Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

SKRIPSI BAB IV: UPAYA MADRASAH DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI MI NURUL HUDA NGLETIH PESANTREN KEDIRI


UPAYA MADRASAH DALAM PEMBENTUKAN
AKHLAKUL KARIMAH SISWA
DI MI NURUL HUDA NGLETIH PESANTREN KEDIRI


Oleh: Muji Efendi: 

(Guru MI Nurul Huda Jl. Raya Ngletih Kel. Ngletih Kec. Pesantren Kota Kediri)

(foto Muji Efendi, sumber foto: Facebook)




BAB IV
PAPARAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A.    Latar Belakang Objek
1.                                                                                          Sejarah MI Nurul Huda
Suatu hal yang tidak mudah untuk mendirikan lembaga madrasah yang notabene pendidikan sekarang berorientasi pada dunia semata. Dalam mendirikan madrasah ini, yang kemudian di namakan MI Nurul Huda sangatlah membutuhkan perjuangan keras yang menguras tenaga, pikiran dan waktu. Dalam sejarah pendiriannya sendiri, MI Nurul Huda melalui beberapa fase yang telah dilaluinya yaitu:
1.      FASE PERTAMA :
Di adakan pendidikan berkelompok  bersifat non formal
I.       Di mushola  Bpk. Abdul Latif  Almarhum
II.    Di rumah Bpk Sajuri
III. Di Masjid Al Hidayah Ngletih
IV. Di Masjid Nurul Amal  Jetis
Dengan  tenaga guru suka rela berjumlah  6 orang yaitu
1.      Tamat B.A                        4. Ibu Sulikah
2.      Mohammad Djamil           5. Bpk. Chabib
3.      Bpk . Chailil
Fase pertama ini berjalan hingga 6 tahun dari  1986- 1992.
2.      FASE  KEDUA :
Pada masa ini mulai mengelompokan antara pendidikan  di sumberjo, di jetis, di Ngletih , menjadi  satu lembaga, dan mulai di klasikal menurut tingkat pendidikan  di sekolah Dasar siswa kelas I sampai kelas VI kira-kira 150 siswa
Adapun tenaga gurunya ada 7 orang :
1.      Bpk .Tamat B.A
2.      Ibu Siti Juwariah
3.      Sundu Sijah
4.      Koidatul Chasanah
5.      Bpk. Komsatun
6.      Eko
7.      Bpk. Abdulah



Karena tempat tidak memungkinkan  dan terasa sangat sempit akhirnya meminta ijin  kepada Bpk. Kades agar mendapatkan tempat di Balai desa ngletih.
Meski dalam keterbatasan fasilitas baik tempat maupun dana dalam pengelolaan lembaga pendidikan tersebut. Pengajaran yang telah dilakukan bisa bisa bertahan hingga 1 tahun di Balai Desa Ngletih..

3.      FASE KETIGA :
Mengingat Balai Desa yang di tempati itu rusak dan dapat membahayakan bagi anak-anak didik. Bpk Tamat sebagai pembina  mengadakan hubungan  dengan Bapak Kades untuk meminjam tempat di SD yang tidak jauh dari Balai Desa. 
Walaupun Bpk  Kades yang menembusi sendiri tetapi tidak berhasil, dengan ini siswa sementara  menempati Balai Desa dan sebagian ada dirumah bpk  Sajuri.
Dalam kaitannya pengajaran yang telah terjadi. Para guru mengumpulkan tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat untuk membahas  kelanjutan pendidikan yang ada.
Akhirnya bisa memutuskan membentuk Panitia BP3 , Pada tanggal 3 juni 1988 di rumah Bpk. Sajuri. Dari musyawarah tersebut terbentuklah susunan pengurus sebagai berikut:
Pelindung        :           Bpk. Kades
Ketua I                       :           Bpk. Imam Muktar
II           :           Bpk. Suroto B.A
                                    Sekretaris        :           Bpk. Komsatun
                                    Bendahara I    :           Bpk. Sajuri                                         
                                                     II    :           Bpk. Sudirman


SEKSI HUMAS

                        Dukuh Jetis         :   1. Bpk.Kyai. Anwar
2. Bpk. Suparlan
                        Desa Ngletih       :   1. Bpk. Kyai Basir
2. Bpk. Ahmadi
                        Dukuh Sumberjo :   1. Bpk. Moh. Yuhdi       
2. Bpk. Mustofa             
3. Bpk. Cholil
4. Bpk. Imam Syafi’i
Berjalan lancar dan menhasilkan donatur tetap tiap bulan  Rp. 70.000,00 berjalan empat bulan  pada tanggal  26 juni 1988  mulai membentuk Panitia pembangunan gedung tempat di rumah Bpk . Sajuri
Pelindung              :     Bpk. Kades
Ketua              I     :     Bpk. Imam Muktar
                                                            II    :     Bpk. Suroto B.A
                                    Sekretaris        I     :     Bpk. Komsatun
                                                            II    :    Bpk.Soeradi
                                    Bendahara       I     :     Bpk. Sudirman                                  
                                                            II    :    Bpk. Sajuri


