Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Meneliti Manfaat Puasa Ramadan

Mengkaji dan membicarakan manfaat puasa Ramadan seakan tidak akan pernah bisa berakhir sampai kapanpun. Karena ibadah Puasa tidak hanya bersangkutan dengan bagaimana cara beraktivitas sambil menahan lapar, namun lebih dari itu. 


Misalnya dalam puasa Ramadan terdapat nilai-nilai kemanusiawian, yaitu keringanan bagi orang yang berhalangan untuk tidak berpuasa pada bulan yang telah ditentukan tersebut, tapi wajib menggantinya pada bulan yang lain. 


Kecuali bagi ibu hamil serta menyusui dan bagi orang yang sudah tidak mampu lagi untuk berpuasa, misalnya orang sakit yang kesembuhannya tidak bisa diharapkan dan orang sudah lanjut usia. 


Orang yang tidak diwajibkan mengganti puasa di hari lain tersebut diwajibkan membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin tiap harinya setara dengan satu mud (kurang lebih ½ Kg).


Lalu apa manfaat (hikmah) di balik Allah mewajibkan dan memberikan keringanan bagi orang yang menjalankan puasa pada keadaan tertentu tersebut? Tentu jawaban secara pasti tidak akan bisa diperoleh. 



Kecuali kita mengambil dari al Qur’an dan Hadith kemudian kita menafsirkannya. Selain itu kita mustahil bisa mewancarai Allah untuk mengetahui jawaban yang masih menjadi rahasia bagi umat manusia tersebut. 


Meskipun demikian kita sebagai manusia yang punya potensi untuk mengembangkan ilmu, seyogyanya berfikir keras untuk dapat meneliti hikmah dan rahasia dibalik Allah telah mewajibkan  ibadah puasa dalam konteks kekinian. 


Walaupun ilmu pengetahuan modern sekarang ini belum bisa menjawab dan memahami secara total dari manfaat menjalankan ibadah puasa.




Salah satu hikmah (manfaat) menjalankan ibadah puasa berdasarkan analisa ilmu pengetahuan sekarang ini yang dapat diperoleh adalah kemanfaatan dari segi perkembangan: 


1) Psikologis

Jiwa dan mental menjadi lebih tertata, tahan banting, mengarahkan pada penghematan (efisiensi) energi dalam tubuh untuk berfikir dan bertindak sesuatu yang bermanfaat, dan mengendalikan emosi, misalnya tidak akan marah atau melakukan kekerasan karena hal tersebut akan membuang energi, padahal ada hal yang lebih penting dari pada itu. 

Puasa dapat membiasakan manusia untuk berfikir dan menata emosi secara tepat guna (efektif) dengan sedikit energi yang diperoleh dari sari-sari makanan saat ia sahur. Hal ini sesuai dengan perintah nabi dalam hadith yang terjemahnya: Bila kamu dimaki seseorang maka katakanlah: “Saya orang berpuasa.” 


2) Kesehatan; 

Pada masa sekarang ini penggalian hikmah puasa lebih banyak terfokus pada bidang medis, mungkin karena temuan medis dapat diilmiahkan. Temuan-temuan penelitian dari sudut pandang medis secara umum menyimpulkan bahwa dengan berpuasa tidak akan mengganggu kesehatan tubuh manusia, bahkan berpuasa dapat meningkatkan kualitas kesehatan tubuh. 


Walaupun belum ditemukan secara pasti puasa dapat menyembuhkan penyakit tertentu kecuali temuan yang menyatakan puasa sebagai terapi untuk penyakit tertentu. Sehingga hal ini relevan dengan Hadith Nabi yang terjemahnya: “Puasalah kamu maka kamu menjadi sehat!”


3) Tatanan Sosial;  

Sedekah menjadi keutamaan (anjuran) bagi umat Islam terutama sekali saat bulan puasa, sehingga wajar banyak sekali orang yang bersedekah pada bulan Ramadan, hal ini secara tidak langsung akan membangun budaya hidup yang tidak anti sosial (cuek dengan realita di luar dirinya). 


Puasa telah merubah tatanan sosial serta budaya masyarakat yang mengusung semangat kebersamaan. Misalnya banyak orang maupun instansi yang mengadakan acara buka bersama dan juga perusahaan yang membagikan makanan-makanan untuk buka puasa dan sahur bagi masyarakat umum di jalan raya maupun di rumah-rumah kalangan menengah ke bawah. 


Di siang hari banyak warung-warung yang tutup, banyak tempat hiburan seperti diskotik, karaoke, lokalisasi, dan sanggar senam dikurangi jam bukanya bahkan ada yang ditutup. Selain itu saat sholat Tarawih banyak sekali Masjid-masjid dan Mushola dipenuhi semua kalangan umur umat Islam, banyak ceramah-ceramah disampaikan di antara sholat Tarawih dan Witir, di Masjid-masjid kota-kota besar ketika sholat Tarawih dilaksanakan terdapat polisi yang menjaga sekaligus mengatur lalu lintas saat para jamaah Tarawih menyeberang jalan. 


Inilah bukti bahwa bulan puasa telah merubah tatatan masyarakat (walaupun signifikansinya hanya selama Ramadan tapi dapat diyakini ini akan mempengaruhi kehidupan masyarakat pada bulan-bulan berikutnya).


4) Ekonomi; 

Telah tercatat di Indonesia selama bulan Ramadan dan beberapa hari setelahnya terjadi peningkatan presentase inflasi (uang banyak beredar di masyarakat), hal ini terjadi karena banyak uang yang disimpan di Bank diambil masyarakat untuk ditransfer pada saudaranya di kampung atau untuk membeli barang-barang kebutuhan  selama bulan Ramadan. 


Namun inflasi yang rutin tiap tahunnya ini bisa dibaca oleh Pemerintah, agar bisa dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan ekonomi negara. sedang dilihat dari sektor masyarakat menengah ke bawah ibadah puasa menjadi bulan berkah bagi kaum fakir miskin, sehingga setelah bulan puasa berakhir mereka memiliki taraf hidup yang lebih layak. 


Puasa dapat melatih hidup sederhana, walaupun pada kenyataannya pada bulan puasa banyak sekali pasar-pasar, toko-toko, supermarket, dan tempat-tempat belanja lain yang barang jualannya laku keras saat bulan Ramadan. 


Hal ini juga dimanfaatkan oleh pengusaha dengan menyuguhkan iklan-iklan yang pada kenyataannya barang yang di’tawar’kan tersebut belum tentu menyehatkan karena salah satunya mengandung bahan sintetis (mengandung bahan kimia buatan).


5) Peningkatan Iman; 

Puasa menjadi alat uji keimanan bagi yang menjalaninya, bagaimana tidak? Jika kita ibadah di Masjid orang lain dapat melihat ‘ibadah’ kita , jika kita berzakat dan bershodaqoh orang lain juga dapat melihat (walaupun ada orang yang bersodaqoh secara sembunyi-sembunyi). 


Tapi saat menjalankan ibadah puasa tentu hanya kita dan Allah yang tahu apakah kita benar-benar telah menjalankan ibadah puasa atau tidak dari fajar hingga mega di langit sore telah tiba. Inilah salah satu pendidikan bagi manusia untuk berbuat jujur (tidak munafiq) pada diri sendiri, orang lain, dan jujur pada Tuhannya. 


Mengenai iman, telah menjadi pengetahuan umum bahwa iman seseorang dapat bertambah dan berkurang. Berkurang dan bertambahnya iman dapat disebabkan oleh beberapa faktor, tentu faktor utamanya adalah ‘siraman’ cahaya kasih sayang dari Allah yang diberikan pada orang yang ia kehendakinya. 


Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang awam untuk meningkatkan imannya melebihi keimanan sebelumnya. Membaca dan mengkaji al Quran sangat dianjurkan pada bulan puasa, mengkaji al Quran adalah salah satu faktor terjadi peningkatan keimanan.


Demikianlah beberapa hikmah menjalankan ibadah puasa, hikmah umum secara individu bagi orang yang menjalankan ibadah puasa adalah sebagai latihan manajemen diri. Sedangkan hikmah umum secara sosial adalah membangun semangat kebersamaan, merasakan hal yang sama yaitu merasakan lapar dan dahaga. 


Tapi hal ini tidak menutup kemungkinan ada hikmah-hikmah lain yang bisa ditemukan dikemudian hari, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan ke depannya nanti hikmah-hikmah lain yang lebih baru dan masih menjadi rahasia sampai sekarang akan terbuka dan ditemukan. (Banjir Embun)


Puasa (sumber gambar Moeslema)







Baca tulisan menarik lainnya: