Oleh: A. Rifqi Amin
1.
Pengertian Media
Pembelajaran
Sedangkan menurut Haryoso yang
dikutip oleh M. Mahbub dalam artikelnya bahwa media adalah segala bentuk yang
dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. Segala jenis dan bentuk tersebut merupakan sumber/ bahan yang
digunakan dalam bidang pendidikan untuk membantu dalam variasi proses
pembelajaran.[2]
Atau dengan kata lain media dalam proses pendidikan adalah media yang digunakan
sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
Media pembelajaran sering dipakai
saat guru bercerita, memberikan ice breaking, role play, game, memberikan tugas atau saat guru
sedang menerangkan materi pelajaran. Media pembelajaran bersifat dinamis dan
fleksibel, oleh karena itu Setiap guru sepatutnya mengadakan dan memperbaharui
media atau alat pembelajaran dalam sekolah
sesuai dengan tuntuntan zaman, tradisi, budaya serta kondisi pereseta didik
yang diajar. Media pembelajaran tidak hanya berkutat pada objek yang mempunyai
dimensi, akan tetapi sebuah program atau kegiatan bisa menjadi sebuah media
pembelajaran. Hal ini diperkuat pendapat Gerlach dan Ely yang dikutip oleh
Mudhoffir yang menyatakan bahwa “secara luas media dapat diartikan dengan
manusia, benda, ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk memperoleh
pengetahuan, ketertampilan, atau sikap.”[3]
Serta didukung oleh pendapat Azhar Arsyad bahwa media pembelajaran itu meliputi
“sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajeman yang berhubungan dengan
penerapan suatu ilmu”.[4]
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan
secara garis besar terdapat dua
pengertian tentang media, yaitu media
yang hanya sebuah alat (selain manusia) yang dapat di pegang, disentuh dan
diraba (mempunyai dimensi ) dan yang
kedua media tidak hanya sekedar alat yang berdimensi dan merupakan benda mati
saja, melainkan juga bisa diaplikasikan seperti kegiatan, sikap dan demonstrasi
(manusia terlibat sebagai media pembelajaran). Terjadinya sebuah perbedaan itu
sangat wajar, karena semua itu bertitik tolak pada paradigma individu terhadap
media, yaitu paradigma media sebagi objek atau paradigma media sebagai subjek
dalam proses pembelajaran. Dari beberapa pengertian tentang media pembelajaran
di atas dapat dipahami, penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran tidak
hanya mencakup alat yang dimanfaatkan oleh manusia saja, akan tetapi manusia
(orang lain) atau peristiwa-peristiwa (kegiatan) yang dilakukan oleh peserta
didik itu sendiri dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, di mana kegiatan
tersebut dapat menyentuh perasaan, lebih berkesan dan menambah pengalaman
peserta didik. maka sebagai acuan dalam
penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan pendapat yang kedua yaitu manusia
dapat terlibat sebagai media pembelajaran.
Media
pembelajaran tidak hanya bersifat mekanis yang mana memberikan efek secara
koginitif dan psikomtorik kepada siswa yaitu dari yang belum mengetahui menjadi
tahu, dari yang belum bisa melakukan menjadi bisa melakukan. Akan tetapi media pembelajaran dimanfaatkan juga untuk membantu
siswa dalam mengembangan kemampuan affective yaitu dari segi emosi,
perasaan dan kemampuan sosialnya untuk mempresepsikan lingkungan sekitarnya.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Oemar Hamalik bahwa media dapat digunakan
secara efektif untuk menunjang ketercapaian tunjuan intruksional khusus, baik
aspek kognitif maupun askpek afektif.[5]
Dan juga menurut Yusufhadi Miarso yang dikutip oleh R. Rahardjo yang menyatakan
bahwa media pembelajaran digunakan agar dapat merangsang pikiran, menyentuh
perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses pembelajaran pada diri siswa.[6]
Dapat peneliti simpulkan dari
pembahasan di atas, bahwa media pembelajaran tidak hanya terfokus pada segala
sesuatu yang ada di dalam kelas saja, akan tetapi segala bentuk kegiatan
(program kegiatan yang dilaksanakan) di sekolah atau luar sekolah baik yang
eksidental dan periodik atau program lunak (software) pada komputer yang
bisa dimanfaatkan di luar kelas dan di luar waktu jam sekolah oleh guru atau
peserta didik untuk merangsang kepekaan peserta didik agar lebih berkembang
dari segi koginitif, affektif, dan psikomotorik. Kesemuanya itu adalah media
pembalajaran yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan.
[1]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran:
Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2007), 161.
[2]M. Mahbub, “Media
Pembelajaran Dalam Konteks Pendidikan Internet Sebagai Media Pembelajaran”, http://One.Indoskripsi.Com/Node/9646,
4 Juni 2009, diakses tanggal 6 Juni
2009, pukul 19.08 WIB.
[3]Mudhoffir, Teknologi Instuksional: Sebagai Landasan Perencanaan
dan Penyusunan Progam Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 81.
[4]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : PT RajaGrafindo Presada, 2003), 7.
[5]Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi
Belajar-Mengajar Berdasarkan CBSA (Bandung:
Sinar Baru, 1991), 27.
[6]R. Rahardjo, ”Media Pembelajaran”, dalam Teknologi
Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, ed.
Yusufhadi Miarso (Jakarta: Rajawali, 1984), 48.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengertian Media Pembelajaran"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*