Pemikiran Modern Sayyid Ahmad Khan
(Seorang Wirausahawan dan Mahasiswa S2 Program Pascasarjan STAIN Kediri Angkatan September 2011)
PEMBAHASAN
- Pengantar
Sekurang-kurangnya ada dua kejadian penting pada abad
ke-18 yang turut mewarnai suasana kaum muslimin di India secara politis pada
abad ke-19 M. Pertama merosotnya kerajaan Mughal yang diawali dengan wafatnya
Aurangzeb pada 1707 M. Kedua seiring dengan itu kekuasaan dan kedudukan para
pedagang inggris di india pun semakin kokoh. Dengan meninggalnya Aurangzeb,
para gubernur diberbagai propinsi melepaskan diri dari kerajaan mughal.
Perpecahan polotik dalam pemerintahan ini menimbulkan
kekacauan yang kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang Inggris, mereka mengambil
kesempatan untuk memperkokoh kedudukanya sebagai pedagang dan berusaha merebut
posisi politik. Usaha mereka berhasil dengan jatuhnya benggala ke tangan mereka
dalam pertempuran plassey pada 1757 M. Sisa-sisa kerajaan Mughal akhirnya habis
setelah terjadi pemberontakan pada tahun 1857 M. Peristiwa ini merupakan babak
terakhir keruntuhan polotis seluruh kaum muslimin di anak benua India. Namun
demikian dalam keruntuhan polotik itu masih ada tokoh pemikir di kalangan umat
islam India, salah seorang tokoh yang akan kita diskusikan ialah Sayyid Ahmad
Khan yang kemudian akan menyebarluaskan ide-ide pembaharunya diantarnya melalui
lembaga pendidikan di Aligarh India.[1]
Gerakan pembaruan Aligarh yang muncul pada akhir abad ke-19 di Anak Benua India adalah refleksi gambaran masyarakat negara bagian Uttar Pradesh (UP) khususnya, dan Muslim India pada umumnya. Gerakan ini terlihat penting karena gerakan ini berpengaruh pada kehidupan agama, sosial, dan politik masyarakat Muslim di anak Benua India, dan pengaruhnya terasa hingga abad ke-20 di kemudian hari. Pengaruh luas ini didorong oleh sosok besar sang pemimpin, Sayyid Ahmad Khan, seorang pemikir cerdas, pembaru sosial yang mumpuni, penulis berani, dan pemimpin politik yang baik, serta seorang agamawan handal.[2] Pembaruan Sayyid Ahmad Khan dalam gerakan Aligarh akan kita kaji dalam tulisan ini dari sudut analisa sosiologi seputar kelahiran dan pemikiran Sayyid Ahmad Khan yang sedikit melenceng dari yang Ia harapkan.
Dari adanya latar belakang tersebut
diatas dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu:
1.
Bagaimana biografi Sayyid Ahmad
Khan?
2.
Bagaimana pemikiran Sayyid Ahmad
Khan sebagai pembaru sosial muslim di India?
3.
Bagaimana kritik kita terhadap pemikiran
Sayyid Ahmad Khan?
- Kerangka
Teori
Biografi
Sayyid Ahmad Khan
Sayyid Ahmad khan lahir di Delhi
pada tanggal 11 Oktober 1817 dan dibesarkan di lingkungan keagamaan. Ia dididik
secara klasik dan tradisional selain mempelajari bahasa arab dan persi Ia juga
mempelajari sejarah.[3]
Semasa mudanya ia tidak pernah mengalami
hidup sengsara, sering ia mendatangi pesta-pesta meriah dimana nyanyi
dan tarian menjadi pokok kesenangan serta kegembiraan. Pendidikan formal Sayyid
Ahmad Khan, menurut Jhon L. Esposito sangat tradisional Setelah ayahnya
meninggal pada tahun 1838, ia bekerja di perusahaan India timur dan tepat pada
waktu itu diangkat menjadi seorang pembantu hakim di berbagai kota.[4]
Ketika ia berusia 29 tahun ia
memperdalam pengetahuan keagamaan yang ia pelajarinya setengah-setengah saat
masa mudanya. Untuk mengejar ketertinggalanya tersebut ia belajar dibawah
asuhan ulama terkenal pada masa itu. Dalam waktu senggang ia sering menulis
risalah agama, seperti biografi nabi, yang meskipun jika dibandingkan dengan
hasil kaum-kaum ortodoks lainya tidaklah berharga, baik dari isi maupun gaya
literatur yang dipakainya.
