LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“ PENERAPAN METODE RESITASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN, MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BALAJAR SISWA
KELAS XI IA MA AL- MANAR TANJUNG TANI PRAMBON”
Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Kegiatan PPL-2
Jurusan Tarbiyah Prodi Tadris Bahasa Inggris
Tahun akademik 2011/2012
Dosen Pembimbing Lapangan :
H. Qomarus Zaman, Lc M. Pd. I
Oleh :
Yeni Kholifa
(93322 012 08)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
JURUSAN TARBIYAH TADRIS BAHASA INGGRIS
2012
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui oleh guru pamong pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 25 Februari 2012
Kediri, 25 Februari 2012
Mengetahui
Kepala MA Al- Manar Prambon, Guru Pamong,
H. Muhib, M. Pd. I. Trias Angka Wijaya, S. Pd.
NIP.19600409 198903 1 005
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disahkan oleh dosen pembimbing lapangan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 25 Februari 2012
Kediri,25 Februari 2012
Dosen Pembimbing Lapangan,
H. Qomarus Zaman, LC, M. Pd . I
NIP.
ABSTRAK
Untuk dapat lebih meresapkan apa yang telah dipelajari serta mengetahui apakah penangkapan isi yang dipelajari itu telah betul, maka siswa perlu mengkomunikasikan apa yang telah dipelajarinya itu dengan guru.
Sering kali orang beranggapan bahwa yang terpenting sebagai bukti bahwa seseorang telah belajar dengan baik adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Jarang sekali orang memikirkan bahwa dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang baik adalah juga bukti bahwa orang benar-benar tahu apa yang dipersoalkan. Ada satu kelebihan yang ada dalam mengajukan pertanyaan yang baik itu kalau dibandingkan dengan dapat menjawab pertanyaan yaitu bertanya itu merupakan semacam prakarsa, dan ini mempunyai implikasi tentang adanya kematangan sikap ilmiah.
Memang untuk aktif di kelas itu sukar. Dan apabila telah dapat mengajukan pertanyaan yang baik, berarti orang dapat membuka komunikasi ini merupakan hal yang sangat penting supaya orang dapat belajar bersama dan berpartisipasi dalam resitasi yang di berikan guru. Tentang bagaimana mempunyai motivasi yang baik untuk meningkatkan prestasi belajar.
Pemberian resitasi baik secara individu atau kelompok tertentu biasa dianjurkan, karena dengan pemberian tugas itu siswa akan dapat memperoleh berbagai keuntungan. Tentu saja secara tidak sadar itu akan membuat mereka untuk giat belajar dengan mengerjakan tugas-tugas yang di berikan oleh guru.
Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT, dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah dan inayahnya kepada kita semua khususnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan kelas ini dengan judul “ Penerapan Metode Resitasi Dalam Proses Pembelajaran, Mata Pelajaran Bahasa Inggris Untuk Meningkatkan Motivasi Balajar Siswa Kelas XI IA Ma Al- Manar Tanjung Tani Prambon”.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Selaku petunjuk jalan kebenaran dari jalan kemunafikkan yaitu dengan Agama Islam.
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi salah satu tugas akhir PPL-2 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri di MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon, sekaligus sebagai latihan untuk menyusun program satuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan kurikulum sekolah. Selesainya penyusunan laporan tindakan kelas ini, penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam terselesainya laporan ini terutama kepada :
1. Ayah Bunda tercinta yang dengan sabar dan ikhlas membiayai, mendoakan serta memberi semangat dan dukunganya kepada saya.
2. Bapak Drs. H. Ahmad Subakir, M. Ag, selaku ketua pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri.
3. Bapak H.Muhib, M. Pd. I, selaku Kepala Sekolah MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon.
4. Bapak H. Qomarus Zaman, Lc M. Pd. I, selaku dosen pembimbing lapangan yang telah banyak memberi motivasi serta bimbingan kepada saya.
5. Bapak Trias Angka Wijaya, S. Pd, selaku guru pamong yang telah banyak memberi pengarahan kepada saya dalam menjalankan tugas sebagai guru praktikan.
6. Seluruh guru, staf, serta karyawan MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon yang telah menerima saya dengan baik.
7. Peserta PPL-2 yang telah banyak memberikan kritik dan saran pada kami selama menjadi guru praktikan
8. Teman-teman kuliah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri yang telah banyak memberi motivasi dan dukungan kepada kami
9. Semua siswa siswi MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon yang telah menyambut dan memberikan waktu pada kami untuk mengamalkan ilmu yang telah saya dapat dibangku kuliah.
Akhirnya dengan segala kerendahan saya menyadari dalam tugas ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan, oleh karena itu saya masih mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak agar lebih bagus dalam menyelesaikan tugas-tugas selanjutnya.
saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan mendapatkan ridlo dari Allah SWT. Amin.
Kediri, 25 Februari 2012
Penulis
Yeni Kholifa
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Hipotesis Penelitian
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Metode Resitasi
1. Pengertian Metode
2. Macam-Macam Metode
3. Metode Resitasi
Pengertian Metode Resitasi
Langkah-langkah kegiatan
B. Tinjauan Umum Tentang Motivasi
1. Pengertian Motivasi
2. Fungsi Motivasi Dalam Proses Belajar Mengajar
3. Pengaruh Motivasi Dalam Belajar
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Setting Obyek
B. Perencanaan Tindakan Kelas
1. Perencanaan Tindakan
2. Implementasi Tindakan
3. Observasi
4. Analisis dan Refleksi
C. Pengumpulan Data
D. Pembuatan Instrumen
BAB 1V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus Pertama
2. Siklus Kedua
B. Pembahasan
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap proses pembelajaran pendidikan berorientasi pada kemampuan setiap individu dalam meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan output yang baik, sehingga bagi lembaga pendidikan seharusnya memperhatikan hal ini dengan seksama. Sebuah lembaga pendidikan merupakan miniatur dari suatu masyarakat yang luas. Disamping itu lembaga ini sangat berperan aktif dalam maencetak generasi baru yang militan, yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan di masyarakat.
Guru sebagai salah satu elemen lembaga pendidikan yang tidak bisa terpisah dari keberadaan siswa terutama di lingkungan sekolah. Karena guru setiap saat berinteraksi dengan siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mencapai suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien seseorang guru harus mampu memberikan variasi dan metode pengajaran yang tepat. Dengan hal lain disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materinya. Dalam suatu kelas terdapat bermacam-macam karakteristik siswa, ada yang aktif dan ada juga yang pasif, maka untuk menumbuhkan motivasi agar siswa atau kelas yang vakum dapat menerima pelajaran dengan baik, di perlukan penggunaan metode yang dapat menumbuhkan motivasi bagi siswa/kelas tersebut.
