ARTI *BANJIR EMBUN* VERSI SERIUS
Oleh: Tim Banjir Embun
Petunjuk bacaan:
1.
Kami
sarankan jika anda tidak suka ‘basa-basi’ silakan langsung baca
paragraf ke 5.
2.
Jika
anda tak suka kajian ilmiah, maka kami sarankan untuk membaca arti Banjir Embun
berdasarkan versi hiburan. Berikut ini arti *Banjir Embun* menurut versi ‘hiburan’,
silakan klik [di sini]
3.
Kesimpulan
akhir tentang arti *Banjir Embun* berdasarkan kajian ilmiah dapat langsung dibaca
pada paragraf terakhir di kalimat paling akhir
Arti Banjir Embun --- Sebelum kami
memaparkan kenapa harus istilah ‘Banjir Embun’
yang menjadi brand image dan trade mark dari website kami. Terlebih dahulu akan dibahas arti banjir
dan embun
secara bahasa. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia kata embun memiliki arti titik-titik air yang jatuh dari udara biasanya
terjadi pada malam hari.[1]
Hal ini salah satunya terjadi karena adanya proses ‘pernapasan’ tumbuh-tumbuhan
pada malam hari yang disebut gutasi. Selain itu, terjadinya proses pengembunan disebabkan adanya perbedaan
suhu dari siang hari yang tinggi (panas) ke suhu malam hari yang rendah (dingin).
Saat
malam hari suhu udara relatif lebih rendah, sehingga
menyebabkan perubahan wujud uap air (gas) pada siang hari menjadi titik-titik
air (mencair) pada malam hari. Hal ini karena adanya perubahan wujud zat, yaitu
dari wujud zat gas ke wujud zat cair. Penyebabnya adalah karena lepasnya kalor
(panas) dari suatu benda (zat gas merupakan sebuah benda) pada wilayah atau
area tertentu. Dengan kata lain telah terjadi perpindahan energi kalor dari
suhu yang tinggi ke suhu yang lebih rendah.
Dengan
lepas atau hilangnya kalor pada zat gas (udara) menyebabkan terjadinya
perubahan suhu. Ketika perubahan suhu tersebut semakin besar dari suhu awal maka
akan menyebabkan terjadinya perubahan wujud zat dari gas (udara) ke wujud cair
(embun atau titik-titik air). Fenomena ini biasanya juga terjadi pada bagian luar gelas yang diberi
es. Beberapa saat setelah gelas diberi es maka akan timbul titik-titik air di sisi
luarnya. Peristiwa itu terjadi karena adanya perbedaan suhu yang tajam antara suhu dalam gelas dengan suhu diluar gelas.
Sedangkan
arti banjir menurut kamus besar
bahasa indonesia adalah berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap (sungai).[2]
Banjir bisa disebabkan oleh
‘jebolnya’ atau tidak berfungsinya kantong-kantong air untuk menyimpan cadangan
air, seperti: danau, hutan, waduk/bendungan (situ), dan daerah-daerah resapan
air lain. Selain itu terjadi karena tidak normalnya fungsi sungai sebagai alat
transportasi air, yang disebabkan karena terjadi sumbatan, pedangkalan,
penyempitan, dan tidak ada percabangan sungai (sudetan). Sehingga perpindahan
air dari tempat tinggi ke tempat rendah tidak terjadi sebagaimana mestinya.
Lalu
bagaimana arti *Banjir Embun* secara
utuh? Istilah atau term ‘banjir embun’
adalah rangkaian dua kata yang memiliki satu makna. Bisa juga disebut frase. Sebuah frase membutuhkan frase lain untuk mendukung
terbentuknya sebuah kalimat yang utuh sehingga memiliki makna secara utuh pula.
Istilah banjir embun tidak memiliki
arti apa adanya (secara leterlek). Bila diartikan apa adanya maka banjir embun memiliki arti proses
meluapnya titik-titik air (embun)
sehingga menyebabkan penggenangan bahkan bisa menghanyutkan.
Padahal
hal ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata, karena embun hanyalah titik-titik air yang mudah menguap (berubah wujud
menjadi gas) jika terjadi kenaikan suhu. Oleh karena itu, bisa
dikatakan bahwa arti banjir embun
memiliki makna kiasan atau makna yang tersembunyi di balik istilah yang
sebenarnya. Makna tersebut terbangun berdasarkan inspirasi dari fenomena
‘keajabian’ air. Terlebih air sangat
dibutuhkan bagi kehidupan. Air mengandung oksigen yang dibutuhkan bagi
kehidupan manusia dan hewan. Secara kimia air merupakan senyawa yang terdiri
dari unsur yaitu H2 dan O (bersenyawa menjadi H2O).
Kenapa
harus *Banjir Embun* yang digunakan? Karena istilah
tersebut belum pernah digunakan dalam istilah-istilah di momen manapun. Istilah banjir embun bahkan jika dicari di
google sekalipun pada tanggal 5 Juli 2012 takkan pernah ditemukan. Terkecuali
hanya menemukan alamat website http://www.banjirembun.blogspot.com yang sekarang berubah menjadi www.banjirembun.com. Di
sisi lain istilah banjir embun
terdiri dari dua kata yaituyaitu b dan embun. Secara umum kedua kata
tersebut memiliki kandungan yang sama yaitu air. Sama-sama airnya tapi memiliki fungsi dan asal usul yang berbeda. Tatkala keduanya disatukan maka akan memiliki makna luar biasa.
Banjir adalah perpindahan atau penggenangan air dalam
frekuensi dan jumlah besar. Secara umum merupakan kejadian yang tidak
diharapkan karena bisa merusak. Sedangkan embun merupakan uap-uap air (gas) yang berproses
menjadi tetesan-tetesan air sehingga bisa membuat suhu udara menjadi sejuk. Bahkan menjadi dingin dan membasahkan kulit atau permukaan benda. Berbeda dengan makna apa adanya (leterlek). Makna kiasan banjir embun adalah kesejukan,
ketenangan, kesegaran, atau kenyamanan dalam jumlah, frekuensi, dan intensitas besar.
Hal ini seperti makna kiasan pada istilah yang di awali dengan kata banjir, seperti: banjir air mata, banjir
hadiah, banjir darah, banjir uang, banjir berkah, dan banjir
cinta.
Sedangkan menurut perumusan kami arti banjir embun secara bahasa adalah
1. Keluarbiasaan, istimewa; “Jatuhnya pesawat komersil di tebing gunung pada
bulan lalu merupakan fenomena banjir embun,”
2. Berbeda dengan situasi normal (tidak seperti biasanya); “Pak Roni banjir embun! Berangkat ke kantor
pagi-pagi buta.” (melakukan sesuatu yang tidak seperti biasanya, terlihat aneh
dan ganjil), 3. Berharap, dinanti-nanti kedatangannya; “Banjir embun itu berupa tunjangan fungsional guru” (mengaharapkan turunnya
tunjangan bagi guru), dan “Banjir embun pada ibu yang sedang
merantau ke luar negeri (kangen ibu yang sedang merantau) 4. Kejadian yang
tidak mungkin terjadi, di luar kaidah logika; “seperti mengharap datangnya banjir embun di neraka”. (mengakibatkan
kesejukan, keheningan, dan menimbulkan inspirasi).
Adapun berdasarkan rumusan kami secara istilah banjir
embun memiliki arti peristiwa yang diharapkan kehadirannya, bisa menyebabkan
penyegaran, dan bisa menimbulkan inspirasi bagi lingkungan di sekitar.(BE/06/06/12)
[1]Tim
penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, kamus besar bahasa
indonesia edisi kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), 260.