Setelah pemberontakan pada tahun
1857 dan dalam kejadian selanjutnya yaitu pada waktu dominasi Inggris di India,
Sayyid Ahmad Khan berkesimpulan bahwa keselamatan kaum muslimin tergantung atas
kerja sama serta bersahabat dengan Inggris, untuk menerima budaya mereka dan ia
sendiri menganggap sebagai mediator. Ia berpendapat bahwa permusuhan
orang-orang kristen dan kaum muslimin
mengenai masalah-masalah agama dilarang oleh islam, sebab semua agama di
dunia islam menyatakan paling respek terhadap kristus dan ajaranya. Ia menjamin
hal ini adalah ajaran islam, dimana jika memang ini kehendak Allah, kita
dijajah oleh suatu bangsa yang banyak memberikan kebebasan keagamaan kepada
kita, yang memerintah dengan adil, mempertahankan perdamaian dalam negeri dan
memperhatikan dengan sikap individu kita serta kelayakan yang dilakukan
sebagaimana yang dilakukan Inggris di India sekarang, maka kita diperkenankan
untuk patuh pada pemerintahan yang demikian. Dalam usahanya menetralisir
politik perbudaan dengan islam, Sayyid ahmad khan mengutip contoh Nabi Yusuf
yang telah mengabdikan dirinya pada firaun di mesir, beliau loyal kepadanya dan
patuh meskipun diketahui bahwa firaun bukan orang muslim. Kefanatikanya
membantu kepentingan-kepentingan imprealisme Inggris ia lakukan juga dengan
mengeluarkan penerbitan khusus mengenai loyalitas kaum muslimin dalam
pengabdianya terhadap pemerintahan Inggris. Saya akan menyebutkan beberapa keuntungan,
keadilan, kebaikan serta sikap pemerintah kita yang tidak berat sebelah telah
menganugrahi mereka semua atas loyalitasnya dengan suatu kemurahan hati,
keadilan serta perlindungan semua masalah yang menyangkut kaum muslimin di
India. Semua ini hendaknya diketahui, karena dengan mengetahui ini semua maka
kita sudah pasti akan berterima kasih pada kebaikan pemerintahan kita.[5]
Dalam membantu melancarkan
asimilasi antara kaum muslimin dengan kebudayaan inggris, Sayyid Ahmad Khan
menganjurkan perlunya menghilangkan hambatan-hambatan sosial. Di saat itu ia
mengeluarkan fatwanya yang mashur dengan mengatakan bahwa tidak dilarang oleh
hukum bagi kaum muslimin untuk makan bersama dalam satu meja dengan orang-orang
kristen. Hal ini merupakan usahanya untuk memikat kaum muslimin, agar supaya
menerima idenya itu ia mengambil satu ayat Qur’an yang menerangkan bahwa
makanan dari ahli kitab adalah tidak menyalahi hukum bagi kaum muslimin. Dalam
kosep tersebut tak ada perbedaan bangsa, negara, dan paham. Dengan demikian
Ahmad Khan memiliki jasa dibidang politik dan pendidikan disertai motivasi dan
pembaruan agama.[6]
Pada bulan April 1869 Sayyid Ahmad
Khan mengunjungi Inggris dan melihat dengan mata kepalanya sendiri tentang
sumber-sumber kekuatan bangsa Inggris yang nantinya dapat ia gunakan untuk
membantu teman senegerinya dalam hal yang sama. Ia demikian terkesan dengan apa
yang ia lihat, dan ia yakin bahwa superioritas bangsa Inggris atas kaum
muslimin India tidak hanya dalam hal pendidikan, sains dan teknologi tetapi
juga sosial, moral dan hal-hal yang menyangkut masalah spiritual. Apa yang saya
lihat sehari-harinya sama sekali diluar dugaan seorang warga India asli. Celakanya
harga diri sendiri termasuk dalam masyarakat Islam. Mereka ingat cerita lama
dari nenek moyang mereka yang menganggap bahwa tak seorangpun yang menyerupai
mereka, meskipun kaum muslimin Mesir dan Turki hari berhari menjadi lebih
berbudaya. Sampai-sampai jika sistem pendidikan modern dipaksakan seolah-olah
ada di sini, hal itu nampaknya tidak mungkin bagi warga pribumi menjadi
berbudaya dan terhormat. Sayyid Ahmad Khan berkata: “ Jika orang-orang tidak
menghindari ketaatan secara buta, jika mereka tidak mencari cahaya yang bisa
diperolehnya dalam al-Qur’an dan Hadis, dan tidak menyesuaikan Agama dengan
ilmu-ilmu pengetahuan dewasa ini, tak dapat disangkal lagi bahwa Islam akan
padam di India.”[7]
Atas usaha-usahanya dan atas sikap setia yang ia
tunjukkan terhadap Inggris, Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah
pandangan Inggris terhadap umat Islam India. Dan sementara itu anjuran supaya
jangan mengambil sikap melawan tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan
Inggris untuk menjalin hubungan baik antara orang Inggris dan umat Islam. Agar
umat Islam dapat ditolong dari kemundurannya, telah dapat diwujudkan dimasa
hidupnya.