Uzer Usman ( tokoh pendidikan ) menyatakan bahwa tidak ada satu jenis metode pun yang paling baik untuk semua situasi, termasuk materi pelajaran. Melainkan semua metode itu akan menjadi baik bila pemakaiannya disesuaikan dengan beberapa faktor sebagai berikut:
1. Tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan tuntunan kurikulum yang berlaku.
2. Kemampuan guru dan siswa dalam melaksanakannya.
3. Kondisi belajar siswa.
4. Sifat dan jenis bidang studi yang hendak disampaikan.
5. Kesempatan, waktu yang tersedia.
Kelima hal tersebut perlu diperhatikan oleh seorang guru apabila akan mengajar dengan menggunakan metode pengajaran agar dapat berhasil dengan baik dan memungkinkan tercapainya prestasi belajar yang memuaskan berdasarkan realitas yang ada.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengatasi bagaimana seorang siswa atau dalam suatu kelas yang vakum tersebut bisa menerima pelajaran dengan baik dan bisa mengerti materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode yang tepat, yaitu metode resitasi / penugasan.
Metode resitasi ini digunakan untuk mengajar di Madrasah Aliyah Al- Manar, mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas XI IA yang dirasa lebih tepat karena kondisi kelas yang kurang begitu aktif dalam menerima pelajaran. Dimana tujuan peneliti menggunakan metode ini adalah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam kelas tersebut. Dengan demikian peneliti merasa tertantang untuk menyatakan kebenarannya dan mengujinya.
Sesuai dengan pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “ Penerapan metode resitasi dalam proses pembelajaran, mata pelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan motivasi balajar siswa kelas XI IA MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon”
B. Rumusan Masalah
Dari adanya latar belakang tersebut diatas dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu apakah metode resitasi mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas XI IA MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan penulis dalam hal ini bertujuan untuk mengetahuai apakah metode resitasi ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IA MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang bersangkutan :
1) Bagi guru
Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, seorang guru di harapkan dapat mengembangkan metode resitasi sesuai dengan karakteristik siswanya dan materi pelajaran yang diajarkan kepada siswanya. Disamping itu juga untuk meningkatkan keprofesionalan guru tersebut.
2) Bagi siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa mampu meningkatkan motivasi mereka di kelas dalam menerima, memahami dan menghayati pelajaran fiqih serta pelajaran yang lainnya.
3) Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan metode resitasi agar lebih profesional dalam proses mengajar.
E. Hipotesis Penelitian
Dengan adanya penerapan metode resitasi ini diharapkan siswa kelas XI IA dapat menerima pelajaran dengan baik dan menambah motivasi siswa dalam proses belajar pelajaran Bahasa Inggris.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Metode Resitasi (Pemberian Tugas)
1. Pengertian Metode
Istilah Metode berasal dari bahasa Yunani “ Metodos “. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “ Metha “ yang berarti melalui atau melewati dan “ hodos’ jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.1
Adapun menurut terminologi, dikutip dari buku Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, karangan Abudin Nata. Metode diartikan sebagai cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu perubahan-perubahan kepada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Metode tersebut digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi agama Islam sebagai mata pelajaran atau bidang studi sesuai dengan kurikulum.
Metode belajar banyak jenisnya, setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing, semakin mampu guru mengurangi kelemahan dalam mempergunakan suatu metode maka akan semakin tinggi pula efesiensi dan efektifitasnya, tidak terkecuali dalam pengajaran bidang studi fiqih.
2. Macam –Macam Metode
Metode yang dimaksud di sini adalah metode mengajar pada pendidikan Bahasa Inggris. Pada prinsipnya metode mengajar bahasa sama dengan metode mengajar ilmu pengetahuan umum, disamping diakui adanya beberapa ciri khusus tersendiri.
Adapun metode menurut Winarno Surachmad dalam bukunya “Interaksi Mengajar dan Belajar” Mengemukakan beberapa metode mengajar dalam kelas yaitu:
a. Metode ceramah.
b. Metode tanya jawab.
c. Metode diskusi.
d. Metode resitasi ( penugasan ).
e. Metode demontrasi dan eksperimen.
f. Metode bekerja kelompok.
g. Metode sosiodrama.
h. Metode karya wisata.
i. Metode drill’.
j. Metode sistem regu ( team teaching ).
Banyaknya metode diatas tidak berarti bahwa dalam pendidikan semuanya dapat dipakai, tetapi tergantung situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan peneliti, hanya memaparkan pada metode resitasi ( pemberian tugas belajar), sesuai dengan judul penelitian yang di buat.
3. Metode Resitasi ( Pemberian Tugas )
a. Pengertian Metode Resitasi
Metode resitasi sering disebut dengan metode pekerjaan rumah, adalah dimana murid diberi tugas khusus di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat mengerjakan tugas tidak hanya dirumah, tapi dapat juga dikerjakan di perpustakaan, laboratorium, diruang praktek dan sebagainya. Untuk dapat dipertanggung jawabkan kepada guru. Misalnya guru memberikan agar siswa mencatat dan melaporkan suatu peristiwa yang tejadi di daerahnya setelah itu melaporkan dan didiskusikan di sekolah sebagai kegiatan resitasi / penugasan.
Ada lagi yang menyebutkan bahwa metode resitasi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan dengan adanya kegiatan perencanaan antara murid dengan guru mengenai suatu persoalan atau problem yang harus diselesaikan murid dalam jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara murid dengan guru.
Pemberian tugas itu pada hakekatnya adalah menyuruh murid melakukan suatu pekerjaan yang baik/ berguna bagi dirinya, dalam memperdalam dan memperluas pengetahuan atau peningkatan bahasa melalui bidang studi Bahasa Inggris yang sedang dipelajarinya.
b. Langkah-langkah Kegiatan Metode Resitasi
v Kegiatan Guru
a. Dalam memberikan tugas-tugas, guru mempertimbangkan apakah tugas itu akan dikerjakan secara individu maupun kelompok.
b. Dalam memberikan tugas guru harus mempertimbangkan kemampuan dan taraf kecerdasan siswa.
c. Tugas yang di berikan siswa hendaknya dapat dimengerti maksud dan tujuannya oleh siswa.
d. Selalu mengecek apakah siswa benar-benar mengerti apa yang sedang atau telah dikerjakan.
e. Selalu melanyani pertanyaan dari siswa jika belum jelas dan memperjelas tugas yang harus diselesaikan.
f. Tugas hendaknya tidak membebankan siswa oleh karena itu diberikan dalam bentuk mingguan atau bulanan.
v Kegiatan Siswa
a. Memilih dan mendiskusikan tugas dengan guru.
b. Menerima tugas yang telah dibicarakan bersama guru
c. Menyusun rencana penyelesaian tugas
d. Mencari sumber-sumber data
e. Mengolah data baik yang sifatnya tugas individu maupun tugas kelompok.
f. Menyerahkan tugas yang telah selesai dikerjakan
v Segi Kebaikan Metode Resitasi ( Pemberian Tugas)
1) Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang kondusif.
2) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pelajaran, sebab dalam metode ini anak-anak harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
3) Memberi kebiasaan anak untuk giat belajar.
4) Memberikan tugas anak yang bersifat praktis, umpamanya membuat tugas tentang cerita yang pernah dialami dari pengalaman atau cerita-cerita yang bersifat descriprtive, narrative, dan lain-lain.
v Segi kelemahan Metode Resitasi
1) Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan orang lain, sehingga anak tidak mengetahui tentang pekerjaan itu, yang berarti tujuan pelajaran itu tidak dapat terpenuhi.
2) Sulit untuk memberikan pekerjaan/tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan dan minat belajar.
3) Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin pekerjaan dari temannya.
4) Apabila tugas itu terlalu banyak atau berat akan mengganggu keseimbangan mental anak tersebut.
v Metode Resitasi Tepat Digunakan
1) Apabila guru mengharapkan agar siswa mengetahui yang diterima anak itu lebih lengkap.
2) Untuk mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri dan mencoba sendiri mempraktekkan pengetahuannya. Metode ini merangsang anak untuk lebih aktif dan rajin.
v Jenis-jenis Tugas
Untuk mengetahui berbagai macam jenis tugas yang akan disampaikan kepada peserta didik. Sudirman telah menyebutkan dalam bukunya yang berjudul “ Ilmu Pendidikan” bahwa jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa antara lain:
1) Tugas membuat rangkuman (report) beberapa halaman topik, bab atau buku seperti :
a. Merangkum beberapa halaman atau topik.
b. Merangkum suatu bab ( Chapter Report )
c. Merangkum suatu buku atau beberapa buku ( book report)
2) Tugas membuat makalah
3) Tugas menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu.
4) Tugas mengadakan wawancara atau observasi.
5) Tugas mendemostrasikan sesuatu.
6) Tugas menyelesaikan proyek atau pekerjaan tertentu.
v Syarat-syarat penugasan
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa penerapan metode resitasi terdapat kelebihan dan kekurangan, karenanya bagi seorang pendidik lebih-lebih guru agama hendaknya memperhatikan beberapa kaidah dan saran-saran atas pelaksanaan metode penugasan tersebut, agar tujuan yang diinginkan akan tercapai. Seperti apa yang telah disebutkan oleh B. Simanjuntak, penerapan metoade penugasan agar tercapai dengan baik hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tugas itu harus jelas dan tegas.
2. Suatu tugas disertai penjelasan-penjelasan tentang kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi.
3. Tugas itu harus berhubungan dengan yang telah anak pelajari.
4. Tugas itu hendaknya didiskusikan dahulu oleh guru dan murid.
5. Tugas itu hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan.
6. Tugas hendaknya dilakukan oleh anak didik, karena mereka yakin akan nilainya.
Dari baeberapa uraian dan penjelasan di atas, kiranya dapat memberi gambaran dalam melaksanakan atau menerapkan metode penugasan atau resitasi Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan tugas tersebut harus jelas, di sesuaikan dengan perkembangan anak, peserta didik untuk diajak membahas masalah tugas yang akan dikerjakan dan penilaian harus obyektif.
B. Tinjauan Umum Tentang Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Kata “Motivasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu motivation yang artinya alasan atau dorongan. Secara psikologi motivasi adalah pemberian dorongan terhadap perangsangan dari dalam maupun dari luar untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam pendidikan motivasi dianggap sebagai seni untuk merangsang perhatian siswa yang belum mempunyai perhatian dan belum merasakan adanya rangsangan atau penyampuran yang sudah ada agar menjadi perbuatan yang dikehendaki masyarakat.
Motivasi dalam belajar mempunyai arti membangkitkan dan memberi arah pada dorongan-dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan-perbuatan dalam belajar. Jika dihubungkan dengan dunia pendidikan motivasi dapat diartikan sebagai suasana psikis yang terdapat dalam diri pendidik dan yang dididik. Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari pasti didasari oleh motif tertentu, motif itu ada yang semata-mata demi untuk kemajuan siswanya tapi juga ada yag demi gaji.
Kedudukan motivasi dalam teori pendidikan, agar pelaksanaan pendidikan Bahasa Inggris berjalan serta berhasil dengan baik, maka diperlukan petunjuk teoritis yang disusun dan dipersiapkan sebelumnya oleh para ahli dalam bidang tersebut tanpa teori yang sistematis.
2. Fungsi Motivasi dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, motivasi mempunyai peranan penting dan fungsi yaitu:
a. Meningkatkan atau menggugah minat belajar
b. Meningkatkan semangat belajar.
c. Meningkatkan perhatian siswa agar senantiasa terikat pada kegiatan belajar.
d. Menyediakan kondisi yang optimal bagi proses belajar.
e. Membantu siswa agar dapat dan mampu menemukan, memilih jalan atau tingkah laku yang mendukung pencapaian tujuan belajar maupun tujuan jangka panjang.
3. Pengaruh Motivasi dalam Belajar
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik dan ekstrinsik, belajar dilakukan oleh setiap orang baik anak-anak, orang dewasa maupun orang tua dan berlangsung seumur hidup. Dalam lembaga pendidikan, motivasi merupakan salah satu penyebab keberhasilan anak didik dalam belajar.11
Proses belajar siswa dapat dipengaruhi oleh:
a. Faktor internal, meliputi: sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, mengolah bahan ajar, rasa percaya diri, kemampuan berprestasi dan menggali hasil belajar yang tersimpan.
b. Faktor eksternal, meliputi: guru, sarana pembelajaran, kebijakan sekolah, lingkungan sekolah dan kurikulum.
Dari uraian di atas bahwa motivasi merupakan penyebab keberhasilan peserta didik dalam belajar. Motivasi merupakan faktor batin yang berfungsi menimbulkan mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga besarnya motivasi akan semakin besar pula kesuksesan belajarnya.
