Pengaruh Metode Diskusi/Musyawarah Terhadap Minat Belajar Santri Di Madrasah Diniyyah Haji Ya’qub (MDHY), Lirboyo-Kota Kediri
Oleh: Alvin Maskur
(Alumni S2 Pascasarjana STAIN Kediri dan Alumni Ponpes Lirboyo)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan usaha sadar yang
sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
bertujuan untuk mencapai kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk
meningkatkan sumber daya manusia adalah dengan melalui proses pembelajaran baik
di lembaga formal maupun non formal.
Sesuai dengan yang tercantum dalam
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal
4 ayat 4 di tegaskan: “Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
mengembangkan kemampuan dan membangun kreativitas peserta didik dalm proses
pembelajaran”.[1]
Undang-undang di atas memberikan sebuah pemahaman bahwa pendidikan merupakan sebuah proses, maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Suatu tujuan yang hendak dicapai pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang diinginkan.
Nilai-nilai ideal mana yang hendak
diinginkan perlu dirumuskan dalam bentuk tujuan pendidikan dalam perencanaan
kurikulum.[2]
Dalam pelaksanaanya, pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui 2 (dua)
jalur, yaitu pendidikan formal dan non formal. Salah satu bentuk pendidikan non formal adalah pondok pesantren
yaitu pendidikan non formal keagamaan. Pondok pesantren adalah tempat para
santri mencari ilmu agama atau biasa disebut gudangnya ilmu agama.[3]
Dalam pendidikan pondok pesantren,
pembelajaran kitab kuning merupakan salah satu unsur dari beberapa unsur mutlak
yang demikian pentingnya dalam pembentukan kecerdasan intelektual dan moralitas
kesalehan pada santri. Pendidikan yang tertumpu pada kitab kuning telah
berhasil membentuk pribadi seseorang yang berilmu pengetahuan agama serta moral
beradab dengan tingkat kesalehan yang berbeda-beda.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pondok
pesantren telah menghadirkan tersendiri model pembelajaran. Dari model
bandongan, sorogan, hafalan, sampai model pembelajaran dengan menggunakan model
(metode) diskusi/musyawarah. Sebenarnya metode diskusi tidak jauh berbeda
dengan metode musyawarah. Letak perbedaannya hanya penempatan kedua lafal
tersebut.
Biasanya kata “diskusi” digunakan dalam
dunia pendidikan formal, sedangkan kata “musyawarah” lebih akrab di dunia non
formal seperti pondok pesantren. Adapun tujuan dari pada metode musyawarah
adalah untuk menunjang pemahaman,
pendalaman, dan pengembangan materi pelajaran.[4]
Metode musyawarah/diskusi diterapkan
karena masih banyak dikalangan santri yang mengalami pebedaan pemaknaan tentang
murad (maksud) yang terkandung dalam kitab-kitab kuning. Terkadang antara
santri yang satu dengan santri yang lain terjadi perbedaan dalam menginterpretasikan
kalimat yang terdapat dalam kitab kuning.
Untuk menyelaraskan dan menyamakan
pemahaman para santri, maka keberadaan metode diskusi/musyawarah sangat mutlak
adanya. Dengan metode tersebut, para santri bisa mengutarakan pendapatnya
masing-masing terkait kajian kitab kuning yang sedang dibahas. Dari beragam
pendapat tersebut akan ditashihkan (dibenarkan/diluruskan) kembali oleh ustadz
selaku musahih sehingga memberikan suatu pemahaman yang sama meskipun terkadang
masih bersikap mauquf (tidak sampai tuntas dalam membahas materi diskusi) yang
sewaktu-waktu bisa dibahas kembali.
Secara umum, kelebihan metode ini adalah
pembahasan kajian kita kuning dilakukan sedemikian detail dengan menampilkan
literatur yang ada dan data/rumusan masalah yang dihasilkan cenderung mengarah
terhadap kebenaran dimana hal tersebut berbeda dengan proses pembelajaran yang
dilakukan secara individu yang tingkat kesalahan cenderung besar.
Metode diskusi/musyawarah memacu para
santri untuk berlomba unjuk gigi agar pendapat yang mereka kemukakan mendapat
pengakuan dari santri lain. Untuk mewujudkan misi di atas, tidak sedikit santri
yang setiap harinya selalu ditemani kitab-kitab kuning guna mencari ibarat
(referensi yang digunakan sebagai argumen) yang sesuai dengan pembahasan yang
akan dikaji pada saat musyawarah. Bahkan ada di antara para santri yang rela
menghabiskan waktunya demi mendapatkan referensi yang benar-benar sharih
(valid) untuk dijadikan penguat ketika mengemukakan pendapatnya.
Namun tidak sedikit pula di antara kalangan
santri yang acuh tak acuh dalam menyikapi adanya sistem metode
diskusi/musyawarah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurang
adanya kesadaran dari mereka akan pentingnya musyawarah. Penyebab lain
adakalanya dipengaruhi oleh kurang minatnya belajar santri terhadap
kajian-kajian kitab kuning sehingga mereka meremehkan esensi yang terkandung
didalam kitab-kitab kuning.
Dengan adanya metode-metode di atas,
maka peneliti memandang penting sekali untuk mengadakan penelitian tentang: “Pengaruh Metode Diskusi/Musyawarah
Terhadap Minat Belajar Santri Di Madrasah Diniyyah Haji Ya’qub (MDHY),
Lirboyo-Kota Kediri”.
B. Fokus Penelitian
Dari
uraian konteks penelitian di atas, fokus penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
metode diskusi /musyawarah di pondok pesantren Haji Ya’qub, Lirboyo Kota
Kediri?
2. Bagaimanakah
minat belajar santri di pondok pesantren Haji Ya’qub , Lirboyo Kota Kediri?
3. Adakah
pengaruh antara metode diskusi/musyawarah dengan minat belajar santri di pondok
pesantren Haji Ya’qub Lirboyo Kota Kediri?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui metode diskusi /musyawarah di pondok pesantren Haji Ya’qub Lirboyo
Kota Kediri.
2. Untuk
mengetahui minat belajar santri di pondok pesantren Haji Ya’qub , Lirboyo Kota
Kediri.
3. Untuk
mengetahui ada dan tidaknya pengaruh antara metode diskusi/musyawarah dengan
minat belajar santri di pondok pesantren Haji Ya’qub Lirboyo Kota Kediri.
D.
Hipotesis Penelitian
Untuk
mempermudah pembahasan dan penelitian masalah yang ada dalam penelitian ini,
penulis mengajukan hipotesis-hipotesis yang perlu diuji kebenarannya sebagai
berikut:
Ho:
Tidak ada pengaruh positif signifikan antara metode musyawarah dengan minat
belajar santri di pondok pesantren Haji Ya’qub Lirboyo Kota Kediri.
Ha:
Ada pengaruh positif signifikan antara metode diskusi/musyawarah dengan minat
belajar santri di pondok pesantren Haji Ya’qub Lirboyo Kota Kediri.
E.
Kegunaan Penelitian
1.
Bagi peneliti, untuk menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya tentang pengaruh metode diskusi/musyawarah dalam
meningkatkan minat belajar santri di Madrasah Diniyyah Haji Ya’qub (MDHY)
Lirboyo Kota Kediri.
2.
Bagi praktisi pendidikan dan masyarakat
luas, sebagai acuan dan masukan tentang pengaruh metode diskusi/ musyawarah dalam
meningkatkan minat belajar siswa.
3.
Untuk memberikan rangsangan kepada
penyelenggara pendidikan agar meningkatkan kreativitas dan produktivitas dalam
mengembangkan metode/musyawarah, khususnya di pondok pesantren.
4.
Bagi pengelola pondok pesantren, sebagai
motivasi untuk lebih meningkatkan kreativitas dalam membuat inovasi-inovasi
baru dalam proses pembelajaran.
5.
Sebagai sumbangan karya ilmiah untuk
memperkaya khasanah keilmuan khususnya bidang pendidikan.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk
mempermudah pembahasan maka perlu adanya ruang lingkup penelitian agar
persoalan yang diteliti tidak mengatur tanpa arah sehingga persoalan yang diteliti
tidak meluas dan agar fokus penelitian menjadi jelas. Adapun ruang lingkup
dalam penelitian ini dapat dikemukakan melalui dua variabel bebas dan variabel
terikat
1.
Variabel bebas
Variable bebas adalah variabel yang berpengaruh
terhadap keberadaan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah metode diskusi/musyawarah yang indikatornya sebagai berikut:
a. Masalah
yang didiskusikan/dimusyawarahkan sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan
di kelas.
b. Memberikan
nuansa yang menyenangkan
c. Tertib
dan teratur dalam mengemukakan pendapat.
d. Memberikan
kesempatan kepada semua siswa untuk berpendapat.
e. Pembahasan
difokuskan pada kajian kitab-kitab klasik (kuning).
2. Variabel
terikat
Variabel terikat adalah variabel yang diharapkan
timbul akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
minat belajar santri pada kajian-kajian kitab klasik yang indikatornya sebagai
berikut:
a. Aktif
masuk kelas
b. Mempelajari
kembali pelajaran sekolah yang telah dijelaskan oleh ustad.
c. Rajin
dan telaten dalam memahami dan mengerjakan tugas
d. Membuat
catatan
e. Mempelajari
kembali pelajaran dari guru
f. Mendapatkan
nilai yang memuaskan pada saat tamrin (ujian)
g. Membawa
peralatan yang sesuai.
G.
Metode Penelitian
1.
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
kuantitatif. sedangkan jenis penelitiannya menggunakan penelitian korelasioanal
yang diberi pengertian sebagai hubungna antara dua variabel atau lebih.[5]
Dalam variabel penelitian ini, dua variabel penulis kemukakan dalam rancangan
penelitian, yitu variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel
Bebas (independent Variable)
Variabel
bebas adalah variabel yang diduga berpengaruh terhadap keberadaan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode diskusi atau
musyawarah yang indikatornya sebagai berikut:
1. Melibatkan
siswa secara aktif dalam mengemukakan pendapat.
2. Tertib
dan teratur dalam mengemukakan pendapat.
3. Masalah
yang didiskusikan/dimusyawarahkan sesuai dengan perkembangan dan kemampuan
santri.
4. Guru
sebagai fasilitator dan motivator.
5. Santri
mengahargai pendapat orang lain.
b. Variabel
terikat
Variable
terikat adalah variabel yang diharapkan timbul akibat dari variable bebas. Variable
terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar santri pada kajian-kajian
kitab klasik yang indikatornya sebagai berikut:
1. Memperhatikan
Pelajaran
2. Membawa
peralatan yang sesuai
3. Membuat
catatan
4. Aktif
masuk sekolah
5. Mengerjakan
tugas dari ustadz
6. Aktif
dalam kelas
7. Mempelajari
kembali pelajaran dari ustadz
8. Rajin
dan telaten mengerjakan tugas
2.
Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian.[6]
Lebih lanjut, Sugiono mengemukakan bahwa populasi adalah “Wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diharapkan penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.[7]
Adapun karakteristik populasi di lokasi di antaranya memiliki latar belakang
sosial yang berbeda. Pendidikan formal yang yang bervariatif, tingkat umur yang
tidak sama, tingkat kecerdasan yang berbeda. Meskipun demikian, mereka hidup
dalam satu kawasan. Artinya status mereka adalah sama dalam hal mengikuti dan
mengindahkan segala bentuk kebijakan yang telaah di terapkan oleh pihak pondok
pesantren. Kemudian jumlah populasi di lokasi penelitian sampai saat ini mencapai
251 santri.
b.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.[8]
Berdasarkan pada hal tersebut mengingat jumlah yang cukuip banyak, maka
penelitian menggunakan sampel random atau sampel acak. maksudnya dalam
mengambil sampel, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga
semua subjek di dalam populasi dianggap sama.[9] Penggunaan
tehnik ini lazim disebut probability
sampling.
Dikatakan demikian, karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi tersebut.[10]
Tehnik ini digunakan karena untuk menjangkau keseluruhan dari subjek penelitian
tidak mungkin dilakukan.
Dalam menentukan jumlah sampel, peneliti
berpedoman terhadap pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa
“Penentuan besarnya jumlah sampel dengan persepntasi seperti yang dahulu banyak
digunakan tampaknya kini sudah harus ditinggalkan. Agar diperoleh hasil
penelitian yang lebih baik, diperlukan sampel yang baik pula, yakni betul-betul
mencerminkan populasi. Supaya perolehan sampel lebih akurat, diperlukan
rumus-rumus penentuan jumlahnya”.[11]
Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan
ketika menentukan besarnya sampel adalah jumlah populasi, karakteristik
populasi, dan tingkat kesalahan yang ditoleransi. Di samping itu, ketika jumlah
sampel sudah dapat ditentukan, yang juga perlu ditentukan adalah tehnik
sampling dengan mendasarkan pada karakteristik dari populasi tersebut.
3.
Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini menggunakan instrumen penelitian
dan menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh data yang valid representatif. Di antara metode dan instrumen yang digunakan:
a.
Pedoman Angket/Kuesioner
Angket
adalah pertanyaan tentang sesuatu hal berkaitan dengan penelitian yang
dimaksud, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.[12] Metode
angket ini digunakan untuk menanyakan hal-hal terkait dengan variabel bebas
dalam hal ini metode musyawarah/diskusi dan hal-hal terkait dengan variabel
terikat dalam hal ini minat belajar santri.
b.
Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi
adalah semua dokumen/catatan yang ada sehingga dapat digunakan sebagai sumber
data. metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk mengambil data-data dengan
melalui dokumen-dokumen yang terdapat di lokasi. Dalam metode ini, instrumen
penelitian yang digunakan adalah pedoman dokumentasi.
c.
Pedoman Wawancara
Metode
wawancara dimaksudkan untuk mengetahui keadaan lokasi penelitian, sikap dan
keadaan santri, serta untuk memperkuat data yang diperoleh dari metode angket.
Adapun instrumen dari metode ini adalah pedoman wawancara. Dalam penelitian
ini, metode wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas, dimana pewancara
bebas menanyakan apa saja, terkait data yang akan dikumpulkan.[13]
d.
