Oleh: Muji Efendi:
(Guru MI Nurul Huda Jl. Raya Ngletih Kel. Ngletih Kec. Pesantren Kota Kediri)
(foto Muji Efendi, sumber foto: Facebook)
A. 1. Pengertian
Akhlak
Akhlak
berasal dari bahasa arab, al-khulqu atau al-khuluq yang berarti tingkah laku, perangai, watak atau
kebiasaan.[1] Menurut al-ghozali akhlak diartikan suatu
ungkapan tentang keadaan pada jiwa bagian dalam yang melahirkan macam-macam
tindakan dengan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan terlebih
dahulu.[2]
Di atas sudah kita paparkan bahwa akhlak itu ada yang berupa pembawaan sejak
lahir manusia, ada pula diperoleh atau diupayakan dari lingkungan. Dalam kaitannya untuk membentuk akhlak yang baik bagi siswa,
tentunya banyak sekali factor-faktor yang mempengaruhi terutama lingkungannya
sendiri.
2. Dasar Akhlak
Dasar ajaran islam adalah al-Qur;an
dan Hadits, jadi dasar akhlak adalah al-Qur’an dan Hadits. Al-Quran dan Hadits adalah
pedoman hidup dalam islam yang menjelaskan criteria-kriteria atau ukuran baik
buruknya suatu perbuatan manusia. Islam mengajarkan agar umatnya melakukan
perbuatan baik dan menjauhi segala perbuatan buruk. Ukuran baik-buruk itu
ditentukan dalam al-qur’an, karena al-qur’an adalah firman Allah SWT, maka
kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dasar akhlak yang kedua adalah Hadits
Nabi atau Sunah Rasul. Untuk mnjelaskan isi Al-Qur’an lebih rinci, maka kita
diperintahka agar mengikuti sunnah rasul karena beliau merupakan suri tauladan
atau contoh nyata dari pengamalan Al-Qur’an.
3. Pembagian
akhlak dalam islam
Menurut sifatnya, akhlak dibagi
menjadi 2, yaitu akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.
a.
Akhlak Mahmudah
Akhlak Mahmudah yaitu tingkah laku
yang terpuji, merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah SWT.
Contoh akhlak mahmudah antara lain yaitu syukur atas segala nikmat, sabar,
amanah, ikhlas, jujur dan sebagainya.
b. Akhlak Madzmumah
Akhlak Madzmumah yaitu segala tingkah
laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan dapat
menjatuhkan martabat seseorang. Yang termasuk akhlak madzmumah yaitu menipu,
berbohong, korupsi, dan sebagainya.
4. Tujuan Akhlak
a. Mendapatkan ridha Allah SWT, Ridha Allah
ditempatkan pada urutan teratas karena jika ridha Allah sudah tertanam pada
diri kita dan sudah menjadi hiasan indah dalam hidup kita masing-masing, maka
kita akan dengan mudah melakukan perbuatan ikhlas.
b. Pribadi muslim yang luhur akan
senantiasa bertingkah laku terpuji , baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan
sesame maupun makhluk lainnya serta dengan lingkungannya. Dengan akhlak terpuji
akan lahir perbuatan-perbuatan yang seimbang antara diniawi maupun ukhrowi.
c. terhindar dari perbuatan yang hina, diharapkan
dengan bimbingan akhlak, manusia akan terhindar dari perbutan hina, karena
perbuatan hina itu didukung oleh syetan. Oleh karena itu perbuatan yang
dilarang, baik berupa pencurian, korupsi, pembunuhan dan lain sebagainya sering
dilakukan bukan oleh orang bodoh saja, akan tetapi juga dilakukan oleh orang
yang pandai. Di Negara kita saja tidak sedikit para pejabat yang tersandung
oleh kasus korupsi ataupun pembunuhan. Jadi selayaknyalah kita semua waspada
dan membentengi diri dengan akhlak karimah.
B. Karakteristik Akhlak Karimah
Adapun akhlak Karimah dalam islam
memiliki beberapa karakteristik sendiri yaitu :
1.
Bersifat universal
Akhlak terpuji bersifat universal,
artinya akhlak terpuji dapat diterapkan kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja.
Akhlak tersebut juga meliputi hubungan dengan Allah swt, sesama manusia
maupun dengan alam.
Seorang muslim tidak boleh memandang
dari segi materi bilamana ingin berbuat baik pada orang lain, karena dihadapan
Allah SWT, manusia memiliki kedudukan yang sama, namun yang membedakan adalah
ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta mengikuti sunah-sunah Nabi Muhammad SAW.
Disisi lain, keberadaan alam sekitar
harus diperhatikan, karena kesalahan pada manusia dalam mengolah alam akan
berdampak buruk, misalnya banjir, tanah longsor, kekeringan dan lain-lain.
2.
Kesesuaian dengan akal
Akhlakul karimah dalam islam sesuai
dengan akal, artinya tak ada perilaku yang dianjurkan maupun dilarang lalu
bertentangan dengan akal. misalnya larangan menggunjingkan orang lain. Dalam
al-qur’an disebutkan dalam surat al-Hujarat ayat 12 sebagai berikut[3]:
يأَيُّهَاالَّذِيْنَ
امَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعْضَ ا لظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَاتَجَسَّسُوْاوَلَايَغْتَبْ
بَّعْضُكُمْ بَعْضًا اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ
اَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوْاالله َاِنَّ اللهَ تَوَّابُ رَّحِيْمٌ.
Terjemahan : Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.(QS. Al-Hujarat:12)
3.
bersifat individu
Tanggung Jawab akhlak bersifat
individu, artinya bahwa akhlak seseorang harus dipertanggungjawabkan
sendiri,ini termaktub dalam al-Qur’an surat Fusilat ayat 46 sebagai berikut[4]:
مَنْ
عَمِلَ صَلِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ اَسَأَ
فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيْدِ.
Terjemah : Barangsiapa
yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri;
dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya.( QS, fusilat : 46)
4.
Pengawasan langsung oleh Allah SWT.
Pengawasan akhlak tidak hanya
dilakukan oleh seseorang saja, tapi diawasi oleh Allah swt.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengertian Akhlak dan karakteristik Akhlak Karimah"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*