Seorang yang motivasinya tinggi akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku dan mengerjakan tugas. Sebaliknya siswa yang motivasinya lemah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatian tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas dan sering meninggalkan kelas sehingga akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.
Untuk mengetahui adanya motivasi yang ada pada siswa kita harus tahu hal-hal yang berpengaruh terhadap motivasi dalam belajar siswa.12 Merinci hal-hal yang berpengaruh terhadap motivasi, ada 6 yaitu:
a. cita-cita atau aspirasi siswa.
b. Kemampuan siswa.
c. Kondisi siswa.
d. Kondisi lingkungan.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian diadakan di MA Al- Manar, dengan alamat di desa Tanjung Tani, dusun Grompol, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. MA Al- Manar ini sebelah barat berbatasan dengan desa Tegaron, sebelah timur berbatasan dengan desa Tanjung Kalang, dan desa Sanggrahan berada di utaranya serta selatannya berbatasan dengan desa Singkal Anyar. MA Al- Manar letaknya sangat strategis, sehingga mudah dijangkau dari berbagai penjuru. Karena di kelilingi beberapa pondok pesantren, sehingga siswa yang berasal dari luar daerah bisa “mondok” di pondok pesantren yang letaknya tidak jauh dari MA Al- Manar. Selain itu, siswa yang tidak bisa membawa sepeda sendiri dapat naik angkutan umum (len) dan turun diperempatan Pasar Prambon.
MA Al- Manar berdiri pada tahun 1978 dengan didirikan oleh para guru senior MTS ‘Ain (sekarang MTs Negeri Tanjung Tani) di Sanggrahan. Beliau-beliau itu antara lain : Bpk. K.H Rozikon Aly, Bpk. Qomari, BA, Bpk. Drs. Mizar, Bpk. H. Istad Al- Ustadz, Bpk. H. Abdul Wachid, BA, Bpk. Abdul Mu’id dan bapak-bapak lainnya yang dipimpin oleh Bpk. H. Ali Shidiq, BA selaku Kepala MTs ‘Ain Prambon.
Di kediaman Bpk. KH. Khudori Ilyas (sebagai ketua yayasan Alil Karim) para guru tersebut mengadakan musyawarah yang menghasilkan kesepakatan untuk menddirikan Madrasah Aliyah dengan nama Al- Manar serta menunjuk Bpk. H. Maskur Suprijadi sebagai kepala Madrasah Aliyah. Semua itu juga tidak terlepas dari persetujuan dan restu dari sesepuh yayasan pendidikan islam Alil Karim khususnya Bpk. KH. Yasin Yusuf atau (pengasuh pondok pesantren Fatkhul Mubtadi’in) dan KH. Ghozali Ahmad atau (pengasuh pondok pesantren An- Nur Al- Ghozali Tegal Rejo).
Nama Al- Manar merupakan isim makan dari Fi’il Madhi Naaro, sedangkan menurut bahasa berarti tempat penunjuk jalan pelita. Dengan nama Al- Manar ini para pendiri dan kami semua berharap agar Madrasah Aliyah Al- Manar saat ini dan sampai nanti menjadi tempat penerang umat untuk menuju jalan yang benar dan haq yang di ridhloi Allah SWT.
Demikianlah gambaran singkat Mengenai MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon yang merupakan lokasi bagi peneliti dalam melakukan penelitiannya. yang dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitiannya pada kelas XI IA yang mana merupakan tempat peneliti mengajar dalam kesehariannya.
Sebagai calon guru pendidikan Bahasa Inggris, peneliti ingin menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Dengan berbagai pendekatan, sekaligus mengaplikasikan metode yang telah diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris, peneliti meyakini bahwa metode yang digunakan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
B. Perencanaan Tindakan Penelitian
Perencanaan adalah mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan yang akan datang baik sifatnya jangka pendek ataupun jangka panjang yang meliputi:
1. Perencanaan Tindakan
a. Skenario Tindakan Pembelajaran
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode resitasi terhadap materi pelajaran Bahasa Inggris yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IA MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon.
Penelitian ini dimulai dari persiapan peneliti untuk mempersiapkan suatu metode sebelum materi tersebut diberikan yaitu membuat skenario pembelajaran sebelum mengajar, mencari tahu karakteristik siswa dalam kelas dan menentukan metode yang tepat untuk digunakan dalam kelas tersebut. Setelah peneliti menentukan suatu metode untuk diterapkan maka peneliti mulai melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan selama 45 hari dengan 6 kali pertemuan terhitung sejak tanggal 9 Januari sampai 25 Februari 2012.
b. Alat
Alat adalah sarana yang mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, papan tulis, penghapus. Dimana dalam metode ini alat yang digunakan adalah portofolio yaitu pengumpulan tugas, yang harus dikumpulkan oleh siswa selama mendapatkan tugas dari guru. Ini untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka dengan materi yang di sampaikan.
c. Personalia
Personalia di sini diartikan dengan obyek peneltian yaitu siswa kelas XI IA MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon yang berjumlah 36 siswa. Penugasan ini di berikan baik secara individu maupun kelompok.
2. Implementasi Tindakan
Implementasi / pelaksanaan tindakan yaitu antara lain meliputi, pelaksanaan rencana yang telah disiapkan untuk menerapkan metode yang telah dipilih yaitu menggunakan metode resitasi / penugasan siswa.
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan I (Rabu, 11 Januari 2012)
Pendahuluan
1) Membuka kelas dengan salam “Assalamualaikum Wr. Wb”.
2) Berdo’a bersama sebelum memulai pelajaran.
3) Memberi apersepsi.
Kegiatan Inti
1) * mendengarkan percakapan interpersonal/transaksional tentang “Expressing Love” secara langsung yang disampaikan oleh guru.
2) *mengidentifikasi ungkapan yang terdapat dalam percakapan transaksional.
3) dan interpersonal.
4) * menjelaskan makna ungkapan.
5) *mengemukakan jawaban suatu ungkapan.
6) *mendiskusikan berbagai bentuk “Expressing Love” yang digunakan dan responnya dalam percakapan yang didengar secara kelompok.
7) *menyimpulkan informasi tersirat.
8) *menyimpulkan gambaran umum.
Penutup
1) memberikan evaluasi atau tes dari pelajaran yang telah disampaikan
2) menyimpulkan pembelajaran.
3) melakukan refleksi.
4) Guru memberikan tugas berupa membuat dialogue tentang expressing love dan hasilnya dimasukkan dalam portofolio.
