Mengkaji dan
membicarakan manfaat puasa Ramadan seakan tidak akan pernah bisa berakhir
sampai kapanpun. Karena ibadah Puasa tidak hanya bersangkutan dengan bagaimana
cara beraktivitas sambil menahan lapar, namun lebih dari itu.
Misalnya dalam
puasa Ramadan terdapat nilai-nilai kemanusiawian, yaitu keringanan bagi orang
yang berhalangan untuk tidak berpuasa pada bulan yang telah ditentukan tersebut,
tapi wajib menggantinya pada bulan yang lain.
Kecuali bagi ibu hamil serta
menyusui dan bagi orang yang sudah tidak mampu lagi untuk berpuasa, misalnya
orang sakit yang kesembuhannya tidak bisa diharapkan dan orang sudah lanjut
usia.
Orang yang tidak diwajibkan mengganti puasa di hari lain tersebut
diwajibkan membayar fidyah, yaitu
memberi makan orang miskin tiap harinya setara dengan satu mud (kurang lebih ½ Kg).
Lalu apa manfaat
(hikmah) di balik Allah mewajibkan dan memberikan keringanan bagi orang yang menjalankan
puasa pada keadaan tertentu tersebut? Tentu jawaban secara pasti tidak akan
bisa diperoleh.
Kecuali kita mengambil dari al Qur’an dan Hadith kemudian kita
menafsirkannya. Selain itu kita mustahil bisa mewancarai Allah untuk mengetahui
jawaban yang masih menjadi rahasia bagi umat manusia tersebut.
Meskipun
demikian kita sebagai manusia yang punya potensi untuk mengembangkan ilmu,
seyogyanya berfikir keras untuk dapat meneliti hikmah dan rahasia dibalik Allah
telah mewajibkan ibadah puasa dalam konteks
kekinian.
Walaupun ilmu pengetahuan modern sekarang ini belum bisa menjawab dan
memahami secara total dari manfaat menjalankan ibadah puasa.
Salah satu
hikmah (manfaat) menjalankan ibadah puasa berdasarkan analisa ilmu pengetahuan
sekarang ini yang dapat diperoleh adalah kemanfaatan dari segi perkembangan:
1)
Psikologis;
Jiwa dan mental menjadi
lebih tertata, tahan banting, mengarahkan pada penghematan (efisiensi) energi
dalam tubuh untuk berfikir dan bertindak sesuatu yang bermanfaat, dan
mengendalikan emosi, misalnya tidak akan marah atau melakukan kekerasan karena
hal tersebut akan membuang energi, padahal ada hal yang lebih penting dari pada
itu.
Puasa dapat membiasakan manusia untuk berfikir dan menata emosi secara
tepat guna (efektif) dengan sedikit energi yang diperoleh dari sari-sari
makanan saat ia sahur. Hal ini sesuai dengan perintah nabi dalam hadith yang
terjemahnya: Bila kamu dimaki seseorang
maka katakanlah: “Saya orang berpuasa.”
2) Kesehatan;
Pada masa
sekarang ini penggalian hikmah puasa lebih banyak terfokus pada bidang medis,
mungkin karena temuan medis dapat diilmiahkan. Temuan-temuan penelitian dari
sudut pandang medis secara umum menyimpulkan bahwa dengan berpuasa tidak akan
mengganggu kesehatan tubuh manusia, bahkan berpuasa dapat meningkatkan kualitas
kesehatan tubuh.
Walaupun belum ditemukan secara pasti puasa dapat menyembuhkan
penyakit tertentu kecuali temuan yang menyatakan puasa sebagai terapi untuk
penyakit tertentu. Sehingga hal ini relevan dengan Hadith Nabi yang
terjemahnya: “Puasalah kamu maka kamu
menjadi sehat!”
3) Tatanan Sosial;
Sedekah menjadi keutamaan (anjuran) bagi umat Islam
terutama sekali saat bulan puasa, sehingga wajar banyak sekali orang yang
bersedekah pada bulan Ramadan, hal ini secara tidak langsung akan membangun
budaya hidup yang tidak anti sosial (cuek dengan realita di luar dirinya).
Puasa
telah merubah tatanan sosial serta budaya masyarakat yang mengusung semangat
kebersamaan. Misalnya banyak orang maupun instansi yang mengadakan acara buka
bersama dan juga perusahaan yang membagikan makanan-makanan untuk buka puasa
dan sahur bagi masyarakat umum di jalan raya maupun di rumah-rumah kalangan
menengah ke bawah.