Pedoman Observasi
Observasi
merupakan salah satu aktivitas yang sempit yang memperhatikan sesuatu dengan
menggunakan panca indera penglihatan. Dalam pengertian psikologi, observasi
atau pengamatan, meliputi kegiatan pemantauan, pemerhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera. Metode observasi ini penulis gunakan
untuk memperoleh data tentang penggunaan metode diskusi/musyawarah di kelas,
serta media apa saja yang digunakan untuk menarik minat belajar santri.
4.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan bebrapa metode pengumpulan data, diantaranya sebagai
berikut:
a.
Metode Angket
Yaitu
metode pengumpulan data dengan membuat sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh sejumlah jawaban dari responden. Metode ini
dilaksanakan dengan membuat daftar pertanyaan yang disusun terlebih dahulu secara berencana yang diajukan kepada
sejumlah santri untuk memperoleh sejumlah informasi tentang suatu masalah. Dan angket
ini digunakan untuk memperoleh data yang ada kaitannya dengan minat belajar
santri.
b.
Metode Dokumentasi.
Dokumentasi
berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam metode
dokumentasi, peneliti mencari/menganalisa hal-hal/variable yang berupa catatan,
transkip, buku, surat, notulen rapat dan sebagainya.[14] Sehingga tehnik ini digunakan untuk
mempelajari data yang mudah didokumentasikan, yang akan menghasilkan data
tentang minat belajar santri.
c.
Metode Interview
Adalah
metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara
sistematis dan berlandaskan kepada penyelidikan.[15]
Metode ini dilakukan dengan menggunakan konsep tanya jawab guna melengkapi
data-data yang diperoleh yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai latar
belakang berdirinya pondok pesantren Haji Ya’qub Lirboyo Kota Kediri.
d.
Metode Observasi
Suharsimi
Arikunto mengatakan bahwa: “Observasi sebagai sebuah aktivitas untuk
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan seluruh panca indera, yitu melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap”.[16]
5.
Tehnik Analisis Data
Analisa data merupakan
metode yang disebut juga dengan metode pengolahan data. Analisa data berarti
proses menghubung-hubungkan, memisah-misahkan , dan mengelompokkan antara fakta
yang satu dengan fakta yang lainnya, sehingga dapat diperoleh sebuah
kesimpulan. Dalam penelitian kuantitatif, analisa data merupakan kegiatan
setelah data dari responden semuanya berkumpul.
Kegiatan analisa data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mengajukan data tiap variable yang diteliti, melakuakn perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diujikan. Pengolahan data analisis dalam penelitian ini menggunakan tehnik statistik analisis berupa Kendal tau yaitu untuk mengukur korelasi antara metode diskusi/musyawarah dengan minat belajar santri yang dalam hal ini menggunakan data dari angket.
Adapun lngkah-langkah dalam pengolahan
data setelah data terkumpul adalah:
a.
Editing,
yaitu pemeriksaan kembali kelengkapan jawaban
b.
Coding,
yaitu pembenaran kode masing-masing jawaban responden. dengan cara
mempertimbangkan kategori yang telah ada.
c.
Scoring,
yaitu memberi skor pada item-item yang telah ditentukan.
d.
Tabulaxing,
yaitu sesudah member jawaban responden, maka langkah selanjutnya adalah
meletakkan data pada tabel.
H.
Daftar Pustaka Sementara
Anwar,
Ali. Cara Mudah Menulis Karya Ilmiah. Kediri:
IAIT Press, 2008
--------.
Pembaharuan Pendidikan di Pesantren
Lirboyo Kediri. Kediri: IAIT Press, 2008
Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,1998
Sudiyono.
Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Sudjiono,
Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,1994
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian. Bandung:
CV. Avabeta,1997
UU
RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 beserta penjelasannya.
Jakarta: t.p, 2003
[1] UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional 2003 beserta
penjelasannya (Jakarta: t.p, 2003), 8.
[2]
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam
(Jakarta:Rineka Cipta,2009), 98.
[3]
Ali Anwar, Pembaharuan Pendidikan di
Pesantren Lirboyo Kediri (Kediri: IAIT Press, 2008), 22
[4]
Ibid., 123
[5]
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1994), 107
[6]
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,1998), 115
[7]
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian
(Bandung: CV. Avabeta,1997), 57-58.
[8]
Arikunto, Prosedur Penelitian,177.
[9]
Ibid.,120
[10]
Sugiyono, Statistik,57-58
[11]
Ali Anwar, Cara Mudah Menulis Karya
Ilmiah (Kediri:IAIT Press, 2008), 13.
[12]
Sugiyono, Statistik, 140
[13]
Ibid.,141
[14]
Arikunto, Prosedur Penelitian,16.
[15]
Ibid.,145