Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

SKRIPSI: BAB I Pendahuluan Konteks Penelitian



BAB I
PENDAHULUAN
Oleh: 
A. Rifqi Amin
A. Konteks Penelitian
Pada era informasi sekarang ini, kehadiran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sudah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak terbantahkan dan terbendung lagi. Perkembangan teknologi khususnya di Indonesia ini, berdampak terhadap dunia pendidikan. Teknologi yang pada awalnya digunakan untuk tujuan bisnis, mencari informasi yang mencerahkan dan sebagai hiburan semata, sekarang diadopsi oleh institusi pendidikan sebagai sarana dan media proses pembelajaran. Namun perlu adanya sebuah tinjauan ulang, dalam proses penyaduran teknologi tersebut harus diadakan penyesuaian-penyesuain sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan dunia pendidikan dari teknologi tersebut. Oleh karena itu perlu adanya sebuah gagasan pokok bagi praktisi pendidikan untuk melakukan sebuah tindakan-tindakan antisipasi agar tidak ada pembelokan fungsi teknologi di dunia pendidikan sehingga ditakutkan kedepannya nanti  terdepat masalah yang timbul.

Seiring dengan berjalannya waktu, dengan perkembangan ilmu dan teknologi pada era informasi modern ini, menuntut bagi  para Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan (UPTD) khususnya seorang pendidik (guru) untuk dapat mencetak dan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas secara ruhani dan jasmani. Untuk dapat meningkatkan kualitas siswa seorang pendidik  harus dapat membimbing siswa dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai dengan baik. Dengan kata lain, terjadinya proses pembelajaran bisa ditingkatkan kualitasnya dengan melakukan inovasi atau bahkan revolusi dalam pemanfaatan media pembelajaran dalam dunia pendidikan. 





Guru sebagai pendidik di sekolah adalah profesi yang istimewa. Tidak cukup jika profesi pendidik sekedar dikatagorikan semata-mata sebagai suatu jenis “pekerjaan” di mana mereka bekerja untuk dibayar dan selesai begitu saja. Profesi pendidik memiliki misi, pengabdian, bahkan merupakan sebuah ibadah yang memiliki nilai (value) lebih jika dibandingkan dengan jabatan dan profesi lainnya. Oleh karena itu, guna mewujudkan pendidikan yang modern dan praktis, serta memperoleh manusia-manusia yang mempunyai sumber daya unggul yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan keahlian sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi yang lebih dulu melesat. Maka perlu adanya sebuah konsep-konsep dalam pemanfaatan media pembelajaran sebelum media tersebut diterapkan atau bahkan sebelum diadakan di sekolah bersangkutan. Hal tersebut dilakukan agar tercapainya pendidikan yang berkualitas, efektif, efisien dan tepat guna sesuai dengan perkembangan teknologi. Maka disinilah diharapkan media pembelajaran sebagai alat untuk mempermudah praktisi pendidikan dalam kegiatan pembelajaran dapat berfungsi secara optimal.

Tolak ukur bisa atau tidaknya seorang guru dalam memanfaatkan media pembelajaran khususnya aspek teknologi dalam dunia pendidikan tidak hanya dapat diukur dengan seberapa bisa dan pintarnya guru dalam mengaplikasikan alat-alat teknologi pendidikan dengan baik dan efektif di depan kelas. Akan tetapi seorang pendidik  dituntut untuk dapat memberikan sebuah motivasi belajar bagi peserta didik, memberikan pencerahan yang tepat sasaran dan kenyamanan peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan teknologi tersebut. Hal ini diperkuat oleh  pernyataan Bambang Warsita, bahwa tujuan utama  teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi kegiatan pembelajaran.[1]
Sejauh penulis amati dalam mengikuti technical meeting di sekolah yang penulis teliti, SMA 1 Wates Kediri mempunyai keinginan usaha untuk mengantarkan sekolah tersebut ke dalam salah satu sekolah sebagai Pusat Sumber Pembelajaran (PSB) yang berbasis Teknologi Infomasi (TI), maka decisions maker  di sekolah tersebut membuat sebuah wacana ke depan untuk menggalakkan pemanfaatan media pembelajaran secara optimal khususnya di bidang Teknologi Inforrmasi oleh bapak ibu dewan guru SMA 1 Wates.