5) Mengakhiri kelas dengan ucapan salam “Wassalamualaikum Wr. Wb”.
b. Pertemuan II (Rabu, 18 Januari 2012)
Pendahuluan
1) Membuka kelas dengan salam “Assalamualaikum Wr. Wb”.
2) Berdo’a bersama sebelum memulai pelajaran.
3) Guru meminta siswa untuk menyebutkan ungkapan sikap terhadap sesuatu.
4) Siswa menyebutkan ungkapan sikap terhadap sesuatu yang pernah didengar.
Kegiatan Inti
1. Guru meminta siswa untuk mempraktekan dialog yang tersedia dengan temannya.
2. Siswa secara bergiliran mempraktekan dialog yang ada.
3. Guru memberi contoh dialog yang benar.
4. Siswa secara bergantian menirukan dialog yang ada.
Penutup
1) Siswa menuliskan ungkapan sikap terhadap sesuatu yang didengar.
2) Siswa membacakan hasil ungkapan sikap terhadap sesuatu yang telah ditulis.
3) Guru menyuruh siswa membagi siswa menjadi 5 kelompok untuk mengerjakan LKS halaman 13 untuk menemukan sebuah folktale dan menulis sebuah cerita narrative untuk di baca pertemuan minggu depan di wakili satu orang setiap kelompok di depan kelas.
4) Mengakhiri kelas dengan ucapan salam “Wassalamualaikum Wr. Wb”.
c. Pertemuan III (Rabu, 25 Januari 2012)
Pendahuluan
1) Membuka kelas dengan salam “Assalamualaikum Wr. Wb”.
2) Berdo’a bersama sebelum memulai pelajaran.
3) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa yang mengarah pada materi.
4) Siswa merespon pertanyaan yang diberikan sesuai dengan materi.
5) Pada pertemuan ini kelompok I, II, III, IV, dan V maju kedepan untuk mempresentasikan hasil text narrative.
Kegiatan inti
1) Guru meminta siswa untuk memperhatikan pronunciation dan intonation cara membaca yang benar.
2) Siswa merespon instruksi yang diberikan oleh guru.
3) Guru meminta siswa melafalkan kata, frasa, dan kalimat sederhana dengan lafal yang tepat dan benar sesuai contoh dari guru.
4) Siswa menirukan contoh dari guru.
5) Guru meminta siswa mendengarkan model cara membaca nyaring.
6) Siswa mendengarkan model membaca nyaring.
Penutup
1) Guru meminta siswa membaca bergantian didepan kelas.
2) Siswa melakukan instruksi yang diberikan guru.
3) Guru memberikan tugas menterjemahkan text “The Cat Woman” yang telah di dengarkan dan hasilnya dimasukkan dalam portofolio.
4) Mengakhiri kelas dengan ucapan salam “Wassalamualaikum Wr. Wb”.
d. Pertemuan IV (Rabu, 1 Februari 2012)
Pendahuluan
1) Membuka kelas dengan salam “Assalamualaikum Wr. Wb”.
2) Berdo’a bersama sebelum memulai pelajaran.
3) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa yang mengarah pada materi.
4) Siswa merespon pertanyaan yang diberikan sesuai dengan materi.
Kegiatan Inti
1. Guru meminta siswa untuk merubah kata kerja bentuk pertama (V1) menjadi kata kerja bentuk kedua (V2).
2. Siswa merespon instruksi yang diberikan oleh guru.
3. Guru meminta siswa menulis ungkapan-ungkapan dalam bentuk kalimat sederhana dengan benar sesuai dengan menggunakan Simple Past Tense dan Simple Past Continuous Tense.
4. Siswa merespon instruksi yang diberikan oleh guru.
5. Guru meminta siswa melengkapi kalimat dengan menggunakan Simple Past Tense dan Simple Past Continuous Tense.
6. Siswa merespon instruksi yang diberikan oleh guru.
7. Guru meminta siswa menterjemahkan kalimat dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris dengan menggunakan Simple Past Tense dan Simple Past Continuous Tense.
8. Siswa merespon instruksi yang diberikan oleh guru.
Penutup
1. Guru meminta siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan secara bergantian didepan kelas.
2. Siswa melakukan instruksi yang diberikan guru.
3. Guru memberikan tugas untuk menulis report yang di dalamnya menggunakan Simple Past Tense dan Simple Past Continuous Tense dan hasilnya dimasukkan dalam portofolio.
4. Mengakhiri kelas dengan ucapan salam “Wassalamualaikum Wr. Wb”.
e. Pertemuan V (Rabu, 15 Februari 2012)
Pendahuluan
1. Membuka kelas dengan salam “Assalamualaikum Wr. Wb”.
2. Berdo’a bersama sebelum memulai pelajaran.
3. Memberi apersepsi.
Kegiatan Inti
1. mendengarkan percakapan interpersonal/transaksional tentang “Expressing Embarrassment” secara langsung yang disampaikan oleh guru.
2. mengidentifikasi ungkapan yang terdapat dalam percakapan transaksional dan interpersonal.
3. menjelaskan makna ungkapan.
4. mengemukakan jawaban suatu ungkapan.
5. mendiskusikan berbagai bentuk “Expressing Embarrassment” yang digunakan dan responnya dalam percakapan yang didengar secara kelompok.
6. menyimpulkan informasi tersirat
7. menyimpulkan gambaran umum.
Penutup
1. memberikan evaluasi atau tes dari pelajaran yang telah disampaikan
2. menyimpulkan pembelajaran.
3. melakukan refleksi.
4. Guru memberikan tugas berupa membuat dialogue tentang Expressing Embarrassment dan hasilnya dimasukkan dalam portofolio.
5. Mengakhiri kelas dengan ucapan salam “Wassalamualaikum Wr. Wb”.
f. Pertemuan V1 (Rabu, 22 Februari 2012 )
Mengadakan ulangan.
3. Observasi
Observasi adalah mengetahui data secara langsung pada lokasi penelitian. Observasi ini dilakukan sejak pertemuan pertama masuk kelas yaitu pada tanggal 11 Januari 2012 sesuai dengan rencana pengajaran yang telah dibuat.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti melakukan pengambilan data berupa hasil pengamatan dan hasil belajar siswa. Untuk mendapatkan data yaitu dengan cara membuat catatan perkembangan siswa selama penelitian berlangsung. Tehnik perekaman adalah melihat dan mengamati kemudian mencatat perkembangan siswa untuk mengetahui efektifitas pengguanaan metode resitasi terhadap tingkat motivasi belajar, mata pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas XI IA Al- Manar. Hal-hal lain yang juga perlu dicatat adalah sebagai berikut :
(a). Kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang dinilai melalui absen tiap hari
(b). Evaluasi siswa yang diperoleh dari nilai tugas portofolio dan LKS.
4. Analisis dan Refleksi
a. Analisis merupakan tahap akhir terhadap apa yang dilakukan selama dilapangan dan disertai dengan membuat laporan penelitian tindakan kelas.
Peneliti harus menganalisis hasil data yang telah diperoleh, gunanya untuk memastikan bahwa dengan menerapkan metode resitasi ini siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar. Sedangkan analisis data merupakan hal yang sangat penting, maka dalam mengadakan analisis data perlu memperhatikan prosedur dan tehnik-tehnik yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dengan prosedur sebagai berikut : Setelah peneliti mendapatkan data di lapangan dan kemudian melakukan perekaman data atau peneliti perlu kiranya untuk mengolah data tersebut atau perlu mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh, peneliti memproses data yang telah diperoleh dengan mengumpulkan berbagai data yang diperoleh, dengan harapan data yang diperoleh dapat mewakili apa yang dicari oleh peneliti. Setelah data diperoleh peneliti mulai menganalisis data untuk mendapatkan apa yang ingin diperoleh dari data-data tersebut. Dengan data tersebut dapat digunakan untuk menyusun refleksi.
b. Refleksi merupakan pelaksanaan atau interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan.
Setelah data didapat dan peneliti menemukan apa yang telah diinginkan yaitu adanya data pendukung bahwa dengan penerapan metode resitasi ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar, mata pelajaran Bahasa Inggris siswa XI IA MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon yang dibuktikan dengan termotivasinya siswa dalam menerima pelajaran, karena siswa dituntut untuk mengerjakan tugas dari guru, jika tidak mengerjakan akan ketinggalan pelajaran.
Dari sini peneliti perlu mengadakan kajian ulang atau refleksi ulang apakah hal semacam ini akan berlangsung sementara atau dapat digunakan untuk selamanya.
c. Dampak dan tindakan adalah yang perlu diperhatikan setelah menganalisis dari tindakan sebelumnya dimana dengan adanya beberapa tindakan diatas mengakibatkan dampak positif bagi peneliti maupun bagi obyek yang diteliti.
Bagi peneliti: dari adanya tindakan di atas peneliti bisa mengetahui bahwa hipotesanya tentang adanya keterkaitan antara motivasi belajar kelas XI IA MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon dengan proses belajar mengajar yang menggunakan metode resitasi.
Bagi Obyek penelitian: Obyek penelitian di sini adalah siswa kelas XI IA MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon yang setelah mendapatkan pengajaran dengan menerapkan metode resitasi merasa bahwa belajar Bahasa Inggris itu tidak membosankan tapi sebaliknya dengan penerapan metode ini siswa jadi lebih antusias dalam menerima pelajaran.
C. Pengumpulan Data
Untuk mengetahui hasil atau mengumpulkan data, peneliti menggunakan dua cara yaitu:
1.Metode Observasi
Menurut Sutrisno Hadi bahwa observasi merupakan studi sistematis yang disengaja tentang fenomena-fenomena sosial dan gejala-gelajala psikis dengan pengamatan. Metode ini digunakan untuk mengetahu data secara langsung pada lokasi penelitan dengan metode in maka peneliti bisa mendapatkan data langsung dengan melihat aktifitas proses belajar mengajar ( PBM ) dan bentuk pelaksanaan metode resitasi yang dilakukan penelitian terhadap siswa di kelas XI IA MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon.
Observasi atau pengamatan dilakukan dengan mengerjakan tugas-tugas portofolio yang telah diberikan oleh guru baik yang bersifat individu maupun kelompok, selain itu juga diperoleh dari hasil ulangan harian siswa ataupun LKS.
2. Metode Angket
Metode Angket adalah metode pengumpulan data melalui daftar pertayaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi/ keterangan dari sumber data yang berupa orang dalam hal ini, peneliti berusaha menyebarkan pertayaan kepada siswa untuk memperoleh data tentang pelaksanaan metode resitasi dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.
Bagaimana tanggapan terhadap metode yang telah mereka dapat selama menghadapi materi baru dari pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini untuk mengetahui apakah mereka senang dengan metode tersebut yaitu metode resitasi karena dilihat dari kondisi/karakteristik siswa selama KBM berlangsung.
D. Pembuatan Instrument
Di dalam penelitian ini, peneliti sebagai pemegang peranan utama, karena peneliti tidak hanya berperan sebagai perencana dan pelaksana tindakan kelas tetapi, peneliti juga sebagai pengumpul dan penganalisis data, instrumen pendukung lainnya yang dapat membantu proses penelitian ini adalah menyebarkan angket untuk siswa dan hasil evaluasi penugasan yang berupa portofolio.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 9 Januari sampai dengan 25 Februari 2012 di MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon, Peneliti memfokuskan pada kelas XI IA yang jumlah 36 siswa. Observasi dilakukan sebayak 6 kali pertemuan dengan menggunakan 2 siklus. Siklus 1, satu kali pertemuan dan siklus II empat kali pertemuan, sedangkan pertemuan ke 6 digunakan untuk ulangan harian.
Dari hasil penelitian tindakan kelas hasilnya adalah sebagai berikut:
Siklus I
Pertemuan pertama (Rabu, 11 Januari 2012) Materi yang disampaikan adalah Expressing love.
Pada siklus pertama ini proses belajar mengajar menggunakan teknik:
a. * mendengarkan percakapan interpersonal/transaksional tentang “Expressing Love” secara langsung yang disampaikan oleh guru.
b. *mengidentifikasi ungkapan yang terdapat dalam percakapan transaksional.
c. dan interpersonal.
d. * menjelaskan makna ungkapan.
e. *mengemukakan jawaban suatu ungkapan.
f. *mendiskusikan berbagai bentuk “Expressing Love” yang digunakan dan responnya dalam percakapan yang didengar secara kelompok.
g. *menyimpulkan informasi tersirat.
h. *menyimpulkan gambaran umum.
Dalam rencana pembelajaran menggunakan teknik three phase technique. Dari hasil monitoring selama tindakan berlangsung pertemuan pertama ini adalah kurang efektif dan tidak dapat meningkatkan motivasi siswa karena kondisi kelas tersebut rata-rata kurang aktif. Dan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam memahami materi pelajaran guru memberikan tugas untuk membuat dialogue tentang expressing love dan hasilnya dimasukkan dalam portofolio.
Kemungkinan hambatan yang terjadi adalah karena siswa jemu dan capek karena pada jam kedua ditaruh di akhir jam pelajaran.
Siklus II
Pertemuan kedua (Rabu, 18 Januari 2012). Materi yang di sampaikan adalah Do you know how to talk to a guest? , And What would you say to help some guests?
Pada siklus kedua ini proses belajar mengajar menggunakan teknik:
Dalam rencana pembelajaran menggunakan teknik tanya jawab. Dari hasil monitoring selama tindakan berlangsung pertemuan pertama ini adalah cukup efektif dan dapat meningkatkan motivasi siswa karena kondisi kelas tersebut rata-rata aktif walaupun siswa ada juga siswa yang tidak berani bertanya ataupun menjawab. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti waktu memberi pertayaan pada siswa hasilnya 60 % bisa menjawab dan 40 % tidak dapat menjawab. Dan untuk lebih memahamkan siswa pada materi yang telah diberikan, guru memberi tugas LKS kepada siswa.
Dari hasil pengamatan menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. Siswa sedikit mampu menerima pelajaran dengan diberi tugas dari guru.
2. Siswa kelihatan lebih suka dengan di beri tugas daripada diajukan pertayaan
3. .Guru mengarahkan masing-masing kelompok untuk membahas materi yang telah di tentukan.
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan dengan perwakilan satu orang.
5. Guru memberi tugas portofolio yaitu merangkum semua yang telah didiskusikan.
Dalam pertemuan yang kedua ini peneliti menggunakan metode diskusi pada waktu menyampaikan materi. Dalam tahap ini peneliti menambah variasi metode dengan menggunakan penugasan di akhir pertemuan, karena siswa kurang mampu menyerap pelajaran jika tidak diberi tugas.
Dari hasil pengamatan menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. Siswa sedikit mampu menerima pelajaran dengan di beri tugas dari guru.
2. Siswa kelihatan lebih suka dengan di beri tugas daripada diajukan pertayaan.
Pertemuan ketiga (Rabu, 25 Februari 2012). Materi yang di sampaikan adalah text narrative.
Pada pertemuan ketiga ini proses belajar mengajar menggunakan teknik:
1. Guru mengarahkan jalannya diskusi kelompok yang telah di lakukan oleh kelima kelompok untuk menemukan sebuah folktale dan menulis sebuah cerita narrative untuk di baca di wakili satu orang setiap kelompok di depan kelas.
2. Guru memberi tugas portofolio.
Dalam pertemuan ini guru mulai bisa membaca karakter siswa yaitu bahwa siswa lebih menyukai penugasan dari pada di beri pertayaan. Oleh karena itu pertemuan yang ketiga ini guru menggunakan metode resitasi. Pembelajaran dengan menggunakan teknik penugasan atau resitasi menunjukkan siswa terdorong lebih menyukainya dari pada tanya jawab.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan perkembangan sebagai berikut: 70 % siswa dapat mengerjakan tugas 30 % siswa tidak dapat mengerjakan tugas.
Pertemuan keempat (Rabu, 1 Februari 2012)
Materi yang didiskusikan pada petemuan ini adalah Simple Past Tense dan Simple Past Continuous Tense.
Pada pertemuan keempat proses belajar mengajar menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Guru meminta siswa untuk merubah kata kerja bentuk pertama (V1) menjadi kata kerja bentuk kedua (V2).
2. Guru meminta siswa menulis ungkapan-ungkapan dalam bentuk kalimat sederhana dengan benar sesuai dengan menggunakan Simple Past Tense dan Simple Past Continuous Tense.
3. Guru meminta siswa melengkapi kalimat dengan menggunakan Simple Past Tense dan Simple Past Continuous Tense.
4. Guru meminta siswa menterjemahkan kalimat dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris dengan menggunakan Simple Past Tense dan Simple Past Continuous Tense.
5. Guru menyimpulkan materi yang telah di bahas.
6. Siswa mengumpulkan tugas portofolio yang telah di kerjakan.
Pertemuan keempat (Rabu, 15 Februari 2012)
Materi yang didiskusikan pada petemuan ini adalah Expressing Embarrassment.
Pada pertemuan keempat proses belajar mengajar menggunakan teknik sebagai berikut:
* mendengarkan percakapan interpersonal/transaksional tentang “Expressing Embarrassment” secara langsung yang disampaikan oleh guru.
*mengidentifikasi ungkapan yang terdapat dalam percakapan transaksional
dan interpersonal.
* menjelaskan makna ungkapan.
*mengemukakan jawaban suatu ungkapan.
*mendiskusikan berbagai bentuk “Expressing Embarrassment” yang digunakan dan responnya dalam percakapan yang didengar secara kelompok..
*menyimpulkan informasi tersirat
*menyimpulkan gambaran umum
*Guru memberikan tugas berupa membuat dialogue tentang Expressing Embarrassment dan hasilnya dimasukkan dalam portofolio.
Dari hasil penelitian yang dilakuakan oleh peneliti menunjukan perkembangan sebagai berikut:
1. Siswa sudah dapat menerima pelajaran dengan metode Resitasi ini yang dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dikumpulkan siswa yang berupa portofolio tiap kali pertemuan.
2. Siswa terdorong untuk melakukan tugas tersebut dengan bantuan guru.
Pertemuan ke enam ( Rabu, 22 Februari 2012 )
Pada pertemuan ini tidak menyampaikan materi, tetapi digunakan untuk ulangan Blok atau ulangan harian, yaitu bab satu dan bab dua.
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini peneliti mencantumkan hasil evaluasi belajar siswa kelas XI IA dengan menggunakan metode resitasi.