SEKSI PEMBANGUNAN
1. Bpk Kaur Pembangunan
2. Bpk Kyai Anwar
3. Bpk Suparlan
4. Bpk Ahmadi
5. Bpk Ali ahmadi

6. Bpk Yuhdi

7. Bpk Mustofa


Panitia mulai melangkah mencari dana sumbangan material, tenaga, konsumsi. Seksi pembangunan konsultasi dengan Desa mengenai tanah yang akan di tempati bangunan dan mendapat hak pakai seluas 315 m  lengkap dengan denah  dari desa  dan di ketahui  oleh bpk Kades, Pembina sekolah bergerak berkomunikasi  dengan Bpk. Mad tobi Sebagai PPAI di wilayah Pesantren dan akhirnya  mendapat pembinaan untuk melengkapi syarat-syarat akreditasi terdaftar pada Departemen Agama Kodya Kediri.
Karena ada cecking kerja tiap bulan dalam satu minggu  semua panitia yang bertugas  masing - masing melaporkan kepada ketua panitia. Dari sinilah madrasah mengupayakan langkah untuk memperoleh  status terdaftar. Sambutan semua panitia bertambah semangat. Dan Alhamdulillah gedung dua lokal sudah ada walaupun belum sempurna.
4.      FASE EMPAT :
Setelah mendapatkan status terdaftar dan seiring berjalannya waktu. Pendidikan berubah dari non Formal menjadi formal dan bisa mengikuti EBTA pada tanggal 27 April 1991 sampai 30 April 1992 peserta  12 lulus 100%.
 Pada tahun ajaran 1992-1993, MI Nurul Huda dapat mengikuti EBTA  pada tanggal 10 Mei-13 Mei 1993 , peserta 13 siswa  lulus 100%
 Hal tidak menggembirakan terjadi pada tahun ajaran 1993-1994, dimana MI Nurul Huda tidak bisa mengikuti EBTA karena ada Peraturan tidak boleh dobel kantin dan itu juga terulang pada  tahun ajaran 1994 - 1995 sehingga  MI Nurul Huda tidak bisa mengikuti EBTA.
2.                                                                                          Visi Misi MI Nurul Huda
1)      Unggul dalam berkreativitas
2)      Unggul dalam kesenian dan olah raga
3)      Unggul dalam aktivitas keagamaan
4)      Melaksanakan pembelajaran secara efektif
5)      Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama islam dan budaya bangsa
6)      Mengembangkan dan melestarikan kesenian dan olah raga


3.                                                                                          Struktur Organisasi MI Nurul Huda


4.                                                                                           Keadaan Guru MI Nurul Huda
Jumlah keseluruhan guru MI Nurul Huda adalah sebanyak 8 orang yang semuanya menempati posisi masing-masing di lembaga tersebut, yakni posisi kepala sekolah serta wakilnya yang juga merangkap sebagai tenaga guru, kemudian seorang sekretaris, bendahara dan tata usaha yang juga merangkap sebagai guru.
Adapun yang berposisi sebagai guru murni ada 3 orang. Dari keseluruhan yakni 8 orang, semuanya merupakan guru tetap. Guru yang ada di MI Nurul Huda berasal dari latar pendidikan yang berbeda, sehingga satu dengan yang lainnya bisa saling melengkapi.
 Dengan modal ketelatenan, istiqomah dan jihad di agama agama Allah swt, para guru tersebut dapat bertahan hingga sekarang.
Berikut ini kami paparkan data guru di MI Nurul Huda Ngletih Pesantren Kota Kediri.[1]
Tabel 4.1 DATA GURU MI NURUL HUDA
NGLETIH PESANTREN KEDIRI TAHUN 2010

No

-Nama
-Tempat Tgl Lahir
-NIP
-Pangkat, Golongan

L / P
Ijazah
Jabatan di Sekolah ini
Status Kepegawaian
Tanggal Mulai Mengajar
1
2
3
4
5
6
7
01.
TAMAT S.Pd
Blitar, 06-05-1966
992.034.001
L
S1
Kepala Sekolah
Guru Tetap
21-07-1992
02.
BOEDI SANTOSA
Kediri, 23-11-1972
992.034.002
L
SMA
Wakil Kepala Sekolah
Guru Tetap
01-07- 2004
03.
SITI JUWANAH A.Ma
Kediri, 08-08-1964
992.034.003
P
D2
Bendahara
Guru Tetap
05-07- 1992
04.
DWI ASTUTIK
Kediri, 07-07-1978
992.034.004
P
SMK
Sekretaris
Guru Tetap
01-07- 2004
05.
SITI AMINATUN
Kediri, 04-05-1970
992.034.005
P
SMA
Guru
Guru Tetap
01-07- 2004
06.
NUR FARIDA HANIM
Kediri, 10-08-1986
992.034.006
P
MAN
Guru
Guru Tetap
06-07- 2005
07.
ALI MAHMUDI S.Ag
Kediri, 23-12-1974
992.034.007
L
S1
Guru
Guru Tetap
22-01-2005
08.
NURUDIN ALWI
Kediri, 04-05-1989
992.034.008
L
SMK
TU
Guru Tetap
03-07-2006

5.                                                                                          Keadaan Siswa MI Nurul Huda
Siswa  MI Nurul Huda di kelompokkan menjadi 6 kelas dimana seluruhnya berjumlah 57 siswa. Berikut adalah data jumlah siswa MI Nurul Huda juni 2010.

Tabel 4.2 KEADAAN SISWA MI NURUL HUDA
 NGETIH PESANTREN KEDIRI TAHUN 2010

Banyaknya kelas
Jumlah ruangan
Jumlah siswa
L
P
total
Kelas 1
1 Rombel
6
4
10
Kelas 2
1 Rombel
6
2
8
Kelas 3
1 Rombel
8
5
13
Kelas 4
1 Rombel
7
5
12
Kelas 5
1 Rombel
5
1
6
Kelas 6
1 Rombel
1
7
8


Dari sini dapat kita ketahui bahwa rara-rata tiap kelas berjumlah 10 siswa. Meski demikian, pembelajaran berjalan sesuai peraturan yang ada dalam madrasah dan hal yang positif dari jumlah siswa tersebut adalah guru dengan mudah dapat memantau perkembangan siswanya.
6.                                                                                          Sarana Prasarana MI Nurul Huda
Sarana prasarana merupakan sebuah sesuatu yang sangat mendukung jalannya kegiatan belajar mengajar di kelas. Suatu lembaga pendidikan yang sudah maju tentunya memiliki sarana dan prasarana yang sangat lengkap untuk menunjang kreatifitas siswanya.
Masalah akan terjadi bilamana dalam lembaga pendidikan kekurangan sarana prasarana. Misalnya : tidak adanya tempat belajar atau kelas yang tetap, akan sedikit banyak mengganggu siswanya sendiri maupun guru yang mengajar.
Ketika guru atau siswa berpindah-pindah tempat seperti di jalanan, tentunya mereka harus beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Maka sarana prasarana dianggap sangat penting.
Sarana prasarana yang ada di MI Nurul Huda kini sudah terbilang cukup dan dengan adanya sarana prasarana yang cukup tersebut diharapkan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Adanya sarana prasarana yang cukup tersebut, sangat membatu guru dalam menyampaikan pelajaran di dalam kelas.



Berikut kami paparkan sarana prasarana yang sudah ada di MI Nurul Huda[2]:
Tabel 4.3  SARANA PRASARANA SEKOLAH MI NURUL HUDA
NGLETIH PESANTREN TAHUN 2010
Sarana pendidikan
Jumlah
Kriteria

Bangku sekolah
90 buah
cukup
kursi
180 buah
Rak buku,
rak perpustakaan
2 buah
cukup
Komputer
1 buah
cukup
Alat IPA, Bola voli,
Bola sepak
5 buah
cukup
Alat IPA, IPS,
Atlas, Globe
4 buah
cukup
Papan tulis
6 buah
cukup