Dalam proses difusi inovasi sebagaimana dijelaskan di atas, apabila kemudian hari muncul sebuah problematika yang harus dihadapi, maka sesungguhnya hal tersebut sangat wajar. Karena sesuatu hal yang baru dalam sebuah komunitas, pasti akan banyak sebuah pertanyaan-pertanyaan baru yang timbul, sehingga memunculkan pro dan kontra terhadapnya. Belum lagi permasalahan di aspek sumber daya teknologi yang melimpah tetapi tidak adanya sebuah greget untuk memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Sehingga banyak media pembelajaran yang terbengkalai karena tak tersentuh untuk kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan di atas peneliti di sini akan melakukan penelitian di SMA 1 Wates sebagai sekolah yang mempunyai media pembelajaran cukup lengkap. Berangkat dari penelitian pendahuluan yang dilakukan melalui observasi dan interview, penulis berpendapat bahwa peserta didik pada umumya sangat menyukai kegiatan pembelajaran yang menggunakan VCD pembelaran di pepustakaan. Akan tetapi pada ranah aplikasi secara umum media tersebut hanya dimanfaatkan oleh guru-guru tertentu saja.
SMA 1 Wates Kediri yang mempunyai media pembelajaran yang cukup lengkap seperti adanya 7 buah seperangkat LCD dan laptop, ruang perpustakaan yang berisi VCD pembelajaran, laboratorium bahasa dan IPA, laboratorium komputer berbasis intranet (perdasaran observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti). Sekian banyak media pembelajaran di sekolah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, hanya guru-guru tertentu dan itu-itu saja yang kerapkali memanfaatkan media  pembelajaran tersebut.
Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran merupakan sebuah produk teknologi yang sangat fleksibel, efisien dan efektif. Sehingga sangatlah cocok jika peran TIK dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan, walaupun banyak sekali tantangan-tantangan untuk menjadi yang paling awal dalam menggunakan teknologi tersebut. Dan hal ini juga bisa terjadi di sekolah manapun juga, tidak terkecuali di SMA 1 Wates Kediri.
Fenomena-fenomena tersebutlah yang menjadi salah satu alasan peneliti untuk melakukan penelitian tindak lanjut, karena masalah ini sangat penting untuk diteliti serta dipecahkan dan agar diperoleh sebuah kesimpulan yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.. Di sisi lain praduga dan prasangka akan menjadi simpang siur jika tidak dicari kebenarannya melalui sebuah penelitian ilmiah. Penelitian ini diadakan dengan maksud untuk membantu memecahkan permasalahan pemanfaatan media pemelajaran di SMA 1 Wates. Dan di lokasi penelitian nanti penulis akan mendapat pengarahan dari kepala UPTD SMA 1 Wates serta Waka Kurikulum dan Waka Humas. Berangkat dari pemaparan diatas, penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian di SMA 1 Wates Kabupaten Kediri yang di kembangkan ke dalam judul Skripsi ” PROBLEMATIKA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA 1 WATES KABUPATEN KEDIRI”

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan dari titik permasalahan yang dimiliki SMA 1 Wates dalam memanfaatkan media pembelajaran, yaitu tidak ada sebuah keseimbangan antara jumlah media pembelajaran yang dimiliki dengan antusiasme guru dalam memanfaatkan media, serta berangkat dari konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian yang akan menjadi acuan peneliti adalah:
1.      Bagaimana problematika pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di SMA 1 Wates Kediri, yang mana antara jumlah media yang dimiliki tidak diimbangi dengan antusisame guru untuk memanfaaknnya.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah;
1.      Untuk mengetahui problematika pemanfaatan media pembelajaran, yang mana antara jumlah media pembelajaran yang dimiliki tidak diimbangi dengan antusiaseme guru dalam memanfaatkannya dalam proses pembelajaran di SMA 1 Wates Kediri.

D. Kegunaan Penelitian
Dengan diadakan penelitian ini, maka sejumlah harapan agar dari hasil penelitian yang dilakukan berguna dan bermanfaat untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, khususnya yang berkenaan dengan media pembelajaran dan teknologi pendidikan. Penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi dan rujukan sebagai pembanding bagi guru dan mahasiswa di dalam usahanya untuk menyempurnakan tugasnya sebaik mungkin dalam pemanfaatan media pembelajaran di sekolah yang efektif dan efesien.






Peneliti berpendapat bahwa penelitian ini memang layak untuk dilakukan karena sangat berguna dan penting bagi pengembangan ilmu dan pelaksanaan pembangaunan secara luas. Diantara beberapa keguanaan penelitian yang diharapkan oleh penulis nanti adalah:
1.            Sebagai rujukan bagi praktisi pendidikan dalam mengambil sikap untuk memutuskan kebijakan dalam mengadakan media pembelajaran di institusi terkait.
2.            Sebagai antitesis (pembanding) dari teori pendahulu bahwa ‘sekolah bagus adalah sekolah yang berteknologi lengkap’
3.            Sebagai rujukan pendidik untuk memilih (menyeleksi) media pembelajaran yang tepat sasaran dalam proses pembelajaran.
4.            Sebagai bagian bahan evaluasi khususnya untuk SMA 1 Wates Kediri dan umumnya untuk praktisi pendidikan dalam bidang pemanfaatan media pembelajaran.
5.            Sebagai literature (referensi) karya ilmiah, khususnya di bidang pemanfaatan media pembelajaran.




[1] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya (Jakarta: Rineka cipta, 2008), 10.




Baca tulisan menarik lainnya:

1 Tanggapan untuk "SKRIPSI: BAB I Pendahuluan Konteks Penelitian"

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*