- Pemaparan Materi
Pemikiran Sayyid Ahmad
Khan
Menurut Ahmad Khan,[8]
salah satu penyebab kemunduran Islam adalah kebodohan dan keterbelakanagan[9]
karena mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagaimana
yang dimiliki oleh negara Eropa lainnya. la berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
modern dan teknologi adalah hasil pendayagunaan akal yang maksimal. Sejalan
dengan itu, al-Qur’an sangat mendorong umat Islam untuk mempergunakan akal dalam
bidang-bidang yang sangat luas, walaupun jangkauan akal tersebut terbatas.[10]
Akal bagi Ahmad menduduki tempat tertinggi.
Rasionalisme atau teologi rasional yang dikembangkanya adalah meletakkan semangat
ilmiah modern atau hukum alam sebagai kriteria dalam menilai diterima dan
ditolaknya suatu Agama. Menurut Ahmad Khan, al-Qur’an dan hukum alam tidak
mungkin bertentangan, karena keduanya adalah ciptaan Allah.[11]
Hanya kriteria Sayyid Ahmad Khan
yang dianggap berlaku dalam membuktikan kebenaran Islam dengan paham
pengetahuan naturalis abad ke-19. Ia membantah kebenaran agama dapat
dihubungkan dengan alam manusia atau alam pada umumnya. Bagaimanapun juga untuk
membuktikan Agama Islam sebagai Agama yang cocok dengan ilmu pengetahuan seta
akal pikiran manusia ia harus menolak tidak hanya pada mu’jizat, malaikat dan
jin tetapi juga lebih jauh ia mengatakan bahwa isra’ mi’raj Nabi Muahammad
hanyalah suatu impian belaka. Dia tidak
hanya menolak ajaran-ajaran keajaiban melainkan menghidupkan kembali konsep
asal oleh para filosof muslim dan menggambarkan Tuhan dalam kekuatan akhir
batin merupakan “Penyebab Pertama.”[12]
Semua itu demikian ia katakan hendaknya jangan diterima secara harfiah, tetapi
hendaknya diterima secara simbolis saja.
Sayyid Ahmad Khan ingin sekali membuktikan
bahwa Islam dapat dirubah menjadi Agama masyarakat yang berbudaya serta maju
apabila ide-ide kuno serta kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan semangat
modern ditinggalkan. Untuk membantu kelompok muslim modern, Sayyid Ahmad Khan
mendirikan sekolah modern di Aligarh pada tahun 1878 yang diberi nama
Muhammadan Anglo Oriental Collage (MAOC).[13]
Menyadari ketidak seimbangan antara bahasa Arab, Urdu, Persi serta berbagai
bahasa daerah india lainya, ia menekankan bahasa Inggris sebagai satu-satunya
sarana pengajaran. Dan pada tahun 1920 Aligarh dikembangkan menjadi sebuah
Universitas.[14]
Quraisyi Menyatakann bahwa sekolah ini mempunyai peranan penting dalam
kebangkitan umat Islam India. Sekiranya tidak karena sekolah ini, umat islam
India Pakistan sekarang akan lebih jauh lagi ketinggalan dalam umat-umat lain.[15]
Tujuan dari pendirian lembaga
pendidikan di Aligarh ini[16]
adalah: (1) Memberikan pendidikan liberal. (2) Menghilangkan tradisi masa lalu
yang menyesatkan dan menghambat kemajuan
serta prasangka buruk. (3) Mendamaikan sains modern Barat dengan pengajaran
Islam. (4) Memperkenalkan peradaban Barat yang unggul. (5) Mengangkat martabat
umat Islam dengan ikut berpartisipasi dalam pemerintah Inggris. (6) Menyadarkan
bahwa kesetiaan bukan berasal dari penyerahan dan sikap merendahkan diri kepada
orang asing tetapi berasal dari penghargaan murni atas pemerintah yang baik.
