Cerita Motivasi: Yang Besar Lebih Utama
Oleh: Tim Banjir Embun
MOTIVASI BANJIR EMBUN—Yang Besar Lebih Utama. Peristiwa sorak sorai suara
antusias terjadi pada saat pelajaran Fisika yang disampaikan oleh bu Guru
kepada siswa dan siswi SMP di wilayah pinggiran Kota. Ibu guru yang di hari
pertama kali mengajar di sekolah tersebut langsung membuat metode pembelajaran
yang berbeda.
Ia menggantikan sementara bu guru Fisika
yang lagi cuti hamil. Di hari pertama mengajar bu guru membawa sebuah ember dan
tiga kantor plastik yang penuh dan terlihat berat. Tentu para murid SMP
sekolah tersebut sangat penasaran.
Ketika bu guru memasuki kelas,
memperkenalkan diri, lalu memulai pelajaran tentang "Tekanan". Yakni, salah satu tema dari mata pelajaran fisika. Materi paling akhir sebelum ujian semester ganjil yang akan diberikan pada kelas VIII. Menerangkan tentang tekanan pada zat cair, gas, dan padat.
---www.banjirembun.com---
Sebelum ia menerangkan tentang materi
BAB tersebut. Terlebih dulu bu guru membuka satu kantong berisi beberapa batu yang
berukuran sekepal tangan orang dewasa. Ia memasukan satu persatu batu tersebut
pada ember, sehingga tampak permukaan ember tersebut penuh rata.
Lalu ia bertanya pada seluruh kelas, “Apakah ember ini sudah penuh?”
Serentak seluruh siswa di dalam kelas menjawab “Penuh!” Kemudian bu Guru
tersebut menambahi dengan tegas “Tidak, ember ini belum penuh.” Tak heran jika
beberapa siswa saling bertanya satu dengan yang lain apa maksud pernyataan bu
guru tersebut.
“Oke, akan saya buka kantong yang kedua, coba perhatikan!” bu guru
tersebut membuka kantong yang berisi kerikil-kerikil kecil. Ia lantas
menaburkan kerikil itu ke atas susunan batu di ember. Setelah kerikil agak menggunung, kemudian bu guru minta bantuan
pada dua siswanya untuk menggoyang-goyangan ember tersebut.
Akibat dari
goyangan yang dilakukan secara pelan membuat kerikil-kerikil itu masuk ke dalam celah-celah
bebatuan yang disusun acak di dalam ember. Akhirnya, seluruh kerikil bisa merasuk ke dalam celah-celah dan membuat permukaan ember penuh rata dengan batu
dan kerikil.
---Kirimkan karya tulis anda berupa apa saja ke email: banjirembun@yahoo.co.id---
“Apakah Ember ini sudah penuh?” tanya
lagi bu guru pada siswa-siswinya. Salah seorang siswi menjawab dengan tegas
“Belum!” walaupun ia tak yakin dengan apa yang ia katakan. Bu guru menjawab
“Bagus, benar sekali, ember ini belum penuh” Sambil terheran-heran para siswa
memandangi bu guru membuka kantong ketiga yang berisi pasir.
Ditaburlah
pasir-pasir tersebut ke atas ember. Kemudian dilakukan pengayakan (penggoyangan) seperti tadi. Akhirnya ember itu penuh rata berisi batu, kerikil, dan pasir. Para siswa terheran sambil menerawang isi ember transparan tersebut.
Setelah itu bu guru bertanya lagi “Apakah ember ini sudah penuh?” serentak seluruh
siswa menjawab belum. “Bagus, Pintar sekali, ember ini belum penuh.” Lalu ibu
guru menunjuk dua siswinya mengambil air di kamar mandi dengan timba.
Setelah
air tersebut datang ia menyiramkan air itu di atas ember, sehingga ember
tersebut penuh secara rata. Nampak isi ember itu berubah warna. Awalnya berwarna terang khasnya warna batu, kerikil, dan pasir berubah menjadi lebih gelap. Air tidak hanya membuat ember jadi penuh tapi juga membuat warna benda lain jadi tampak berbeda.
Pada akhirnya Bu guru menjelaskan nilai moral yang dapat ditemukan pada kegiatan tersebut. "Anak-anak dalam hidup ini kita harus mengutamakan yang besar, karena yang besar memiliki
tekanan yang jauh lebih kuat dalam kehidupan kita. Oleh karena itu untuk memperoleh yang
besar itu maka kita harus melakukan dan memprioritaskan hal-hal yang besar terlebih dahulu.
Hal itu dilakukan sebagai wujud ‘tekanan’ besar yang telah kita lakukan. Sebagai penyeimbang terhadap tekanan besar yang harus dihadapi dulu. Seperti halnya tekanan besar
yang telah dimiliki batu dalam demonstrasi tadi."
Salah satu siswa bertanya "Kenapa tidak memilih yang kecil dulu Bu?" Bu guru memberi jawaban "sebab bila mengutamakan hal-hal yang kecil maka hal-hal yang besar tidak akan mampu lagi dimasukkan dalam wadah kehidupan kita. Masalah-masalah kecil itu akan memenuhi kehidupan kita sehingga kita akan menjadi orang kecil. Orang yang hanya disibukkan urusan kecil sehingga lupa akan urusan besar."
"Seperti halnya bila pasir yang kita masukan terlebih dahulu ke dalam ember sampai penuh. Akibatnya batu-batu dan kerikil yang lebih besar tidak dapat dimasukan ke ember. Kecuali yang dimasukkan hanya air yang memiliki partikel-partikel lebih kecil dari pasir.
Jika kita hanya
memenuhi hal-hal kecil dalam hidup ini maka kita tak akan pernah bisa memasukan
hal-hal besar dalam kehidupan kita.” Bu guru tersebut memaparkan kandungan
nilai yang terdapat pada demonstrasi tadi.(BE/17/05/2012)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya: