PENELITIAN
KEPUSTAKAAN
(LIBRARY
RESEARCH)
Oleh:
A. Rifqi Amin
A.
Ciri Khusus Penelitian
Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Kepustakaan atau Riset Kepustakaan meskipun
bisa dikatakan
mirip tapi sebenarnya berbeda dengan istilah studi kepustakaan di salah satu
BAB (biasanya berada di BAB II) dalam laporan hasil penelitian (skripsi). Umumnya
istilah Studi Kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh sebagian ahli
penelitian. Diantara istilah lain studi kepustakaan yang dikenal adalah kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, landasan
teori, telaah pustaka (literature review)
dan tinjuan teoritis.
Penelitian Kepustakaan merupakan
jenis penelitian kualitatif yang pada
umumnya tidak terjun ke lapangan dalam pencarian sumber datanya. Penelitian Kepustakaan merupakan metode
yang digunakan dalam pencarian data, atau
cara pengamatan (bentuk observasi) secara mendalam
terhadap tema yang diteliti untuk menemukan ‘jawaban sementara’ dari masalah yang
ditemukan di awal sebelum penelitian ditindaklanjuti. Dengan kata lain
Penelitian kepustakaan merupakan metode dalam pencarian, mengumpulkan dan
menganalisi sumber data untuk diolah dan disajikan dalam bentuk laporan
Penelitian Kepustakaan.
Yang
dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya
berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah
maupun yang belum dipublikasikan. Contoh-contoh penelitian semacam ini adalah
penelitian sejarah, penelitian pemikiran tokoh, penelitian (bedah) buku dan
berbagai contoh lain penelitian yang berkait dengan kepustakaan .
Menurut Mardalis
Penelitian Kepustkaan salah satunya bertujuan untuk mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan
perpustakaan, seperti: buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah
sejarah dan lain-lainnya. Pada hakekatnya data yang diperoleh dengan penelitian
perpustakaan dapat dijadikan landasan dasar dan alat utama bagi pelaksanaan
penelitian lapangan. Masih menurut Mardalis, penelitian ini dikatakan juga
sebagai penelitian yang membahas data-data sekunder.
Namun I Made Wirartha berpendapat
lain, menurutnya “Penelitian kepustakaan dapat dilakukan di perpustakaan atau
di tempat lain selama ada sumber bacaan yang relevan.”
Penelitian tidak hanya metode mengumpulkan data saja, tetapi perlu aspek-aspek
lain seperti rumusan masalah, landasan teori/kajian pustaka, analisis data, dan
pengambil kesimpulan guna menemukan keutuahan dalam hasil penelitian. Ditinjau
dari ruang lingkupnya perbedaan penelitian lapangan dengan penelitian
kepustakaan adalah penelitian lapangan lebih sedikit dari penelitian lapangan.
Selain itu penelitian kepustakaan merupakan kajian literatur yaitu menelusuri
penelitian yang terdahulu untuk dilanjutkan atau dikritisi sehingga penelitian
tidak dimulai dari nol.
Penelitian
jenis ini salah satunya memuat beberapa gagasan atau teori yang saling
berkaitan secara kukuh serta didukung oleh data-data dari sumber pustaka.
Sumber pustaka sebagai bahan kajian dapat berupa jurnal penelitian ilmiah,
disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian ilmiah, buku teks yang dapat
dipertanggungjawabkan asal usulnya, makalah, laporan/kesimpulan seminar,
catatan/rekaman diskusi ilmiah, tulisan-tulisan resmi terbitan pemerintah dan
lembaga-lembaga lain. Beberapa data-data pustaka tersebut dibahas secara
mendalam dan teliti, dalam rangka sebagai pendukung atau penentang gagasan atau
teori awal untuk menghasilkan kesimpulan.
Selain
bersumber dari teks bentuk cetak yang berupa tulisan atau catatan-catatan yang
berupa huruf dan angka, penelusuran pustaka dapat juga melalui bentuk piringan
optik, melalui komputer atau data komputer. Dengan kata lain
penelitian kepustakaan bisa juga dalam bentuk digital. Dan bias juga bersumber dari film (hasil rekaman), gambar, dokumen, dan arsip-arsip
sejarah. Kesimpulan penelitian kepustakaan salah satunya dapat diperoleh dengan
cara mengumpulkan data/informasi dari berbagai sumber pustaka kemudian diolah
dan disajikan dengan cara baru untuk memperoleh kepentingan yang baru.