Sayyid Ahmad Khan sebagaimana
dikutip Rahman menyatakan bahwa:
Seperti
sebelumnya, sekarang ini kita memerlukan suatu idiologi (ilmu kalam) yang
modern, yang denganya kita mesti menolak doktrin sains-sains modern, atau
meruntuhkan pondasinya ataupun juga menunjukan bahwa sain-sains tersebut adalah
sesuai dengan Islam. Apabila mau menyebarkan sains-sains tersebut dikalangan
kaum muslimin, tentang hal mana, saya baru saja katakan betapa banyak sains
yang tidak bersesuaian dengan islam masa kini, maka adalah merupakan tugas saya
untuk mempertahankan Islam sebanyak yang saya mampu, baik secara benar ataupun
secara keliru, dan mengungkapkan kepada masyarakat wajah Islam yang asli dan
semerlang. Hati nurani saya mengatakan bahwa jika saya tidak melakukan hal ini,
maka saya akan menjadi orang yang sangat berdosa dihadapan Tuhan.[17]
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan
kedudukan ummat Islam India, dapat diwujudkan dengan hanya bekerjasama dengan
Inggris. Inggris merupakan penguasa terkuat di India, dan menentang kekuasaan
itu tidak membawa kebaikan bagi ummat Islam India. Hal ini akan membuat mereka
tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu India.
Disamping itu dasar ketinggian dan kekuatan barat, termasuk didalamnya Inggris,
ialah ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Untuk dapat maju, ummat Islam
harus pula menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern itu.[18]
Jalan yang harus ditempuh ummat Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
teknologi modern yang diperlukan itu bukanlah kerjasama dengan Hindu dalam
menentang Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan
Inggris. Ia berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam pemberontakan 1857,
ummat Islam tidak memainkan peranan utama. Atas usaha-usahanya dan atas sikap
setia yang ia tunjukkan terhadap Inggris. Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil
dalam merubah pandangan Ingris terhadap ummat Islam India. Dan sementara itu
kepada ummat Islam ia anjurkan supaya jangan mengambil sikap melawan, tetapi
sikap berteman dan bersahabat dengan inggris. Cita citanya untuk menjalani
hubungan baik antara inggris dan umat islam, agar demikian ummat islam dapat di
tolong dari kemunduranya, telah dapat di wujudkan di masa hidupnya.
Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India
mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik
telah hilang dan telah timbul peradaban baru di barat. Dasar peradaban baru ini
ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi modern
adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu akal mendapat penghargaan
tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai orang Islam yang percaya kapada
wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan akal bukan tidak terbatas. Karena ia
percaya pada kekuatan dan kebebasan akal, sungguhpun mempunyai batas, ia
percaya pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan
melakukan perbuatan Alam, Sayyid Ahmad Khan selanjutnya, berjalan dan beredar
sesuai dengan hukum alam yang telah ditentukan Tuhan itu. Segalanya dalam alam
terjadi menurut hukum sebab akibat. Tetapi wujud semuanya tergantung pada sebab
pertama (Tuhan). Kalau ada sesuatu yang putus hubungannya dengan sebab pertama,
maka wujud sesuatu itu akan lenyap.
- Analisa Kritis
Pemikiran-pemkiran Sayyid Ahmad Khan memang terlihat
modern, namun menurut kami gagal dalam implementasi ideologinya dalam
organisasi kampusnya. Pelembagaan gerakan tersebut justru menimbulkan dampak
dijadikannya pengajaran Islam tetap seperti cara tradisional. Pembaruan Sayyid
Ahmad Khan yang didasarkan pada penafsiran Islam sejalan dengan akal dan sains
kurang sukses meskipun sukses secara sosial.
Dari sini jelaslah bahwa Sayyid Ahmad
Khan tidak mempunyai kepentingan yang sejati dalam masalah kebangkitan
keagamaan. Ia hanyalah seorang tokoh yang ingin mengembangkan kesejahteraan
sosial serta ekonomi masyarakat muslim India, karena menurutnya dengan jalan
inilah suatu kemajuan dunia yang lebih baik akan tercipta. Mengenai hal seperti
ini ia sangat buta terhadap kenyataan bahwa tidak ada orang yang mencapai
kesejahteraan hidupnya meskipun dalam bidang materi, di bawah kekuasaan asing. Wallahu
a’lam
- Kesimpulan
Sayyid Ahmad Khan Merupakan seorang
figur seorang pemikir Islam India terbesar yang mengisi kesenjangan intelaktual
abad pertengahan dan periode modern. Ia termasuk salah seorang tokoh pemimpin kebangkitan
Islam abad ke-19 di Dunia Islam. Perananya sangat vital terhadap
kebangkitan kembali kaum Muslim India
dan Ia memperkenalkan kepada mereka liberalisme Barat dan pemikiran-pemikiran
bercorak rasional..
Sebagai langkah untuk membangkitkan kembali umat Islam, Sayyid Khan mengemukakan tiga langkah yang harus ditempuh : bekerjasama dalam bidang politik; (2) mengambil ilmu-ilmu kebudayaan Barat; (3) menafsir ulang Islam dalam bidang pemikiran. Gagasan untuk menjalin hubungan dengan negara Inggris dan menyingkirkan penolakan kaum muslimin terhadap kemajuan Barat mulai ia perjuangkan.
Perhatian
Sayyid Ahmad Khan terhadap pendidikan umat Islam memang besar, dan pengaruhnya
tidak terbatas dalam bidang pendidikan saja Ia mengembangkan
kesejahteraan sosial serta ekonomi masyarakat muslim India. Dua puluh tahun
terakhir 1877-98 adalah masa yang paling indah baginya, karena impianya
mendirikan perguruan tinggi terwujud, sebuah karya momumental sebagai bapak
pendidik.
Daftar
Pustaka
Ahmad, Azis. An Intelectual History Of Islam In India. Adiburg: Thi University
Press, 1969.
Ali
Abu, An-Nadawi. Pertentangan Alam Pikiran
Islam dengan Alam Pikiran Barat, Terjemahan Mahyudin Syaf. Bandung:
al-Ma’rif, 1995.
Ali,
Abdul Mukti. Alam Pikiran Islam Modern di
India-Pakistan. Bandung: Mizan, 1996.
Al-Bahy,
Muhammad. Pemikiran Islam Modern.
Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1986.
Esposito,
Jhon L. Ensiklopedi oxford Dunia Islam
Modern. Bandung: Mizan, 2001.
Khutabat-i Sir Sayyid.
Bad’un, 1931.
Nasution,
Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta:
bulan bintang, 1975.
Rahman,
Fazlur. Islam, Terjemahan Ahsin Muhammad. Bandung: Pustaka, 2000.
---------,
Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992.
Syafiq
A, A.Jaenuri Mughni. Islam dan Modernisme.
Surabaya: Usaha Nasional, tt.
Taufiqurrahman. Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Islam Abad Modern dan Kontemporer. Surabaya: Dian
Ilmu, 2007.
Http://miftachulmaayis-mybloog.
Blogspoot. Com. di akses pada tanggal 12 April 2012, Pukul 14.20 WIB.
[1] Harun Nasution,
Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: bulan
bintang 1975), hal 147
[2] Http://miftachulmaayis-mybloog. Blogspoot. Com.
di akses pada tanggal 12 April 2012, Pukul 14.20 WIB.
[3] Abu Ali An-Nadawi, Pertentangan Alam Pikiran Islam dengan Alam
Pikiran Barat, Terjemahan Mahyudin Syaf (Bandung: al-Ma’rif, 1995), hal 69.
[4] Jhon L. Esposito, Ensiklopedi oxford Dunia Islam Modern
(Bandung: Mizan, 2001), hal 46.
[6] Muhammad Al-Bahy, Pemikiran Islam Modern (Jakarta: Pustaka
Panji Mas, 1986), hal 48.
[9] Taufiqurrahman,
Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Islam
Abad Modern dan Kontemporer (Surabaya:
Dian Ilmu, 2007), hal 98.
[10] http://www.cis-ca.org/voices/k/syydkhn.htm
. Di akses tanggal 12 pada April 2012, pukul 14.40 WIB.
[12] Fazlur Rahman, Islam
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992), hal 347.
[13] Azis Ahmad, An Intelectual History Of Islam In India
(Adiburg: Thi University Press, 1969), hal 61.
[18] http://www.mail-archive.com/majelismuda@yahoogroups.com/msg01642.html
Di akses tanggal 12 pada April 2012, pukul 15.30 WIB.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pemikiran Modern Sayyid Ahmad Khan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*