B.     Paparan Data
1. Bentuk akhlak karimah siswa di MI Nurul Huda
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seorang pendidik bekerja keras guna menghindari efek negatif dari kemajuan iptek yang sangat pesat.
Dari temuan lapangan yang kami peroleh terkait dengan pembinaan akhlak di MI Nurul Huda, bentuk akhlak siswa di MI Nurul Huda sangat berbeda dengan siswa yang ada di lembaga umum atau SD.
Bentuk akhlak tersebut sudah dibina sejak siswa masih duduk dibangku kelas satu, sehingga menjadi kebiasaan siswa sampai duduk dibangku kelas enam.
Adapun bentuk akhlak karimah siswa MI Nurul Huda yang telah diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan sebagai berikut[3]:
1)      Siswa senantiasa mengucapkan salam ketika bapak/ibu guru masuk kelas. Kebiasaan mengucapkan salam tidak hanya dilakukan di sekolah saja. Tetapi siswa juga membiasakan mengucapkan salam ketika mau berangkat ke sekolah.
2)      Siswa membiasakan bersalaman kepada seluruh guru yang ada di sekolah. Kebiasaan bersalaman kepada guru merupakan salah satu akhlak karimah di MI Nurul Huda, dengan ini diharapkan siswa tersebut mau menghormati bapak/ibu guru.
Dari beberapa pertanyaan yang kami ajukan kepada Bapak Tamat S.Pd. selaku kepala madrasah, terkait pembentukan akhlak di MI Nurul Huda.
Beliau mengatakan:”kami berupaya bagaimana anak didik saya memiliki kepribadian yang lebih baik dari anak di lembaga pendidikan umum atau SD. Kami sejak dini sudah membiasakan kepada anak didik, ketika mau masuk ataupun pulang sekolah agar bersalaman kepada guru yang masih ada disekolah”.
 Yang berikutnya kami mengadakan wawancara kepada Ibu Nur Farida Hanim selaku guru kelas di MI Nurul Huda. Senada dengan bapak Tamat S.Ag, beliau juga mengatakan: ” mengucapkan salam dan bersalaman ketika disekolah merupakan suatu kebiasaan yang sudah kami tanam ketika anak masuk kelas satu.[4]
Dari pengamatan lapangan, kita dapati salah satu bentuk akhlak siswa, yakni setiap mau pulang, keseluruhan siswa dari MI Nurul Huda mencari guru untuk sekedar bersalaman.[5] Inilah salah satu akhlak yang telah dibentuk oleh madrasah sehingga menjadi kebiasaan siswa itu sendiri baik di sekolah maupun di rumah.
Dalam hal lainnya juga ditemukan bahwa bilamana ada salah satu siswa berbicara kotor, maka teman lain langsung menegurnya, dengan sendirinya anak yang berbicara kotor tersebut tidak berani karena takut apabila akan di laporkan kepada guru.[6]
Meski demikian akhlak karimah yang terbentuk di madrasah sudah diterapkan di rumah masing-masing, misalnya siswa selalu berpamitan dan bersalaman kepada orang tua sebelum berangkat ke sekolah serta kebiasaan mengucapkan salam.[7]
2. Upaya madrasah dalam membentuk akhlak karimah
Setiap lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta tentunya memiliki cara tersendiri yang dilakukan madrasah untuk membentuk akhlakul karimah siswanya, dalam hal ini MI Nurul Huda menggunakan beberapa strategi sebagai upaya pembentukan akhlak karimah siswa yakni dengan membiasakan bersikap terpuji, membentuk komunitas yang baik, pemberian sanksi serta keteladanan.[8]
Dalam wawancara mendalam Bapak Tamat S.Pd. menjelaskan secara rinci mengenai strategi atau metode yang telah dilakukan madrasahnya sebagai upaya pembentukan akhlak karimah siswa adalah sebagai berikut[9]:
a.       Membiasakan anak untuk berperilaku terpuji di sekolah
Dengan selalu membiasakan anak bersikap baik, maka dengan sendirinya anak tersebut dengan mudah untuk berbuat baik. Misalnya ketika hari jum’at, seluruh siswa dibiasakan untuk berinfaq, dengan kebiasaan tersebut yang dimulai sejak dini maka dengan sendirinya tanpa diminta para siswa akan berinfaq pada hari jum’at.[10] Kebiasaan bersalaman di MI Nurul Huda sudah dilakukan sejak siswa duduk dibangku kelas satu sehingga kebiasaan tersebut dibawa sampai mereka duduk di bangku kelas enam.[11]
b.      Membuat komunitas yang baik sesama siswa
Pergaulan individu akan mempengaruhi pola hidupnya. Komunitas yang tidak baik tentunya akan berdampak negatif pula pada perkembangan moral maupun akhlak siswa.
 Dalam pengamatan langsung di MI Nurul Huda penulis dapati, ketika salah satu teman berkata kotor maka dengan sendirinya teman lainnya segera mengingatkan.[12] Sehingga siswa yang berbuat tidak baik akan dengan sendiri berubah.  
c.       Menerapkan sanksi bagi siswa yang bersikap tidak baik
Ini merupakan metode yang sangat efektif dalam pembinaan akhlak terpuji yaitu bagi yang melanggar tata tertib sekolah akan dikenai sanksi. Dengan adanya sanksi dari guru atau sekolah, diharapkan aturan-aturan yang ada dapat berjalan sesuai tujuan dan visi misi MI Nurul Huda. Salah satu sanksi tersebut misalnya menyapu ruang kelas atau membersihkan kamar mandi.[13]
Menurut Ibu Dwi Astutik, selaku guru kelas lima. Beliau mengatakan: ”Dengan adanya sanksi dari madrasah, diharapkan dapat memberikan efek jera kepada anak yang melanggar aturan sekolah. Sanksi tersebut berlaku pada semua siswa yang melanggar tanpa terkecuali”.[14]
d.      Memberikan  keteladanan yang baik kepada siswa
Menurut Bapak Ali Mahmudi, selaku guru agama mengatakan: ”Seorang anak yang masih setingkat MI akan senantisa meniru apa yang ada disekitarnya. Terlebih lagi kepada gurunya, karena seorang guru merupakan pengganti orang tua ketika anak ada di sekolah.
Dalam hal ini guru harus menjaga segala hal yang nantinya dapat mempengaruhi siswanya kearah negatif. Misalnya, seorang guru harus memperhatikan sendiri perilaku di depan siswa serta menjaga pembicaraannya. Kepribadian seorang guru yang tidak baik harus segera dirubah sendiri kalau menginginkan siswa-siswanya memiliki akhlak karimah.
Kemudian setelah dengan keteladanan tersebut, siswa tidak mengalami perubahan maka sangat diperlukan nasehat-nasehat secara langsung agar siswa tersebut mau berubah.”[15]