Di siang hari banyak warung-warung yang tutup, banyak tempat
hiburan seperti diskotik, karaoke, lokalisasi, dan sanggar senam dikurangi jam
bukanya bahkan ada yang ditutup. Selain itu saat sholat Tarawih banyak sekali Masjid-masjid
dan Mushola dipenuhi semua kalangan umur umat Islam, banyak ceramah-ceramah
disampaikan di antara sholat Tarawih dan Witir, di Masjid-masjid kota-kota
besar ketika sholat Tarawih dilaksanakan terdapat polisi yang menjaga sekaligus
mengatur lalu lintas saat para jamaah Tarawih menyeberang jalan.
Inilah bukti
bahwa bulan puasa telah merubah tatatan masyarakat (walaupun signifikansinya
hanya selama Ramadan tapi dapat diyakini ini akan mempengaruhi kehidupan
masyarakat pada bulan-bulan berikutnya).
4) Ekonomi;
Telah tercatat di Indonesia
selama bulan Ramadan dan beberapa hari setelahnya terjadi peningkatan
presentase inflasi (uang banyak beredar di masyarakat), hal ini terjadi karena
banyak uang yang disimpan di Bank diambil masyarakat untuk ditransfer pada
saudaranya di kampung atau untuk membeli barang-barang kebutuhan selama bulan Ramadan.
Namun inflasi yang rutin
tiap tahunnya ini bisa dibaca oleh Pemerintah, agar bisa dimanfaatkan untuk
menunjang pembangunan ekonomi negara. sedang dilihat dari sektor masyarakat
menengah ke bawah ibadah puasa menjadi bulan berkah bagi kaum fakir miskin,
sehingga setelah bulan puasa berakhir mereka memiliki taraf hidup yang lebih
layak.
Puasa dapat melatih hidup sederhana, walaupun pada kenyataannya pada
bulan puasa banyak sekali pasar-pasar, toko-toko, supermarket, dan tempat-tempat
belanja lain yang barang jualannya laku keras saat bulan Ramadan.
Hal ini juga
dimanfaatkan oleh pengusaha dengan menyuguhkan iklan-iklan yang pada
kenyataannya barang yang di’tawar’kan tersebut belum tentu menyehatkan karena
salah satunya mengandung bahan sintetis (mengandung bahan kimia buatan).
5) Peningkatan Iman;
Puasa menjadi alat
uji keimanan bagi yang menjalaninya, bagaimana tidak? Jika kita ibadah di Masjid
orang lain dapat melihat ‘ibadah’ kita , jika kita berzakat dan bershodaqoh
orang lain juga dapat melihat (walaupun ada orang yang bersodaqoh secara
sembunyi-sembunyi).
Tapi saat menjalankan ibadah puasa tentu hanya kita dan
Allah yang tahu apakah kita benar-benar telah menjalankan ibadah puasa atau
tidak dari fajar hingga mega di langit sore telah tiba. Inilah salah satu
pendidikan bagi manusia untuk berbuat jujur (tidak munafiq) pada diri sendiri,
orang lain, dan jujur pada Tuhannya.
Mengenai iman, telah menjadi pengetahuan
umum bahwa iman seseorang dapat bertambah dan berkurang. Berkurang dan
bertambahnya iman dapat disebabkan oleh beberapa faktor, tentu faktor utamanya
adalah ‘siraman’ cahaya kasih sayang dari Allah yang diberikan pada orang yang
ia kehendakinya.
Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi orang awam untuk
meningkatkan imannya melebihi keimanan sebelumnya. Membaca dan mengkaji al
Quran sangat dianjurkan pada bulan puasa, mengkaji al Quran adalah salah satu
faktor terjadi peningkatan keimanan.
Demikianlah
beberapa hikmah menjalankan ibadah puasa, hikmah umum secara individu bagi
orang yang menjalankan ibadah puasa adalah sebagai latihan manajemen diri.
Sedangkan hikmah umum secara sosial adalah membangun semangat kebersamaan,
merasakan hal yang sama yaitu merasakan lapar dan dahaga.
Tapi hal ini tidak
menutup kemungkinan ada hikmah-hikmah lain yang bisa ditemukan dikemudian hari,
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan ke depannya nanti hikmah-hikmah
lain yang lebih baru dan masih menjadi rahasia sampai sekarang akan terbuka dan
ditemukan. (Banjir Embun)
|
Puasa (sumber gambar Moeslema) |