Riwayat pendidikan beliau adalah bersekolah hanya sampai
kelas II di sekllah desa. Hamka pernah mendapat
gelar doktor kehormatan (doctor
inhonoris causa) dari Universitas al Azhar Kairo. Ia dipandang seebagai
pujangga Islam yang terkenal pada masanya. Seperti halnya Hamzah Fansuri dalam
kesustraan lama.
Berbeda dengan pujangga yang
lain. Hamka tidak dapat digolongkan dalam salah satu angkatan manapaun juga.
Oleh karena itu dapat dikatakan sebagai pujangga segala zaman. Sifat karyanya
mempunyai corak dan gaya tersendiri yaitu bersifat keagamaan dedaktis dan
menyedihkan oleh karena itu ia diberi julukan sebagai Pujangga Air Mata.
Karyanya berisi cerita luas dan modern tetapi gaya bahasana masih
memperlihatkan gaya lama.
Karya-karya Hamka adalah di Bawah lembah kehidupan (Kumpulan
Cerpen), Di Bawah Lindungan Ka’bah (roman
bertenden), Tenggelamnya Kapan Van Der
Wijck (Roman Bertenden), Ayahku (Biografi),
Kenang-kenangan Hidup (Autobiografi), Mandi Cahaya di Tanah Suci (Kisah
Perjalanan), Merantau ke Deli, Falsafah
Hidup, Falsafah Ideologi Islam, Menanti Bedug Berbunyi, Revolusi Agama, dan
sebagainya.
2. H. B. Yasin
Karya-karya H.B. Yasin adalah Gema Tanah Air, Pancaran Cinta, Anggkatan
45, Renungan Indonesia, Lama dan Baru dalam Roman Indonesia Modern, Pujangga
Baru, Tifa Penyair dan Daerahnya, Rival Afin dan Chairil Anwar, Chairil Anwar
Pelopor Angkatarn 45, kesusastraan Indonesia di Masa Jepang, Analisa, dan Angkatan 66 Prosa dan puisi.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Hamka dan H.B. Yasin Sebagai Pujangga Segala Zaman"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*