C.    Temuan Penelitian
1.      Bentuk akhlak karimah siswa di MI Nurul Huda
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada kepala madrasah dan beberapa guru yang ada di MI Nurul Huda. Dapat peneliti simpulkan bahwa bentuk akhlak karimah siswa di MI Nurul Huda yang sangat menonjol adalah kebiasaan mengucapkan salam dan bersalaman ketika berangkat sekolah maupun pada waktu pulang sekolah.
Kebiasaan mengucapkan salam dan bersalaman kepada para guru ketika pulang sekolah memang sudah ditanam sejak siswa duduk dibangku kelas satu. Selain di sekolah, kebiasaan tersebut juga dilakukan oleh siswa ketika berada di rumah masing-masing.
2.      Upaya madrasah dalam pembentukan akhlak siswa di MI Nurul Huda
Dari hasil wawancara serta observasi yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa upaya atau strategi yang dilakukan oleh MI Nurul Huda dalam membentuk akhlak karimah siswanya adalah sebagai berikut:
a.       Membiasakan anak untuk berperilaku terpuji di sekolah
MI Nurul Huda menggunakan metode ini karena dianggap efektif. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat penting untuk berlatih dan membiasakan akhlak terpuji hingga menjadi adat kebiasaan seorang anak dengan mudah. Para guru juga membiasakan siswa agar berbicara yang baik serta selalu mengontrol siswa dalam kaitannya apakah siswa tersebut sudah rajin sholat lima waktu.
b.      Membuat komunitas yang baik sesama siswa
Dalam hal ini MI Nurul Huda menganggap bahwa pergaulan individu akan mempengaruhi pola hidupnya. Secara tidak langsung seorang teman akan mempengaruhi pola pikir seorang individu.
Komunitas yang baik akan membuat kepribadian seorang individu juga menjadi baik. Sehingga apabila ada ditemukan siswa yang sekiranya berpengaruh negatif, guru segera melakukan pembinaan.
c.       Memberikan  keteladanan yang baik kepada siswa
Metode ini sangat sederhana tetapi sangat mengena kepada siswa, karena seorang guru selain bertanggung jawab memberikan atau mentransfer ilmunya juga memiliki tangung jawab moral yang besar. Tingkah laku seorang guru akan sangat mudah ditiru oleh muridnya, terlebih lagi bagi siswa yang masih duduk di bangku SD.
Guru harus memberikan contoh yang baik kepada siswanya dalam segala hal, baik ucapan ataupun tingkah laku. Sehingga di MI Nurul Huda sangat mengedepankan sosok guru yang bisa menjadi panutan yang baik bagi murid-muridnya.
d.      Menerapkan sanksi bagi siswa yang bersikap tidak baik
Ini merupakan metode yang sangat efektif dalam pembinaan akhlak karimah yaitu bagi yang melanggar tata tertib sekolah akan dikenai sanksi. Salah satu sanksi tersebut misalnya menyapu ruang kelas, membersihkan kamar mandi.
Di madrasah ini juga sangat mengutamakan kedisiplinan sehingga selalu kita temui siswa berpakaian lengkap setiap hari karena madrasah ini selain menggunakan metode keteladanan, nasehat, juga menggunakan sanksi-sanksi untuk siswanya yang melanggar tata tertib, diharapkan dengan adanya sanksi tersebut anak didik tersebut dapat teratur dan tidak bertingkah laku semaunya sendiri.

D.    Pembahasan
1.      Bentuk akhlak karimah siswa di MI Nurul Huda
akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran. Akhlak ada yang terbentuk dari pembawaan sejak lahir, dan adapula akhlak seorang individu itu terbentuk karena pengaruh lingkungan yang ada di sekitar.
Al-Quran dan Hadits adalah pedoman hidup dalam islam yang menjelaskan kriteria-kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi segala perbuatan buruk. Ukuran baik-buruk itu ditentukan dalam al-Qur’an, karena al-Qur’an adalah firman Allah SWT, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dasar akhlak yang kedua adalah Hadits Nabi atau Sunah Rasul. Untuk menjelaskan isi al-Qur’an lebih rinci, maka kita diperintahkan agar mengikuti sunnah rasul karena beliau merupakan suri tauladan atau contoh nyata dari pengamalan al-Qur’an.
 Perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila dipenuhi dua syarat, yaitu:
1).    Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan
2).    Perbuatan-perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi-emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar, seperti paksaan dari orang lain yang menimbulkan ketakutan, atau bujukan dengan harapan-harapan yang indah-indah, dan lain sebagainya.
Dari sini penulis dapati bahwa akhlak karimah siswa di MI Nurul Huda yang sangat menonjol adalah kebiasaan mengucapkan salam dan bersalaman ketika berangkat sekolah maupun pada waktu pulang sekolah. Nilai moral yang terkandung dalam kebiasaan siswa tersebut sangatlah baik.
Dengan membiasakan salam tersebut, secara tidak langsung telah mensyiarkan agama islam. Kemudian dengan membiasakan bersalaman, nilai yang dapat diambil adalah semangat silaturahim. Kebiasan tersebut sangat relevan dengan ajaran islam yakni menghormati sosok seorang guru.



2.      Upaya madrasah dalam pembentukan akhlak siswa di MI Nurul Huda
Dalam pembentukan akhlakul karimah siswa, MI Nurul Huda menggunakan beberapa strategi atau metode agar arus modernisasi yang begitu cepat tidak berdampak negatif  kepada anak didiknya.
Adapun strategi atau metode yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.       Membiasakan anak untuk berperilaku terpuji di sekolah
MI Nurul Huda menggunakan metode ini karena dianggap efektif. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat penting untuk berlatih dan membiasakan akhlak terpuji hingga menjadi adat kebiasaan seorang anak dengan mudah. Dalam al-Qur’an di terangkan sebagai berikut:
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوَّهَا. فَأَ لْهَمَهَا فُجُوْرَهَاوَتَقْوَهَا. قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا. وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَا.
Terjemahan: Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,. dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.[16](QS: Al-Syam: 7-10)

Islam menggunakan adat kebiasaan sebagai cara membina akhlak. Lalu islam mengubah setiap jenis kebaikan menjadi adat kebiasaan yang dilakukan diri dengan mudah tanpa bersusah payah.
Dari cara tersebut, setiap kegiatan yang ada di sekolah ditanamkam sebuah akhlak yang terpuji sehingga memiliki arah baik dan menjadi kebiasaan.
Oleh karena itu, siapa saja yang ingin mempunyai akhlak berderma misalnya, mesti membiasakan diri suka memberi sebagaimana orang dermawan. Setelah itu jangan berhenti membiasakan sifat tersebut secara sungguh-sungguh, hingga akhirnya menjadi tabiat sampai mudah melakukannya, maka jadilah dermawan. Demikianlah, adat kebiasaan dapat membina dan membentuk akhlak karimah di MI Nurul Huda.
Penulis menganggap kebiasaan baik perlu dilakukan sejak dini karena dengan sudah terbiasanya berperilaku baik maka dengan mudah anak tersebut juga melakukan hal yang baik. Seorang anak akan bersifat jujur bilamana sejak kecil terbiasa jujur, hal sebaliknya terjadi bilamana anak didik terbiasa bohong, maka ia akan mudah melakukan kebohongan terhadap siapapun.
b.      Membuat komunitas yang baik sesama siswa
Komunitas merupakan salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap pembentukan akhlak. Dalam hal ini pergaulan individu akan mempengaruhi pola hidupnya yang kemudian masuk keranah akhlak. Jika teman itu seorang yang sholeh dan takwa, kemungkinan besar ia akan mempunyai akhlak yang baik pula.
Penulis menganggap bahwa dengan membetuk komunitas yang baik itu perlu dilakukan. Karena sebaik apapun anak didik tersebut bilamana ditaruh ditempat yang tidak baik maka ia akan mengikuti hal yang tidak baik tersebut. Pada usia tingkat sekolah dasar, seorang individu senantiasa mengikuti apa yang ada di sekitarnya.
Masalah akan terjadi apabila ada salah satu dari komunitas tersebut memiliki sifat tidak baik, kalau tidak cepat direspon atau dicegah maka kebiasaan buruk tersebut akan menular kepada teman-temannya. Dalam hal ini perlu dibutuhkan perhatian guru yang lebih dalam mengamati tingkah laku siswanya.
Disisi lain, orang tua harus senantiasa memantau anak-anaknya agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang menyesatkan, karena seorang individu yang sudah terbawa pergaulan yang buruk akan sulit sekali untuk diarahkan menuju kebaikan. Oleh karenanya perlu adanya kesinergian dalam mendidik siswa agar memmiliki kepribadian yang baik antara lembaga madrasah dengan orang tua siswa.
c.       Menerapkan sanksi bagi siswa yang bersikap tidak baik
Dalam kisah beberapa nabi-nabi yang ada, sanksi digunakan sebagai langkah terakhir ketika cara lain tidak menemukan hasilnya, misalnya pada kisah nabi Nuh AS, banyak yang mengacuhkan nasehat-nasehat beliau waktu berdakwah. Bahkan sebagian dari umatnya ada menentang beliau. Sehingga turunlah sanksi dari Allah SWT berupa banjir bandang yang menenggelamkan umatnya yang tidak patuh pada seruannya.
Penerapan sanksi dalam madrasah merupakan metode yang sangat efektif dalam membentuk siswa berakhlak terpuji yaitu bagi yang melanggar tata tertib sekolah akan dikenai sanksi.
 Dengan adanya sanksi diharapkan dapat mengingatkan siswa agar tidak terlalu melenceng dari yang semestinya. Sanksi tersebut bisa berupa hukuman fisik maupun non fisik. Adapun macam-macam sanksi berupa teguran, diasingkan, pukulan diancam sanksi dunia maupun akhirat
Banyak sekali sekolah-sekolah sekarang yang menggunakan sanksi untuk menertipkan siswanya, sehingga siswa akan mengetahui dengan sendiri batasan mana yang tidak boleh dilanggar. Dan tentunya sanksi-sanksi tersebut haruslah mendidik dan mengarahkan siswanya agar tetap berakhlak karimah.
Pemberian sanksi memang perlu dilakukan agar siswa bisa melakukan pembelajaran secara teratur. Adanya sanksi yang berlebihan akan berdampak pada siswa sendiri. Jika siswa tidak tahan dengan aturan yang berlaku maka akan mengakibatkan siswa tersebut malas belajar.
Sehingga sanksi-sanksi yang ada di madrasah harus diimbagi dengan pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi agar teman lainnya terpacu untuk memperoleh hasil baik.
Sanksi-sanksi yang diberikanpun harus bersifat proporsional artinya guru harus mengetahui hukuman mana yang tepat diterapkan agar siswa tersebut menjadi pribadi lebih baik.
Jika sanksi yang diberikan tidak tepat maka bisa jadi anak tersebut akan mengalami gangguan psikologi. Misalnya, anak berbuat kesalahan di hukum berupa hafalan 5 ayat al-Qur’an. Ketidakmampuan siswa dalam hafalan tersebut apabila terus dipaksakan akan mengakibatkan menurunnya minat belajar sendiri.
 Jadi yang perlu diperhatikan dalam pemberian sanksi tersebut adalah tepat tidaknya hukuman yang akan diberikan.
d.      Memberikan  keteladanan yang baik kepada siswa
Rosulullah SAW. merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di dunia, ini terbukti dengan beberapa peninggalan beliau yang masih ada serta pengikutnya yang begitu banyak.
Sosok Rosulullah sangatlah pantas menjadi suri tauladan yang baik, kepribadiannya yang menakjubkan dan kehalusan budi pekerti beliau tidak diragukan lagi. Oleh karena itu beliau menjadi teladan terbesar bagi manusia sepanjang zaman.
Rasulullah SAW senantiasa menjaga lidahnya kecuali hanya untuk berbicara seperlunya, apabila berbicara senantiasa berbicara dengan halus (lemah-lembut) dan tidak pernah berbicara dengan kasar terhadap mereka, dan senantiasa memuliakan terhadap orang yang terpandang (berkedudukan) dan memperingatkan orang jangan sampai ada yang bertindak menyinggung perasaannya dan perbuatannya.
Rosulullah SAW sendiri dalam kaitannya merubah umatnya dulu yang kita sebut masyarakat jahiliyah yakni masyarakat yang memiliki kebodohan dalam hal aqidah dan akhlak, juga menerapkan keteladanan dalam segala hal kepada masyarakat. Dengan sendirinya kepribadian beliau menjadi teladan bagi sahabat dan orang lain. Sehingga sangatlah tepat metode keteladanan ini diterapkan di MI Nurul Huda.
Dalam kaitannya pembentukan akhlak karimah di MI Nurul Huda, seorang guru harus menjaga segala hal yang nantinya dapat mempengaruhi siswanya kearah negatif. Misalnya, seorang guru harus memperhatikan sendiri perilakunya didepan siswa serta menjaga pembicaraannya.
Metode ini sangat sederhana tetapi sangat mengena kepada siswa, karena seorang guru selain mentransfer ilmunya juga memiliki tanngung jawab moral yang besar. Seorang guru memiliki tanggung jawab moral yang cukup besar salah satunya yaitu  memberikan contoh muridnya berperilaku baik, bukan malah memberikan contoh yang tidak baik bagi murid-muridnya.
Metode ini sangat tergantung kepada kepribadian guru sendiri, karena guru yang memiliki pribadi yang tidak sesuai maka berdampak pada siswanya. Jadi disinilah seorang kepala sekolah harus benar-benar menyeleksi seorang guru baik kapasitas keguruannya maupun kepribadiannya juga.
Keberhasilan pembentukan akhlak karimah tidak hanya tanggung jawab pihak sekolah saja, tetapi lingkungan lainnya juga memiliki peranan yang sangat penting bagi pembentukan akhlak siswa. Apabila lingkungan semuanya baik, maka akan lebih mudah membentuk kepribadian siswa yang baik.


