IMPLEMENTASI
KELAS AKSELERASI
(PERCEPATAN) DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
(PAI)
DI SMA NEGERI 1 KEDIRI
TAHUN AJARAN 2010/2011
BAB VI
PENUTUP
Oleh
:
DWI HARIS MASTUN NISA’
(Mahasiswa S2 Program Pascasarjana STAIN Kediri)
(foto Dwi Kharis, sumber photo: facebook)
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan
memperhatikan pada rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
- Pada hakekatnya secara keseluruhan kegiatan belajar-mengajar program akselerasi
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 1 Kediri
tidak lepas dari seputar
kurikulum, metode, dan evaluasi.
a. kurikulum,
untuk program akselerasi kurikulum yang dipergunakan dikembangkan sedemikian
rupa (secara diferensiasi), agar bisa selesai dalam waktu 2 tahun untuk tingkat
SMA dan diberikan pendalaman-pendalaman
materi sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Metode Pembelajaran, metode yang digunakan
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas akselerasi antara lain: metode
ceramah, metode diskusi, metode
hafalan,metode demonstrasi, metode tanya-jawab, presentasi, metode
bercerita, dan metode
resitasi dan penggunaannya
disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan efektifitas pemampatan kurikulum (2 tahun)
c. Evaluasi pembelajaran, evaluasi dalam
program akselerasi dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan untuk
memperoleh informasi tentang kemajuan dan keberhasilan belajar siswa, yaitu melalui ulangan harian , penilaian dari
hasil ulangan umum , dan Ujian Akhir Sekolah dengan deadline yang lebih cepat. Seperti ulangan harian,
dilakukan tiap bab atau digabung beberapa bab jika waktu tidak memungkinkan,
ulangan umum setiap 4 bulan sekali (ulangan semester untuk kelas reguler), dan
UAS setelah 2 tahun pembelajaran berlangsung.
b.
Beberapa
faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di kelas akselerasi SMA Negeri 1 Kediri tahun ajaran 2010/2011
adalah sebagai berikut.
a. Faktor
Pendukung, antara lain:
1)
Komunikasi yang baik dan hubungan emosional
yang erat antara guru dan siswa
2)
Ketrampilan guru dalam penggunaan metode
pembelajaran
3)
Sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai
4)
Siswa akselerasi yang berkualitas
5)
Kemampuan siswa akselerasi dalam menggunakan teknologi
informasi
6)
Adanya program khusus akselerasi , yaitu peningkatan motivasi belajar dan Klinik Mata Pelajaran (KMP) serta rapat guru akselerasi yang membahas tentang
perkembangan pembelajaran
b. Faktor
Penghambat, antara lain:
1)
Jumlah siswa akselerasi yang sedikit
2)
Minimnya penguasaan guru dalam menggunakan
media pembelajaran yakni teknologi informasi (TI)
3)
Belum tersedianya peralatan khusus untuk
praktik manasik haji
4)
Adanya siswa yang memiliki latar belakang
keagamaan yang minim
B.
SARAN
Untuk pendidik dan tenaga kependidikan:
- Kepala sekolah dan Ketua Departemen Akselerasi harus terampil mengoordinasi ,
melaksanakan , supervise, dan
revisi program akselerasi.
- Mengingat kecerdasan dan keberbakatan yang dimiliki
oleh siswa akselerasi berbeda dengan siswa reguler pada umumnya, maka idealnya diperlukan
aktivitas akademik yang berbeda pula.
- Guru harus terampil
mengelola kelas dengan
kemampuan muridnya yang berbeda, pengelolaan kelas secara
individual yang menghargai perbedaan.
- Guru dituntut bisa dalam menggunakan berbagai macam
metode pembelajaran yang lebih variatif sesuai dengan karakteristik siswa
dan materi.
- Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan
sarana-prasarana dan dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dan
menunjang.
- Sebaiknya para guru tidak terpaku hanya menggunakan
buku paket saja. Tapi lebih kreatif dan inofatif dalam berimprofisasi
dalam menggunakan literatur dan sumber belajar yang menunjang.
Untuk lembaga:
1. Terus
mempertahankan program akselerasi yang telah ada, mengingat pentingnya layanan
khusus yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang memiliki kecerdasan dan
keberbakatan yang tinggi
2. Lebih
selektif dalam memilih tenaga pengajar bagi program akselerasi (profesional dan
berkompeten serta terampil sesuai dengan
bidangnya).
3. Menyediakan kelengkapan sarana belajar PAI
yang belum ada yakni peralatan praktik manasik haji.
4. Mempersiapkan pendanaan program khusus
akselerasi sehingga outbond bisa berjalan secara lancar.