Penelitian
pustaka hendaknya dilakukan dimulai dari infromasi yang umum, baru kemudian
diperoleh dari informasi yang lebih spesifik. Penelitian kepustakaan
sebaiknya menggunakan sumber acuan pustaka yang menggunakan sumber primer,
berasal dari hasil laporan penelitian ilmiah, seminar hasil penelitian, dan
jurnal-jurnal penelitian. Sumber atau referensi
primer adalah referensi yang didapat langsung dari sumber aslinya, bukan
pendapat dari sumber primer yang dikutip oleh orang lain dalam sebuah karya
tulis. Sehingga akan nampak keontetikan hasil karya tulis tersebut, karena
lebih dekat dengan ‘sesuatu’ yang akan diteliti tersebut, atau dengan kata lain
mencari objek penelitian kajian pustaka dari sumber pertamanya atau tangan
pertama yang belum mengalami pencampuran dari sumber ke dua atau tangan ke dua.
Hampir semua penelitian memerlukan studi pustaka.
Walaupun orang sering membedakan antara riset kepustakaan dan riset lapangan,
keduanya tetap memerlukan penelusuran pustaka. Perbedaan utamanya hanyalah
terletak pada fungsi, tujuan
dan atau kedudukan studi pustaka dalam masing-masing riset tersebut. Dalam
riset pustaka, penelusuran pustaka lebih daripada sekedar melayani
fungsi-fungsi persiapan kerangka penelitian, mempertajam metodelogi
atau memperdalam kajian teoretis. Riset pustaka dapat sekaligus memanfaatkan
sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya tanpa melakukan riset lapangan.
B.
Contoh Judul dan
Permasalahan Penelitian Kepustakaan
1.
Contoh Judul Penelitian
Kepustakaan
Penulis
membedakan judul Penelitian Kepustkaan ke dalam berbagai fokus penelitian;
diantarnya adalah fokus ke dalam bidang pendidikan, pemikiran, bedah buku dan
konstitusi, analisis (peran) tokoh, sejarah, dan studi kepustakaan
konsep-konsep yang (akan atau ideal) untuk dijalankan di kehidupan masa depan.
Berikut adalah contoh – contoh judul penelitian Kepustakaan yang penulis olah
sendiri, penulis cari di Perpustakaan STAIN Kediri dan Internet:
a.
PANDANGAN BERAGAMA DAN POLITIK
KYAI HAJI HASYIM ASY’ARI (1871-1947)
b.
PERANAN HARUN NASUTION DALAM PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DI INDONESIA
c.
PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN
d.
ISLAMISASI
KURIKULUM DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM BERDASARKAN PEMIKIRAN
HASAN LANGLUNGLUNG
e.
KAJIAN WACANA
ISLAM PEMBEBAS OLEH CENDIKIAWAN MUSLIM INDONESIA PADA MASA ORDE BARU
f.
SEJARAH PERAN
PONDOK PESANTREN DAN SURAU DALAM PENDIDIKAN MASA PRA KEMERDEKAAN (1908 -1945)
2.
Permasalahan dalam
Penelitian Kepustakaan
Biasanya
dalam penelitian kepustakaan memiliki permasalahan teknis yang berkaitan dengan
pencarian sumber data, pengumpulan data, dan dalam menganalisis data. Hal ini bisa terjadi karena terjadi
kesenjangan jarak dan waktu antara peneliti dan sumber penelitian. Sehingga
dalam pemilihan tema atau bahkan judul sering dijumpai kendala, misalnya tema
tersebut sangat menarik diteliti sebagai penguat atau penolak teori yang sudah
ada.
Biasanya dalam mencari referensi yang sesuai dengan judul sangat sulit
ditemukan. Dan dalam pencarian sumber data
primer sangat sulit untuk mengaksesnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa membuat
tema (judul) lebih mudah dari pada mencari sumber datanya, terutama sumber data
primer. Karena
dalam penelitian kualitatif bisa terjadi pergeseran bahkan berbeda total antara
teori awal yang menjadi modal awal peneliti dengan temuan data. Sehingga
judul/tema penelitian harus tunduk pada data yang ditemuikan.
Berikut
beberapa kesalahan atau permasalahan yang mungkin dilakukan saat melakukan
Telaah Pustaka:
- Terlalu rakus dalam
mengumpulkan Pustaka
Terlalu
fokus mencari dan menelusuri dapat menyebabkan
menyebabkan peneliti tidak mulai menulis laporan penilitian bahkan
mungkin membuat fokus pada topik penelitian menjadi berubah. Langkah yang ideal
adalah kumpulkan bahan pustaka, baca dan dilanjtukan dengan menelaahnya.
- Sumber Pustaka kurang
terpecaya
Biasanya
sumber pustaka yang bisa dikatakan kurang ‘memuaskan’ adalah terutama bila
menemukan sumber dari Internet atau buku/jurnal yang merupakan hasil
terjemahan. Seringkali sumber internet
dapat diakses dalam waktu terbatas.
Karena itu, sangat penting mencatat tanggal saat mengakses pustaka
tersebut. Pada beberapa kasus, makalah/penelitian
yang ditulis dan diterbitkan di internet tidak benar-benar dapat ditelusuri
penanggungjawabnya. Langkah yang paling baik adalah menghubungi penulisnya
(misalnya melalui e-mail).
- Minimnya wawasan tema yang
diteliti
Minimnya
wawasan dan keterbatasan peneliti dalam memaknai data bisa terjadi karena peneliti sangat minim
dalam membaca literatur-literatur ilmiah, terutama yang berkaitan dengan tema
penelitian. Minimnya wawasan membaca bisa menyebabkan terjadinya salah
pemahaman (presepsi) dalam menganalisa sumber data penelitian. Misalnya
peneliti ingin menggali peristiwa sejarah perkembangan peran pondok pesantren
dan surau dalam dunia pendidikan pada masa pra kemerdekaan. Namun peneliti
belum memahami runtutan sejarah mulai awal berdirinya pondok pesantren di
indonesia sampai awal masa kemerdekaan. Sehingga ini akan menyebabkan hasil
penelitian yang miskin analisis.
- Sistematika pembahasan tidak
tersistem dengan baik
Peneliti
hanya mengumpulkan literatur-literatur yang sesuai dengan tema, kemudian menggabungkan
menjadi satu. Tapi tanpa mengadakan analisa lebih lanjut mana sumber data
otentik yang bisa untuk dikembangkan dan mana sumber data sekunder sebagai
tambahan untuk dijadikan penjelas. Sehingga ini akan menyebabkan hasil
penelitian yang semakin melebar (bias) dan bisa terjadi ketidak fokusan dalam
membahas. Riset pustka bukanlah hanya sekedar urusan membaca kemudian mencatat
literatur melainkan suatu metode yang terperinci dan teliti.
C.
Variabel, Teori dan
Hipotesis dalam Penelitian Kepustakaan
- Variabel Penelitian Kepustakaan
Variabel merupakan unsur, aspek, dan
bagian tertentu dari judul/tema/masalah
penelitian. Dalam
penelitian kualitatif variabel bersifat tidak baku (kaku).
- Teori Penelitian Kepustakaan
Sub BAB teori penelitian kepustakaan menjelaskan tentang berbagai teori
yang didapat, kemudian dianalis dan dikembangkan dalam format pemikiran
penulis/peniliti lalu dikritisi atau sebaliknya didukung.
- Hipotesis dalam Penelitian Kepustakaan
Perumusan hipotesis adalah salah satu komponen
sangat penting dalam sebuah penelitian. Hipotesis menyatakan hubungan (tema/judul) apa yang digali atau ingin diteliti. Hipotesis adalah keterangan
sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu hipostesis dalam penelitian Kepustakaan
harus ada, sebelum pencarian pustaka (sumber data) dilakukan, untuk membuka
asumsi awal agar peneliti mempunyai modal awal sebelum penelitian tindak
lanjut.
D.
Pengumpulan Data,
Analisis Data, dan Penyusunan Laporan.
- Pengumpulan Data Penelitian Kepustakaan
Penelitian
kualitatif dalam penggalian data harus secara mendalam (seakar-akarnya). Dalam
melakukan pengumpulan data, peneliti harus tunduk (disesuaikan) dengan jenis
penilitian. Karena penelitian kepustakaan merupakan jenis
penelitiain kualitatif maka biasanya sumber data utamanya adalah manusia dan
benda-benda empiris yang sesuai dengan tema penelitian.
Berdasarkan sumber buku Mestika Zed
(2008:81) metode penelitian kepustakaan
Edisi 2, untuk membantu dalam penelitian dengan riset kepustakaan atau bagaimana mencari referensi
yang tepat adalah sebagai berikut :
1. Miliki ide umum
tentang topik penelitian
2. Cari informasi
pendukung
3. Pertegas fokus
(perluas/persempit) dan organisasikan bahan bacaan
4. Cari dan temukan
bahan yang diperlukan
5. Reorganisasikan bahan
dan membuat catatan penelitian (paling sentral)
6. Review dan perkaya
lagi bahan bacaan
7. Reorganisasikan
lagi bahan/catatan dan mulai menulis.
- Analisis Data Penelitian Kepustakaan
Penelitian Kualitatif merupakan jenis penelitian yang kaya dengan analisis
data untuk memaknai sumber data yang telah ada, salah satunya menggunakan
reduksi data kemudian melakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakan logika,
estetika, dan etika.
Nilai
pustaka ditentukan oleh sifat kebaruan pustaka dan luasnya publikasi pustaka.
Internet memungkinkan pencarian informasi berkait dengan topik menjadi sangat
mudah. Informasi (data) tersedia dalam berbagai format, oleh karena itu
dalam memilih sumber
pustaka harus teliti
sesuai
dengan tema
penelitian. Sumber pustaka disusun dari
yang nilainya paling tinggi adalah:
1. Jurnal Ilmiah
2. Makalah/Prosiding
Konferensi/Seminar
3. Working Paper
4. Publikasi Pemerintah
5. Thesis dan Disertasi (tidak
dipublikasikan)
6. Buku Teks
7. Bahan Referensi: Ensiklopedia,
Kamus.
- Penyusunan Laporan
Dalam penyusunan laporan kualitatif harus sistematis atau runtut dalam
‘menceritakan’ (memaparkan) datanya, sehingga terjadi kesinambungan antara dari
BAB pertama sampai BAB terakhir. Seperti halnya membuat novel, yang mana
terjadi kesatuan integral cerita antara dari paragraf pertama hingga terakhir.
Mardalis, Metode Penelitian - Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
28.
Terimakasih tlah sudi berbagi ilmu
BalasHapuskalau judulnya "analisis kesesuaian antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan silabus kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa arab di madrasah tsanawiyah purwokerto" itu termasuk penelitian pustaka atau lapangan?
BalasHapuskuanti
Hapusterima kasih
BalasHapusTerimakasih penjelasannya, bahasanya sangat mudah dipahami.
BalasHapusklo penelitian kepustaan punya pke intsrumen atau nggak sihh
BalasHapusSaya minta kerangka penelitian studi pustaka atau contoh penulisan penelitian studi pustaka
BalasHapusSaya bisa minta kerangka penelitian studi pustaka dan contoh penulisan penelitian studi pustaka, terimakasih
BalasHapusterima kasih pak Rifqi Amin.
BalasHapusmau tanya, apakah dalam kepustakaan juga membenarkan wawancara dalam mengumpulkan data?
mohon penjelasannya pak.
Tq
BalasHapusKalau judulnya tentang konsep mendidik anak berdasarkan tokoh Islam Ibnu Khaldun. Termasuk pembelian Pustaka juga?
BalasHapusjudul itu termasuk penelitian kepustakaan.
HapusContoh judul penelitian kepustakaan bertatap sekolah dasar
BalasHapusTerima kasih..
BalasHapusBoleh minta sumber referensinya gan?
BalasHapus