Nomor
|
Nama
|
L/P
|
SKOR NILAI
|
Urut
|
Induk
|
PORTO FOLIO
|
LKS
|
KEAKTIFAN
|
ULANGAN HARIAN
|
1
|
1833
|
Abdul Wahab
|
L
|
80
|
74
|
B
|
95
|
2
|
1874
|
Ahmad Dzikron Rotib
|
L
|
80
|
76
|
B
|
90
|
3
|
1875
|
Ahmad Ibnu Asmaul
|
L
|
90
|
78
|
B
|
85
|
4
|
1837
|
Ahmad Tibyanu Fawaid
|
L
|
90
|
72
|
B
|
90
|
5
|
1839
|
Ana Niswatun Nikmah
|
P
|
90
|
76
|
B
|
90
|
6
|
1878
|
Anuriyatul Hamidah
|
P
|
90
|
80
|
B
|
80
|
7
|
1884
|
Dian Nur Endah Nissa’atus S
|
P
|
90
|
69
|
B
|
75
|
8
|
1925
|
Diana Kumala Sari
|
P
|
90
|
72
|
B
|
90
|
9
|
1885
|
Diska Zeni Arifah
|
P
|
90
|
60
|
B
|
95
|
10
|
1886
|
Ela Nur Aini
|
P
|
90
|
50
|
B
|
85
|
11
|
1887
|
Evi Ana Rizkya
|
P
|
90
|
82
|
B
|
85
|
12
|
1888
|
Fatifatul Fatimah
|
P
|
90
|
82
|
B
|
85
|
13
|
1844
|
Hadi Prasetyo
|
L
|
80
|
80
|
B-
|
90
|
14
|
1890
|
Hasan
|
L
|
75
|
70
|
B-
|
90
|
15
|
1891
|
Ida Wahyuni
|
P
|
90
|
70
|
B-
|
95
|
16
|
1846
|
Indra Wahyu Sulistyo
|
L
|
80
|
78
|
B-
|
95
|
17
|
1847
|
Khurotul A’yun
|
P
|
90
|
67
|
B-
|
90
|
18
|
1892
|
Khusnul Kholifah
|
P
|
90
|
78
|
B
|
95
|
19
|
1848
|
Khusnul Khotimah
|
P
|
90
|
78
|
A
|
80
|
20
|
1893
|
Lailatus Sholihah
|
P
|
90
|
90
|
A
|
85
|
21
|
1849
|
Latifatul Munawaroh
|
P
|
90
|
88
|
A
|
95
|
22
|
1851
|
Luluk Mutohharoh
|
P
|
90
|
80
|
A
|
80
|
23
|
1894
|
M. Bahrul Ulum
|
L
|
90
|
80
|
A
|
70
|
24
|
1853
|
M. Imam Nawawi
|
L
|
85
|
79
|
A
|
95
|
25
|
1898
|
Mariyatul Kiptiyah
|
P
|
90
|
50
|
B
|
95
|
26
|
1899
|
Miftakhul Ulum
|
L
|
90
|
84
|
B
|
80
|
27
|
1900
|
Miftaqus Sifa
|
P
|
90
|
86
|
B
|
90
|
28
|
1855
|
Misbakhul Munir
|
L
|
75
|
82
|
B
|
85
|
29
|
1904
|
Moh. Ibnu’ Alwan
|
L
|
85
|
72
|
A
|
80
|
30
|
1857
|
Moh. Iwan Bukhori
|
L
|
75
|
81
|
B
|
85
|
31
|
1859
|
Mohammad Ridwan
|
L
|
85
|
82
|
B+
|
90
|
32
|
1863
|
Nikmatul Ulfah
|
P
|
90
|
82
|
B+
|
85
|
33
|
1907
|
Ni’matul Badriyatus Solikhah
|
P
|
95
|
86
|
A+
|
95
|
34
|
1865
|
Nuri Fajriati
|
P
|
90
|
82
|
B+
|
85
|
35
|
1909
|
Nurul Hidayah
|
P
|
90
|
82
|
B+
|
85
|
36
|
1915
|
Umi Masitoh
|
P
|
90
|
86
|
B+
|
85
|
Berdasarkan hasil analisis ulangan, tugas LKS dan portofolio maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode resitasi dikatakan berhasil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan melihat penjelasan yang ada pada bab sebelumnya, maka dapat di ketahui bahwa efektifitas pendidikan Bahasa Inggris dengan menerapkan metode Resitasi dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI MA Al- Manar Tanjung Tani Prambon. Metode ini dapat digunakan karena dapat memberikan stimulus belajar siswa secara mandiri dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris.
Metode Resitasi merupakan metode penugasan yang diberikan kepada siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Sehingga jika siswa tidak mengerjakan tugas, maka tidak mendapatkan nilai. Oleh karena itu, dengan metode resitasi ini dapat membantu para siswa menumbuhkan motivasinya untuk mengikuti mata pelajaran Bahasa Inggris dengan baik dan juga dapat memperkuat daya ingat mereka dengan apa yang mereka tulis atau kerjakan.
C. Saran
Setelah penulis mempelajari dan menyimpulkan mengenai metode pembelajaran yakni metode resitasi sebagai variasi dalam menyampaikan materi sehari-hari. Penulis mempunyai harapan, dengan metode ini hendaknya dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sehingga keilmuan yang diperoleh akan selalu tertanam dalam jiwa siswa akan tetapi penulis adalah seorang manusia biasa yang tentunya mempunyai kelemahan dalam penyampaian laporan ini sehingga masih perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam penyelesaian.
Dalam opini tersebut tentunya hanya sebagai bahan pertimbangan yang nantinya mungkin dapat di pakai. Opini tersebut antara lain:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya seorang guru mampu melihat kemampuan siswa, meski tidak begitu mendetail hal ini dimaksudkan untuk pelaksanaan tugas dapat diselesaikan secara maksimal untuk mencerminkan sikap mandiri dan tanggung jawab.
2. Agar para guru mempersiapkan metode yang tepat sebelum melakukan belajar mengajar.
3. Agar para staf pendidik khususnya para pengajar di lembaga pendidikan terkait dapat menyakinkan para peserta didiknya bahwasanya belajar Bahasa Inggris bukanlah pembelajaran yang melelahkan dan membosankan.
4. Khusus bagi lembaga pendidikan dalam proses belajar mengajar pengguna metode hendaknya tidak terpancang pada satu metode saja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abudin Nata, Pemikiran para Tokoh Pendidikan Islam, Rajawali Perst, Jakarta,2000.
2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, GBPP SMP Kurikulum Pendidikan dasar, 1993.
3. Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka cipta, jakarta, 1999.
4. Djadjadisastra Yusuf, Metode-metode Mengajar, Angkasa bandung, bandung, 1981.
5. H. Zuhairini. Drs, Ghofir Abdul.Drs, Yusus Slamet Drs, Methodik Khusus Pendidikan Agama, Biro Ilmiah fakultas Tarbiyah IAIN sunan Ampel Malang, Surabaya, 1983.
6. Moloeng. L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001.
7. Muhaimin Drs, MA, Ghofir Abdul.HDrs, Rahman Ali Nur. M.pd Strategi Belajar Mengajar, CV Citra Media, Surabaya, 1996.
8. Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, Usaha Nasional, Surabaya, 1993.
9. Sudirman, Ilmu Pendidkan, Remaja Karya, bandung, 1992.
10. Zuhairini, Methodik Khusus Pendidkan Agama , Biro Ilmiah, Surabaya, 1983.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Penelitian Tindakan Kelas"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*