1.
Pengertian Proses
Pembelajaran
Pembelajaran di sini bukan sekedar
upaya untuk memberikan pengetahuan yang beroerientasi pada target penguasan
materi (siswa lebih banyak menghafal dari pada menguasai keahlian) yang
diberikan gurunya, akan tetapi juga memberikan sebuah pedoman hidup yang akan dapat bermanfaat bagi
dirinya dan manusia lainnya, pembelajaran
juga memberikan hiburan (eduatainment) kepada peserta didik agar bisa
menjalankan aktivitas pembelajaran dengan menyenangkan bukan karena
keterpakasaan.
Pernyataan tersebut
diperkuat oleh pendapat Ahmad Sabri dalam bukunya bahwa orang yang sudah melakukan
proses bembelajaran diharapkan akan bisa merasa lebih bahagia, lebih pantas
memanfaatkan alam sekitar, menjaga kesahatan, meningkatan pengabdian untuk
ketrampilan serta melakukan pembedaan (terdapat perbedaan keadaan antara
sebelum dan sesudah melakukan proses pembelajaran)
Istilah
pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar, yang mana
belajar-mengajar dan pembelajaran terjadi secara bersama-sama. Proses
pembelajaran dapat pula terjadi tanpa kehadiran guru atau tanpa kegiatan mengajar
dan belajar secara formal. Akan tetapi proses pembelajaran dapat dilakukan di
manapun dan kapanpun tanpa terikat formalitas lembaga pendidikan. Sedangkan
mengajar atau belajar secara formal yang dimaksud penulis dalam skripsi ini
yaitu meliputi segala hal yang guru lakukan di kelas atau di luar kelas dalam
suatu jam mata pelajaran atau di luar jam mata pelajaran yang masih ada ikatan
dengan peraturan sekolah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Wijaya Kusumah
dalam artikelnya bahwa Strategi dan pendekatan pembelajaran tidak lagi bertumpu
pada guru tetapi berorientasi pada siswa sebagai subyek (student centered).
Guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tanpa guru,
pembelajaran tetap dapat dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Wijaya Kusumah bahwasanya:
Kegiatan belajar bisa saja
terjadi walaupun tidak ada kegiatan mengajar. Begitu pula sebaliknya, kegiatan
mengajar tidak selalu dapat menghasilkan kegiatan belajar. Ketika Anda
menjelaskan pelajaran di depan kelas misalnya, memang terjadi kegiatan
mengajar. Tetapi, dalam kegiatan itu tak ada jaminan telah terjadi
kegiatan belajar pada setiap siswa yang Anda ajar. Kegiatan mengajar dikatakan
berhasil hanya apabila dapat mengakibatkan / menghasilkan kegiatan belajar pada
diri siswa. Jadi, sebenarnya hakekat guru mengajar adalah usaha guru untuk
membuat siswa belajar. Dengan kata lain, mengajar merupakan upaya menciptakan
kondisi agar terjadi kegiatan belajar.
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk
membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika
tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya
bisa berhasil jika si pembelajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar.
Seorang guru tidak dapat “mewakili” belajar untuk siswanya. Seorang siswa belum
dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan
dengan guru yang sedang mengajar. Ada satu syarat mutlak yang harus dipenuhi
agar terjadi kegiatan belajar. Syarat itu adalah adanya interaksi antara
pebelajar (learner) dengan sumber belajar. Jadi, belajar hanya terjadi
jika dan hanya jika
terjadi interaksi antara pebelajar dengan sumber belajar. Tanpa terpenuhi
syarat itu, mustahil kegiatan belajar akan terjadi.
Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang. Inilah
yang merupakan sebagai inti proses pembelajaran. Perubahan teresebut bersifat;
1. Intensional, yaitu perubahan yang terjadi karena pengalaman atau praktek
yang dilakukan, proses belajar dengan sengaja dan disadari, buka terjadi karena
kebetulan, 2. Positif-aktif, perubahan yang bersifat positif-aktif. Perubahan
bersifat positif yaitu perubahan yang bermanfaat sesuai dengan harapan pelajar,
disamping menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih baik dibanding sebelumnya,
sedangkan perubahan yang bersifat aktif yaitu perubahan yang terjadi karena
usaha yang dilakukan pelajar, bukan terjadi dengan sendirinya, 3. Efektif
fungsional, perubahan yang bersifat efektif yaitu dimana adanya perubahan yang
memberikan penaruh dan manfaat bagi pelajar. Adapun yang bersifat fungsional
yaitu perubahan yang relatif tetap serta dapat diproduksi atau dimanfaatkan
setiap kali dibutuhkan. Teori pembelajaran tidak saja berbicara tentang bagaimana peserta didik
belajar, tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain yang mempengaruhi peserta didik secara
psikologis, biologis, antropologis, dan sosiologis.
Dapat penulis
simpulkan dalam pembehasan di atas bahwasanya terjadinya perubahan menjadi
lebih baik pada diri siswa tidak hanya disebabkan oleh faktor penyampaian
materi pembelajaran oleh guru yang baik dan mudah dicerna oleh peserta didik,
akan tetapi perubahan itu murni dari kehendak peserta didik itu sendiri. Oleh
karena itu tugas pendidik dalam proses pembelajaran adalah menjadikan peserta
didik mau dan mampu belajar secara efektif dan efesian (tepat sasaran). Dan
media pembelajaran adalah sarana yang cukup meringankan tugas guru untuk proses
pembelajaran.
Kusumah, ”pemanfaatan sumber”, diakses tanggal 6 Juni 2009,
pukul 19.34 WIB.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengertian Proses Pembelajaran"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*