BAB V
PENUTUP



A.    Kesimpulan
Setelah penulis menyampaikan atau membahas hasil penelitian (paparan hasil penelitian dan pembahasan), selanjutnya pada bagian ini akan disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
  1. Karakteristik yang sangat menonjol pada akhlak karimah adalah bersifat universal, artinya akhlak terpuji dapat diterapkan kapan saja dan dimana saja. Akhlak tersebut juga meliputi hubungan dengan Allah swt, sesama manusia maupun  dengan alam. Selanjutnya, akhlak karimah dapat diterima oleh akal sehat. Adapun bentuk akhlak karimah siswa di MI Nurul Huda yang sangat menonjol adalah kebiasaan mengucapkan salam dan bersalaman ketika berangkat sekolah maupun pada waktu pulang sekolah.
  2. Dari hasil wawancara mendalam serta pengamatan langsung di lapangan, MI Nurul Huda menggunakan beberapa metode atau strategi agar siswanya memiliki akhlakul karimah. Adapun metode tersebut antara lain yaitu :
a.       Membiasakan anak untuk berperilaku terpuji di sekolah
b.      Membuat komunitas yang baik sesama siswa
c.       Menerapkan sanksi bagi siswa yang bersikap tidak baik
d.      Memberikan  keteladanan yang baik kepada siswa

B.     Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan saran-saran sebagi berikut :
1.      Bagi Kepala Sekolah
Untuk selalu memberikan dukungan dan dorongan kepada siswanya untuk senantiasa berperilaku baik. Dan dalam hal pembinaan akhlak agar selalu ditingkatkan demi menciptakan generasi yang baik dari segi intelektual, moral dan akhlaknya serta agar terhindar dari adanya penyimpangan akhlak.
2.      Bagi Guru Akidah Akhlak
a.   Agar lebih meningkatkan upaya-upaya pembinaan akhlak yang selama ini telah dilakukan yaitu salah satunya dengan menambah program-program kegiatan pembinaan akhlak dengan kegiatan yang berhubungan dengan akhlak dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari agar lebih dapat diamalkan dalam kehidupan siswa.
b.  Pengawasan yang diberikan lebih ditingkatkan untuk dapat mengurangi pelanggaran-pelanggaran terhadap tata tertib sekolah maupun tata tertib dalam masyarakat.
c.   Kerjasama dengan semua pihak lebih ditingkatkan, sehingga akan mencapai hasil yang maksimal serta sebagaimana yang diharapkan oleh semua pihak, baik itu sekolah, orang tua maupun masyarakat.


3.      Bagi Guru Lain
Sekolah merupakan tempat yang tidak hanya bertugas sebagai transfer ilmu semata, akan tetapi juga sebagai media untuk transfer nilai-nilai budi pekerti yang juga merupakan tanggung jawab moral dan akhlak bangsa, maka sudah seharusnya apabila para guru ikut mendukung dan ikut berpartisipasi dalam mewujudkan akhlak siswa agar tetap berakhlak baik.
4.      Bagi Siswa
Agar menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan agama, maka sebagai generasi muda yang menjadi penentu baik buruknya bangsa, maka hendaklah sedini mungkin membiasakan untuk selalu bersikap baik dan berakhlak baik sesuai dengan ketenntuan agama, bangsa dan negara.


[1] Dokumentasi MI Nurul Huda, tahun 2010.
[2] Dokumentasi sekolah, juli 2010
[3] Observasi lapangan di MI Nurul Huda.
[4]  Wawancara dengan Ibu Nur Farida Hanim, tanggal 19 juni 2010.
[5] Observasi di MI Nurul Huda tanggal 22 juni 2010.
[6] Wawancara dengan Dina Rubiyanti siswa MI Nurul Huda,tanggal 21 juni 2010.
[7]  Wawancara  dengan Milna Karima siswa kls IV MI Nurul Huda, tanggal 21 juni 2010.
[8] Wawancara dengan Bapak Tamat, tanggal 18 juni 2010.
[9]  Wawancara dengan  Bapak Tamat, tanggal 18 juni 2010.
[10] Observasi lapangan di MI Nurul Huda.
[11] Wawancara dengan  Bapak Tamat, tanggal 18 juni 2010.
[12] Observasi lapangan di MI Nurul Huda.
[13] Wawancara dengan  Bapak Tamat, tanggal 18 juni 2010.
[14] Wawancara dengan Ibu Dwi Astutik tanggal 19 juni 2010.
[15] Wawancara dengan bapak Ali Mahmudi tanggal 19 juni 2010.
[16]  al-Qur’an, 91: 7-10.




Baca tulisan menarik lainnya: